Senin, 11 Maret 2013

TEORI-TEORI DASAR DALAM PSIKOLOGI SOSIAL_Nur Halimah


Hogg (1992) mengemukakan bahwa ada dua macam psikologi  sosial. Yang pertama adalah yang berorientai pada psikologi, sedangakan yang kedua adalah yang berorientasi  pada sosiologi.
1.    Psikolog sosial yang berorientasi pada psikologi, yakni lebih mementingkan individu. Proses di dalam kelompok merupakan kelanjutan dari proses individu, prilaku kelompok merupakan kelangsungan dari perilaku individu. Tipe psikolog ini dinamakan psikolog tipe reduksi, karena mereka mempelajari perilaku individu sampai ke elemen yang sekecil-kecilnya dan beranggapan bahwa prilaku kelompok dapat diterangkan dari elemen-elemen kecil tersebut.

2.    Psikolog sosial yang berorientasi pada sosiologi menyatakan bahwa perilaku kelompok harus dibedakan dan dipelajari terpisah dari perilaku individu. Perilaku kelompok tidak identik dan juga bukan merupakan kelanjutan atau kelangsungan dari perilaku individual.perilaku hubungan antarindividu tidak identik dengan perilaku antarkelompok (Tajfel, 1981)
Psikologi individu dan teori-teorinya
1.        Teori Genetik
Teori yang menekankan pada kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosialnya. Asumsi dasarnya bahwa  komponen dari tingkah laku sosial dihubungkan atau mempunyai akar pada penyebab genetik yang tidak dipelajari. Konrad Lorenz (1966) tingkah laku agresi adalah perwujudan dari insting agresi yang dibawa sejak lahir dan berasal dari kebutuhan untuk melindungi diri. Douglas (1966) banyak sifat tingkah laku spesifik dpt dijelaskan dalam istilah insting. Misalnya apabila seorang ibu melindungi anaknya maka disebut "insting orang tua", untuk orang yang berinteraksi degan orang lain disebut sebagai "insting berkumpul"
2.        Teori Belajar
Teori belajar menekankan pada peranan situasi dan lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Teori ini menganalisa tingkah laku sosial dalam istilah "asosiasi yg dipelajari" antara stimulus dan respon. Tingkah laku terjadi akibat proses belajar yang juga disertai dengan adanya reinforcement. Sehingga manusia cenderung berinteraksi dengan orang-orang yg memberikan ganjaran dan akan menghindari orang-orang yang menimbulkan kerugian. Adapun proses belajarnya disebut "imitasi". Ada tiga ciri khusus teori belajar, diantaranya:
1)             Sebab-sebab prilaku terletak pada pengalaman belajar individu di masa lampau
2)             Cenderung menempatkan penyebab prilaku pada lingkungan eksternal
3)             Pendekatan belajar diarahkan untuk menjelaskan prilaku yang nyata dan bukan keadaan subyektif atau psikologis (faktor internal seperti emosi/perasaan. Motif, persepsi dll).
3.        Teori Kognitif
Teori ini menempatkan secara khusus proses-proses berpikir dan bagaimana individu memahami dan mempresentasikan dunia. Teori kognitif lebih memusatkan perhatian pd interpretasi dan perseptual mengenai keadaan sekarang, bukan masa lalu. Mencari sebab-sebab prilaku pd persepsi atau interpretasi individu terhadap situasi. Teori kognitif menekankan bahwa pendekatan yang sesuai gejala psikologi adalah dengan mempelajari proses kognitif dan bagaimana orang-orang membentuk kesan atas org lain.
4.        Teori Psikoanalisa
Psikoanalisis pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud, memang teori yang kontroversual. Teori freud memang sulit dipahami. Sebab yang pertama adalah karena konsepnya berubah-ubah (berkembang) terus. Kedua karena psikoanalisis hanya berfungsi sebagai teori, tetapi sekaligus juga teknik terapi dan teknik analisis kepribadian manusia. Ketiga, freud sendiri tidak banyak menulis tentang psikologi kelompok (Sarwono,1984:129).
Banyak ahli psikologi sosial yg tidak cocok menggunakan teori ini, karena teori psikoanalisa memprediksi tingkah laku berdasarkan proses ketidaksadaran yang sulit diobservasi, sehingga sulit diuji secara ilmiah untuk membuktikan keabsahannya. Teori psikoanalisa hanya dapat menggambarkan fakta tetapi tidak dapat dipakai sebgai prediktor tingkah laku.
5.        Teori Peran
Perspektif dasarnya adalah tingkah laku dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu untuk melaksanakannya. Teori ini mengakui pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi yg berbeda. Peranan pada umumnya didefinisikan sebgai sekumpulan tingkah laku yg dihubungkan degan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen, 1968).
Keterbatasan teori peran
·           Tdk dpt digunakan utk menjelaskan perilaku menyimpang (deviant disorders) yaitu perilaku yg menyimpang atau berlawanan dgn norma-norma yg menentukan suatu peran tertentu.
·           Teori peran juga tidak  menjelaskan bagaimana proses terbentuknya role expectations sehingga begitu besar pengaruhnya dan tidak menjelaskan kapan dan bagaimana role expectations ini berubah (Michener & Delamater, 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini