Senin, 06 Mei 2013

MATAKULIAH EKOLOGI MANUSIA DI S-1 IPB_RESA PURNAMA


MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA DI S-1 IPB
Jalal dan Rina Mardiana
BERAKAR DARI ILMU-ILMU PENGETAHUAN
Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia mata kuliah ekologi manusia diberikan untuk program pascasarjana. Di IPB matakuliah ini diberikan untuk program sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2).  Kehadiran matakuliah ekologi manusia di S-1 dimungkinkan karena mahasiswa dari berbagai bidang ilmu masing-masing telah bersentuhan atau menerima matakuliah yang berbasis ekologi. Para mahasiswa dari Fakultas Pertanian menerima matakuliah ekologi pertanian. Ekologi serangga, atau ekologi lansekap. Di Fakultas Kehutanan para mahasiswa menerima matakuliah ekologi hutan dan ekologi satwaliar. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan memperoleh ekologi perairan dan ekologi laut tropis. Sementara mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya Jurusan Biologi, menerima matakuliah ekologi dasar. Tampak bahwa para mahasiswa dari berbagai bidang ilmu tersebut tidak asing atau sudah berkenalan dengan karakter ekologi yang bersifat lintas bidang atau aspek.
Perhatian yang besar terhadap ekologi manusia distimulasi oleh Geertz melalui karyanya Agricultural Involution yang menunju7kan kepada pembaca Indonesia bagaimana ilmu social dan alam dapat diintegrasikan dengan kuat.

DASAR PERKEMBANGAN: SOSIOLOGI PEDESAAN
Hingga tahun 1994, seluruh mahasiswa tahun pertama IPB belum berada dalam fakultas dan jurusan tertentu. Seluruh mahasiswa IPB berada dalam tahap Tingkat Persiapan Bersama (TPB) yang mendapatkan mata kuliah yang sama. Setelah mahasiswa TPB dinyatakan naik tingkat. Barulah mereka berhak untuk memilih jurusan yang diminati dalam priorotas pilihan.
Salah satu matakuliah yang wajib diambil adalah sosiologi pedesaan. Buku pegangan utamanya adalah Sosiologi Suatu Pengantar karya Soerjono Soekanto. Untuk memantapkan pemahaman, konsep-konsep dari buku tersebut tidak hanya didiskusikan dikelas yang dibimbing oleh para dosen, melainkan juga diperdebatkan melalui kasus-kasus dalam kelas kecil yang dibimbi9ng oleh para asisten.
Didekat penghujung materi pengajaran, yaitu ketika mahasiswa sudah hamper satu semester mempelajari sosiologi pedesaan, terdapat Pola Adaptasi Ekologi. Hal ini menunjukan bahwa ketika konsep-konsep social telah dikuasai dengan baik, mahasiswa kemudian diajak untuk berpikir mengenai kesalingterkaitan antara alam dan manusia, dan aspek social dan lingkungan.
Materi perbincangan dalam bab Pola Adaptasi Ekologi adalah bagaimana sekolompok manusia (populasi) melakukan pekerjaan tertentu (ekonomi) untuk mengolah sumber daya alam yang sejumlahnya terbatas dalam jenis dan kelimpahannya dengan menggunakan teknologi tertentu dalam latar organisasi social yang ada.
PIJAKAN AWAL MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
Matakuliah ekologi manusia semuladiajarkan kepada mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Mata kuliah ekologi manusia diberikan ditingkat tiga. Semangat matakuliah ini menitikberatkan pada perspektif pembangunan berkelanjutan, yang kini ditransformasikan kedalam perspektif ekologi manusia.
Dalam situasi Orde Baru dimana pertumbuhan ekonomi terus-menerus dikampanyekan sebagai satu-satunya strategi pembangunan yang sahih, maka ketika megikuti perkuliahan ekologi manusia, mahasiswa dihadapkan pada berbagai kontradiksi sekaligus menghitung-hitung berbagai kesalahan pembangunan akibat paradigm pertumbuhan ekonomi yang sangat eksploitatif terhadap sumberdaya alam.
EKSPERIMEN YANG BERHASIL: PEKAN EKOLOGI MANUSIA
Kalau sebagian besar metode pengajaran di IPB bersifat konvensional, yaitu pertemuan tatap muka dosen dan mahasiswa dikelas, plus diskusi dan pengawasan, matakuliah ekologi manusia punya cara yang berbeda.
Seperti yang sudah diungkapkan diatas, pada paruh pertama semester sebenernya sudah tidak bias juga dikatakan konvensional, karena narasumber eksternal juga telah dihadirkan. Dosen/asisten hanya menjadi fasilitator atau moderator diskusi ketika narasumber eksternal mengajar.
Bagaimanapun, Pekan Ekologi Manusia (PEM) adalah eksperimen terbesar yang pernah dilakukan sebagai cara memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Biasanya dalam satu minggu. Mendekati akhir paruh pertama semester, kelas akan diisi dengan diskusi mengenai apa projek yang akan dijalankan oleh mahasiswa pada paruh kedua semester. Untuk tidak melakukan reinventing the whell, pengajar akan membeberkan apa saja projek yang telah dilakukan para mahasiswa pada tahun-tahun sebelumnya. Karena permasalahan lingkungan, baik dipedesaan maupun diperkotaan sangat beragam.
PERKEMBANGAN MATERI AJAR EKOLOGI MANUSIA
Dalam garis-garis Besar Pokok Pengajaran (GBPP) ekologi manusia tahun 1997. Materi ajar meliputi: (1) konsep dan teori ekologi, ekosistem dan ekologi manusia; (2) peradaban manusia dan daya dukung lingkungan; (3) pola adaptasi (pertanian irigasi, perladangan berpindah, dan kearifan masyarakat desa);(4) masyarakat modern dan masalah lingkungan global; (5) masalah lingkungan global (kerusakan hutan tropis dan keanekaragaman hayati, gas rumah kaca, kerusakan dan pencemaran wilayah pesisir dan laut); dan (6) pembangunan berkelanjutan dan agenda 21. Tampak bahwa materi ajar ekologi manusia mengalami perubahan, disesuaikan dengan komplkesitas krisis ekologi yang muncul.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini