Minggu, 12 Oktober 2014

Achmad Faizal Riwanto (1112051000155)_KPI 5/E_UTS Etika

Nama   : Achmad Faizal riwanto
NIM    : 1112051000155
Kelas   : KPI 5E
 
Penanaman Etika Sopan Santun Anak Pada Guru Di Sekolah
 
I.       Latar Belakang
a.       Persoalan yang dikaji
Berbicara etika dan prilaku maka tak akan bisa lepas dari nilai sopan santun. Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan santun sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi. Sedangkan etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Dalam kehidupan modern ini perilaku anak tampaknya sekarang cenderung kehilangan etika dan sopan santun kepada guru di sekolah. Berbagai faktor dapat mempengaruhi hal ini.. Penanaman nilai bahwa guru adalah orang tua ke-2 ketika di sekolah sudah hilang dan tak berpengaruh lagi pada anak. Paparan negatif media televisi, internet dan media elektronika lainnya ternyata dapat meningkatkan kekerasan dan agresifitas anak. Sikap lingkungan sekolah sendiri yang mengabaikan nilai edukasi dan sering mencontohkan kebohongan dan kekerasan baik verbal maupun non verbal yang berpengaruh pada perilaku anak.
Islam sebagai agama yang universal juga mempunyai etika, yaitu etika islam. Etika dalam islam memiliki karakterisk seperti etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk, etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur'an dan al-Hadits yang shohih, etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada, etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Pada kesimpulanya etika islam merupakan pedoman mengenai perilaku individu maupun masyarakat di segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam.
b.      Alasan
Alasan mengapa mengambil tema ini karena sopan santun anak pada guru sekarang ini sangat memprihatinkan. Nilai etika sopan santun mereka anggap hanya teori dalam pembelajaran saja tanpa ada perbuatan nyata dalam berprilaku mereka sehari-hari. Alasan filosofis diperlukannya penanaman etika anak pada guru adalah dalam lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimliki serta membimbinnya menuju kedewasaan.  Oleh karena itu peserta didik / murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus mempunyai etika dan berakhlakul kariamah baik kepada guru maupun dengan yang lainnya. Sementara, untuk alasan praktisnya adalah penanaman etika sopan santun anak sangat penting disini. Agar anak terbiasa berbuat sopan santun kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Bahkan ketika dewasa nanti ia dapat mengajarkan etika sopan santun itu kepada anakanya lagi dan seteerusnya. Maka dapat di prediksi bahwa Negara ini akan menjadi Negara pelopor sopan santun bukan hanya dalam teori saja tetapi juga dengan prakteknya. Apabila sopan santun Negara ini ini di jaga maka keseluruhan nilai kebaikan juga akan muncul dengan sendirinya apabila kesemua nilai itu disatukan dan bersinergi maka Negara ini akan maju dan mempunyai sumber daya manusia bukan hanya menonjol dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga moralnya.
 
c.       Kasus yang diteliti
Di setiap sekolah atau lembaga pendidikan manapun pasti akan ditemui yang namanya "etika murid terhadap guru" seperti yang disebutkan dibawah ini:
1.      Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagungkannya karena Allah, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik.
2.      Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena allah.
3.      Selektif dalam bertanya dan tidak berbicara kecuali mendapat izin dari guru.
4.      Mengikuti anjuran dan nasehat guru.
5.      Bila berbeda pendapat dengan guru, berdiskusi atau berdebat lakukanlah    dengan cara yang baik.
6.       jika melakukan kesalahan  segera mengakuinya dan meminta maaf kepada guru.
Namun dengan diberlakukannya peraturan diatas apakah etika semua murid akan langsung seperti yang disebutkan diatas dengan sendirinya? Tentu tidak. Peran guru untuk bersosialisasi dengan para murid lah yang menjadi patokan keberhasilan penanaman nilai etika terhadap anak atau murid.
Permasalahan yang diteliti disini mencakup beberapa hal, yaitu bagaimana pola hidup anak sekolah masa kini? Baik dari pergaulan, tontonannya, idolanya, dan juga pembelajaran agamanya. Bagaimana juga peran orang tua dan guru dalam membimbing dan mengawasi perkembangan etika anak agar tidak salah pergaulan yang dapat merusak nilai etika sopan santun dan moral. Karena dari yang disebutkan diatas sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan etika anak, yang apabila kurang pengawasan maka akan berdampak buruk pada moral anak tersebut.  
 
II.       Teori Etika
Dalam kehidupan sehari-hari etika sangat penting dalam berkomunikasi karena menyangkut perasaan dan harga diri seseorang. Oleh karena itu kita diharapkan dapat memahami makna etika itu sendiri. Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti "adat istiadat" atau "kebiasaan". Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain.
Ada juga norma sopan santun, yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya cara berpakaian atau duduk. Dan norma moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Morma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Teori etika yang di gunakan untuk permasalahan ini adalah teori etika deontology, yaitu sesuatu yang harus dilakukan atau kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Sesuatu itu dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral, apapun dampaknya dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau tidak. Istilah ini, digunakan kedalam suatu sistem etika. Istilah ini digunakan pertama kali oleh filsuf dari Jerman yaitu Immanuel Kant. Dalam teori ini ada tiga prinsip yang harus dipenuhi:
·         Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
·        Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu-berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah di nilai baik.
·      Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum moral universal.
Jadi, dengan menggunakan teori-teori diatas maka anak diwajibkan untuk menjaga etika sopan santunnya terhadap guru. Dan itu sudah menjadi kewajiban setiap anak atau murid untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban tersebut.  
 
III.       Metodologi
Dalam kasus ini digunakan dua metode, yaitu:
·         aksiologi
membahas apa kegunaan ilmu pengetahuan manusia Aksiologi menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
·         studi kasus
metode yang dipergunakan dengan tujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat, maupun individu-individu dalam masyarakat
              Dan juga dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu merupakan metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena di lapangan. Dan metode yang menggambarkan serta menjabarkan kejadian di lapangan.  
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini