Nama: Milva Susanti D Putri
Nim: 1113054000015
ILMU KEPENDUDUKAN
Secara umum, gambaran penduduk atau statistik dan data kependudukan sangat diperlukan oleh para penentu kebijakan, baik dikalangan pemerintahan maupun non pemerintahan. Data tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk biasanya digunakan sebagai informasi dasar dalam pengembangan kebijakan penurunan angka kelahirn, peningkatakn pelayanan kesehatan, pengarahan penyebaran penduduk, persediaan kebutuhan penduduk akan makanan, pendidikan, perumahan, dan lapangan pekerjaan. Dalam dunia politik, statistic kependudukan juga sangat dibutuhkan, antara lain untuk mengestimasi jumlah suara dalam pemilihan umum. Demikian pula halnya dengan sektor industry dimana suatu perusahaan yang memproduksi kebutuhan anak-anak, seperti pakaian, susu, dan mainan dapat enggunakan data jumlah penduduk usia muda (penduduk usia 0-14 tahun) dan karakteristiknya seperti distribusi umur persebaran penduduk dan komposisi jenis kelamin untuk perencanan tingkat produksi
Dalam sudut pandang perkembangan ilmu itu sendiri, statistic kependudukan memegang peranan penting. Penemuan-penemuan baru tentang apa yang terjadi secara empiris dapat membentuk teori baru dan teori tersebut akan di uji lagi dengan penemuan data empiris yang terbaru dan demikian seterusnya. [1]
Kependudukan atau Demografi adalah Ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia seperti, ukuran, struktur, distribusi penduduk dan bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Analisis tentang kependudukan dapat mencakup masyarakat secara keseluruhan ataupun kelompok tertentu berdasarkan bebrpa kriteria yaitu pendidikan, agama atau etnis tertentu, warga negaraan dan lain-lain.
Dalam beberapa kesempatan, kependudukan dan demografi mempunyai hubungan yang sangat erat bahkan bisa dikatakan sulit untuk dibedakan. Kependudukan dan demografi secara bersama memberikan pengetahuan tentang penduduk lebih komprehensif. Demografi memerlukan kependudukan untuk menjawab sebab akibat dari fenomena demografi.
Donald J. Bogue (1969) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik jumlah, komposisi, distribusi penduduk, dan perubahan-perubahannya sebagai akibat bekerjanya komponen-komponen pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.[2]
Pengelompokkan penduduk berdasarkan cirri-ciri atau karakteristik tertentu secara umum dapat diklasifikasikan menurut:
1. Karakteristik demografi, seperti umur, jenis kelamin, jumlah wanita usia subur dan jumlah anak.
2. Karakteristik sosial, antara lain tingkat pendidikan dan status perkawinan.
3. Karakteristik ekonomi, antara lain kegiatan penduduk yang aktif secara ekonomi, alapangan usaha, ststua dan jenis pekerjaan, tingkat pendapatan.
4. Karakteristik geografis atau persebaran antara lain berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan-pedesaan, provinsi dan kabupaten.[3]
Menurut cara memperolehnya, data demografi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh pengguna data dan dikumpulkan untuk keperluan yang sangat spesifik . pengumpulan data primer biasanya sangat mahal dn menyita waktu. Selain itu, data primer lebih unggul dalam hal ketepatan waktu dan pemenuhan akan data yang sangat spesifik. Akan tetapi karena data primer dikumpulkan untuk suatu tujuan yang sangat spesifik maka kadang-kadang data primer menimbulkan bias (Bryan, 2004). Sementara data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan digunakan oleh pengguna data di luar pihak yang mengumpulkan data. Data sekunder dapat berbentuk tabel-tabel, grafik, gambar, atau data mentah (raw data).
Secara umum, dikenal tiga sumber utama data demografi, yaitu sensus penduduk, sistem registrasi dan survei sample. Masing-masing sumber data ini memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti dalam hal metode pengumpulan data, validitas (apakah data secara akurat mewakili apa yang diukur), reliabilitas (apakah secara eksternal dan internal data diukur dengan konsisten), cakupan data, landasan hukum, perilaku masyarakat, dan pelaksana pendataan. Dengan mengetahui sumber-sumber data beserta segala persoalan dalam pengumpulan data, pemakai data dapat melakukan penyesuaian, baik penyesuaian atas data itu sendiri maupun penyesuaian atas kesimpulan yang diperoleh.[4]
Pada kenyataannya, perhatian yang khusus terhadap pentingnya data kependudukan harus terus ditingkatkan, terutama di Negara-negara berkembang. Keterbatasan sumber dana dan sumber daya manusia sering kali menjadi penyebab utama, selain masih rendahnya kesadaran akan arti dan pentingnya data kependudukan dari masyarakat dan pemerintah. Proses pengumpulan data merupakan bagian yang sama pentingnya dengan proses pengolahan dan penyajian data dalam tabel-tabel statistik. Pengumpulan data merupakan sebuah proses yang panjang, mahal, dan kompleks.
Referensi:
Tim Penulis Lembaga Demografi UI. Dasar-dasar Demografi. (Jakarta: 2010. Penerbit Salemba Empat).
[1]Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-dasar Demografi, Jakarta: 2010, Penerbit Salemba Empat. Hal 1
[2] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-dasar Demografi, Jakarta: 2010, Penerbit Salemba Empat. Hal 2
[3] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-dasar Demografi, Jakarta: 2010, Penerbit Salemba Empat. Hal 22
[4] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-dasar Demografi, Jakarta: 2010, Penerbit Salemba Empat. Hal 50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar