Konflik Sosial dan Sumber Daya Sosial
I. Definisi Konflik
Konflik merupakan gejala sosial yang selalu hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya konflik akan selalu ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Konflik merupakan gelajala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial karna masyarakat sendiri merupakan arena konflik atau arena pertengkaran yang selalu berlangsung.
Istilah konflik secara etimologis berasal dari kata "con" yang artinya bersama dan "fligere" yang artinya benturan atau tabakan. Dengan demikian 'konflik' dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang melibatkan dua pihak atau lebih.
Konflik atau pertentangan mempunyai hubungan erat dengan integrasi. Hubungan ini disebabkan karna proses integrasi adalah sekaligus suatu proses disorganisasi dan integrasi.
Makin tinggi konflik atau pertentangan intra- kelompok, makin besar gaya sentripetalnya, makin kecil derajat integrasi kelompok.akar-akar penyebab konflik yaitu adanya hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya adlah perebutan atas sumber-sumber kepemilikannya, status sosial, kekuasaan yang jumlah ketersediaanya sangat terbatas dengan pembagian tidak merata dalam masyarakat.
Ruth A Wallace dan Alison Wolf sebagaimana dikuti oleh sutaryo 1992 dalam bukunya Contenporary sociological theory : continuing the classical tradition menyatakan bahwa :
" conflic theory is major alternative to functionalism as an approach to analyzing the general structure of societies and it is incressingly popular ang importantin modern socilogy".
Teori konflik adalah salah satu perspektif dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai salah satu sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen-komponen yang satu berusaha menaklukan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingan atau memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pada dasarnya pandanga teori konflik tentang masyarakat tidak berbeda dengan pandangan fungsionalis struktural, sebb keduanya sama-sama memandang masyarakat sebagai salah satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian.
II. Sumber daya
Menurut perspektif konflik, masyarakat terdiri dari individu-individu bersaing untuk sumber daya yang terbatas (misalnya, uang, waktu luang, pasangan seksual, dll).
Persaingan atas sumber daya yang langka adalah jantung dari semua hubungan sosial. Kompetisi, bukan konsensus, adalah karakteristik dari hubungan manusia. Struktur dan organisasi sosial yang lebih luas (misalnya, agama, pemerintah, dll) mencerminkan persaingan untuk sumber daya dan kompetisi ketidaksetaraan melekat memerlukan; beberapa orang dan organisasi memiliki lebih banyak sumber daya (yaitu, kekuasaan dan pengaruh), dan menggunakan sumber daya untuk mempertahankan posisi mereka kekuasaan dalam masyarakat.
III. Contoh
· Konflik rasial seperti perbedaan warna kulit hitam dan putih
· Konflik antar golongan seperti pembakaran kantor-kantor pemerintah Kaur Riau pada tahun 2005 dulu oleh massa karna ketidak[uasan rakyat atas hasil PILKADA.
Salsabila Azhar 11150510000042
Jurnalistik 1A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar