Senin, 11 Mei 2015

Suryo Widodo_Tugas ke-5 Tipologi Budaya

Nama               :Suryo Widodo
Kelas               : PMI IV
Tipologi Budaya Bisnis
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau jenis. Dan budaya menurut Koentjaraningrat yaitu keseluruhan sistem gagasn,tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di miliki manusia dengan belajar.[1]
Sedangkan bisnis menurut Raymond E. Glos yaitu seluruh kegiatan yang di organisasikan oleh orang-orang yang bekecimpung di dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.[2]
Jadi Tipologi budaya bisnis yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang tipe atau jenis kebiasaaan di kehidupan dalam melakukan sebuah perniagaan yang bertujuan untuk memperbaiki standar serta kualitas dalam hidup mereka.

ZUYIN ARWANI_TUGASEKOLOGI_PMI

TOR PRAKTIKUM SITU GEDE SUMEDANG
FENOMENOLOGI BENCANA STRUKTURAL DAN KULTURAL DAN DAMPAK AKIBAT PEMBANGUNAN  SITU GEDE SUMEDANG
DOSEN PEMBIMBING:
1. Dr. Tantan Hermansah, M.Si
2. Muhtadi, M.Si
Oleh :
Zuyin Arwani (1112054000020)
A.    LATAR BELAKANG
Pembangunan pedesaan di Indonesia sering menjadi sorotan baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Sorotan ini muncul karena berbagai praktek penyelenggara pembangunan pedesaan seringkali diciptakan oleh program atau proyek dari pusat (top down). Desa dianggap sebagai ajang berbagai pelaksanaan program dan proyek pembangunan sektoral, regional, inpres, atau sebagai sub system dari pembangunan daerah dan nasional. Model top down ini sering sekali tidak berkelanjutan, karena model ini banyak menimbulkan perubahan atau pergantian kelembagaan di desa agar sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan pembangunan. Akibatnya, inisiatif dan peran serta masyarakat desa itu sendiri terabaikan.

TOR Praktikum Mata Kuliah Ekologi Manusia_PMI6

Nama : Dwiko Maxi Rianto     1112054000029
            Syachul Hamdi          1112054000022

TERM OF REFERENCE (TOR)
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN
MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

Penanggung Jawab Kegiatan    : 1. Dr. Tantan Hermansah, M.Si
                         2. Muhtadi, M.Si
Pemandu                : Mang Asep Kabayan
Tema         : Proyek Bendungan dan Kesejahteraan Masyarakat
Judul        : "Pengaruh Proyek Bendungan Jatigede Sumedang TerhadapKesejahteraan Masyarakat"

LATAR BELAKANG
Lokasi proyek pembangunan Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung mencakup Daerah Aliran Sungai Kab.Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Brebes Jawa Tengah. Rencana letak DAM Proyek Pembangunan Waduk Jatigede terletak di Kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Adapun lahan yang dibutuhkan seluas 4.891,13 ha yang meliputi 5 (lima) kecamatan atau 26 (dua puluh enam) desa.

TOR Praktikum Mata Kuliah Ekologi Manusia_PMI6

TERM OF REFERENCE (TOR)
PRAKTIKUM MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
Oleh: Lilis Okviyani (1112054000002) Dan  Faisal Amin ( 1112054000017)
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (VI)
Penanggung Jawab Kegiatan          : 1. Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
2. Muhtad, M.Si
Tema:
" Efek dari Pembangunan Waduk Jati Gede terhadap Kelangsungan Hidup dan Kultur Masyarakat Darmaraja dan Sekitarnya".
A.    Latar Belakang
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat.

Ekologi manusia_PMI 6_ TOR

Nama              : Diqu Zarobi Alfadia             (1112054000015)         
                          Dwiki Handika                     (1112054000033)
TOR (TERM OF REFERENCES)
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
Penanggung Jawab Kegiatan          : 1. Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
                                                              2. Muhtad, M.Si
A.    TEMA
" Dampak  Pembangunan Waduk Jati Gede Terhadap Masyarakat dan Kebudayaan sekitar ''
B.     METODELOGI
Jenis Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif.
Tempat : Kampung Babakan, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumdang Jawa Barat.
Waktu  : Kamis s/d Minggu, 14-17 Mei 2015
Teknik Pengumpulan Data : Observasi dan wawancara tokoh masyarakat dan Informan.
C.    HIPOTESIS:

tugas TOR Nurlaila dan Bungawati

Nurlaila (1112054000027)
Bungawati  ( 112054000032 )
TOR (TERM OF REFERENCES)
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
MAHASISWA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

Penanggung Jawab Kegiatan          : 1. Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
                                                              2. Muhtadi, M.Si
Pemandu                                            : Mang Asep Kabayan
Pembentukan Model Jaringan Irigasi Terhadap Masyarakat Jati Gede

A.    Latar Belakang
Pembangunan pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang dalam pelaksanaannya selalu melibatkan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial. Artinya bahwa pendekatan terhadap hakikat pembangunan bersifat perpaduan antara segi ekonomi dan segi sosial. Dari segi fisik, pembangunan melibatkan sumber daya lahan yang menuju tumpuan hidup penduduk, dan dari segi sosial, bahwa pembangunan melibatkan penduduk sebagai tenaga kerja maupun objek penerima dampak seperti harus berpindah tempat kerena tergusur.

Tugas TOR Nabhan & Ariane Sarah

Term Of Reference (TOR)
Praktikum Mata Kuliah Ekologi Manusia
Oleh: Arianne Sarah & Raden Ahmad Nabhan
A.    Tema Penelitian :
Budaya Magis dan Ekologi
B.     Judul Penelitian :
"Kebertahanan Budaya Magis Masyarakat Situs Jati Gede dalam Wacana Ekologi"
C.     Metodologi Penelitian:
1.      Jenis Penelitian:
Menggunakan metodologi kualitatif, yang berdasarkan paradigma fenomenologi dengan objektivitas situasi atau keadaan tertentu yang dialami dalam kehidupan.

RIZKY ARIF SANTOSO_TUGAS 7_TIPOLOGI BUDAYA BISNIS MASYARAKAT

NAMA            : RIZKY ARIF SANTOSO
KELAS           : PMI 4
NIM                : 1113054000001

TIPOLOGI BUDAYA BISNIS MASYARAKAT
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981). Budaya merupakan sebuah kata yang terdiri dari budi dan daya. Budaya juga bisa diartikan sebagai suatu aktifitas adanya interaksi antara dua orang atau lebih yang menghasilkan pola pikir yang baru dan menghasilkan budaya yang baru pula.
Memahami perbedaan budaya menjalankan bisnis antar negara bukan hanya melintasi wilayah, tapi juga budaya. Budaya dari satu negara berbeda dengan budaya dari negara lain apalagi budaya yang terdapat di wilayah lokal sendiri. Dan karena yang dihadapi dalam bisnis adalah manusia yang juga memiliki budaya sendiri. Seorang pebisnis harus bisa memahami perbedaan budaya yang ada antara dirinya dan partner bisnisnya. Tiga komponen budaya yang paling penting yang berkaitan dengan transaksi bisnis adalah : Bahasa, Agama, dan Tipe dasar budaya.

Mir'atun Nisa_PMI 4_Tugas ke-5_tepologi Budaya Bisnis Masyaraka

.
Pengertian Tipologi merupakan suatu masyarakat yang memilik kepribadian bermacam–macam. Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lainnya. Para ahli beranggapan bahwa manusia itu memiliki banyak variasi, tetapi untuk dapat memahami manusia yang bermacam–macam tersebut, maka dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada pendekatan tipologis beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia itu banyak, tetapi variasi tersebut memiliki komponen dasar yang hampir sama. Sehingga dominasi komponen – komponen dasar tersebut dilakukan untuk menggolongkan manusia ke dalam tipe – tipe tertentu.

Jamillah_Pmi4_Tugas ke-5_Tipologi Budaya Bisnis Bangsa

TIPOLOGI BUDAYA BISNIS BANGSA
 
v  Perngertian Budaya Dan Bisnis

Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. (Menurut Koentjaraningrat budaya )
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.(Wilkipedia)
Jadi, dengan kata lain Budaya Bisnis adalah Nilai dan keyakinan yang tidak tertulis yang di lakukan dalam bisnis

sarah fauziah audina_PMI 4_tugas ke 5_Tipologi Budaya Bisnis Masyarakat

Tipologi Budaya Bisnis Masyarakat
Budaya  adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia[1]

Ajeng dwi rahma putri_Tipologi budaya bisnis masyarakat

Nama               : Ajeng dwi rahma putri
Nim                 : 1113054000019

Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). Kebudayaan adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat menentukan ketentuan- ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakata tersebut.

Tugas TOR Ekologi Manusia_PMI6

Nama              : Labib Faishal Ariq             ( 1112054000003 )
                          Ayu Triana                          ( 1112054000011 )
TOR (TERM OF REFERENCES)
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
Penanggung Jawab Kegiatan          : 1. Dr. Tantan Hermansah, M.Si
                                                              2. Muhtadi, M.Si
Tokoh Mayarakat                             : Mang Asep Kabayan
Tema
"Dampak Adanya  Pembangunan Waduk Jatigede Terhadap Permasalahan Sosial di Masyarakat Sekitar"
METODOLOGI
Jenis Penelitian yang kami gunakan di lapangan dengan menerapkan metode Deskriptif Kualitatif. Tempat yang akan kami kunjungi dalam praktik lapangan kali ini bertempat di Kampung Babakan, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat. Penelitian yang kami lakukan bertepatan pada hari Kamis 14 Mei 2015 sampai dengan Minggu 17 Mei 2015. Mengenai teknik dalam pengumpulan data kami melakukan observasi dan wawancara secara mendalam kepada tokoh masyarakat atau kepada informan ahli yang benar-benar mengetahui secara luas kawasan tersebut.

Tugas TOR ekologi Manusia_PMI6

NAMA : INDAH KURNIAWATI (1112054000028)
                IDHA CHUSAINI (1112054000007)
PENGARUH PEMBANGUNAN WADUK JATI GEDE TERHADAP EKOSISTEM GLOBAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT  CIPAKU, SUMEDANG JAWA BARAT  
A.    Latar Belakang
Pembangunan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang telah direncanakan sejak 50 tahun lalu namun pembangunannya telah berlangsung melalui liku-liku yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dianut bangsa Indonesia dan tidak sejalan dengan kepentingan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal yang ada di sekitar bendungan. Berbagai keberatan atas proses dan bentuk pembangunan bendungan tersebut sudah banyak disampaikan oleh berbagai pihak, secara terang-terangan maupun tersembunyi. Apabila bendungan Jatigede dioperasikan dan difungsikan sesuai dengan rencana, maka akan terjadi penenggelaman dan penghilangan pusaka warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya yang memiliki potensi dampak besar terhadap kehidupan berbudaya dan spiritualitas bangsa Indonesia. Secara spiritual dan cultural akan menjaga, melestarikan, dan mengkokohkan identitas Kesundaan sebagai salah satu pilar Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kampung adat dan kabuyutan adalah kristalisasi dari rasa dan karsa masyarakat lokal yang menjadi symbol dan identitas batinnya dalam kiprah nyata pergaulan nasional maupun global, oleh karenanya untuk membentengi penetrasi budaya negatif non lokal/ asing, keberadaan kampung adat dan kabuyutan menjadi penting dalam kaitannya dengan Revolusi Mental. Saat ini informasi yang beredar di berbagai media adalah hanya sebatas masalah ganti rugi lahan saja padahal terdapat beberapa masalah yang lebih penting.
Pembangunan Waduk Serbaguna Jatigede untuk irigasi dan pencegah banjir itu akan berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitarnya dan ekosistem secara global. Pembangunan proyek ini akan menenggelamkan lima kecamatan dan 30 desa. Dampak pembangunan bendungan itu Pertama, sekitar 70.000 jiwa akan kehilangan tempat tinggal dan lahan garapan, 1.200 hektare hutan milik Perhutani akan lenyap, puluhan situs sejarah akan tersapu, serta hilangnya potensi hasil bumi yang cukup besar.
Kedua, hilangnya lahan subur dan turunnya produksi pertanian. Dampak negatifnya tidak saja menyangkut aspek geologi dengan adanya struktur tanah patahan berpotensi bencana dan rawan gempa, tetapi juga terhadap potensi sumber daya alam, budaya, sosial, dan lainnya.
Ketiga, bendungan itu membutuhkan lahan seluas 4.892 hektare di mana seluas 3.696 hektare merupakan lahan milik penduduk. Dari luas lahan itu hampir 3.200 hektare merupakan lahan subur bagi pertanian, sehingga mengancam produksi beras di Kabupaten Sumedang berkurang sekitar 80.000 ton per tahun.
Keempat, dari luas DAS Cimanuk 360.000 hektare, 47% merupakan lahan kritis yang merupakan daerah hulu Sungai Cimanuk yang menjadi suplai air untuk
bendungan.
Kelima, dampak terhadap lingkungan. Ribuan spesies tumbuhan dan hewan, akan ikut amblas sebelum sempat terinventarisasi. Karakter tanah dan hutan sekitar Jatigede yang unik, tentu menyimpan kekayaan alam berupa flora dan fauna sangat beragam. Bendungan diduga berkokntribusi sebanyak ¼ proses pemanasan global (WCD) karena gas metan dan karbondioksida yang dihasilkan.
Keenam, dampak Sosial. Hilangnya budaya lokal, dan tenggelamnya puluhan situs bersejarah, terutama yang berkaitan dengan sejarah sumedang. Ketujuh, dampak lainnya adalah potensi konflik di daerah relokasi, pelanggaran HAM, masalah pemindahan penduduk. Sejarah proses pemindahan penduduk secara keseluruhan sangat buruk melihat dari kasus bendungan yang lain, contoh kasus di India dimana banyak penduduk berakhir di pemukiman kumuh tanpa mendapatkan kehidupan yang layak. Perubahan budaya, cara hidup termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup menjadi tidak terjamin. Contoh nyata pemindahan masyarakat pada proyek pembangunan Kedungombo ke tempat yang tidak subur sama sekali membuat petani tidak dapat memenuhi kehidupannya.
 
B.     Metodelogi
Teknik yang saya lakukan adalah dengan cara penelitian kualitatif
1.      Wawancara dengan objek yang ada
2.      Mengambil data dari studi pustaka
3.      Observasi secara langsung
4.       Dokumentasi dengan objek
C.     Hipotesis Pemandu
Masalah Budaya dan Spiritual akibat pembangunan waduk jadi gede:
1. Lebih dari 25 Situs Cagar Budaya terancam rusak/ ditenggelamkan, Situs melekat pada koordinat tempatnya, tidak bisa direlokasi atau dipindah.
2.   Situs- situs Cagar Budaya merupakan bagian dari keyakinan spiritual masyarakat setempat sehingga jangan sampai Tragedi Mbah Priuk terjadi di Jatigede.
3.   Tragedi Dam Rasi Salai di Thailand dapat terjadi Jatigede, masyarakat berdiri dihadapan bendungan pada saat peresmian penggenangan sehingga Pemerintah Thailand akhirnya membatalkan penggenangan.
2.   Masalah Geologi akibat pembagunan waduk jadi gede :
Lokasi bendungan berada di daerah soft geology yang rawan/ labil karena berada pada lempeng/ sesar aktif Baribis, pergerakan lempengnya setiap saat dapat menyebabkan ambrolnya bendungan. Potensi bencana geologis dengan resiko terbesar dalam sejarah Indonesia harus dipertimbangkan dengan acuan sebagai berikut:
a.       Bendungan Jatigede apabila digenangi secara penuh dan ambrol sangat membahayakan, 1 milyar m3 air bisa tumpah dan menimbulkan Tsunami bagi masyarakat di hilir bendungan. Situ Gintung volumenya 1 juta m3 sehingga apabila Jatigede Ambrol dampaknya 1000 kali Jebolnya Situ Gintung.
b.      Ambrolnya Bendungan Banqiao di China tahun 1975 telah menewaskan 231.000 Jiwa, jangan sampai kejadian tersebut terjadi di Indonesia.
c.       Sudah ada uga/ ramalan dari leluhur bahwa apabila Bendungan Jatigede digenangi sampai menenggelamkan situs- situs cagar budaya maka akan membangunkan "Keuyeup Bodas" yang akan menjebol bendungan. Mithos "Keuyeup Bodas" secara geologi diyakini berkaitan erat dengan Lempeng Aktif Baribis yang secara kasat mata dapat dilihat sangat dekat dengan fisik bendungan Jatigede, masyarakat menyebutnya Bukit Pareugreug.
d.      Bencana yang ditimbulkan akibat pergerakan lempeng aktif adalah Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dimana Lempeng Hindia bertubrukan dengan Lempeng Burma yang menimbulkan gempa lebih dari 9 skala richter.
3.   Masalah Lingkungan ditimbulkan akibat pembangunan waduk jadi gede:
Terdapat 1389 Hektar Hutan Perhutani dihuni oleh sekitar 810.000 pohon dengan berbagai keanekaragaman hayatinya yang terancam akan ditebang karena lokasinya persis di depan fisik bendungan. Sangat ironis membangun bendungan penampung air namun justru akan menebang ratusan ribu pohon yang berfungsi sebagai sumber air. Tidak mengherankan apabila di musim kemarau banyak bendungan yang mengalami kekeringan;
5.      Masalah Sumber Daya Alam akibat pembangunan jati gede:
 Kekayaan keanekaragaman hayati daerah genangan Jatigede sangat baik terdiri dari pertanian (Sawah Subur minimal dua kali panen, banyak yang tiga kali), peternakan sapi dan domba, perkebunan, tanaman hortikultura, tanaman obat, perikanan air tawar dan lainnya. Kabuyutan Cipaku seharusnya menjadi contoh Desa Mandiri karena merupakan desa agraris yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri / "Self Suistained Village". Jangan sampai menenggelamkan yang sudah baik dan mengejar yang belum tentu baik.
6.      .Masalah Sosial yang ditimbulkan akibat pembangunan waduk jati gede:
 Bendungan merusak tatanan sosial dan budaya masyarakat yang sudah terbentuk di kampung buhun Kabuyutan Cipaku yang merupakan Desa Mandiri, self sustained village yang seharusnya menjadi contoh desa di Indonesia;
7.      Masalah Ekonomi yang ditimbulkan akibat pembangunan waduk jati gede :
 Lebih dari 16.000 Kepala Keluarga yang saat ini mendiami daerah genangan bendungan akan kehilangan rumah dan mata pencahariannya sehingga berpotensi menambah kemiskinan di Indonesia;
8.      Masalah Sedimentasi :
Saat ini Sungai Cimanuk sedang sakit karena terjadi erosi dibagian hulunya sehingga arus sedimentasi yang sangat tinggi akan memperpendek umur bendungan juga akan memperpendek umur turbin PLTA;
9.      Masalah Efektifitas Bendungan:
 Lahan pertanian di hilir bendungan semakin berkurang karena alih fungsi Lahan di hilir bendungan yaitu Daerah Pantura telah menjadi kawasan pabrik, industri, perumahan, jalan tol, bandara, dan lainnya;
10.  Masalah Konflik Agraria:
Terdapat beberapa konflik agraria yang masih belum terselesaikan diantaranya:
a.       Lebih dari 12.000 komplain masyarakat yang teridentifikasi oleh BPKP yang harus diselesaikan oleh Pemerintah dari mulai pembebasan lahan yang salah/ kurang/ belum di bayar, salah klasifikasi lahan, dan lainnya.
b.      Pembebasan tanah tahun 1982 – 1986 masyarakat hanya menerima 1/14 dari total pembayaran yang seharusnya karena seharusnya dibayarkan per meter persegi namun yang diterima per bata/ per tumbak (1 bata = 14 m2) sehingga masyarakat menganggap pemerintah baru membayar uang muka sebesar 1/14 atau sekitar 7%, dan setelah 30 tahun tidak ada realisasi maka transaksi batal (banyak masyarakat yang masih menganggap tanah dan rumah adalah milik mereka sendiri sehingga patok atau plang tanah milik negara pun dicabut).
c.       Untuk pembebasan tanah dan bangunan setelah tahun 1986 pembayaran telah selesai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d.      Pemerintah harus menggelontorkan dana APBN yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah- masalah tersebut di atas.
e.       Tahapan kegiatan praktikum
D.        Tahapan kegiatan praktikum
Tahapan praktikum ekologi manusia
Uraian kompentisi
Tahapan pertama
 
Melakukan pendekatan serta bersosialisasi dengan warga dan masyrakat setempat serta pendekatan dengan tokoh masyarakat kemudian sambil mengenali lingkungan serta budaya yang berada di wilayah tersebut.
Tahapan kedua
 
Melakukan wawancara dengan warga untuk mendapatkan data yang kami butuhkan yakni mengenai situ gede, bendungan, dan ketahanan dan kerawanan pangan. Selain melakukan wawancara kami juga melakukan diskusi kecil dengan mengundang warga serta mengenali gambaran umum mengenai wilayah tersebut.
Tahapan ketiga
Melakukan praktikum manajemen PMI
Tahapan keempat
Laporan tertulis
 

Cari Blog Ini