Rabu, 09 Oktober 2013

NUR KHALEDA AYUNINGTIYAS KPI 1C_Tugas5_Marxisme & Teori Kritis

NIM : 1113051000144

MARXISME

            Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Marxisme merupakan sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marxisme lahir dari konteks masyarakat industry eropa pada abad ke-19, dengan semua ke tidak adilan seperti eksploitasi manusia yang terjadi khususnya pada kelas bawah atau bisa dibilang kelas buruh. Pengikut teori Marxisme disebut Marxis. Marxisme merupakan sistem pemikiran yang bagus karena memadukan tiga tradisi intelektual yaitu filsafat jerman, teori Prancis dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa dibilang begitu saja bahwa dikategorikan sebagai filsafat karena marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan memberikan pengaruh yang sangat luar biasa kepada pemikiran filsafat lainnya.

 

Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.  Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis.

 

Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Marxisme ini berbasis pada ekonomi yang kemudian menciptakan supra-struktur (politik-ideologi dll) hubungan-hubungan ekonomi menghasilkan fenomena-fenomena sosial, budaya dan politik yang meliputi semua hal termasuk diantaranya ideologi, kesadaran politik hingga budaya yang berhubungan dengan media.

 

Tiga aspek utama Marxisme adalah: 
1.  Dialektis dan materialis konsep sejarah - sejarah umat manusia secara mendasar bahwa perjuangan antara kelas-kelas sosial.

2. Kritik kapitalisme - Dalam masyarakat kapitalis, minoritas ekonomi (borjuis) mendominasi dan mengeksploitasi kelas pekerja (proletar) mayoritas.

3. Advokasi dari revolusi proletar. Dalam rangka mengatasi belenggu milik pribadi kelas pekerja harus merebut kekuasaan politik secara internasional melalui revolusi sosial dan mengambil alih kelas kapitalis di seluruh dunia dan menempatkan kapasitas produktif masyarakat menjadi kepemilikan kolektif.

Yang disebut sebagai materialisme dialektik dan materialisme historis karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis yang materil itu berjalan melalui proses dialektik. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

 

TEORI KRITIS

Teori Kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk tinjauan yang lebih luas terhadap teori kritis, lihat Angger, 1998), terutama kecenderungannya menuju determinasi ekonomi.

 

TEORI KRITIS TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sikap masyarakat secara lebih akurat (Bleich,1977). 

  • Kritik Terhadap Teori Maxian . Teori kritis mengambil kritik terhadap teori marxian pada titik tolaknya. Teoritisi kritis sangat tergangu oleh pemikiran marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Sebagian besar memusatkan perhatiannya pada aspek lain kehidupan sosial.
  • Kritik Terhadap Positivisme. Teoritisi kritis  juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme ottomore. Positivisme dilukiskan sebagai mewakili berbagai hal. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alsan terutama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Singkatnya positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan ilmiah.
  • Kritik Terhadap Sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahanya" yakni karena menjadikan metode ilmiah di dalam dirinya sendiri selain. Selain itu sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya mengatur struktur sosial masa kini;menurut aliran kritis, sosiologi telah melepas kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat kalangan borjuis.
  • Kritik Terhadap Masyarakat Modern. Aliran kritis masih tetap memperlihatkan masalah dominasi, meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat.
  • Kritik Terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian ketimbang terhadap ekonomi. Industri Kultur menghasilkan apa yang secara konvensional disebut "Kultur Massa" yang didefinisikan "sebagai kultur yang diatur...tak spontan dimaterialkan, dan palsu, bukan ketimbang sesuatu yang nyata". Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. PERTAMA, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Mereka membayangkannya sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara massal dan disebarkan ke tengah-tengah massa melalui media. KEDUA, teori kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, membius dari industri kultur terhadap rakyat (D.Cook, 1996;Friedman,Tar,1977:83,Zipes,1994)

KONTRIBUSI-KONTRIBUSI UTAMA

·         Subjektivitas. Kontribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian ke arah subjektif. Meskipun ini merupakan tantangan terhadap materialisme Marx dan terhadap fokusnya pada struktur ekonomi juga mempresentasikan kontribusi yang kuat kepada pemahaman kita terhadap elemen subjektif dari kehidupan sosial. Kontribusi subjektif dari aliran ini adalah pada tingkat individual dan kultural.

·         Dialektika. Pada tingkat yang paling umum, pendekatan dialektika berarti fokus kepada "totalitas sosial". Paul Connerton memberikan pengertian yang baik tentang pendekatan kritis terhadap totalitas sosial: "tak ada aspek parsial dari kehidupan sosial dan tak ada fenomena yang terisolasi yang dapat dipahami kecuali ia dikaitkan dengan sejarah secara keseluruhan, kepada struktur sosial yang dibayangkan sebagai entitas global".

·         Pengetahuan dan Kepentingan Manusia. Teori kritik pada minat Jurgen Habernas bahwa perhatian dialektika yang lebih luas terhadap hubungan antar faktor subjektif dan objektif.

 

 

   

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini