Sabtu, 19 September 2015

Firda Nur Fildzah Konflik Sosial dan Perebutan Sumberdaya Tugas 3

KONFLIK SOSIAL DAN PEREBUTAN SUMBERDAYA

Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Istilah "konflik" secara etimologis berasal dari bahasa Latin "con" yang berarti bersama dan "fligere" yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, "konflik" dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih.

Konflik ternyata suatu proses yang dipraktikkan secara luas, yang berbeda dengan kompetisi yang selalu berlangsung damai. Konflik sosial adalah Suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Proses sosial yang namanya konflik sosial itu adalah suatu proses yang bersifat disosiatif. Namun demikian, sekalipun sering berlangsung dengan keras dan tajam, proses sosial juga berakibat positif. 

Terdapat dua pemicu terjadinya konflik sosial yang berujung saling mengalahkan, melenyapkan, dan memusnahkan, yakni; perbedaan kepentingan dan pandangan. Perbedaan antara teori konflik dan fungsionalisme struktural terletak pada asumsi yang berbeda-beda tentang elemen-elemen pembentuk masyarakat. Pandangan teori struktural fungsional menempatkan elemen-elemen sosial dalam keadaan saling berhubungan secara normal dan saling mendukung kelangsungan hidup sistem sosial, sementara teori konflik sosial memandang antar-elemen sosial memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda.

Konflik sosial juga bisa terjadi karena empat faktor, yakni; Perbedaan Individu, Perbedaan Kepentingan, Perbedaan Kebudayaan, dan Pelanggaran HAM. Perbedaan Individu terjadi karena sifat dan karakter yang dimiliki setiap orang berbeda, mereka berbeda dalam cara memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Setiap individu pasti memiliki rencana harian yang akan dilakukan, maka dari itu akan terjadilah konflik sosial bila salah seorang dari kelompok tersebut tidak menyetujui rencana tersebut. Perbedaan kebudayaan terbentuk dari suatu interaksi sosial yang tidak sesuai dengan lingkungan setempat, perbedaan persepsi ,dan perbedaan ideologi. Seseorang yang menentang HAM tentu akan berontak dan juga berakhir pada konflik sosial.

Sumber daya adalah Suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan (renewable resources), dan sumber daya tak terbarukan (non-renewable resources) ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman dan hewan (sumber daya hayati).

Perebutan sumberdaya juga merupakan salah satu contoh konflik sosial, bahkan hal ini sering terjadi di Indonesia. Perebutan sumberdaya seperti perebutan tanah Sipadan dan Ligitan. Tanah ini disengketakan Indonesia dan Malaysia, tanah tersebut juga milik Indonesia, namun selalu diakui oleh Negara Malaysia. Perebutan sumberdaya yang tidak asing lagi yang terjadi antara Indonesia Malaysia yakni batik dan alat music angklung. Hal ini juga tidak meninggalkan konflik sosial yang heboh.

Konflik sosial yang sering terjadi di keluarga yakni ketika anak dan orang tua berbeda pendapat masalah kelanjutan studinya di jenjang perguruan tinggi. Di dalam sebuah organisasi, meski organisasi sudah memiliki visi, misi, program kerja, dan tujuan dari sebuah acara yang akan dilaksanakan, namun dalam pelaksanaanya tetap terjadi konflik sosial, hal ini terjadi karena penyebab konflik sosial adalah perbedaan kepentingan.

 

 

Sumber :

Usman Kolip dan dan Elly M. Setiadi. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Bagong Suyanto dan J. Dwi Narwoko. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini