LAPORAN HASIL PENELITIAN
PENGANTAR SOSIOLOGI
KEHIDUPAN SOSIAL DI PASAR TRADISIONAL
Di Susun Oleh :
Seli Nursolihat 11150510000043 (KPI 1A)
Pawit Fuji Lestari 11150510000061 (Jurnalistik 1A)
Ergita Purnama 11150510000068 (KPI 1B)
BAB I
PENDAHULUAN
A. MENGAPA GEJALA SOSIAL INI PENTING UNTUK DITULIS / DITELITI
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubungan, jaringan interaksi, serta sebagai kompleks lembaga atau pranata.
Dalam penelitian kali ini, kami memilih pasar sebagai tempat penelitian dikarenakan di dalam pasar banyak terdapat interaksi secara langsung . Interaksi merupakan hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerjasama, persaingan, ataupun pertikaian. Sehingga di dalam pasar memungkinkkan terjadi banyak konflik atau pembagian kelas atau kekuasaan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli maupun antara pedagang dengan sesame pedagang dipasar tersebut.
Dari ini semua dapat disimpulkan bahwa studi tentang hubungan-hubungan antara dan diantara orang, kelompok, institusi,atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan penelitian sosial. Penelitian social merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuan social untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek social sehingga kita dapat memahaminya. Penelitian dapat digambarkan sebagai upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki sebuah masalah spesifik yang memerlukan sebuah solusi.
B. LANDASAN TEORI KARL MARX
Karl Marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis memunculkan akibat social yang tidak diinginkan dan sebagai pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke waktu.
Hasil dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain :
- masyarakat feudalisme, dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh tuan-tuan tanah.
Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung, namun karena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan dengan masyarakat sosialise.
- Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa kapitlisme.
- Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau materi.
Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
- kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi.
- Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja, maupun bahan-bahan produksi.
Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkannya ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat perubahan kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi penggilingan uap pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk memproduksi barang adalah buruh.
Segi-segi pemikiran filosofis Marx berpusat pada usaha untuk membuka kedok sistem nilai masyarakat, pola kepercayaan dan bentuk kesadaran sebagai ideologi yang mencerminkan dan memperkuat kepentingan kelas yang berkuasa. Meskipun dalam pandangannya, orientasi budaya tidak seluruhnya ditentukan oleh struktur kelas ekonomi, orientasi tersebut sangat dipengaruhi dan dipaksa oleh struktur tersebut. Tekanan Marx pada pentingnya kondisi materiil seperti terlihat dalam struktur masyarakat, membatasi pengaruh budaya terhadap kesadaran individu para pelakunya. Terdapat beberapa segi kenyataan sosial yang Marx tekankan, yang tidak dapat diabaikan oleh teori apa pun yaitu antara lain adalah, pengakuan terhadap adanya struktur kelas dalam masyarakat, kepentingan ekonomi yang saling bertentangan diantara orang-orang dalam kelas berbeda, pengaruh yang besar dari posisi kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang serta bentuk kesadaran dan berbagai pengaruh dari konflik kelas dalam menimbulkan perubahan struktur sosial, merupakan sesuatu hal yang sangat penting.
Marx percaya bahwa masyarakat terbentuk di sekeliling kontradiksi-kontadiksi yang hanya bisa di selesaikan melauli perubahan sosial yang aktual. Salah satu kontradiksi mendasar yang di lihat Marx adalah antara sifat dasar manusia dan syarat-syarat kerja di dalam kapitalisme. Bagi Marx sifat dasar manusaia dikaitkan dengan kerja yang mengekspresikan dan mentranfomasikan hakikat kita. Dibawah kapitelisme, kerja kita kita dijual sebagai komoditas, dan hal lain menyebabkan kita teraliensi dari aktivitas produktif kita. Analisis marx terhadap masyarakat kapitalis. Kita mulai dengan konsep sentral tentang komoditas-komoditas, kemudian melihat kontradiksi antara nilai-guna komoditas tersebut dan nilai-tukarnya. Di dalam kapitalisme, nilai komoditas tukar cenderung melebihi penggunaanya yang aktual di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, oleh karena itu, komoditas-komoditas mulai tampak terpisah dari kerja manusia dan kebutuhan manusia dan pada akhirnya tampak menjadi berkuasa atas manusia. Marx menyebut hal ini dengan fetisisme komoditas. Fetisisme ini merupakan suatu bentuk reifikasi, dan pengaruhnya lebih dari sekedar terhadap komoditas-komoditas: secara khusus, mempengaruhi sistem ekonomi yang mulai terlihat seperti kekuatan objektif dan nonpolitis yang menentukan kehidupan manusia. Karena refikasi ini, kita tidak melihat bahwa ide kapital memuat suatu relasi sosial yang kontadiktif antara orang-orang yang mengambil keuntungan dari investasi-investasi dan orang-orang yang bekerja menyediakan nilai-surplus yang membentuk keuntungan. Marx percaya kalau kapitalisme adalah sesuatu yang baik dan bahwa kritik pedasnya terhadap kapitalisme adalah sesuatu yang baik dari sudut kemungkinannya dimasa yang akan datang.
C. Metode Penelitian
Metode ilmiah adalah merumuskan masalah melalui observasi (pengamatan) terhadap gejala-gejala terhadap objek kajian dari ilmu itu sendiri. Rumusan masalah yang diajukan kemudian dianalisis melalui kerangka pemikiran untuk mendapat hipotesis. Setelah itu dilakukan langkah pembuktian ilmiah atas hipotesis iniMmelalui data-data dari realitas sosial.
Pendekatan yang kami gunakan dalam tugas ini yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode ini juga dikenal dengan istilah metode historis dan komparatif, artinya setiap analisis ilmiah dari gejala atas objek kajian sosiologi lebih menekankan pada analisis peristiwa-peristiwa social untuk kemudian dirumuskan dalam prinsip-prinsip umum.
BAB II
GAMBARAN LOKASI
Kami meneliti 3 Pasar Tradisional yang terletak di daerah Tangerang Selatan, diantaranya :
1. Pasar Ciputat
Berlokasi di: Jl. Dewi Sartika Ciputat, Tangerang Selatan
Jam buka : 07.00 – 17.00 WIB
Pasar Ciputat yang berdiri tiga lantai ini dipadati oleh pedagang yang berasal dari berbagai wilayah, namun mayoritas berasal dari Ciputat dan sekitarnya, walaupun tidak sedikit juga pedagang yang berasal dari luar Jakarta, seperti Padang, Banten, Jawa, dan lain-lain. Lantai satu Pasar Ciputat banyak diisi oleh pedagang sembako dan sayur, dan juga buah-buahan. Lantai dua diisi oleh pedagang baju, sepatu, dan toko kain, sedangkan pada lantai tiga hampir sama dengan lantai dua yang kebanyakan pedagangnya penjual baju, sepatu, pakaian dalam, kain, dan kerudung. Di lantai tiga pasar ini masih banyak kios-kios kosong yang menunggu untuk ditempati.
Di sekitar Pasar Ciputat juga terdapat pusat-pusat perbelanjaan seperti Ramayana dan Plaza Ciputat. Walaupun banyak anggapan berbelanja di pasar modern lebih nyaman, namun nyatanya Pasar Ciputat sebagai pasar tradisional tetap memiliki konsumennya sendiri, karena Pasar Ciputat sudah terkenal sebagai sentral perbelanjaan bagi masyarakat sekitar. Tidak sedikit masyarakat yang tinggal di luar Ciputat mendatangi pasar ini. Di Pasar Ciputat selain faktor harga yang relatif murah, negosiasi antara penjual dengan pembeli pun terjadi begitu hangat.
2. Pasar Cimanggis
Berlokasi di: Jl. RE Martadinata, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan
Jam Buka : 07.00 - 15.00 WIB
Pasar ini di termasuk pasar tradisional yang dikelola oleh PT Tritama Nila Griya. Pasar ini beroperasi sejak tahun 2000-an di bawah pimpinan Bapak Tampubolon. Keunggulan pasar ini menjual berbagai macam agen sembako, agen beras, sayur – sayuran serta buah-buahan. Sedangkan Kelemahannya yaitu jika hujan pasar ini kotor dan becek. Dan sekitaran jalan rayanya setiap hari selalu ada sampah yang menumpuk di sini. Sampah buangan dari pasar Cimanggis yang baunya menyengat. Untuk yang ingin membuka lapak dagangan di pasar ini dan ingin menyewa ruko di target kan pengeluaran biayanya pertahun sedangkan untuk lapak pedagang sayur-sayuran dan buah-buahan sewa tempatnya di hitung per meter nya kurang lebih Rp. 30.000/meter.
3. Pasar Jombang
Berlokasi di: Jalan raya Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan
Jam Buka : 04.00 – 16.00 WIB
Pasar Jombang termasuk kedalam pasar tradisional yang dikelola oleh Pemkab Tangerang sebagai pemerintah induk. Retribusi pasar ini pun masih dikelola oleh Pemkab Tangerang. Kelemahan dari pasar ini yaitu Pasar Jombang memang kotor. Terlebih di pasar itu kondisi kemacetan juga luar biasa terjadi di wilayah itu dikarenakan lokasi yang sangat dekat dengan jalan raya dan stasiun kereta api Sudimara. Pasar ini menjual berbagai macam sembako, beras, rempah-rempaha sayur – sayuran serta buah-buahan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
BAB III
HASIL ANALISIS
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaanya bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional umumnya menyediakan berbagai macam bahan pokok keperluan rumah tangga, dan pasar ini biasanya berlokasi di tempat yang terbuka. Bangunan di pasar ini berbentuk toko dan los. Toko semi permanen umumnya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian, dan barang atau perabotan lainnya. Adapun los-nya yang digunakan untuk berjualan buah-buahan, sayuran, ikan, daging dan sebagainya. Penerangan di pasar tradisional secukupnya, dan tidak ber-AC. Kebersihan juga kadang kurang terjaga, seperti sampah banyak berserakan dan bertumpukan sehingga sering menimbulkan bau. Akibatnya jika turun hujan, akan becek dan kotor. Tapi semakin kesini kebersihan di pasar tradisional mulai di tingkatkan, bahkan sekarang ada pasar tradisional yang rapih dan bersih sehingga nyaman untuk dikunjungi.
Ciri-ciri pasar tradisional,diantaranya :
1. Proses jual beli barang melalui proses tawar menawar harga.
2. Barang yang dijual umumnya keperluan memasak, dapur dan rumah tangga.
3. Harga barang yang di perjualbelikan relatif murah dan terjangkau.
4. Area pasar tradisional biasanya di tempat yang terbuka.
Adapun yang di maksud dengan Pasar modern yaitu tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang tunai. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang disebut dengan transaksi. Pasar terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang. Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
Kami menganalisis hasil wawancara dengan teori yang ada, kami mewawancarai sembilan narasumber dari tiga pasar tardisional, narasumber pada masing pasar diantaranya tiga orang pedagang buah, tiga orang konsumen dan tiga orang masyarakat sekitar dengan lokasi yang berbeda.
Lokasi pertama kami melakukan studi banding di daerah Pasar Ciputat yang mana kami menemui salah satu pedagang yang bernama Mbak Aty dan mencoba mewawancarai ditengah kesibukannya. Mbak Aty memilih untuk berjualan buah di pasar dikarenakan sejak dulu juga sudah berjualan buah, atau turun menurun dan faktor dari keluarga yang sudah berjualan buah. Beliau sendiri telah berjualan selama 20 tahun, dengan penghasilan kotor perhari yang didapat berkisar kurang lebih Rp. 4.000.000. Target yang dicari adalah orang yang baru pulang dari kantor,lokasi yang berada di pinggir jalan menjadi mudah dikenali orang banyak. Selain itu, apabila ada buah busuk akan dibuang dan tidaki dijual kembali. Selain itu, ada beberapa buah yang ada hanya pada musim- musim tertentu. Contohnya Saat ini sedang musim mangga, rambutan. Mbak Aty pun mengatur sistem penjualan pada saat musiman, karena pada buah saat baru musimnya itu terkadang jauh lebih mahal, tetapi jika musimnya sudah mulai menurun banyak berani jual.Harga yang dipasarkan di Pasar ini terkadang ada yang berbeda dan ada yang sama, barang yang dijual lebih mahal dan bagus dilokasi Mbak Aty ini karena buah yang dijual di lap terlebih dahulu, sedangkan ditempat yang lain belum tentu. Tidak lupa kami pun membeli buah manggis dan ternyata setelah dibuka terdapat buah busuk yang masih dijajakan untuk dijual. Padahal kami sudah menanyakan prihal tindakan pedagang terhadap buah yang busuk.
Selanjutnya Study lapangan kami lanjutkan ke daerah Pasar Jombang. Kami menemui konsumen yang sedang asik memilih buah. Namanya Ibu Tamrin, ia mengatakan bahwa membeli buah antara di swalayan dan di pasar tradisional mempunyai perbedaan. Beliau lebih menyukai berbelanja buah di pasar tradisional daripada di swalayan. Karena buah yang dijual di pasar tradisional kualitasnya lebih bagus dan segar. Memlilih kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau menjadikan ibu Tamrin memilih buah dari pedagang satu ke pedagang lainnya yang ada di pasar tradisional.
Dalam prakteknya, kapitalisme telah menentang semua kehidupan manusia. Sehingga melahirkan ketimpangan dalam kehidupan berbangsa. Karena system kapitalisme ini hanya segelintir orang yang mampu menguasai system pasar. Dalam teori Karl Marx disebutkan bahwa telah terjadi ketimpangan antara kaum feodal dengan kaum borjuis. Sehingga yang mampu menguasai system pasar hanya orang-orang yang mempunyai modal. Sehingga teori ini berpengaruh pada aturan kebijakan pemerintah dalam menetapkan kebijakan tentang pasar ketika proses kebebasan pasar di suatu negara itu tidak terkontrol maka peranan pemerintah sangat diperlukan. Kemudian lebih spesifiknya pada regulasi ekokomi kerakyatan, atau menopang ekonomi kerakyatan, atau malah mengikuti arus liberalime pasar akibat pengaruh globalisasi. Sehingga harapan besarnya adalah keseimbangan pasar modern dengan pasar tradisional itu betul-betul berkeadilan yang mengarah kepada kesejahteraan bersama.
Pedagang ketiga jatuh kepada penjual yang bernama Alan setiawan umur 21 tahun di Pasar Cimanggis. Ia mengatakan bahwa alasannya berjualan buah karena sudah rezekinya. Dan ia memilih berjualan karena lebih enak, tidak capek, dan lebih santai ketimbang menjadi seorang karyawan swasta. Dengan berjualan buah ini ia mengantongi omset sekitar 3-6 juta. Usaha yang baru ditekuninya selama setahun ini menjadikan banyak target yang mana pembelinya adalah orang yang lewat. Karena lokasinya yang berdekatan dengan jalan raya menjadikan konsumen dengan mudah membeli buah. Seperti pedagang lainnya ia tidak menjajakan dan menjual buah yang busuk kembali. Buah banyak dicari pada musim panas. Dalam Mengatur buah musiman karyawan tidak ikut andil didalamnya adapun yang andil di dalamnya yaitu bosnya atau pemilik buah ini.
Menurut Karl Marx, menciptakan kekayaan modal, tanah, pabrik, dan mesin) terlibat dalam konflik dengan kaum proletar (kelas yang dieksploitasi, massa pekerja yang tidak memiliki alat produksi). Perjuangan sengit ini hanya dapat berakhir jika kaum pekerja bersatu dalam revolusi dan membuang rantai-rantai perbudakan mereka. Hasilnya ialah suatu masyarakat tanpa kelas, yang bebas dari eksploitasi , dalam mana manusia akan berkerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima sesuai dengan kebutuhan mereka (Marx dan Engels 1848/1967)
Marxisme tidaklah sama dengan komunisme, meskipun marx mendukung revolusi sebagai satu-satunya cara bagi kaum pekerja untuk dapat mengendalikan masyarakat, dia tidak mengembangkan sistem politik yang dinamakan komunisme.
Kehidupan sosial di pasar tradisional menurut teori Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Adapun ilmu ekonomi sebagai dasar dikatakan oleh Menurut Karl Marx ialah hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat terus hidup dalam mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup. Apapun yang bisa menghasilkan pangan, sandang, dan papan bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tidak ada yang bisa menghindar dari tugas memproduksi hal-hal itu. Namun, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain. Produksi sarana hidup kini menjadi aktivitas sosial, bukan lagi aktivitas individu.
Menurut masyarakat sekitar tentang adanya pasar tradisional dengan para pedangang di pasar ini sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan dan adanya fasilitas yang didapatkan. Pemenuhan kebutuhan seperti tersedianya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan seperti makanan, sayur-sayuran, buah-buahan, beras, pakaian dan lain sebagainya yang merupakan penunjang bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya pasar tradisional yang menjajakan berbagai kebutuhan masyarakat merupakan salah satu fasilitas yang didapatkan masyarakat sekitar, selain itu masyakarat sekitar juga dapat mendirikan usaha di pasar tersebut. Masyarakat sekitar berperan pula sebagai pengontrol social antara para pedagang maupun pembeli.
Masyarakat sekarang cenderung memilih swalayan sebagai tempat berbelanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun kenyataannya pasar tradisional masih memiliki daya tarik bagi masyarakat. Setelah pasar tradisional marak di revitalisasi, masyarakat yang dulunya malas berbelanja ke pasar justru sekarang lebih memilih pasar tradisional. Berikut beberapa alasan mengapa masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar tradisional :
Pertama, pasar tradisional menyediakan hampir semua yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti sayur, buah, rempah-rempah, alat rumah tangga, perlengkapan sekolah, pakaian hingga jajanan pasar yang belum tentu dijumpai jika berbelanja di pasar modern atau swalayan.
Kedua, harganya lebih murah bila dibandingkan berbelanja di pasar swalayan. Berbelanja di pasar tradisional juga memungkinkan proses tawar menawar yang memiliki efek tersendiri bagi pembeli untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Ketiga, pasar tradisional memang tidak menyediakan lemari pendingin untuk menyimpan sayur dan buah agar terlihat segar seperti di pasar swalayan. Dengan seperti itu, kita dapat lebih mudah memilih sayur dan buah mana yang masih bagus atau tidak untuk dibeli.
Keempat, pasar tradisional memang terletak dekat dengan pemukiman masyarakat sehingga dapat menghemat waktu tempuh. Di pasar tradisional kita juga tidak perlu mengantri untuk membayar di kasir seperti yang terjadi di pasar swalayan. Apalagi jika di akhir pekan antrian pembayaran bisa lebih ramai.
Kelima, pasar tradisional menjadi tempat interaksi sosial bagi masyarkat. Interaksi yang terjadi pun cukup menarik seperti saling tawar menawar hingga menimbulkan pembicaraan yang lebih intens bagi ibu-ibu sesama pembeli, interaksi yang menarik juga terjadi oleh sesama penjual dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Itu yang member kehangatan tersendiri jika berbelanja di pasar tradisional.
Keenam, pasar tradisional lebih banyak menjual hasil bumi negeri sendiri. Jika berbelanja di pasar tradisional maka kita ikut memajukan produk dalam negeri. Belajar di pasar sama saja dengan membantu mengembakan usaha kecil dalam negeri.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya.
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasingan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi, dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah, ia tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi.
Eksistensi pasar tradisional ditengah modernisasi tampaknya mulai mengalami penurunan kepercayaan signifikan dari masyarakat. Apalagi jika dibandingkan dengan pasar modern yang lebih menyajikan kenyamanan, kepercayaan dan pelayanan yang lebih unggul dibandingkan dengan pasar tradisional. Kebijakan pemerintah yang lebih mengedepankan kepentingan politik daripada rakyat itu sendiri. Seperti dengan kian maraknya regulasi keberpihakan pemerintah terhadap pasar modern disejumlah daerah di negeri ini.
Siklus usaha pasar tradisional telah membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun kondisi pasar tradisional telah mengalami keterpinggiran dibandingkan pesatnya kehadiran pasar modern seperti supermarket, mall dan belanja online. Pertumbuhan pasar tradisonal relatif sedikit dibandingkan pasar modern, namun fungsi pasar nwtradisional tidak dapat digantikan oleh pasar modern. Hal yang unik pada pasar tradisional meliputi :
1. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh barang kebutuhan harian dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar modern.
2. Pasar tradisional lebih terbuka untuk semua golongan ekonomi, baik ekonomi lemah, menengah maupun ekonomi kuat, namun akses terbesar dimanfaatkan oleh pengusaha ekonomi lemah.
3. Pasar tradisional jelas memberikan kontribusi untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat retribusi yang ditarik oleh pedagang.
4. Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam perhitungan kemampuan ekonomi di tingkat local, regional, maupun nasional.
5. Fungsi social masyarakat tampak pada kearifan local yang dapat dipotret dalam keseharian pasar serta tempat masyarakat kalangan bawah untuk menumpahkan realitas social, ekonomi, politik, persengketaan hokum, maupun hebohnya dunia selebritis dan fakta social liannya yang ditayangkan melalui media hiburan.
Sebaliknya competitor pasar tradisional yakni pasar modern diekspresikan dengan gedung yang megah, pengunjung yang datang dengan penampilan yang rapi dan bersih bahkan dengan mode terkini, mampu menampilkan nuansa hiburan atau rekreasi dengan menikmati berbagai fasilitas permainan anak-anak dan remaja serta berbagai menu siap saji, suasana lingkungan yang bersih dan hembusan aircondition yang membetahkan pengunjung berlama-lama melepaskan libido konsumerismenya.
Manusia harus bekerja karena manusia harus memenuhi kebutuhannya. Manusia harus merubah alam dan dengannya manusia baru bisa hidup. Menurut Karl Marx, manusia itu makhluk ganda yang aneh. Di satu pihak ia makhluk alam seperti binatang dan dpihak lain ia harus berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing baginya. Manusia tidak tergantung dari lingkungan alam, tetapi bias mengolah seluruh alam dem tujuannya yang macam-macam. Pekerjaan itu tanda khas yang melekat pada manusia. Pekerjaan itu tanda bahwa manusia adalah makhluk yang bebas dan universal.
Karl Marx berpandangan bahwa nilai tukar sebuah barang sangat ditentukan oleh jumlah atau waktu yang diperlukan di dalam mengerjakan barang tersbut. Yang dimaksudkan dengan nilai tukar yaitu nilai sebuah barang kalau diperjual-belikan di pasar dan yang biasanya dinilai dalam ukuran jumlah uang. Sementara itu, nilai guna diukur dari gunanya suatu barang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Nilai guna tergantung dari macam barang dan kebutuhan di dalam masyarakat. Nilai guna tidak ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk membuatnya. Nilai tukar sebuah barang sangat ditentukan oleh intensitas pekerjaan di dalam mengerjakan sebuah barang. Meski demikian, nilai sebuah barang tidak ditentukan oleh kerja individu, melainkan oleh apa yang dinamakan oleh Karl Marx dengan "Waktu kerja social yang diperlukan". Artinya, waktu yang rata-rata diperlukan dan dengan kepandaian tertentu untuk membuat barang tersebut didalam masyarakat.
Teori Marx merupakan suatu teori yang terutama berhubungan dengan tingkat sturktur social tentang kenyataan social. Teori ini menekankan pada saling ketergantungan yang tinggi antara sturktur sosial dan kondisi materil, dimana individu harus menyesuaikan dirinya supaya tetap hidup dan memenuhi berbagai kebutuhannya. Menurut Marx, hubungan antara individu dan lingkungan materilnya dijembatani melalui struktur ekonomi masyarakat. Struktur internal ekonomi itu terdiri dari kelas-kelas social yang muncul dari perbedaan dalam kesempatan untuk memiliki alat produksi serta ketidaksesuaian yang dihasilkannya dalam kepentingan ekonomi.
BAB IV
KESIMPULAN
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya.
Kehidupan sosial di pasar tradisional menurut teori Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Adapun ilmu ekonomi sebagai dasar dikatakan oleh Menurut Karl Marx ialah hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat terus hidup dalam mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Heslin, James M. 2006. Sosiologi dengan pendekatan membumi Edisi 6. Jakarta: Erlangga
2. Johnson, D.P. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan Robert MZ Lawang. Jakarta: Gramedia.
3. Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern (Edisi Ketujuh). Jakarta: Prenadamedia Group
4. Ritzer, G. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Terjemahan Alimandan. Jakarta: Rajawali.
5. Soekanto, S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.