Konflik Sosial dan Perebutan Sumber Daya
1. Definisi Konflik Sosial
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan soaial, konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa asa dalam setiap ruang dan waktu, di mana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan social. Di dalam setiap kehidupan social tidak ada satu pun manusia yang memiliki persamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan, dan sebagainya.
Istilah ''konflik'' secara etimologi berasal dari bahasa latin ''con'' yang berarti bersama dan ''fligere'' yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, ''konflik'' dalam kehidupan social berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih.
Di dalam International Encyclopedia of The Socia Sciences Vol.3 (hlm. 236-241) diuraikan mengenai pengertian konflik dari aspek antropologi,yakni ditimbulkan sebagai akibat dari persaingan antara paling tidak dua pihak; Diana tiap-tiap pihak dapat berupa peerorangan, keluarga, kelompok kekerabatan, satu komunitas, atau mungkin atu lapisan kelas social pendukung ideologi tertentu, satu organisasi politik, satu suku bangsa, atau satu pemeluk agama tertentu.
Keragaman sosiokultural di dalam suatu bangsa atau negara memiliki intensitas konflik yang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara-negara struktur sosialnya bersifat homogen. Heterogenitas suatu bangsa sering kali menimbulkan konflik antar suku, agama, ras dan antar golongan yang sering diistilahkan konflik SARA. Selain itu, gejala deferensiasi social (penggolongan social) jika tidak ditangani secra bijak akan menimbilkan kerawana konflik social. Akan tetapi, disisi lain keaneka ragaman sosiokultural suatu bangsa juga bisa menjadi kekayaan khazanah budaya bangsa yang akan menjunjung tinggi bangsa di percaturan internasional, sehingga keanekaragaman social budaya juga berdampak pada keuntungan ekonomis jika dikelola dengan baik. Selain keragaman sosiokultural, ketimpangan ekonomi juga memicu keraawanan konflik social diantara para anggota masyarakat.
2. Definisi Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tak selalu bersifat fisik, tetapi juga nonfisik.Dalam hal ini biasanya sumber daya non fisik inilah yang biasa terjadi pertentangan dan konflik yang terjadi di masyarakat. Missal sumber daya manusia yang terbatas.para sosiolg berpendapat bahwa akar dari timbulnya konflik yaitu adanya hubungan social, ekonomi maupun politik yang akarnya adalah perebutan atas sumberdaya-sumberdaya yang jumlah ketersediaannya amat terbatas dengan pembagian yang tidak merata di masyarakat. Pembagian yang tidak merata ini menyebabkan kesimpangan yang menjadi salah satu sebab konflik utama.
3. Contoh konflik sosial
a). Bom Bali 2002, adalah rangkaian tiga peristiwa pepengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di di paddy's pub dan sari club (SC) di Jalan Legian, Kuta, di dekat kantor konsulat amerika serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005.
b). Perang Dunia II di Indonesia, adalah suatu perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali Negara di dunia termasuk semua kekuatan bear yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan yaitu sekutu dan poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang diberbagai pasukan militer. Dalam keadaan ''perang total'' Negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer.Di tandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil.
c). Konflik antara suku dayak dengan madura di sampit, Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas.Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasiyang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.Tahun2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah.Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar