Nama : Hasyim asy'ari
NIM : 11140540000021
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
"Sejarah [sebuah] Kota: Studi Kasus Kota"
Bagaimana sebuah kota dibangun ?
Beberapa literatur menyebutkan mula-mula sekali kota didapati pada gua-gua, di lembah-lembah atau tempat-tempat terlindung (Bintarto, 1984 : 35) di sebutkan pula, beberapa jalur tepi sungai atau dikawasan tertentu yang letaknya strategis menjadi cikal bakal terbentuknya kota. Apabila mereka sekedar hidup mengelompok, sebenarnya kawasan yang ditempati belum tentu termasuk dalam kategori kota, karena ciri utama kota adalah mata pencaharian penduduknya adalah nonagraris dan penduduknya memepunyai pekerjaan dan kebutuhan yang relatife heterogen. Akan tetapi, kalau jumlah anggotanya sedikit, tetapi sudah terdapat sistem pemerintahan yang sederhana sekalipun dapat menjurus pada pengertian kota. Disinilah sebenarnya letak kesulitan memberikan pengertian kota secara pasti. Kombinasi dari beberapa unsur seperti jumlah penduduk, ragam pekerjaan, ragam kebutuhan, fasilitas umumnya dan biasanya terdapat pimpinan yang kuat yang biasa bermain politik (untuk membentuk sistem pemerintah ), akan memengaruhi suatu kawasan itu disebut kota atau tidak.
Apabila diamati relief didalam gua-gua, sering ditemui gambar ikan dan binatang serta perangkat kehidupan manusia, seperti tombak, alat berburu (atau perlengkapan peperangan apabila penghuninya mulai banyak) dan dewa. Hal ini menggambarkan bahwa mata pencaharian mereka berburu dan menangkap ikan.
Mengapa kota tersebut penting saat ini ?
Karena kota adalah untuk untuk meningkatkan dan memperkaya mutu kehidupan bagi penduduk kota yang makin besar jumlahnya ini semuanya orang perorangan yang membutuhkan pangan, tempat berteduh, air bersih, pekerjaan, pendidikan dan layanan kesehatan, serta lingkungan fisik dan soal untuk tempat hidup dan untuk menghindarkan semakin parahnya keadaan di kota dalam tahun-tahun yang akan datang ini, perlu ada pembagian kekayaan yang adil antar bangsa-bangsa di dunia. Bersamaan dengan itu juga perlu ada perubahan didalam negeri untuk menjamin terwujudnya pembagian sumberdaya yang merata dan masyarakat adil dan makmur di dalam tiap-tia negara. Tujuan dari usaha mengendalikan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi haruslah untuk mewujudkan pembagian sumberdaya dan kesempatan pembangunan yang seimbang dan pembagian yang adil dari hasil-hasil ekonomi dan sosial yang diperoleh dari hal tersebut.
Apa yang membuat kota tersebut bertahan ?
Ada satu perkembangan positif : urbanisasi berpengaruh pada proses peralihan penduduk. Pertumbuhan kota berkaitan poasitif dengan pendapatan yang meningkat, memperluas pendidikan, memperluas saluran komunikasi, mengembangkan kepandaiaan baca tulis, membuka lapangan kerja dan kesempatan-kesempatan lain bagi kaum wanita. Meski menghadapi banyak masalah, kota tetap merupakan pusat yang produktif dan sumbu dunia perniagaan. Selain itu kota juga mempercepat perubahan sosial dan proses pembangunan bangsa.
Bagaimana pimpinan kota mengelola kota ?
Pemerintah nasional seringkali terlalu sibuk dengan masalah-masalah ekonomi sehinggah lupa menadu rencana fisik dengan rencana pembangunan sosial-ekonomi. Sasaran-sasaran ekonomi ditetapkan dan cara-cara mencapainya disusun tanpa memperhitungkan apa arti semua ini dari ruang fisik. Kebijaksanaan dan program ekonomi yang tidak berpengaruh terhadap ruang fisik hadir tidak ada. Kebijaksanaan dan program ini dijalankan secara membabibuta dimasa-masa yang sudah-sudah, dan inilah yang menyebabkan banyak kota didunia " tumbuh secara tidak sengaja". Seatu encana menyeluruh harus didasarkan pada kesadaran bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi pasti ada pengaruh atas letak kawasan industri,penyebaran penduduk, pola penggunaan tanah dan berbagai kelompok penduduk yak dapat manfaat (atau harus membayar) dari kegiatan pemerintah. Waktu menetapkan sasaran-sasaran penanaman modal, pajak, lapangan kerja atau prasarana, priorita tinggi harus diberikan pada soal-soal seperti siapa yang menanggung akibat kebijaksanaan ini, dan diwilayah mana mereka tinggal dalam kota bersangkutan.
Wewenang dan kekuasaan dapat dibagi-bagi antara berbagai tingkat pemerintahan setempat, kota, propinsi sehingga bidang-bidang yang menjadi tanggungjawab tingkat tertentu dapat diserahkan pada tingkat pemerintah bersangkutan. Jadi, satuan pemerintah setempat, misalnya, dapat diberi wewenang menyalurkan air bersih, mengumpulkan sampah, mengatur tugas kepolisian, mengatur layanan pemadam kebakaran dan keadaan darurat, dan sebagainya di wilayahnya, sementara wewenang menyusun rencana menyeluruh diberikan pada pemerintah tingkat kota atau propinsi.
Wewenang luaswilayah dan soal perencanaan menyeluruh muncul soal keuangan kota. Pemerintah dapat memperbaiki keuangannya dengan cara menyusun tata pemerintahan atas wewenang luasnya wilayah. Dengan cara ini lebih mudah menghimpun dana dan menghadapi pemerintah tingkat lebih tinggi waktu minta dana bantuan. Banyak sekali langkah yang dapat diambil dalam kerangka wewenang luas wilayah, seperti penetapan pajak, penetapan anggaran, pemeriksaan keuangan dan pengendalian keuangan, yang dapat membantu memperbaiki keadaan keuangan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar