Minggu, 12 Oktober 2014

UTS_Fadel Muhammad Anugrah_KPI 5D_1112051000113

FADEL MUHAMMAD ANUGRAH KPI 5D_1112051000113

 

ETIKA DALAM ORGANISASI SANTRI DARUNNAJAH

 

A. Latar Belakang

 

Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi, Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat nilai yang dilaksanakan ssetiap orang anggota. nilai tersebut berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan dan bertanggung jawab. seperangkat nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan dianggap sebagai prinsip-prinsip etis atau moral.

Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika, ada cara pemecahan yang secara moral dan etika  diterima tetapi ada juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolok ukur yang mutlak tentang yang benar dan yang salah, ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan sosial.

Pondok Pesantren ini menampung siswa-siswa "santri" dari tingkat MTs/SMP hingga Aliyah/SMA.

Dalam bahasa Arab, siswa disebut "tolib"  dan siswi "tolibat". Jumlah seluruh tolib dan tolibat yang terdapat di Darunnajah pusat, yaitu yang terletak di Jakarta Selatan adalah sekitar 1400 santri, jumlah tersebut terus mengalami pertambahan dikarenakan jumlah pelajar yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Santri-santri Darunnajah berasal dari berbagai daerah yang berbeda di seluruh Indonesia. Ada yang berasal dari Papua, Irian Jaya, Maluku, Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Kalimantan, Jawa, Sumatera bahkan juga terdapat beberapa santri yang berasal dari USA, Malaysia, dan Timor Leste. Darunnajah sangat dipercaya oleh para wali murid sebagai pondok pesantren yang bukan hanya mengemban pendidikan agama melainkan menyeimbangi dengan kebutuhan hidup duniawi.. Seluruh jumlah santri Ponpes Darunnajah pusat adalah sekitar 1900 santri, yang terdiri dari santri Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Dalam mengatur seluruh aktivitas santri selama 24 jam di dalam Pondok, tentunya ada sebuah orgasnisasi santri, yaitu OSDN atau OSIS untuk sekolah umum.

Sesuai dengan judul diatas maka saya akan membahas persoalan etika di dalam Organisasi Santri Darunnajah Jakarta.

 

B. Pembahasan

 

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan pembedaan tiga definsi etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika yang lebih lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis. Objek etika adalah alam yang berubah, terutama alam manusia.

Terdapat dua macam etika, yaitu :

·       Etika deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya.

·       etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.

Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:

·       Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 

·       Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).

·       Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.

·       Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.

·       Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

 

Tujuan Mempelajari Etika

Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia.

 

Manfaat Etika

                 Membuat seseorang disegani, dihormati dan disenangi

                 Memudahkan hubungan baik dengan orang lain

                 Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi

                 Memelihara suasana yang baik di lingkungan keluarga dan sekitarnya

 

Sesuai dengan judul diatas, maka saya akan meninjau persoalan etika dalam Organisasi Santri Darunnajah. Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Organisasi itu sendiri dapat di artikan sebagai wadah atau tampat untuk melakukan kegiatan dimana kita dapat berkreasi serta menyalurkan aspirasi kita, untuk membangun organisasi itu sendiri dalam suatu tujuan yang telah di tetapkan bersama dan saya menganalisis tentang etika.

        Tujuan Organisasi

Setiap organisasi harus memiliki tujuan.Tujuan dicerminkan oleh sasaran-sasaran yang dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga bidang utama dalam tujuan organisasi yaitu profitability (keuntungan), growth (pertumbuhan), dan survive (bertahan hidup). Ketiganya harus berjalan berkesinambungan demi kemajuan organisasi.

        Kumpulan Orang

Jelas, tidak mungkin jika organisasi hanya terdiri dari satu orang yang ingin mencapai tujuannya sendiri.Dari definisi dijelaskan bahwa organisasi setidaknya terdiri dari kumpulan orang, berarti minimal dua, yang memiliki tujuan bersama.

        Struktur organisasi

Struktur dibentuk dalam sebuah organisasi dengan tujuan agar posisi setiap anggota organisasi dapat dipertanggungjawabkan, mengenai hak maupun kewajibannya.Struktur dibentuk agar organisasi berjalan rapi, karena terdapat struktur komando, siapa yang berwenang dan siapa yang diberi wewenang.

        Sistem dan Prosedur Organisasi

Karakteristik yang terakhir ini menggambarkan bahwa sebuah organisasi diatur berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan bersama dan tentu saja harus dengan penuh komitmen dalam menjalankannya. Implementasi dari sistem dan prosedur ini ialah adanya ketetapan mengenai tata cara, sistem rekrut, dan birokrasi.

 

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap eksistansi suatu organisasi.Organisasi cenderung memainkan peran menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, entah itu demografi, ekonomi, politik, budaya, juga alam sekitar.Jadi, kemajuan organisasi harus selaras dengan perubahan lingkungan.

Banyak sekali manfaat ketika kita berkecimpung di dunia organisasi.Apalagi ketika kita di beri tanggung jawab atau berperan aktiv secara structural.Itulah masa-masa dimana kita akan berjuang untuk menjadikan organisasi itu lebih baik lagi kedepannya. Banyak sekali hal yang akan kita dapat ketika kita berorganisasi. Di bawah ini merupakan menfaat dari organisasi yang mungkin banyak tidak kita sadari :

 

1.      Melatih Leadership

2.      Belajar Mengatur Waktu

3.      Memperluas Jaringan atau Networking

4.      Mengasah Kemampuan Sosial

5.      Problem Solving dan Manajemen Konflik

 

OSDN ini dibentuk atas dasar tugas yang berorientasi untuk mencapai tujuan, yaitu terciptanya lingkungan yang sehat, bersih, ramah, tertib, dan tentunya bernuansa agamis. Dalam kegiatan Pondok, guru hanya mengambil peran dalam kegiatan akademis di kelas saat belajar, kursus tambahan, pembimbing berbagai ekstrakilikuler dan adminisrasi lainnya. Selain daripada itu semua, seluruh kegiatan santri di pondok adalah tanggungjwab para senior yang menjabat sebagai pengurus OSDN, yang beranggotakan seluruh santri tingkat akhir atau kelas 3 SMA dan sebagian kelas 2 SMA.Menjadi seorang pemimpin atau ketua OSDN bukanlah hal yang mudah karena bermacamam

prosedur penentuan awal calon ketua adalah hak para guru dan pembina. Penentuan siapa yang berhak maju untuk mencalonkan diri sebagai ketua adalah berdasarkan proses evaluasi santri dengan rekor terbaik selama 5 tahun sebelumnya. Seluruh aspek dalam diri seorang calon ketua menjadi penilaian khusus, yaitu apakah pernah melanggar peraturan-peraturan dari seluruh aturan 17 bagian kepengurursan OSDN, semua nama pelanggar tercatat dalam buku pelanggar dengan baik karena salah satu tujuannya adalah memberi penilaian dalam rapor akhlak santri menuju kelulusan. Santri yang telah melanggar 3 kali dalam 5 tahun sebelumnya telah mendapat black list sehingga tidak mungkin maju sebagai calon ketua bagian-bagian kepengurusan OSDN, terlebih lagi calon ketua OSDN.

Selain itu kompetensi diri yang paling banyak dan dibutuhkan sebagai seorang pemimpin juga dibandingkan satu dengan yang lain. Yang paling sedikit melanggar, yang paling banyak kompetensinya dan mampu mengorganisasikan diri serta lingkungannya dengan komunikasi yang baik selama ini, maka merekalah yang akan berkesempatan mencalonkan diri sebagai ketua. Setelah muncul beberapa nama, maka pembimbing mengumumkannya kepada nama-nama tersebut untuk bersiap-siap membuat visi dan misi yang terbaik. Pada keputusan akhir, terpilihnya ketua adalah berdasarkan pungutan suara dalam pemilihan umum ketua OSDN.

Pemilihan umum ketua OSDN wajib dihadiri oleh seluruh santri, dan biasanya berlangsung selama 4 hingga 5 jam karena keseluruhan proses pencoblosan hingga pembacaan suara dilakukan secara transparan didepan seluruh santri pada waktu yang sama. Calon ketua dengan suara terbanyak tidak dapat dipertimbangkan lagi oleh para guru dan pembina karena sudah menempatkan suara aspirasi santri sebagai keputusan tertinggi dalam penentuan ketua. Sedangkan suara terbanyak kedua resmi langsung diputuskan sebagai wakil ketua OSDN.

Dalam proses penentuan anggota,  nama-nama yang sudah disusun oleh ketua dan wakil OSDN selama 3 hari masa karantina, kemudian dirapatkan oleh para dewan guru 2 hingga 3 kali proses penyaringan. Penentuan posisi dan jabatan dalam kepengurusan OSDN ditentukan berdasarkan prioritas keteramapilan, kemahiran dan kecocokan dalam bagian OSDN dengan karakter dan kompetensi masing-masing. Dalam kepengurusan OSDN terdapat 17 bagian kepengurusan, antara lain adalah bagian sekertaris dan bendahara pusat, olahraga, pengajaran, kebersihan, pertamanan, penerimaan tamu, keputrian, bahasa, keamanan, dapur/logistik, pengururs bagian 13 gedung asrama, tata boga, pers dan jurnalistik, marching band, tapak suci, dan pramuka. Kurang lebih sekitar 350 pengurus OSDN bergerak menangani seluruh kegiatan santri selama 24 jam dan juga ekstrakulikuler sesuai dengan tugas masing-mansing. Penentuan anggota bagian kepengurusan juga bukanlah hal yang mudah, karena setia ketua bagian khususnya harus memapu mengahadapi dan mengoragnisasikan orang banyak dengan tantangan yang berbeda-beda. Dibutuhkan analisa yang baik bagi ketua dan wakil OSDN untuk menentukan tipe kepemimpinan dalam struktur organisasinya.

 

Berdasarkan hasil wawancara saya kepada salah satu santri Organisasi Santri Darunnajah yang bernama Ahmad Farouq untuk menjawab hasil penelitian saya bahwa OSDN itu berkoordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui sistem otoritas dan tanggung jawab. OSDN adalah suatu sistem resmi yang terstruktur secara sistem dengan landasan aturan pokok yang menjadi pedoman dalam pemilihan seluruh anggotan dan ketua. Tugas dari OSDN adalah mengkoordinasi suatu aktivitas untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan visi misi utama dan spesifik sesuai bagian kepengurusan masing-masing.

 

Secara keseluruhan, OSDN memiliki aturan dan etika tertulis yang bersifat umum. Selain itu masing-masing bagian juga memiliki aturan tertulis lainnya. Seluruh aturan tertulis dengan sangat jelas, bahkan pelanggaran kecil sekalipun. Terlepas dari aturan yang tertulis, aturan dan etika yang tidak tertulis adalah yang berupa norma-norma dan aturan agama yang menjadi prinsip dan telah menjadi kepatuhan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah dalam hal perilaku, yaitu senyum, salam, menjaga suara, menjaga aurat, berkata kurang baik, mencemooh dll. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang telah melembaga tanpa disadari, diantaranya adalah kebiasaan rutinitas saat mengantri mandi, makan, berwudhu, memekai sepatu, saat di kantin, saat di ATM, saat di telfon umum sekalipun jika diperhatikan memiliki perbedaan masing-masing dan itu semua seolah telah menjadi kebiasaan santri Darunnajah.

 

Organisasi dalam sarana pengendalian ada yang berupa fisik yang memaksa (coercive authority), material (utilitarian authority), dan juga berupasimbol-simbol (normative authority). Fungsi pengendalian berupa fisik sangat jelas diberlakukan kepada seluruh santri apabila melanggar aturan, yaitu contohnya saat santri telat berangkat ke Masjid, tidak menggunakan bahasa wajib yaitu Arab dan Inggris, serta banyak contoh lainnya. Pelanggaran yang ditemukan akan langsung dikenakan hukuman  antara down up, dicubit, lari, memunguti sampah disekitar, atau dipukul dengan sejadah.

Pengendalian yang berupa materi (utilitarian authority), yaitu dengan adanya penghargaan yang diberikan berupa barang, seperti hadiah dan medali penghargaan. Barang tersebut akan diberikan kepada siapapun yang tidak pernah melanggar aturan, sangat patuh, sangat rajin, berprestasi, dan mampu menjadi contoh kepada yang lain. Sedangkan pengendalian yang bersifat simbolik antara lain adalah berupa prestis yang diumumkan melalui pusat bagian informasi yang diumumkan setiap bulan dan saat upacara setap awal bulan. Selain penghargaan yang berupa barang, hal yang sebenarnya lebih membanggakan adalah saat namanya disebut atas suatu penghargaan tertentu dihadapan ribuan santri lainnya. Namun selain pengendalian simbolik yang bersifat positif dan membanggakan, juga tentunya ada yang bersifat negatif dan justru memalukan. Tidak berbeda dengan penghargaan yang diumumkan didepan ribuan orang, pelanggaran juga diumumkan didepan ribuan orang pada upacara yang sama. 

Pengendalian simbolik ini menjadi suatu strategi dalam memberi contoh yang diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi bagi santri lainnya untuk mencapai kebanggan bagi pribadi masing-masing. Seorang yang telah disebut namanya pada suatu ketika saat upacara, dapat berupa suatu kebahagian yang amat sangat atau suatu pukulan yang sangat menjatuhkan. Tidak hanya didepan ribuan santri, tapi upacara juga dihadiri oleh seluruh guru Pondok Pesantren.

 

 

 

C. Tujuan Teori

 

Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang terbanyak. Dalam rangka deontologi, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip "jangan mencuri", misalnya. Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia. Teori-teori ini semua didasarkan atas prinsip (rule-based).

Disamping teori-teori ini, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Teori tipe terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan tidak merupakan sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu filsafat Yunani kuno.

Seperti yang telah saya jelaskan diatas Peraturan organisasi yang ketat namun tetap demokratis, beserta kelembagaan santri yang tercermin dalam kehidupan Pondok Pesantren sehari-hari telah mampu menciptakan suasana persaingan yang sehat antar santri. Namun, bagaimanapun OSDN itu, yang terpenting menjadi pedoman dan prinsip kehidupan santri hanyalah agama. Setiap peraturan yang dibentuk, norma dan nilai-nilai lainnya dalam keberlangsungan hidup santri sehari-hari tidak luput dari aturan agama yang melekat pada diri indiviu masing-masing. Jadi pada dasarnya, tingkat kepatuhan terhadap aturan organisasi telah lebih didahului oleh kepatuhan terhadap agama, yaitu tanggungjawab dan kewajiban terhadap dirinya sendiri dan Allah SWT.

 

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

 

Subyek penelitian ini adalah Sdr Ahmad Farouq yang merupakan Santri Darunnajah Kelas 3 MA. Penelitian ini mengambil lokasi di Kantin Ponpes Darunnajah Jakarta Selatan.. dikarenakan saya alumni Darunnajah saya mengambil Penelitian tentang etika OSDN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini