Minggu, 12 Oktober 2014

KHAIRUL ANAM-PMI5-DEMOGRAFI

PROPOSAL PENELITIAN

"PENGARUH MINIMYA GENERASI PRODUKTIF TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL"

Oleh: Khairul Anam (1112054000021)

A.    LATAR BELAKANG

Generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

Para generasi pendahulu telah menghasilkan karya besar bagi bangsa ini. Kemerdekaan bangsa merupakan karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding fathers negeri ini, yang tidak lain adalah para pemuda. Kemerdekaan bangsa ini bukan dihasilkan melalui warisan para penjajah, namun dihasilkan melalui tercecernya keringat dan darah, semangat dan aktivitas, retorika dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendahulu.

Peran pemuda dalam sejarah negara dan bangsa Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa tahun 1908 atau tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai persyaratan untuk kebangkitan nasional.

Namun hal tersebut bisa berbanding terbalik jika pemuda selaku genasi bangsa tidak mempunyai kompetensi, dan kemampuan. bahkan hal tersebut bisa diperparah dengan minimnya genarasi produktif yang melanda masyakat kita dengan tingginya tingkat fertilitas dan kriminalitas sehingga mengurangi generasi-generasi produktif untuk meneruskan dan memperjuangkan kedauatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Beralatang belakang dari itulah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitiaan yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. Yang pada akhirnya akan mendapatkan suatu hipotesis baru yang bisa kita terapkan dan menjadi suatu pemahan baru dalam ranah pembagunan ekonomi regional pada khususnya.

 

A.    TEORI KEPENDUDUKAN

Dalam menganalisis masalah dan temuan di lapangan peneliti menggunakan teori fisiologi dan sosial ekonomi. Menurut John Stuart Mill, seorang ahli filasafat dan ahli ekonomi berkebangsaan inggris dia berpendapat bahwa situasi tertentu manusia dapat mempengaruh perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi tarif hidup (standart of living) merupakan determinan fertilitas.[1]

 

B.     METODE PENELITIAN

Metode adalah seperagangkat langkah (apa yang harus dilakukan) yang disusun secara sistematis (urutan logis).[2] Sedangkan metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu memahami objek.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berdasarkan data-data hasil dari sumber-sumber yang pilih oleh peneliti sesuai dengan variabel penelitian. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[3]

 



[1] Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D, Demografi Umum. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011, hlm.57

[2]        E. zainal Arifin, Penulisan Karya Ilmiah Dengan Bahasa Indonesia Yang Benar, Jakarta, Mediatama Sarana Perkasa, 1993, cet.ke-5,hlm.56

[3] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta, 2009, hlm.9 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini