Rabu, 23 Maret 2016

M Fadlil H_Definisi penelitian Dan Manfaatnya_tugas 1

Nama    : Muhamad Fadlil Hidayat

Nim      : 11140530000066

Kelas    : MD 4A

 

Berikut ini adalah Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli :

 

  1. Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper & Emory, 1995)
  2. Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta  baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)

Metode Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

 

A.     Manfaat penelitian bagi peneliti:

 

1.       Dapat mengidentifikasi suatu masalah atau fakta secara sistematik,

Penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam memecahkan suatu masalah baik, bagi para peneliti maupun orang-orang atau instansi yang menerapkan hasil penelitian tersebut.

2.       Dapat mengetahui sistem kerja object yang diteliti

Manfaat penelitian bagi peneliti yang dilakukan terhadap suatu objek, kita dapat mengetahui dengan jelas bagaimanakah sistem kerja dari object-object yang menjadi sample penelitian. Dengan demikian, akan dapat memudahkan sistem operasional dari object tersebut.

3.       Menambah keyakinan dalam pemecahan suatu masalah

Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan akan sangat membantu dalam menentukkan kebijakan-kebijakan atau keputusan, yang nantinya akan diambil dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi.

4.       Meningkatkan hubungan kerjasama antar team

Penelitian yang dilakukan secara berkelompok tentu saja dapat mempererat kerjasama antar sesama anggota dari team tersebut. Setiap anggota memiliki peranan yang saling terkait dengan anggota lainnya, sehingga akan tercipta rasa bahu-membahu dalam menyelesaikan penelitian tersebut.

5.       Melatih dalam bertanggung jawab

Hasil dari sebuah penelitian nantinya harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar hasil tersebut dapat bermanfaat bagi yang lainnya. Untuk itu para peneliti harus bekerja keras agar hasil dari penelitian mereka sesuai dengan yang mereka harapkan.

 

6. Dapat memberikan rekomendasi tentang kebijakan suatu program

 

7. Menambah wawasan dan pengalaman

Dengan adanya sebuah penelitian, diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para peneliti sendiri maupun bagi yang lainnya.

 

B.      Manfaat penelitian bagi lembaga :

Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga itu sendiri.

 

C.      Manfaat penelitian bagi masyarakat yaitu :

dapat membantu untuk memberikan rekomendasi bagi suatu kebijakan, program yang dicanangkan oleh sebuah dinas atau instansi maupun kelompok masyarakat. Dimana hal tersebut dapat meningkatkan kinerja dari para pelaksana program.

 

Mereka akan lebih yakin untuk bekerja karena telah ada bukti-bukti yang menjurus pada program yang sedang dilaksanakan.

 

I.          Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.

 

II.          Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. 

 

Dengan demikian, metodelogi analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

M Fadlil H_Penelitian Lembaga Dakwah Madrasah Darus-Sunnah_tugas 2

Nama   : Muhamad Fadlil Hidayat

Nim     : 11140530000066

Kelas   : MD IV A

 

MADRASAH DARUS-SUNNAH

(6 Tahun Setingkat Tsanawiyah & Aliyah)

 

Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pak Tantan khususnya selaku dosen pengampu "Metodelogi Penelitian Dakwah" yang telah memberikan kesempetan kepada penulis untuk menganalisis MADRASAH DARUS-SUNNAH sebagai objek lembaga dakwah, umumnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas ini. Adapun laporan yang dapat penulis buat, sebagai berikut :

 Pondok MADRASAH DARUS-SUNNAH adalah pondok pesantren setara tsanawiyah-aliyah yang memfokuskan pengajarannya dengan pengkajian kitab kuning. MADRASAH DARUS-SUNNAH terletak di belakang fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN syarif hidayatullah lebih tepatnya berada di jl sd inpres no. 11 pisangan barat. Dikepalai oleh Al-ustadz A. Ubaydi Hasbillah, LC,MA dibawah asuhan Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

 Berdirinya pondok MADRASAH DARUS-SUNNAH ini dilatar belakangi dengan rasa perihatinnyadengan pengkajian kitab kuning di berbagai banyak pesantren, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Kementrian Agama Republik Indonesia tentang urgensi pondok pesantren menunjukan bahwa kualitas pengajian kitab kuning di banyak pesantren semakin merosot. Sekarang juga banyak pesantren yang tidak lagi membuka Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Melainkan sekolah menengah umum kejuruan. Apabila keadaan ini dibiarkan, maka suat saat di Indonesia tidak ada lagi ulama. Saat itulah kehanacuran islam di Indonesia datang.

Selain itu, berbekal berbekal pengalaman 17 tahun mengelola Darus-Sunnah Institute For Hadith Sciences yang memfokuskan kepada pengkajian kitab kuning, Yayasan Wakaf Darus-Sunnah mulai tahun ajaran 1435-1436 H/2014-2015 M membuka MADRASAH DARUS-SUNNAH ditempuh selama 6 tahun (setingkat Tsanawiyah-Aliyah). Adapun visi dan misi  didirikannya MADRASAH DARUS-SUNNAH ini untuk mengkader ulama sejak usia dini, mengkader ulama yang mengusai ilmu-ilmu agama islam, menguasai kitab kuning, berakhlak mulia, dan memiliki semangat untuk berdakwah, menyelenggarakan pendidikan yang syamil (holistik) di sekolah dan peesantren selama enam tahun berbasis teori dan praktik.

MADRASAH DARUS-SUNNAH memiliki kekhasan tersendiri dalam mendidik dan mengajarkan kepada para santrinya, kekhasan tersebut : Intergrated Curriculum (pendidikan terintegritas) : pembelajaran diberikan secara holistik, berkaitan, dan berkesinambungan di Madrasah (sekolah) dan di asrama (pesantren), Habitual Curriculum (pembiasaan nilai-nilai) : santri diajarkan materi ajar yang bersifat teoritik dan praktik untuk kemudian dibiasakan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-harinya, Active Learning (partisipatif/sorogan) : santri dilibatkan dalam proses pembelajaran dan penamaan nilai, Multiple Intelligences : santri ditumbuh kembangkan potensi kecerdasannya, Life Skills and Vocational Action : santri dibekali keterampilan dan keahlian yang kompetitif, Billingual : santri mampu berkomunikasi dan berkarya dalam bahasa Arab dan Inggris.

Materi yang diajarkan kepada santrinya yaitu : Pendidikan Agama Berbasis Kitab Kuning seperti Al-qur'an (tafsir, tajwid, tahfidz dan nagham). Hadis dan ilmu hadis (tahfidz hadis, musthalah, takhrij, dan fahmul hadis). Akidah (ahlusunnah wal jamaah). Akhlak. Fikih (fikih madzhab, fikih uqaran, ushul fiqh, dan qawaid fiqhiyyah). Ilmu bahasa Arab (nahwu, sharaf, balaghah) dan menghafal beberapa kitab kuning. Sirah nabawiyyah (tarikh islam dan sejarah). Praktik ibadah dan dakwah. Pend. Agama Berbasis Sains dan Teknologi (Kurikulum Nasional). Pendidikan Berbahasa Asing(Arab dan Inggris). Bimbingan Karya Ilmiah. Pendidikan Ekstrakurikuler.

Semuanya itu diharapkan santri setelah mengenyam pendidikan selama enam tahun dapat menguasi ilmu agama dengan basis kitab kuning, mampu berbahasa Arab dan Inggris, memilki hafalan Al-qur'an dan Hadis, istiqamah berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan ayat-ayat Al-qur'an dan Hadis Rasulullah SAW, memilii komitmen yang tinggi untuk berdakwah sesuai dengan tuntunan ayat-ayat Al-qur'an dan Hadis Rasulullah SAW

tugas ke 3

M FAHMI NURDIN

1113054000023

PMI 6

EKOLOGI MANUSIA

TUGAS KE_3

A.    Kasus (Bencana Longsor Yang Terjadi Didesa Purwabakti Pamijahan Bogor)

Puluhan bangunan di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, rusak. Tapi, tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi akibat hujan deras yang turun sejak siang hingga malam pada Kamis 19 November 2015. "Bangunan rumah yang rusak akibat longsor ada 23 rumah. Sedangkan, tempat ibadah ada 2 dan 1 kantor desa rusak berat," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Budi Aksomo di Bogor, Jumat (20/11/2015). Titik lokasi longsor tersebar di beberapa kampung, yaitu Kampung Cikudamulya RT 01/05 sebanyak 12 rumah rusak, Kampung Cipamuputan RT 04/04  sebanyak 4 rumah rusak, di Kampung Panday RT 01/04 dan Kampung Campedak RT 03/04 masing-masing 1 rumah rusak. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI/Polri serta unsur masyarakat masih mengevakuasi korban dan membersihkan material longsoran. (Sumber Liputan6.com)­­

Tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran dari material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor bermula air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah tersebut akan menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya pohon-pohon, yang dimana pohon juga berfungsi untuk menahan tanah agar tidak longsor.

B.     Refleksi

Terjadinya bencana alam disekitar kita sangatlah perlu ditanggapi dengan serius, karena terjadinya bencana alam menyebabkan kerugian yang cukup banyak, baik dari kerugian materi, maupun fisik. Dan terlebih tidak jarang bencana alam banyak merenggut nyawa manusia. Bencana longsor contohnya, bencana alam yang saya angkat dalam tugas ini mungkin sangat sering terjadi di Indonesia khususnya, karena wilayah Indonesia sendiri yang banyak sekali dataran tinggi dan rendah yang bervariasi. Hal ini menjadi sangatlah mungkin terjadinya bencana alam longsor. Akan tetapi ada factor lain yang menyebabkan terjadinya bencana longsor, setidaknya ada 2 faktor penyebab yang sangat kuat, diantaranya,

·         Faktor alam, penyebab Kondisi geologi, batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi. Penyebab Iklim, curah hujan yang tinggi di daerah tersebut. Keadaan topografi, lereng yang curam. Keadaan air, kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis. Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, atau getaran lalu lintas kendaraan di sekitarnya.

·         Faktor manusia, pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng. Kegagalan struktur dinding penahan tanah. Penggundulan hutan. Sistem pertanian yang kurang memperhatikan keamanan irigasi.

Melihat hal demikian, setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan guna mencegah bencana tanah longsor, yang diantaranya lewat masyarakat disekitar dataran tinggi yang rumahnya rawan terkena longsor. Mereka harus merawat pepohonan disekitar agar ketika hujan besar datang, tanah dapat ditahan oleh akar-akar dari pepohonan yang berada di tebing. Oleh karena itu cara merawat pepohonan tersebut dengan tidak menebangnya secara habis, dan perlunya penanaman kembali jika ada pepohonan yang ditebang untuk kebutuhan.

ade fauzan_tugas 3_bencana yng diakibatkan oleh manusia

NAMA           : ADE FAUZAN

NIM                : 1113054000036

MATA KULIAH_ EKOLOGI MANUSIA

Pencemaran lingkungan

Semua bencana alam yang terjadi di bumi ini tidak lain pasti penyebabnya manusia itu sendiri, seperti halnya pencemaran kepada lingkungan yang diakibatkan oleh banyak sekali faktor bisa dari sampah-sampah yang di buang ke sungai dan kali, asap-asap kendaraan dan pabrik yang sering kali mengeluarkan bahan-bahan yang bisa mematikan. Sekarang ini banyak sekali bahan makanan yang mengandung zat-zat berbahan kimia seperti halnya beras, beras yang di tanam di atas tanah yang menggunakan pupuk-pupuk berbahan kimia, belum lagi yang menggunakan pupuk terlalu berlebihan hanya karena hasil panen yang bagus, mungkin bagus di lihat oleh mata tapi buruk intuk kesehatan. Kembali lagi ke pencemaran Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.

Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Selain itu ada juga karbon monoksida dan karbon dioksida yang mengakibatkan hawa menjadi pengap dan naiknya suhu permukaan bumi, karbom monoksida dapat meracuni dan mematikan mahluk hidup.

  Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.

Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel.

Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres[1]

 

ade fauzan_tugas 3_bencana yang di akibatkan oleh manusia

NAMA           : ADE FAUZAN

NIM                : 1113054000036

MATA KULIAH_ EKOLOGI MANUSIA

Pencemaran lingkungan

Semua bencana alam yang terjadi di bumi ini tidak lain pasti penyebabnya manusia itu sendiri, seperti halnya pencemaran kepada lingkungan yang diakibatkan oleh banyak sekali faktor bisa dari sampah-sampah yang di buang ke sungai dan kali, asap-asap kendaraan dan pabrik yang sering kali mengeluarkan bahan-bahan yang bisa mematikan. Sekarang ini banyak sekali bahan makanan yang mengandung zat-zat berbahan kimia seperti halnya beras, beras yang di tanam di atas tanah yang menggunakan pupuk-pupuk berbahan kimia, belum lagi yang menggunakan pupuk terlalu berlebihan hanya karena hasil panen yang bagus, mungkin bagus di lihat oleh mata tapi buruk intuk kesehatan. Kembali lagi ke pencemaran Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.

Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Selain itu ada juga karbon monoksida dan karbon dioksida yang mengakibatkan hawa menjadi pengap dan naiknya suhu permukaan bumi, karbom monoksida dapat meracuni dan mematikan mahluk hidup.

  Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.

Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel.

Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres

 

Rafi Fajrin_Tugas 3_Banjir di Kota Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap penyebab banjir yang kerap melanda Ibu Kota. Sebabnya adalah keberadaan kulit kabel yang menyumbat saluran pembuangan air.

"Polisi sudah mulai lihat. Sebenarnya dari 2014 sudah ketemu, makanya waktu itu kita pikir sudah bersih, tapi ternyata ada lagi," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (29/2/2016).

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan mengatakan berdasarkan koordinasi dengan kepolisian, mereka belum pernah menerima adanya laporan kehilangan kabel.

 

Petugas kebersihan menata bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Mereka (polisi) belum ada menerima laporan apa pun," kata Teguh di tempat sama.

Oleh sebab itu, Teguh menambahkan, pihaknya menggandeng Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya untuk menyelidiki apakah kulit kabel itu sengaja dibuang atau ditinggalkan begitu saja.

"Sudah ditangani oleh Krimsus. Mudah-mudahan segera terungkap," ujar Teguh.

Sebelumnya, Rabu, 18 Februari 2016, Ahok mengaku menemukan 'biang kerok' banjir di jalan utama Ibu Kota seperti Jalan Sudirman, Thamrin, Medan Merdeka, dan kawasan depan Istana Merdeka. Bukti itu didapat saat petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menangani banjir.


 

Petugas kebersihan mengumpulkan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Ahok mengambil ponsel pintarnya dan menunjukkan beberapa foto hasil pengerjaan petugas PPSU. Dari situ diketahui banyak bekas kulit kabel yang menumpuk di saluran air, sehingga mengganggu drainase.

"Gila nih. Siapa yang masukin kulit kabel listrik gitu banyak dalam got? Sama kayak kasus Fatmawati," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat, 26 Februari 2016.

Foto tumpukan kabel itu ditemukan di saluran depan kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ahok tak habis pikir kulit kabel itu menumpuk di satu lokasi yang sama.

 

 

 

Refleksi :

Seringkali banjir menghampiri kota Metropolitan yang semakin padat ini, tentunya terdapat cukup banyak penyebabnya, dimulai dari sampah yang dibuang sembarangan dan kurangnya tanaman dan pohon-pohon yang mampu menyerap air lebih banyak serta kurangnya biopori di setiap lini dan sudut-sudut kota ini. Berbeda halnya dengan penyebab banjir yang terjadi di Ibu Kota Jakarta pada Februari 2016 kemarin, penyebab banjir tersebut dikarenakan banyaknya kulit kabel yang menyangkut di dalam got/saluran air yang berada tepat di depan saluran kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sudah tidak asing bagi kita warga Jakarta yang hampir setiap tahunnya dikunjungi air ini, akan tetapi hal baru terjadi ketika ada benda yang menyangkut di saluran air yaitu kulit kabel yang menumpuk sehingga mengganggu drainase, tentu saja hal ini menjadi topik hangat pembicaraan di kota ini bulan lalu. Gubernur DKI berpendapat bahwa kejadian ini adalah sabotase dari pihak atau oknum yang mencoba ingin menggagalkan program-program pemerintah DKI yang ingin mengatasi banjir.

Sebagai Ibu Kota Negara ini, menurut saya perlu adanya ide yang mampu mengurangi bencana banjir ini dari para pemerintah dan masyarakat kota Jakarta tentunya, karena tanpa kesadaran masyarakat tidak akan ada artinya program atau ide yang dilaksanakan oleh pemerintah DKI, misalnya pemerintah membuat lubang biopori raksasa di setiap titik rawan banjir di Kota ini dan masyarakat pun ikut membantu program ini dengan membuat lubang biopori di lingkungan atau depan tempat mereka tinggal, saya rasa ini solusi yang cukup baik untuk Kota ini. Dan jika semua lapisan masyarakat sudah mempunyai kesadaran untuk bersama membuat lubang biopori dan mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya pasti kota ini akan sedikit mengurangi dari bencana banjir yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri.

Sebagaimana pula Allah berfirman dalam Surat Ar-Ruum ayat 41-42 bahwasannya ""Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Q.S. Ar Rum (30) : 41-42)".

Semoga dengan sudah cukup banyaknya bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia, kesadaran masyarakat kota dan negeri ini semakin bertambah akan pentingnya menjaga lingkungan.

Nur Muhaimin_Tugas 3_ kerusakan alam akibat ulah manusia

Nama   : Nur Muhaimin

Nim     : 1113054000008

Bencana Alam yang Disebabkan Oleh Manusia

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, badai tropis, angin topan, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Namun tidak semuanya disebabkan oleh alam. Ada beberapa diantaranya terjadi karena ulah manusia itu sendiri, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Semakin tingginya teknologi, semakin kita acuh kepada lingkungan di sekitar, dan ini menyebabkan tingginya kerusakan terhadap alam sekitar yang mengacu kepada bencana alam yang terjadi sekarang di kota-kota besar.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata

Dalam Al-Quran di jelaskan yang Artinya : "Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan dimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (QS Ar Rum : 41-42). Dari firman ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa sesungguhnya apa yang telah kita perbuat khususnya terhadap lingkungan itu akan kembali pada diri kita pribadi.

Salah satu contoh konkrit kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia sendiri adalah Sungai Citarum yang merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat ini terkena pencemaran akibat polusi air limbah pabrik dan banyaknya sampah rumah tangga yang dibuang ke Sungai Citarum, pencemaran sungai itu saat ini semakin parah, yakni mencapai sekitar 47,1%. Kadar bakteri e-coli di Sungai Citarum mencapai 50.000/100 ml, yang berasal dari limbah industri dan limbah domestik dari masyarakat (Sumber Pusair tahun 2006), demikian Ketua Kelompok Kerja Komunikasi Air (K3A), Dine Andriani kepada pers dalam diskusi tentang masalah pencemaran air di Kota Bandung, Kamis (07/12).

Dikatakannya, di Jawa Barat terdapat sebanyak 235.000 pabrik dari berbagai industri. Dari jumlah keseluruhan itu, 750 pabrik di antaranya memproduksi air limbah yang dikembalikan ke perairan bebas.

Untuk mencegah tingkat pencemaran yang tinggi pemerintah seharusnya membuat peraturan yang ketat untuk persoalan pembuangan limbah dan pembuangan sampah di sungai. Selain itu perlu adanya pengajaran tentang cara-cara merawat dan memelihara alam kepada masyarakat agar tidak membiasakan perilaku-perilaku yang dapat merusak lingkungan yang berakibat pada manusia sendiri, Serta pentingnya kesadaran pribadi yang dapat menjadikan kebiasaan buruk dalam memperlakukan alam tidak menjadi kebiasaan lagi.

 

 

sumber:

 

Milva susanti_tugas 3_Kebakaran Hutan Di Indonesia

        Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rentan terhadap bencana kebakaran hutan. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang harus benar-benar memperhatikan solusi tentang kebakaran hutan itu sendiri. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia didominasi terjadi di Kalimantan dan Sumatra. Kebakaran hutan di Indonesia juga menyebabkan dara di Indonesia menjadi semakin tercemar, bahkan bukan hanya Indonesia yang merasakan dampaknya, negara tetangga seperti Malaysia, Singapura hingga Thailand pun ikut merasakan akibat dari kebakaran hutan di Indonesia.
Kebakaran hutan di Indonesia sebernarnya disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor ulah tangan manusia. Dalam sebuah rubrik publik diberitakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia benar-benar didominasi oleh dibakar dengan sengaja oleh para investor yang mempunyai kepentingan tersendiri. Dalam sebuah rubrik yang bersumber dari detik.com diberitakan sebagai berikut:
Penyebab Kebakaran Hutan Terungkap?
Rakyat semakin resah dan pemerintah semakin tertekan untuk temukan jalan keluar dari masalah asap. Di Kalteng untuk bakar satu hektar hutan hanya perlu izin ketua RT. Sanksi bagi perusahaan besar juga mulai diterapkan.
Indonesien Waldbrände in Süd Sumatra
Terungkap fakta bahwa menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No.15 tahun 2010. Di Kalimantan Tengah, untuk membakar hutan seluas maksimal satu hektar orang hanya perlu izin ketua RT. Demikian laporan detik.com. Sementara untuk membuka lahan dengan cara membakar hutan seluas satu sampai dua hektar, hanya cukup izin dari lurah atau kepala desa.

        Dilaporkan juga, Pemprov Kalimantan Tengah mengizinkan masyarakat membakar hutan secara tertib untuk membuka lahan. Setelah ada bencana kebakaran hutan yang berujung kabut asap, Pergub yang memuat izin membakar hutan itu akan direvisi. "Pergub Nomor 15 Tahun 2010, tentang diperbolehkan membakar lahan kini dalam pengendalian. Sekarang sedang saya proses revisi," kata Penjabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo saat dihubungi detikcom, Jumat (23/10).

Mengapa api sulit dipadamkan?

        Sementara itu juga semakin sering dipertanyakan, mengapa api sulit dipadamkan, padahal sudah melibatkan bantuan dari negara-negara lain. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar membenarkan, kebakaran sulit dipadamkan karena baik di Kalimantan maupun Sumatera, titik api berada pada kedalaman tiga sampai lima meter di bawah tanah. Inilah karakteristik tanah gambut, jika sudah terbakar.

''Dipadamkan di atas sudah mati, ternyata di bawah itu ada rongga yang isinya bara api,'' demikian diterangkan Menteri LHK di kompleks Istana Kepresidenan (Selasa, 6/10). Siti Nurbaya Bakar menambahkan, kondisi tersebut yang menyebabkan kepulan asap masih saja terjadi padahal kobaran api sudah mereda.

        Asap kini sudah meluas sampai ke Thailand, yang biasanya tidak terjangkau asap dari kebakaran hutan Indonesia. Di Thailand selatan kini sekolah-sekolah ditutup. Selain kehidupan sehari masyarakat, asap dari Indonesia juga menyebabkan kerugian besar bagi sektor pariwisata Thailand, mengingat sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan akibat kabut asap.

Sanksi terhadap perusahaan yang terkait

        Sejauh ini pemerintah telah mendaftar 413 perusahaan yang diindikasi melakukan pembakaran hutan di lahan seluas 1,7 juta hektar. Demikian keterangan Siti Nurbaya Bakar. Perusahaan-perusahaan itu kini melalui proses klarifikasi dan verifikasi. Sejauh ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan sanksi administratif kepada 10 perusahaan yang terkait pembakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dua di antaranya dicabut izin perusahaannya. Menurut Menteri LHK, langkah itu berdasarkan hasil penyelidikan satgas khusus pengawasan kebakaran lahan dan hutan sejak 22 September. Demikian keterangan yang diberikan Senin (19/10)

        Sepuluh perusahaan tersebut berada di wilayah Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Semua akan dikenai sanksi administratif yang dibagi dalam tiga kategori.

Rakyat butuh dukungan pemerintah

        Rakyat di Sumatera dan Kalimantan yang sudah menderita kabut asap selama berbulan-bulan semakin membutukan sokongan pemerintah. Sejumlah pihak bahkan mendesak pemerintah untuk menyatakan situasi ini sebagai krisis. Pasalnya kini ratusan ribu warga mengalami dampak kesehatan akibat asap.

        Permintaan tolong kepada pemerintah juga disampaikan lewat media sosial. Kalau pemerintah tidak bisa matikan asap, dimohon pemerintah memberi sokongan dana bagi warga yang harus pergi ke dokter karena sakit akibat asap.
sumber: w.dw.com

Refleksi

        Jika dihubungkan dengan kajian ekologi, kebakaran hutan jelas merupakan kasus yang merusak ekologi di Indonesia. Ekologi hutan, ekologi udara dan ekologi manusia merupakan yang paling besar terkena dampaknya. Bencana yang sebenarnya disebabkan oleh tangan manusia ini dapat ditanggulangi atau dicegah bila semua pihak menyadarinya. Sebagai negara yang kaya akan hutannya pemerintah seharusnya meneliti lebih jauh tentang Pergub yang berlaku seperti berita di atas sehingga tidak ada lagi pembolehan dalam pembakaran hutan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu dan merugikan rakyat Indonesia itu.
        Selain itu, pemerintah juga seharusnya telah memiliki sanksi tegas bagi oknum-oknum yang dengan sengaja membakar hutan-hutan di Indonesia sehingga Indonesia tidak lagi mengalami bencana kebakaran hutan. Namun bukan hanya pemerintah, masyarakat pun sebenarnya memiliki peran penting dalam pencegahan bencana kebakaran hutan ini. Masyarakat yang tinggal di wilayah dekat hutan juga seharusnya dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mengawasi oknum-oknum pembakar hutan ini. Lebih dari itu, seharuanya oknum-oknum yang notabene-nya juga merupakan rakyat Indonesia ini juga seharusnya sadar bahwa mereka sebenarya telah diperalat oleh para pemilik modal yang serakah tanpa memikirkan kependtingan khalayak ramai/masyarakat Indonesia itu sendiri.

        Jika semua lapisan masyarakat Indonesia sudah tumbuh kesadarannya dalm menjaga lingkungan terutama hutan, saya yakin bahwa bencana kebakaran hutan di Indonesia akan dapat teratasi dan Indonesia dapat menjadi negara yang ramah lingkungan serta damai sejahterah. Karena peran penting dalam penyelamatan ekologi itu sendiri datangnya bukan hanya dari pemerintah, namun jyga dari masyarakatnya. Karena Masyarakat yang mencintai ekologi nya itu akan menuai hasil dari sikalnya itu sendiri.

NUR SYAMSIYAH_PMI 6_EKOLOGI MANUSIA_BENCANA YANG DISEBABKAN OLEH MANUSIA_TUGAS 3

Bencana yang disebabkan oleh manusia

Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.[1]

Bencana alam ada yang memang akibat mekanisme alam. Namun, tak tertutup kemungkinan ada pula bencana yang dipicu ulah manusia yang merusak lingkungan. Mungkin dengan niat yang baik, yaitu atas nama kemajuan atau kemakmuran, tapi akibatnya adalah kebalikannya. Berikut ini adalah bencana alam yang terjadi akibat kecerobohan, ketamakan, atau minimnya pemahaman manusia terhadap lingkungannya. Untuk yang satu ini sih tidak perlu banyak dijelaskan, bukan? Bencana yang bermula pada bulan Mei 2006 masih terus berlangsung. Kabarnya semburan lumpur bercampur gas tetap akan berlangsung selama 30 tahun. Semburan lumpur panas selama bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia.[2]

Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta. Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung. Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo "sudah" memasang casing 30 inci pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inci pada 1.195 kaki, casing (liner) 16 inci pada 2.385 kaki, dan casing 13 3/8 inci pada 3.580 kaki (Lapindo Press Release ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3.580 kaki sampai ke 9.297 kaki, mereka "belum" memasang casing 9 5/8 inci yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan formasi Kujung (8.500 kaki).

Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici).

Setelah kedalaman 9.297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.

Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri. Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.[3]

Abidin_PMI 6_mengindentifikasi bencana alam yang diakibatkan manusia_Tugas 3

Abidin PMI 6 

1113054000005


Mengindentifikasi Bencana Alam yang diakibatkan oleh Ulah Manusia

Pemanasan Global (Global Warming)

 

  "Panas banget ya hari ini!" Seringkah kita mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar kita ataupun dari diri kita sendiri? kita tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita,  tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global).

Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.

Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institutmenyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.

Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan "Bayangan Panjang Peternakan", laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.

Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.

 

Analisis

Dari sumber yang saya dapatkan di sebuah situs Internet, pemanasan global saat ini sangatlah sungguh terasa sekali dampaknya. Dari tahun ke tahun suhu permukaan bumi mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan. Peningkatan suhu ini sendiri terjadi akibat manusia yang tidak bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya sehingga bumi suhunya menjadi meningkat. Pemanasan global ini sendiri merupakan peningkatan suhu rata – rata permukaan bumi.

Banyak sekali penyebab pemanasan global. Diantaranya yaitu yang dilakukan oleh manusia yang setiap harinya melakukan kerusakan kerusakan alam yang ada di bumi. Makin panasnya bumi kita ini juga disebabkan langsung oleh gas gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Manusia ini sendiri merupakan contributor dari terciptanya gas – gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pertenakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik pabrik modern, pertenakan dan masih banyak lagi.

Selain itu, Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.

Di zaman modern seperti saat ini, banyaknya kendaraan mobil dan motor serta kendaraan yang lainnya yang juga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Setidaknya dalam setiap hari di DKI Jakarta hampir kurang lebih 10 juta unit kendaraan berlalu  lalang di jalan raya. Terutama untuk kendaraan sepeda motor yang setiap harinya bertambah di jalan – jalan raya ibukota. Ruang terbuka hijau yang semakin berkurang dari setiap tahunya juga membuat jakarta semakin panas. Pembangunan banyak dilakukan di mana – mana yang menjadikan pohon – pohon yang sudah besar dan bisa menyerap karbondioksida serta bisa menghasilkan oksigen kini sudah ditebang sampai habis rata dengan tanah dan aspal beton hanya karna untuk kepentingan pembangunan umat manusia dan tanpa menanamnya kembali pohon yang sudah ditebang tersebut.

Cerminan atau refeksi dari diri saya sendiri dari bencana alam pemanasan global ini sendiri yaitu dengan cara meminimalisir sekecil mungkin pengeluaran gas karbondioksida atau efek rumah kaca sehingga bisa sedikit mengurangi beban panas yang ditanggung oleh bumi ini. seperti halnya pergi ke suatau tempat menggunakan transportasi umum yang telah ada.

 

Sumber : http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-itu-pemanasan-global.htm

Suryo Widodo_The Door to Hell, Lubang Berapi di Turkmenistan_Tugas ke-3

The Door to Hell, Lubang Berapi di Turkmenistan

The Door to Hell adalah Lubang atau Kawah Berapi, Lubang berapi ini terdapat di jantung Gurun Karakum di Derweze, Turkmenistan, bukanlah akibat serangan terhadap Bumi yang diluncurkan dari luar angkasa. Lubang Berapi ini adalah kawah yang dibuat oleh ahli geologi lebih dari 40 tahun yang lalu, dan api terus membakar sejak saat itu. penduduk setempat menyebutnya, 'The Door to Hell' (Gerbang ke Neraka).

Pada tahun 1971, ahli geologi melakukan pengeboran melalui lapisan Gurun Karakum sekitar tujuh kilometer (empat mil) dari luar desa kecil Derweze, Turkmenistan, yang memiliki populasi sekitar 350. Mereka bermaksud mencari gas alam.

Pengeboran mengenai lubang besar alami penuh dengan gas, yang menyebabkan keruntuhan, menelan alat pengeboran. Sebuah kawah sekitar 70 meter (230 kaki) dan lebar 20 meter (65,5 kaki) yang mendalam terbentuk, dan mulai memuntahkan methane ke atmosfer.

Bahkan di masa itu, sebelum kekhawatiran tentang peran methane dalam perubahan iklim dan potensi gas telah mencapai kesadaran dunia, sepertinya ide buruk  dengan gas beracun yang bocor dari tanah dalam jumlah besar di dekat desa. Para ilmuwan memutuskan bahwa pilihan terbaik mereka adalah untuk membakar gas dengan membuat kawah terbakar. Mereka menyelesaikannya dengan melempar granat ke dalam lubang, mengantisipasi agar bahan bakar gas akan habis dalam waktu seminggu.

Lubang (Kawah) Menyala


Namun sudah lebih dari empat decade yang lalu, dan kawah masih menyala. Nyalanya terlihat dari Derweze setiap malam. Tahukah, Derweze (juga dibaca Darvaza) berarti "gerbang" dalam bahasa Turkmen, sehingga penduduk setempat telah menjuluki kawah pembakaran "'The Door to Hell". Mungkin secara ekologi ini merupakan masalah, namun kawah ini juga menjadi salah satu dari beberapa atraksi wisata di Turkmenistan, menggambarkan jiwa petualang terhadap Karakum, di mana suhu di musim panas dapat mencapai 50 º C (122 º F) tanpa api dari Derweze.

 

Potensi Lubang Berapi


Meskipun Lubang Berapi ini telah dijuluki "The Door to Hell", namun memiliki potensi sebagai tempat wisata. Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdymukhamedov mengeluarkan perintah bagi para pejabat lokal untuk menemukan cara untuk memadamkan api, setelah  kunjungannya ke kawah pada tahun 2010. Presiden menyatakan kekhawatiran bahwa api akan mengalirkan gas dari situs lain pengeboran di dekatnya, merusak ekspor energy penting Turkmenistan.

Negara ini mengekspor gas alam ke Eropa, Rusia, Cina, India, dan Pakistan. Turkmenistan memproduksi mencapai  1,6 triliun kaki kubik gas alam pada tahun 2010. Kementerian Minyak, Gas, dan Sumber Daya Mineral menargetkan tujuan mencapai 8,1 triliun kaki kubik pada tahun 2030.

 


http://www.aura-ilmu.com/2013/01/The-Door-to-Hell-Lubang-Berapi-di-Turkmenistan.html#ixzz43jhSh5L3

 

            Pada tugas ini saya berkesempatan mengangkat tentang The Door To Hell Yaitu lubang neraka dimana lubang ini terbuat ketika itu di karenakan pengeboran untuk mencari Gas Alam. Bahkan pengeboran tersebut malah mengakibatkan keruntuh pada kawah dan menelan alat-alat pengeboran sehingga kawasan tersebut tercemar oleh gas methane ke atmotser.

            Dan Bukan hanya itu saja untuk menghilangkan gas tersebut para ilmuwan akhirnya malah membom tempat tersebut dengan angan-angan bahwa gas tersebut akan habis dalam waktu seminggu. Namun apakah hasilnya? Gas yang terdapat di lubang tersebut tidak kunjung terhenti bahkan hingga saat ini.

            Secara Ekologi hal ini sangat mengecewakan dimana para ilmuwan yang mencari Gas Alam untuk kepentingan bersama, malah merusak alam bersama-sama hal ini di karenakan setelah mereka mengetahui bahwa Gas tersebut terjadi kebocoran Methana bukan mencari cara untuk menghilangkan atau menutup Gas tersebut, malah membuat Gas tersebut menjadi semakin beracun.

            Karena dengan adanya The Door To Hell tersebut sekitar daerah di turkmenistan menjadi tandus karena area yang terdapat di sekitar daerah tersebut mencapai 50 º C (122 º F) sehingga tidak ada tanaman maupun hewan-hewan yang tinggal di daerah tersebut hal ini mengakibatkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan kerusakan.

           

Saran

            Alangkah baiknya untuk ilmuwan atau pemerintahan harus secepatnya mencari cara agar The Door to Hell tersebut dapat berhenti dengan sesegera mungkin, karena dampak terhadap Bumi yang harus mengeluarkan Gas mehana akan membuat bumi semakin rusak, bukan hanya itu saja dampak dari panasnya juga mengakibatkan daerah sekitar tersebut tidak bisa di tumbuhi tanaman bahkan hewan pun tidak mau berada di daerah sekitar.

Aditiya Awaludin_PMI 6_EKOLOGI MANUSIA _Tugas 3

Aditiya Awaludin

Tugas 3

1113054000012

Bencana Yang Diakibatkan Oleh Ulah Manusia

 

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.Bencana alam dapat juga terjadi oleh ulah aktifitas manusia .

 

Salah satu yang saya angkat dalam tugas kali ini adalah bencana longsor yang ada di daerah Bantul,  Yogyakarta

Longsor di Bantul Terjadi Akibat Ulah Manusia

BANTUL - Banyaknya kejadian tanah longsor ataupun tanah bergerak yang ada di DIY, khususnya Kabupaten Bantul, tak lepas dari perilaku warga atau manusia yang mendiami lokasi rawan bencana tersebut.


Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Waljito menilai, kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat kurang. Banyak lahan-lahan kritis yang tidak segera ditangani, berpotensi bencana dan mengancam warga.

 
"Lahan-lahan kritis, terutama di kawasan perbukitan sangat berpotensi menimbulkan bencana lebih besar dibanding dengan di lokasi dataran rendah. Kalau dibiarkan, maka potensi tanah longsor akan semakin besar," katanya, Kamis (12/2/2015).

 

Selain berpotensi longsor, lahan kritis tersebut juga akan membawa dampak di musim kemarau nantinya. Karena jika lahan kritis dibiarkan dan tidak segera ditangani, maka potensi kekeringan yang begitu parah di musim kemarau akan terjadi.

"Potensi akan semakin besar jika hal tersebut dibiarkan, terlebih kondisi cuaca atau iklim belakangan ini tidak bisa diprediksi," jelasnya.

 

Dari pengamatannya, cukup banyak lahan kritis di perbukitan yang belum tertangani, sehingga berpotensi menimbulkan bencana. Tak hanya dari sisi pembangunan, ternyata banyak masyarakat tidak mengindahkan potensi bencana di lokasi mereka.

Meski sudah mengetahui jika kondisi lahan mereka berpotensi bencana tanah longsor, tetapi mereka tetap nekat membangun rumah tanpa mengindahkan dampak pembangunan tersebut.

"Bisa dilihat di berbagai perbukitan, seperti di Bukit Bintang Piyungan. Pembangunan yang tidak mengindahkan kondisi lingkungan, meski teksturnya rawan longsor, tetapi banyak yang ngawur mendirikan bangunan," ungkapnya.


Kini, dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan dan juga gerakan penghijauan.

"Besok, Sabtu 14 Februari 2015, bersama Polda DIY dan Polres Bantul, kami akan melakukan penanaman 12.500 pohon di hutan lindung Sri Panjung, Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo," terangnya.

 

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengakui, banyak wilayah di Bantul yang masuk dalam lokasi rawan bencana.

Berdasarkan data BPBD Bantul, setidaknya ada 15 desa yang masuk dalam zona merah rawan bencana tanah longsor. Padahal dari 15 desa tersebut, baru satu desa yaitu Wonolelo yang sudah siap menghadapi bencana tanah longsor.


"Baru Wonolelo yang menjadi Desa Tangguh Bencana. Tahun ini kami akan menambah dua desa lagi, yaitu Mangunan di Kecamatan Dlingo, dan Srimulyo di Kecamatan Piyungan," pungkasnya.

 

ANALISIS

Bencana yang saya angkat untuk tugas kali ini adalah longsor. Mengingat terjadinya tanah yang longsor juga salah satu penyebabnya adalah dari ulah manusia. terlihat dari berita yang dikutip dari SINDO NEWS. Di daerah bantul terjadi longsor akibat ulah manusia. dari pernyataan diatas ulah manusia yang menyebabkan longsor terlihat dari masyarakat yang menyalahgunakan pemanfaatan lahan. Terlihat lahan perbukitan yang kritis, dalam arti bisa berpotensi menjadi bencana malah dibangun rumah dan bangunan lainnya oleh penduduk desa. Hal ini sangat membahayakan karena tanah yang sudah kritis bila ditambah dengan bangunan rumah hasilnya akan menyebabkan tanah itu longsor.

Yang lebih mengecewakan adalah para penduduk sudah mengetahui akan tekstur tanah yang kritis tapi masih saja dibangun rumah-rumah. Tidak perdulinya anusia akan lingkungan dissekitar malah menyebabkan bencana sendiri yang akhirnya berbalik merugikan masyaraatnya tersebut.

Beruntung dari kejadian rawan longsor ada sekumpulan masyarakat yang mulai sadar dan peduli lingkungan seperti Forum Masyarakat Madani (FMM). FMM tidak tinggal diam dengan bencana yang diakibatkan oleh warga sekitar. Kini, dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan dan juga gerakan penghijauan.

seperti yang dikutip dari berita diatas, ketua FMM Mengatakan "Besok, Sabtu 14 Februari 2015, bersama Polda DIY dan Polres Bantul, kami akan melakukan penanaman 12.500 pohon di hutan lindung Sri Panjung, Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo,"

PENCEGAHAN

untuk masyarakat jika ingin mendirikan sebuah bangunan, jangan asal membuat saja tapi perhatikan dulu lingkungan sekitar. Jika dinilai membahayakan, seperti dii tempat-tempat perbukitan yang rawan longsor sebaiknya jangan. Hal ini sangat membahayakan. Begitupun masyarakat sekitar yang tinggal di daerah perbukitan harus selalu menjaga lingkungannya. Penanaman pohon sangat penting. Gerakan penghijauan yang dilakukan oleh FMM sangatlah bagus. Lebih bagus lagi jika adanya sosialisasi bagi warga akan pentingnya menjaga lingkungan, hal ini membuat warga sadar akan pentingnya lingkungan sekitar dan tidak asal dalam membangun rumah atau bangunan lainnya.

SUMBER :

http://daerah.sindonews.com/read/963658/22/longsor-di-bantul-terjadi-akibat-ulah-manusia-1423734877

Cari Blog Ini