Sabtu, 10 Mei 2014

Julia Rahmania_Tugas6_Tor dan Hasil Penelitian ke 2

Penelitian ke 2
 
JUDUL           : KEHIDUPAN SEORANG BURUH PANGGUL DI PASAR PARUNG
 
NAMA            : JULIA RAHMANIA
NIM                : 1113054100012
JURUSAN      : KESEJAHTERAAN SOSIAL
KELAS           : 2A
 
I.                   LATAR BELAKANG
Keberadaan buruh panggul di Pasar Parung bersamaan dibukanya pasar tersebut. Buruh panggul merupakan sebuah profesi di mana lebih mengutamakan kekuatan fisik untuk mengankat barang. Profesi kuli panggul ini masih tetap bertahan sampai sekarang karena keberadaan mereka terus dibutuhkan para pengguna jasa. Profesi ini bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu lebih diminati kaum pria. Tetapi masih ada beberapa kaum wanita bahkan sampai anak-anak menggeluti profesi ini.
Para kuli panggul ini memulai pekerjaannya pada pagi hari sampa sore hari. Laki-laki perkasa yang menghayati perannya denganpenuh ketulusan untuk memanggul dan membantu mengangkat barang orang lain demi sekedar upah penopang hidupnya. Penghasilan setiap hari mungkin kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi kalau sudah ada anak yang bersekolah. Walaupun pekerjaan ini sangat menguras banyak tenaga tetapi hasil yang didapat setiap harti tidak sebanding dan tidak menentu.
 
II.                PERTANYAAN PENELITIAN
1.      Apa yang menjadi faktor pendorong seorang buruh panggul memilih pekerjaan memanggul tersebut?
2.      Bagaimana kehidupan seorang buruh panggul yang sesungguhnya? Apakah terjadi perubahan sosial atau tidak?

III.             METODE PENELITIAN
Menggunakan Metode Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu "teori".
IV.             Teori Yang Digunakan
Dalam penelitian ini, saya menggunakan teori sosiologi klasik yaitu marx weber. Metode yang digunakan adalah observasi dan hasil dari penelitian tersebut berupa narasi.
V.                Area Riset
Ø  Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pasar Parung
Ø  Objek                    : Pasar 
Ø  Subjek                   : Individu
Ø  Narasumber           : Pak Idam, seorang buruh panggul di Pasar PARUNG
Ø  Waktu                   : Penelitian pertama berlangsung pada hari Rabu 7 Mei   2014
  
VI.             Output penelitian
Terik matahari yang menyengat kulit tidak membuat lelaki setengah baya itu patah semangat. Bapak 5 anak ini memikul tak kurang dari setengah kuintal singkong dia pikul untuk setiap keranjangnya. Padatnya pengunjung pasar siang itu juga tidak membubayarkan konsentrasi lelaki yang telah 13 tahun menekuni pekerjaan sebagai kuli panggul pasar tradisional yang berada di daerah Parung itu. Dengan lincah lelaki yang mengaku bernama Ahmad Idam tetapi lebih sering dipanggil Pak Idam itu menyelinap di tengah keramaian sambil sesekali berteriak memberi peringatan kepada pengunjung pasar untuk memberinya jalan.
Ketika hari menjelang sore, raut muka Pak Idam menunjukkan keletihan yang amat sangat. Kulitnya yang hitam tampak kemerahan terbakar matahari. Dengan langkah gontai, Pak Idam menuju sudut kios tempat teman-teman seprofesinya berkumpul. Pak Idam langsung terduduk lemas di emperan toko. Sesekali Pak Idam terlihat bercengkrama dengan teman-temannya sambil meneguk minuman yang dibelinya dari pedagang asongan. Dikeluarkannya uang pendapatannya hari itu, Pak Idam tersenyum saat diketahuinya hari itu dia bisa membawa uang Rp30.000.
Lelaki asal Pandeglang Jawa Barat, 13 tahun lalu Pak idam datang ke pasar Parung. Kenekatannya mengadu nasib tergoda dengan keberhasilan teman sekampungnya. Padahal saat itu, Pak Idam tidak punya keahlian khusus apalagi modal yang cukup untuk membuka usaha. Akan tetapi, tekad Pak Idam sudah bulat. Meski seorang diri Pak Idam mencoba mencari pekerjaan di pasar Parung. Awalnya Pak Idam diberi kepercayaan untuk menjaga toko namun belakangan Pak Idam justru tertarik membantu pengunjung pasar mengangkut barang.
Memberikan jasa angkut barang, buat Pak Idam ternyata menghasilkan rupiah lebih cepat meskipun harus mengelurkan tenaga esktra. Saat pertama kali mengangkut karung-karung berisi singkong dan sayur mayor lainnya, sekujur tubuhnya sakit bahkan memaksanya harus beristirahat beberapa hari.
Upah yang diterima Pak Idam seiring perjalanan waktu, kini Pak Idam bisa menikmati dari Rp10.000 dari kerja kerasnya mengandalkan kekuatan punggung dan lengan. Dengan bekerja sejak pagi buta hingga sore sekitar jam 4 sore, setiap harinya Pak Idam bisa mengantongi uang rata-rata Rp30.000-40.000. "Kalau pasar lagi sepi banget, paling tidak saya bisa bawa pulang Rp20.000," katanya.
Tapi siapa yang menduga sosok lelaki itu kini telah berusia 50 puluh tahun. Usia yang mengkhawatirkan untuk menekuni pekerjaan kasar sebagai kuli panggul ternyata masih bisa bersaing dengan tenaga muda yang lainnya. Meski kerut-kerut di wajahnya terlihat jelas tapi tubuhnya memang terlihat masih bugar. Ketika ditanya rahasianya, lelaki yang terlihat pendiam itu mengatakan setiap hari dia harus mengkonsumsi jamu tradisional dan telur ayam kampung.
Bukan tidak mau beralih profesi, tapi dia yang hanya lulusan SD ini sadar mencari pekerjaan di zaman sekarang ini bukan hal mudah. Apalagi sebagai ayah lima anak ini setiap minggunya harus membawa uang guna menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Rupiah demi rupiah dikumpulkannya untuk dibawa pulang kampung. "Kalau satu minggu belum cukup uangnya, saya terpaksa pulangnya dua minggu sekali," ujar Pak Idam.
Di Parung Pak Idam hidup seorang diri. Tinggal dikontrakan kecil bersama rekan-rekan seprofesinya, Pak Idam  mencoba mengais rupiah di tengah kerasnya hidup di zaman modern ini hanya untuk kebahagian keluarganya. Meski harus terpisah dari keluarga tercinta, Pak Idam mengaku tidak punya pilihan. Seberat-beratnya beban yang dipikul Pak Idam itu tak lantas mebuat dia mengeluh. Dalam benak badan berpeluh itu tersimpan beribu asa yang dipikul bersama hasil bumi.
"Saya ingin anak saya bisa sekolah dan berhasil," tuturnya penuh harapan. Doa dan pengorbanan seorang ayah ini seakan cerminan bahwa kehidupan dan keberhasilan seseorang ternyata berasal dari sebuah pengorbanan orang tua.
Dalam kehidupan seorang buruh panggul ini tidak ada respon terhadap perubahan sosial. Terjadi penolakan atau penentangan terhadap perubahan sosial, dimana masyarakat tetap pada pendiriannya dan adanya culture lag (ketertinggalan budaya)/social lag (ketertinggalan dalam kehidupan sosial). Rata-rata yang menggeluti profesi buruh panggul ini hanya mengenyam pendidikan SD itupun tidak sampai tamat.
Pertanyaan penelitian yang diajukan kepada subjek ( Pak Idam )  :
1.      Apa yang menyebabkan bapak menjadi seorang buruh panggul?
2.      Bapak asli orang sini atau perantau yang mengais rezeki disini?
3.      Apa yang bapak rasakan dengan penghasilan yang bapak peroleh?
4.      Bapak memulai bekerja dari pukul berapa dan selesai pukul berapa?
5.      Dengan memberikan jasa angkut ini, apakah telah memenuhi kebutuhan hidup bapak?
6.      Apakah ada keluhan khusus selama menjadi buruh panggul ini?
7.      Mengapa bapak bisa tertarik dengan pekerjaan ini, padahal masih ada pekerjaan yang lebih baik?
8.      Apakah bapak ada keinginan untuk beralih profesi?
9.     Dalam menekuni profesi, bagaimana dengan keadaan kondisi tubuh bapak yang dalam bekerja mengandalkan tenaga yang banyak?
10.  Bagaimana bapak menjaga kondisi agar tetap kuat menjalakan rutinitas?
11.  Bagaimana dengan kehidupan keluarga di sana?

Anindia Prestiawani Rizki_Tugas 5_Perbaikan Penelitian


I.                  Latar Belakang

Pasar malam merupakan hiburan sederhana untuk rakyat bawah. Untuk memasuki area pasar malam tidak dipungut biaya sama sekali, dan untuk menikmati hiburan dan permainan hanya perlu membayar seharga Rp 2000,- hingga Rp 10.000,- saja. Selain arena permainan, pasar malam juga dipenuhi kios-kios pedagang baju, sepatu, mainan anak-anak, pernak pernik, dan berbagai macam makanan. Pasar malam tidak memiliki tempat yang tetap. Mereka biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempt yang lain. Tergantung kontrak dan juga izin dari lokasi setempat. Biasanya pasar malam membidik tempat-tempat seperti lapangan kosong yang tak terpakai, taman lapang, dimana pun letak-letak strategis yang dekat dengan perumahan padat yang dilewati oleh transportasi umum.

Pendapatan sebuah pasar malam tidaklah menentu, tergantung dengan banyaknya pengunjung yang datang. Karena mereka menempati area terbuka, banyak yang membuat kemungkinan surutnya pengunjung. Seperti hujan, pengajian missal, dan mati listrik. Mengingat pasar malam selalu membuat, merakit, dan membawa rakitan arena                                                                     permainan-permainannya sendiri, tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan pekerjaan nomaden ini, upah untuk para karyawannya selalu tidak menentu tergantung dengan pendapatan setiap malam. Prinsip mereka adalah "ringan sama dipikul, berat sama dijinjing. Kami bersama-sama menanggung beban dan penderitaan maupun keriangan. Yang penting bisa bertahan hidup". Para karyawan yang bisa dibilang termasuk rakyat bawah, mencari nafkah dengan cara menghibur rakyat bawah juga. Jika dilihat dari luar, begitu banyak hiburan yang bisa didapat oleh pengunjung jika mendatangi pasar malam. Dengan kerlap-kerlip lampu, irama musik berdendang, atraksi sirkus kampung, serta aneka ragam makanan yang mengundang selera, itu hanya sisi luar dari kehidupan pasar malam. Tetapi bagi para karyawan di pasar malam ini, begitu banyak kemungkinan akan kelangsungan hidup mereka. Pendapatan tak menentu, kerja semalaman, berpindah-pindah tempat dengan membawa peralatannya sendiri. Tempat bekerja nomaden, begitu pula dengan tempat tinggal. Hampir seluruh pekerjanya tinggal di area pasar malam tempat mereka bekerja. Tidak peduli dengan segala kebutuhan, mereka semua seakan hanya berpikir untuk bertahan hidup.

 

II.               Pertanyaan Penelitian

1.      Tanggapan warga dengan adanya pasar malam?

2.      Keuntungan dan kerugian dengan adanya pasar malam tersebut bagi warga sekitar?

 

III.           Metode

Metode yang digunakan yaitu Metode kualitatif.

Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.

 

IV.           Teori Yang Digunakan

          Teori yang di gunakan adalah teori emile durkheim karena subjek yang di teliti adalah masyarakat dan metode yang di gunakan yaitu observasi serta output yang di hasilkan berbentuk narasi.

 

Sample Wawancara

Saya                : Assalamu'alaikum, maaf bu saya boleh menggangu sebentar waktunya untuk mewawancarai ibu..?

Ibu Titin          : Wa'alaikum salam, oh iya boleh

Saya                : Siapa nama ibu dan usia berapa?

Ibu Titin          : Saya Titin, usia saya 43 tahun.

Saya                : Ibu berasal dari daerah mana?

Ibu Titin          : Saya dari Sumatera de.

Saya                : Kalau pasar malam disini kira-kira sudah ada sejak berapa lama bu?

Ibu Titin          : Kalau disini sih kira-kira sekitar 3 tahun lalu.

Saya                : Terdapat apa saja di pasar malam ini?

Ibu Titin          : Banyak ya macamnya, ada makanan, baju-baju, peralatan sekolah, peralatan rumahtangga, hiburan. Ya.. ada lah kebutuhan untuk kalangan bawah seperti kami.

Saya                : Menurut ibu apa keuntungan dengan adanya pasar malam ini?

Ibu Titin          : Pasti ada keuntungannya, salah satunya yaitu harga relatif terjangkau, kerjasama antar pedagang dan warga yang saling membutuhkan.

Saya                : Tadi keuntungan sudah, nah ,ada atau tidak kerugiannya sendiri bu?

Ibu Titin          : Ada namun tidak banyak, seperti adanya sampah saat pasar malam telah usai.

Saya                : Dan bagaimana tanggapan ibu dengan adanya pasar malam disekitar pemukiman warga?

Ibu Titin          :Menurut saya adanya pasar malam ini sangat membantu dan memudahkan kami mendapatkan kebutuhan sehari-hari.

Saya                : Kira-kira, apa harapan ibu kedepannya mengenai pasar malam disekitar pemukiman warga seperti ini?

 

Ibu Titin          : Pasar malam disini pun sudah memperoleh izin dari RT, RW bahkan sampai Kelurahan. Ya..harapannya sih, pasar malam tidak lagi bersifat nomaden namun bisa tetap setiap malamnya disuatu tempat, jadi memudahkan warga juga.

Saya              : Oh seperti itu, oke baiklah bu. Saya rasa cukup wawancaranya seputar pasar malam di sekitar Radio Dalam ini, terima kasih ibu atas waktunya. Assalamu'alaikum.

Ibu Titin          : Iya sama-sama, de. Wa'alaikumsalam.

 

 

Kesimpulan

Pasar malam selalunya diadakan pada setiap minggu di sesebuah tempat. Tujuannya adalah untuk member kemudahan kepada orang ramai untuk membeli barang-barang keperluaan harian.Terdapat pelbagai barang  dijual di pasar malam seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan dan lain-lain. Barang-barang yang dijual di pasar malam juga biasanya lebih segar berbanding di pasar raya. Hal ini memberi kepuasan dan kemudahan kepada orang ramai untuk membuat pilihan terhadap apa-apa yang mereka inginkan.

Orang ramai juga boleh tawar menawar sewaktu membeli barangan. Keadaan ini berbeza jika mereka berbelanja di pasar raya. Pengguna hanya akan membeli sesuatu barang sekiranya mereka berpuas hati dengan harga yang ditawarkan. Tambahan pula, barang-barang yang dijual di pasar malam mempunyai harga yang lebih murah dan mampu dibeli oleh pengguna yang berpendapatan rendah. Secara tidak langsung mereka dapat berjimat cermat ketika berbelanja.

Kesimpulannya, pasar malam masih relevan pada masa ini dan perlu diteruskan bagi memudahkan para pengguna.

 

 

Profil Narasumber

Kegiatan ini dilakukan di sekitar Radio Dalam-Jakkarta Selatan

 

·         Nama               : Titin

·         Umur               : 43 tahun

·         Daerah Asal    : Sumatera

·         Status              : Ibu rumah tangga dan masyarakat sekitar Radio Dalam

Waktu dilakukan observasi ini pada hari Kamis, 1 Mei 2014.

FittaFauziah_TugasVI_Tor PenelitianTema ke2

Pendahuluan
Latar Belakang
Fenomena anak jalanan sebetulnya sudah berkembang lama, tetapi saat ini semakin menjadi perhatian dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan di berbagai kota besar di dunia. Di Indonesia,saat ini diperkirakan terdapat 50.000 anak, bahkan mungkin lebih, yang menghabiskan waktu yang produktif dijalanan.

Cari Blog Ini