Rabu, 09 Oktober 2013

Sumber sumber dara kependudukan

Pengantar Ilmu Kependudukan
Demografi
Ahmad Afandi               1111054000007
 
v  Sumber-sumber Data Kependudukan/ Demogafi
Sumber-sumber data kependudukan yang pokok meliputi:
1.      Sensus
2.      Sistem regritasi kejadian-kejadian vital
3.      Regristasi penduduk dan survei-aurvei terbatas atau survei sampel
Dan ada sumber lain yang merupakan sumber data kependudukan yaitu seperti catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah. Di antara sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama diberbagai negara.; terlebih-lebih di negara-negara berkembang. Dalam bagian ini akan diuraikan berbagai aspek yang meliputi sejarah sensus penduduk, kriteria modern dari sensus dan sensus di Indonesia.
v  Sejarah Sensus Penduduk
Pencacahan penduduk atau enumeration, dan kadang-kadang disebut cacah jiwa (dalam pelaksanaan kadang-kadang cacah rumah tangga), mungkin mempunyai sejarah hampir setua sejarah peradaban manusia[1].
Sensus penduduk yang yang pada mulanya mempunyai tujuan seperti yang telah disebut muka, sejak abad ke-19 telah banyak berubah baik dalam cakupan yang menjadi lebih luas dan ruang lingkup pemanfaatan yang makin meluas pula. Berbagai aspek telah dimasukan dalam daftar pertanyaan sensus seperti migrasi, karekteristik ekonomi, fertilitas, dan mengenai berbagai karakteristik penduduk yang penting yang ada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, dan masyarakat umumnya.
v  Kriteria Modern dari Sensus
Istilah "sensus" dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu negara.[2]Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang atau rumah tangga. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga.
Ciri-ciri utama dari suatu sensus penduduk nasional resmi mencakup kesponsoran, teritorial yang terdefinisi dengan jelas, universalitas, simultanitas, unit individual dan mengenai kompilasi dan publikasi. Berikut adalah secara singkat ciri-ciri utama:
1.      Kesponsoran
2.      Teritorial yang terdefinisi dengan jelas
3.      Universalitas
4.      Simunltanitas
5.      Unit individual
6.      Komplikasi dan publikasi
 
v  Sensus Penduduk di Indonesia
Di Indonesia seperti di lain-lain kawasan di dunia, perhitungan peduduk untuk tujuan terbatas seperti untuk perpajakan dan penentuan jumlah wajib kerja telah ada sejak dulu. Raja-raja Nusantara seperti Raja Lombok dan Raja-raja Mataram telah berusaha melakukan perhitungan jumlah rakyat masing-masing.
Di zaman kolonial, telah disebut sebelumnya adanya sensus penduduk Raffles, angka jumlah penduduk  dari sensus ini sering digunakan sebagai pangkal tolak pembicaraan-pembicaraan perkembangan penduduk di abad ke-19. Raffles melakukan perhitungan jumlah penduduk dalam rangka penetapan sistem pajak tanah (land rent). Pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1880 hingga 1905 mengadakan sensus-sensus penduduk dengan periode lima tahun sekali (Quinguennial population census).
v  Registrasi Kejadian Vital dan Penduduk
Pada umumnya sistem registrasi kejadian-kejadian vital dibedakan dari sistem registrasi penduduk. Sistem registrasi penduduk merupakan suatu siste registrsi yang dipelihara penguasa setempat di mana biasnya dicatat setiap kelahiran, kematian, adopsi perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama dan perubahan tempat tinggal. Catatan dibuat bagi tiaptiap individu, dan perubahan-perubahan dilakukan selama masa hidupnya. Sedangkan sistem registrasi kejadian-kejadian vital bertalian dengan registrasi seperti kelahiran, kematian, kematian janin, abortus, perkawinan dan perceraian. Perubahan nama, perubahan pekerjaan dan tempat tinggal tidak termasuk ke dalam registrasi kejadian-kejadian vital.
v  Survai
Survai demografi pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam tiga tipe yaitu:
1.      Survai bertahap tunggal (single round suveys)
Informasi demografi yang dikumpulkan melalui survai bertahap tunggal diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai berbagi kejadian demografi yang dialami seseorang di masa lampau dalam periode tertentu. Sebagai contoh, kepada seorang wanita diajukan pertanyaan: jumlah anak yang dilahirkan hidup dan berapa banyak  di antaranya anak-anak dilahirkan hidup iru masih hidup pada saat survai dilakukan.
2.      Survai bertahap ganda (multi round surveys)
Dalam survai bertahap ganda dilakukan kunjungan berulang kali ke rumah tangga- rumah tangga di mana berbagai kejadian demografi dalam interval waktu antar kunjungan dicatat seperti kelahiran, kematian dan migrasi.
3.      Survai bertipe kombinasi, yaitu kombinasi antara survai bertahap tunggal atau survai bertahap ganda dengan sistem registrasi.
Sedangkan survai bertipe kombinasi selain berguna bagi penaksiran-penaksiran reit vital, data yang dikumpulkan juga dapat menilai sejauh mana kelengkapan dan dapat dipervayanya informasi demografi yang dikumpulkan oleh sistem registrasi.
 
Komposisi dan Piramida Penduduk
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-proses demografi yaitu, fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Beragam pengelompokan dapat dibuat seperti atas dasar etnis, umur, agama, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, yang diselesaikan, umur, jenis, kelamin dan golongan pendapatan. Adakalanya, istilah tertentu umpamanya, struktur penduduk dan piramida penduduk bagi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dan distribusi penduduk bagi komposisi penduduk menurut geografis tempat tinggal.
Ø  Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Di antara beragam komposisi penduduk yang dapat disusun, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Umpamanya penting dalam pertaliannya dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggungan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Perbedaan yang besar mungkin terdapat antar negri-negri tertentu dalam hal komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Ø  Pengaruh kematian, kelahiran dan migrasi terhadap bentuk piramida penduduk
Bentuk piramida penduduk banyak ditentukan oleh keadaan fertilitas dan mortalitas. Sekitarn 100  tahun diperlukan untuk menghasilkan suatu piramita baru, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menggantikan semua penduduk yang menyusun suatu piramida di suatu daerah atau negara. Tanpa migarasi atau kalaupun ada dalam jumlah yang relatif sedikit maka penambahan dan pengurangan penduduk hanya terjadi melalui kelahiran dan kematian.
Turunnya mortalitas terlebih-lebih pertama-tama jika hal ini terjadi pada umur-umur sangat muda yaitu umur-umur permulaan kehidupan, maka dalam keadaan fertilitas tetap tinggi, secara keseluruhan umur penduduk menjadi lebih muda. Dalam keadaan ini, seperti halnya banyak negara-negara berkembang, lebih dari 40 persen penduduk berada di bawah umur 15 tahun. Namun bentuk piramida juga dipengaruhi dari bagian atas karena makin banyaknya penduduk yang mencapai umur tua. Turunnya reit kematian berarti kebanyaknya orang akan hidup lebih lama. Reit kematian yang tinggi, yang umumnya karena tingginya reit kematian bayi, memberikan bentuk piramida yang lebih sempit di bagian bawah, mortalitas yang tinggi dari kelompok-kelompok umur tertentu di suatu negara seperti akibat peperangan memberikan bentuk yang khas pada piramida yaitu, menciutnya kelompok-kelompok umur yang bersangkutan.
 
 


[1] M. Spiegelman, introduction to Demography (Chicago: The Society of Actuaries, 1974) dan pollard A.H. et al. Demographic Technigues (Oxford: Peramon Press, 1974)
[2] G.W. Barclay, Technigues of population Analysis (New York: John Wiley & Sons, 1985) hal.6

Pengantar Ilmu Kependudukan

Pengantar Ilmu Kependudukan
Demografi
Ahmad Afandi                        1111054000007
 
 
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
Sedangkan Demografi itu sendiri menurut salah satu pengertian adalah studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status).
Demografi dapat juga dipandang dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencakup baik analisis demografi maupun studi kependudukan.
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Huser yang menyatakan bahwa:
1.      Analisa demografi merupakan analisa statistik terhadap jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan; sedangkan,
2.      Studi kependudukan mempersoalkan hubungan antara label demografi, baik yang diperlukan sebagai variabel independen maupun variabel dependen.
Ilmu kependudukan mungkin melihat variabel non-demogarafi sebagai variabel independen, dan variabel demografi sebagai variabel dependen, atau sebaliknya.
Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai mencakup penelitian makro dan mikro demografi. Penelitian makro demografi terdiri dari penelitan uanit skala besar, agregat orang dengan kesluruhan sisitem dengan kebudayaan dan masyarakat. Sasaran ruang lingkup daerah penelitan makro demografi adalah benua, bangsa. Sedangkan penelitan mikro demografi merupakan penelitan unit skala kecil yang umumnya bersifat internal.
 
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Dewasa ini teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong social theoris.  Kelompok teori kependudukan sosial beranggapan bahea perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi sosial ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran-kematian tinggi, kemudian disusul oleh fase menurunnya angka kematian sementara angka kelahiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Beberapa peristiwa demografis dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya : rasio, proporsi, dan tingkat (rates). Di dalam mengukur peristiwa-peristiwa demografis tersebut, perlulah di ketahui dengan pasti :
a.       pada periode waktu mana peristiwa itu terjadi
b.      kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut
c.       peristiwa apa yang diukur.
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif antara dua bilangan. Banyak perhitungan-perhitungan rasio dan proporsi yang dipergunakan dalam pengukuran  demografi. Dalam masing-masing rasio tersebut perlu disebutkan dengan jelas peristiwa-peristiwa demografis yang mau dihitung atau diukur, karena rasio ini dapat berarti bermacam-macam :
a.       perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di Indonesia.
b.      Perbandingan jumlah anak laki-laki umur 0-4 tahun dengan jumlah anak perempuan dalam kelompok umur yang sama.
c.       Perbandingan jenis kelamin kelahiran bayi laki-laki dengan bayi perempuan.
Pada umumnya rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisa komposisi demografis dari kelompok-kelompok, sedangkan tingkat (rates) digunakan untuk menganalisa peristiwa-peristiwa demografis dalam jenjang waktu tertentu (palmore 1971.3). Secara umum, tingkat (rates) tersebut didefinisikan sebagai berikut :
 
Jumlah peristiwa yang
                                                terjadi dalam jenjang
                                                waktu tertentu            
 Tingkat peristiwa
 demografis tertentu =                                                            X 1000           
                                                Jumlah kelompok penduduk
                                                 yang  mempunyai resiko 
                                                dalam peristiw tsb dalam
                                                jenjang waktu yang sama       
Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia
Yang dimaksud dengan keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, hingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Keseimbangan baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah, sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian, perserikatan bangsa-bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe: kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kematian cukup tinggi/sedang menurun, kelahiran tinggi-kematian rendah, kelahiran sedang menurun-kematian rendah, dan kelahiran rendah-kematian rendah.
Di Indonesia sekalipun untuk jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Jumlah penduduk Jawa hasil perkiraan atau perhitungan resmi untuk tahun-tahun tertentu antara tahun 1795-1900, dan reit perkembangan tahunan untuk berbagai periode dalam masa itu. Para ahli dan umumnya berpendapat adanya under enumeration bagai angka-angka tersebut seperti seperti angka "sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu rendah sebagai penduduk Jawa dipermulaan abad ke-19, telah mengambil data "sensus" Raffles tersebut sebagai starting point. Jumlah penduduk Jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke-19. Sedangkan untuk lain-lain daerah atau pulau-pulau di Indonesia, bagi periode sampai tahun 1905 informasi demografi  yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya karena sangat kurang reabilitasnya.              
 
 

Cari Blog Ini