Minggu, 15 September 2013

AizzahAl-RahmahKpi1B_tugas2_emiledurkheim

EMILE DURKHEIM
*Fakta Sosial
Dalam bukunya The Rules of Sociological Method (1895/1982), Durkheim menyatakan bahwa tugas utama sosiologi adalah mengkaji apa yang disebut dengan Fakta Sosial.
"Fakta Sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal, atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individual."

Dari kutipan di atas ia menjelaskan bahwa fakta sosial sebagai sebuah paksaan eksternal bukan internal, dan umumnya fakta sosial meliputi seluruh masyarakat bukan individu partikular.
*Fakta Sosial Material dan Nonmaterial
Durkheim membedakan dua tipe fakta sosial, yaitu material dan nonmaterial. Fakta sosial material, seperti gaya arsitektur, bentuk teknologi, dan hukum perundang-undangan. Fakta sosial material tersebut sering kali mengekspresikan kekuatan moral yang lebih besar dan kuat yang bersama-sama berada di luar individu dan bersifat memaksa. Kekuatan moral inilah yang disebuat fakta sosial nonmaterial.
durkheim mengatakan bahwa fakta sosial nonmaterial memang memiliki batasan tertentu, ia berada dalam pikiran individu. Tetapi, apabila individu berinteraksi dengan sempurna, maka interaksi itu akan "mematuhi hukumnya sendiri". Individu sebagai satu jenis lapisan bagi fakta sosial nonmaterial, namun bentuk dan isi partikularnya ditentukan oleh interaksi dan bukan individu.
*Jenis-jenis Fakta Sosial Nonmaterial
Moralitas
Perspektif Durkheim tentang moralitas terdiri dari dua aspek, yaitu pertama, ia yakin bahwa moralitas bukanlah sesuatu yang bisa dipikirkan secara filosofis, namun sesuatu yang mesti dipelajari sebagai fenomena empiris. Kedua, masyarakat telah menjadi, atau tengah terancam bahaya, tidak bermoral apabila masyarakat kehilangan kendali akan kepentingan-kepentingan individu dibanding kolektif.
Kesadaran kolektif
Kesadaran kolektif adalah seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah masyarakat akan membentuk suatu sistem yang tetap yang memiliki kehidupan sendiri. Dengan demikian, dia tidak sama dengan kesadaran partikular.
Representasi kolektif
Dalam bahasa Perancis kata representation, secara harfiah berarti "gagasan". Sedangkan Durkheim menggunakan istilah ini untuk mengacu konsep kolektif maupun daya sosial yang memaksa individu. Contohnya adalah simbol agama, mitos, dan legenda popular. Semua itu adalah cara-cara masayarakat mempresntasikan dirinya. Semuanya mempresentasikan kepercayaan, norma, dan nilai kolektif, dan mendorong kita menyesuaikan diri dengan klaim kolektif.
Arus sosial
Sebagaian fakta sosial yang dirujuk Durkheim sering diasosiasikan dengan organisasi sosial. Tetapi, ia menjelaskan bahwa fakta sosial tidak menghadirkan bentuk yang jelas, dan ia menyebutnya dengan arus sosial.
*Bunuh Diri
Dalam bukunya Suicide, Durkheim beralasan jika saja ia dapat mengaitkan perilaku individu, contohnya bunuh diri, dengan sebab-sebab sosial, itu berarti ia berhasil membuktikan betapa pentingnya disiplin sosiologi.
Sebagai seorang sosiolog, ia tidak terlalu fokus terhadap alas an mengapa seseorang bunuh diri, tetapi ia hanya tertarik dengan perbedaan angka bunuh diri. Durkheim menawarkan dua cara untuk mengevaluasi angka bunuh diri. Pertama, membandingkan tipe kelompok satu dengan kelompok lain. Kedua, melihat selang waktu perubahan angka bunuh diri dalam suatu kelompok.
*Empat Jenis Bunuh Diri
Hubungan jenis-jenis bunuh diri dengan fakta sosial, yaitu integrasi dan regulasi. Integrasi merujuk pada kuat tidaknya keterkaitan masyarakat, regulasi merujuk pada tingkat palsaan eksternal yang dirasakan individu.
Bunuh diri Egoistis
Bunuh diri ini disebabkan karena lemahnya integrasi yang melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari masyarakat ataupun masyarakat bukan bagian dari individu. Tingginya angka bunuh diri ini dapat ditemukan pada masyarakat yang individunya tidak berinteraksi secara baik dalam masyarakat.
Bunuh diri Altruistis
Jika bunuh diri egoistis disebabkan karena lemahnya integrasi. Berbeda dengan bunuh diri altruistis, bunuh diri ini disebabkan karena integrasi yang sangat kuat.
Bunuh diri Anomik
Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi masyarakat terganggu. Gangguan ini akan membuat individu tidak puas karena lemahnya kendali terhadap napsu mereka, yang berkeliaran dalam konteks yang tidak pernah puas dengan kesenangan.
Bunuh diri Fatalistis
Jika bunuh diri anomik terjadi karena lemahnya regulasi. Maka bunuh diri fatalistis terjadi karena regulasi yang kuat. Durkheim menggambarkan individu yang melakukan bunuh diri ini seperti "seseorang yang masa depannya telah tertutup dan napsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas."
Referensi: teori sosiologi klasik dan modern (George Ritzer dan Douglas J. Goodman)




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini