Senin, 25 Mei 2015

Idha Chusaini_1112054000028_pengembangan masyarakat islam_VI_tugas UAS ekologi manusia


M. Fahmi Nurdin_11113054000023_PMI 4_Tugas 7_Antropologi Budaya

Mitos Pantai Selatan

Oleh: M. Fahmi Nurdin

 

Mitos dapat diartikan cerita atau cerita rakyat yang menceritakan kisah berlatar belakang kisah lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh sebagian masyarakat. Mitos memiliki pesan-esan moral didalamnya, yang sebetulnya pesan tersebut berisi kebaikan bagi orang yang benar mengartikannya.

Tidak di pungkiri, indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali mitos. Hampir di semua tempat disetiap kota, pasti ada mitos yang menjadi ciri daerah tersebut. Akan tetapi di indonesia sendiri, tempat – tempat yang mempunyai mitos, justru menjadi tempat yang sangat terkenal dan menjadi tempat wisata yang membuat penasaran banyak orang, dan justru mengundang orang untuk mendatangi nya. Ada yang memang datang untuk menikmati keindahan alam indonesia, ada juga yang datang ingin membuktikan kebenaran mitos tersebut, atau sekedar mendalami arti mitos daerah tersebut, tergantung orangnya.

Kali ini saya akan bahas satu mitos unik di daerah pantai selatan indonesia, yang memang mitos ini bisa dibilang menakutkan, namun mempunyai arti dan pesan moral yang sangat baik bagi masyarakat sekitar yang datang kepantai selatan.

Jangan Memakai Baju Hijau Jika Anda Ingin Berkunjung Ke Pantai Selatan.....

Begitulah pesan orang – orang jika kita ingin berkunjung ke pantai pelabuhan ratu sukabumi dan pantai – pantai sekitaran laut selatan indonesia. Ada apa sebetulnya dibalik pesan ini. Wah sungguh menarik untuk diketahui. Konon kata nya, dalam keyakinan orang jawa, kanjeng ratu kidul atau biasa dikenal dengan sebutan Nyi Roro Kidul memiliki pembantu atau pelayan setia bernama Nyai Rara Kidul (Nyi Lara Kidul). Nyi rara kidul dikisahkan sangat menyukai warna hijau dan di percaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu pengunjung wisata pantai di selatan pulau jawa, baik di pelabuhan ratu, pangandaran, cilacap, pantai-pantai diselatan yogyakarta, selalu di ingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.

Larangan berpakaian berwarna hijau.......

Ada apa sebetulnya masyarakat jaman dahulu membuat kisah ini, dan dibuat peringatan kepada warga sekitar agar tidak menggunakan pakaian berwarna hijau jika berkunjung ke pantai selatan. Mitos nya jika berpakaian berwarna hijau di pantai selatan akan menjadi sasaran nyi rara kidul untuk di jadikan pelayan atau tentara oleh nyi rara kidul. Namun sebenarnya, itu karena air laut pada daerah pantai selatan cenderung berwarna kehijauan, dan akan sulit ditemukan jika ada korban tenggelam menggunakan pakaian berwarna hijau.

Namun kisah nyi roro kidul dan nyi rara kidul, benar atau tidak, dan kisah pemangsa baju hijau di laut pantai selatan apakah benar adanya? Wallahu' alam. Ambil sisi baik nya, karena orang yang berfikiran baik terhadap sesuatu, akan mendapatkan hikmah dari fikiran positif nya.

#MFN

indah kurniawati_1112054000028_pengembangan masyarakat islam_PMI_VI_tugas UAS ekologi manusia


idha chusaini_1112054000007_pengembangan masyarakat islam_VI_tugas UAS ekologi manusia_


Abidin_Tugas 7_mitos

Abidin

1113054000005

PMI 4_Mitos Bangun siang rezeki dipatuk ayam

 

Pengertian Mitos .  Apa itu Mitos ?

Mitos adalah suatu cerita tradisional mengenai peristiwa gaib dan kehidupan dewa – dewa. Istilah mitos (Mytos) berasal dari bahasa latin yang artinya adalah "perkataan" atau "cerita". Orang pertama  yang memperkenalkan istilah mitos adalah Plato. Plato memakai istilah "muthologia"yang artinya menceritakan cerita. Dalam KKBI, dijelaskan bahwa mitos adalah cerita suatu bangsa tentang asal usul semesta alam, manusia dan bangsa itu sendiri.

Secara sederhana, definisi mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat. Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang di tokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia  lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar  terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Mitos juga merujuk kepada satu cerita dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa dahulu. Jadi, Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan  petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. Mengapa Mitos di Percaya? Sebab masyarakat beranggapan mitos sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat tradisional yang masih sangat kental budaya kedaerahannya. Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan hidup keturunannya Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah.

Pada kali saya ingin membahas mitos tentang Jangan bangun tidur pada siang hari, nanti rezekimu di patuk oleh ayam.

Mitos ini masih ada dan bertahan sampai zaman sekarang, karena pada logikanya seandainya saja kita bangun siang, maka kita akan menjadi malas dalam melakukan sebuah kegiatan baik itu kerja kuliah maupun yang lainnya. Bukan hanya malas, akan tetapi kita jadi tdak semangat dalam melakukan sebuah pekerjaan atau aktifitas yang kita ingin kerjakan. 

Mengapa demikian kita menjadi malas atau tidak semangat dalam melakukan aktifitas tertentu? Karena apabila kita bangun pada siang hari maka matahari sudah naik cukup tinggi dan memantulkan sinar matahari yang terang sehingga menjadi panas. Pada saat itulah orang – orang malas untuk mengerjakan suatu aktifitas tertentu karena melihat matahari yang sudah terbit tinggi dan suhu atau hawa sekitar menjadi panas lebih cepat dibandingkan pada waktu pagi hari.

Namun pada zaman nenek moyang kita terdahulu mitos ini sangatlah erat didengar oleh orang – orang terdahulu terutama orang yang tinggal di pedesaan. Apabia mereka bangun siang hari atau telat bangun maka takkan bisa nyambi/nyambut gawe (kerja) berladang, bertani, berternak, dan lain sebagainya. dan Jika semua itu dilakukan pada siang hari kan tidak akan cukup waktunya dan juga membuang-buang waktu. Apabila masyarakat pedesaan itu mayoritas petani maka apabila bangun siang atau terlambat, hasil panennya akan gagal dan mesti mengulang lagi dari awal. Karena berani itu memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi dan juga waktu yang tepat agar hasil panennya bagus.

Suryo Widodo_Tugas ke-6_Mitos

MITOS

 

Pengertian mitos secara etimologi kata 'mitos' berasal dari kata yunani muthos yang berarti cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang; dalam pengertian yang lebih luas dapat berarti suatu pernyataan atau sebuah cerita atau sebuah alur drama.[1] Mitos sendiri juga bisa diartikan sebagai cerita tradisional yang tidak rasional, diceritakan dan dipercayai oleh orang-orang terdahulu. Biasanya mitos berceritakan tentang alam semesta, makhluk hidup baik manusia, hewan maupun makhluk ghaib dan lain sebagainya.

            Tidak akan sulit mencari hal-hal yang berbau tentang mitos di Indonesia, baik yang menceritakan alam semesta, makhluk ghaib, bahkan yang berupa perbuatan sehari-hari. Di Indonesia sendiri mitos yang menyangkut larangan suatu perbuatan sehari-hari biasa disebut dengan Pamali. Biasanya orang yang sudah tua akan menceritakan atau memberitahu tentang mitos atau pamali kepada anak atau cucunya.

            Terdapat banyak sekali mitos mitos yang ada di Indoensia, contohnya saja mitos atau pamali yang mengatakan bahwa jika seseorang yang sedang hamil, maka ada ibu tersebut maka sebaiknya selalu menggantungkan pisau atau gunting lipat pada baju yang dipakainya. Sering mendengar mitos ini bukan?. Manfaat dari menggantungkan pisau atau gunting lipat pada setiap baju yang dikenakannya adalah bermaksud agar calon bayi yang sedang dikandung oleh permepuan tersebut tidak mengalami gangguan dari makhluk halus.

            Menurut mitos, menggantungkan pisau atau gunting lipat pada setiap baju yang dikenakan oleh seseorang yang mengandung bayi adalah untuk melindungi sang bayi dari gangguan makhluk halus. Namun sebenarnya jika dipikirkan sedara rasional maka menggantungkan pisau atau gunting lipat pada ibu hamil adalah untuk menja keselamatan ibu dari bayi tersebut untuk melindungi dirinya sendiri. Karena, biasanya seorang perempuan yang sedang hamil akan memiliki kecepatan bergerak yang lambat, sehingga memerlukan suatu perlindungan diri sendiri.

            Dari contoh yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa suatu mitos dapat memiliki manfaat positif dan negatifnya. Manfaat positif dari mitos ini salah satunya ialah untuk menjaga diri sendiri dari ancaman yang mungkin saja terjadi. Maka jika ada seseorang yang menggaggu keselamatan diri dan bayi yang sedang dikandungnya, seseorang tersebut dapat menggunakan pisau atau gunting lipat untuk membela dan melindungi dirinya. Dan negatifnya adalah bahwa cukup berbahaya bagi seseorang perempuan yang sedang hamil membawa dan bahkan menggantungkan pisau atau gunting lipat di setiap baju yang dia kenakan.

Dibalik dari suatu mitos atau pamali mungkin saja adalah salah satu orang terdahulu untuk mendidik anaknya agar menurut dengan perkataan orang tua. Karena biasanya dibalik mitos sendiri akan ada sisi positifnya seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya. Dan mitos juga menjadi suatu cara alternatif yang cukup efektif untuk mempertahankan norma-norma yang telah ada, walaupun biasanya mitos itu sendiri jika dipikrkan secara rasional tidak masuk akal.



[1] Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Kanisius, 2006. Hlm. 147

Daftar Pustaka
D.Mariasusai.Fenomologi Agama, Kanisius, 2006.

Vikron Fahreza_Tugas 7_ Mitos Kebun Raya

Vikron Fahreza

1113054000025

Tugas Ke-7



Antropologi Budaya

Mitos bahasa yunani (mythos) atau mite (bahasa belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengundang penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk didalamnya, serta di anggap benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita dan penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas mitos dapat diartikan cerita tradisonal. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagianya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu di lebih-lebihkan sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual.

Menurut teori mitos ritual keberadaan mitos sangat erat dengan ritual. Teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini pertama kali dicetuskan oleh sarjana biblikal William Roberston Smith. Menurut Smith, orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak ada hubunganya dengan mitos kemudian setelah mereka melupakan alasan sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam mitos.

Antropologi James Frazer memiliki teori yang sama. Frazer percaya bahwa manusia primitif mulai percaya pada hukum-hukum gaib, kemudian ketika manusia mulai kehilangan keyakinannya mengenai sihir, mitos tentang dewa diciptakan dan mengklaim bahwa ritual magis kuno adalah ritual keagamaan yang dilakukan untuk menyenangkan hati para dewa.

            bila berbicara soal mitos maka sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang berbau ghaib, mistis dan hal-hal yang irasional. Salah satu mitos yang akan saya angkat adalah larangan berpacaran di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang murah, nyaman, dan jaraknya pun tidak terlalu jauh dari ibu kota Jakarta, disana terdapat banyak pohon-pohon yang besar dan rerumputan hijau yang membentang luas, udara yang terdapat dilokasi itu masih dibilang sangat sejuk dan sangat baik untuk pernafasan manusia. Oleh karena itu tidak heran bila Kebun Raya merupakan tempat wisata yang menarik dan menjadi favorit bagi semua kalangan umur, baik orang dewasa, anak-anak, remaja, bahkan orang-orang yang lanjut usia.

            Sudah bukan rahasia lagi bahwa setiap orang yang mengunjungi Kebun Raya bila dia memiliki pasangan maka dia akan putus dengan pasangannya itu, lalu bila dia tidak memiliki pasangan/jomblo maka dia akan mnemukan tambatan hatinya ditempat itu, semua itu merupakan mitos yang sudh lama berkembang dan beredar dimasyarakat kita, walaupun terdengar sangat tidak masuk akal, tetapi percaya atau tidak mitos itu sudah sangat akrab di masyarakat kita, bahkan ada beberapa orang yang sangat takut untuk mengunjungi kebun raya karena tidak ingin hubungan denga pasangannya menjadi retak atau bahkan menjadi putus. Bila dilihat secara logika hal itu sangat tidak masuk akal atau bahkan cenderung terdengar absurd, tetapi kenyataannya masyarakat Indonesia merupakan tipe masyarakat yang masih sangat mempercayai hal-hal yang bersifat seperti itu.

             Mitos yang berkembang di kebun Raya ini sagat erat kaitannya dengan kalangan remaja. Menurut pengakuan beberapa pasangan kekasih yang pernah mengunjungi tempat itu  mereka menglami keretakan didalam hubungannya. Bahkan ada yang putus cintanya akibat berkunjung kesana. Semua itu tergantung dari pemahaman masing-masing, akan tetapi kebenarannya belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Jadi di Kebun Raya itu terdapat dua pohon besar yang terdapat disana, dan apabila orang yang duduk disana adalah orang yang tidak memiliki pasangan maka dia akan menemukan tambatan hatinya, akan tetapi bila yang duduk di bawah kedua pohon itu adalah oran yang memiliki pasangan, maka dimitoskan sepasang kekasih itu akan putus. Benar atau tidaknya mitos tersebut tergantung dari kepercayaan kita masing-masing, akan tetapi dibalik itu semua ada nilai moral yang terkandung dari mitos itu, nilai moral itu adalah mencegah perbuatan yang kurang baik seperti tindakan berpacaran atau berduaan yang dapat menimbulkan kemudharatan, sebab kebun raya adalah tempat yang sangat pas untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh. Oleh karena itu kita sebagai orang-orang yang berpendidikan hendaknya tidak memandang sesuatu mitos dari satu sisi saja, akan tetapi pandanglah mitos itu dari sisi kebaikan nya dan dari sisi nilai moralnya yang tentunya dapat merubah kita untuk ke arah yang lebih baik.

Hasil Penelitian

Nama : Nurlaila
NIM : 1112054000027
Jurusan : PMI 6
Laporan Hasil Penelitian Sumedang (Sejarah & Asal-Usul Cipaku)

Desa Cipaku Kabupaten Sumedang adalah tempat yang suci atau sakral karena memiliki nilai sejarah, budaya, dan spiritual masyarakat. Begitu juga kampung Halaman, Tempat Tinggal, beserta segenap isinya baik yang tampak yaitu tanah, air, sumber daya alam, & sumber daya manusianya beserta yang tidak tampak yaitu nilai- nilai sejarah, budaya, dan spiritualnya. Dan begitu juga mayoritas agama islam yang begitu kental sangat terasa jika masuk ke wilayah ini (Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang).
Makna Cipaku sendiri adalah dari dua kata yaitu Ci dan Paku yang mengandung makna Ci artinya Air dan Paku Artinya Penis/ Alat Reproduksi Laki-laki. Jadi, Cipaku adalah air penis atau dikenal juga sperma. Sperma adalah Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa, yang berarti benih, dan yang berarti makhluk hidup yaitu sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel sperma akan membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Sperma adalah benih mahluk hidup / manusia, asal muasal manusia. Kasepuhan di Kabuyutan Cipaku percaya bahwa semua manusia berasal dari Cipaku.
Kabuyutan Cipaku Jaman Purba disebut Kawasan Lemah Sagandu dengan batas di sebelah utara adalah Bukit Pareugreug, sebelah Barat Gunung Lingga, Sebelah Selatan Gunung Cakrabuana, dan Sebelah Timur Gunung Jagat. Kawasan Lemah Sagandu Kabuyutan Cipaku sebagian besar sekarang terancam digenangi menjadi Waduk Jatigede. Di tengah- tengah Kawasan Lemah Sagandu terdapat Bukit Surian yang berupa Gunung Kecil ditengah Bendungan Jatigede kalau jadi digenangi maka akan terbentuk pulau/ nusa. Leluhur Kabuyutan Cipaku percaya bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Nabi Nuh AS dan Gunung Surian merupakan bangunan punden berundak peninggalan jaman Nabi Nuh AS.
Begitu juga desa Cipaku mempunyai beberapa situs-situs peninggalan diantaranya :
1. SITUS MAKOM RATNA DEWI INTEN :
Situs makom ratna inten ini adalah bukan kuburan melainkan tempat bersemedinya ratna inten. Makomratna inten memiliki satu batu kepala yang memiliki makna ketauhidan atau untuk menguatkan bahwasanya tuhan itu hanya satu. Makon ratna inten bertempatan diapit oleh dua selokan besar, dan di makom ratna inten juga terdapat pohon bambu yang berada pada posisi barat dari makom, pohon bambu ini berfungsi sebagai meneduhkan atau menyejukkan makom dan tempat berteduh bagi para peziarah.
Pohon bambu ini adalah pohon yang jenisnya bambu sangat kuat yang tak akan pernah busuk walaupun sudah ditanamkan ditanah dan dapat juga dipakai sebagai pondasi. Selain pohon bambu, di makom ratna inten juga terdapat pohon bringas yang berfungsi melindungi makom, pohon ini memiliki getah yang dapat menyebabkan gatal berhari-hari jika terkena kulit manusia, pohon ini juga memiliki kayu yang sangat kuat. Selain terdapat pohon, di sekeliling makom ratna inten juga terdapat sumur yang berisi air yang cukup banyak. Situs makom ratna inten juga memiliki suatu aura yang cantik, oleh sebab itu para leluhur juga menyebutkan makon ratu ratna inten. Ratna inten sendiri adalah istri dari pandita ajar padang larawangan.
2. SITUS PRABU AJI PUTIH
Prabu resi Aji putih adalah seorang resi trah Galuh (masih keturunan bangsawan galuh), yang dianggap sebagi perintis dari kerajaan Sumedang Larang. Ia diyakini merupakan keturunan dari Aki Balangantrang, cucu Wretikandayun (pendiri kerajaan Galuh), dan merupakan inspirator dalam kudeta Ciung Wanara (Sang Manarah) di tanah Galuh.Ia datang ke suatu kampung yang bernama Cipaku, yang letaknya di pinggir sungai Cimanuk (sekarang adanya di kampung Muhara, desa Leuwihideng, kecamatan Darmaraja Sumedang). Disini ia melakukan perubahan tatanan pemerintahan dan masyarakat, yang konon daerah ini sudah ada sejak abad ke-8 M. Pengaruhnya semakin kuat sehingga kekuasaanya meluas hingga sepanjang walungan (sungai) Cimanuk, hingga berdirinya kerajaan Tembong Ageung. Tembong Ageung berarti Kelihatan besar / luhur (tembong berarti kelihatan, sedang ageung berarti besar dan luhur).Kerajaan Tembong Ageung terletak di bukit Tembong Ageung, dengan ibukota di Leuwi Hideung
Darmarja sekarang. Prameswari prabu Aji Putih bernama Nyi Mas Ratu Ratna Inten atau terkenal juga dengan nama Nyi Mas Dewi Nawang Wulan. Dari perkawinanya ia mempunyai anak yang bernama Tajimalela, yang kemudian menggantikannya. Setelah meninggal Prabu Aji Putih dimakamkan di Astana Cipeueut, desa Cipaku Darmaraja.
3. PRABU TAJIMALELA
Prabu Tajimalela atau Batara Tuntang Buana (Prabu Agung Resi Cakrabuana), dianggap sebagai pokok berdirinya kerajaan Sumedang Larang. Ia meneruskan kekuasaan ayahnya, Prabu Guru Aji Putih. Pada zamannya nama kerajaan kemudian diganti dengan nama Himbar Buana, yang berarti Menerangi alam. Tetapi setelah ia bertapa ia mengubahnya menjadi kerajaan Sumedang Larang, meskipun ibukotanya tetap di daerah Leuwihideung Darmaraja. Prabu Tajimalela pernah berkata Insun medal insun madangan." (artinya: Saya dilahirkan saya menerangi) dari perkataan Tajimalela inilah kemudian nama Sumedang Larang diambil. Dengan demikian kata Sumedang berasal dari kata insun madangan yang disingkat Sumedang, yang berarti saya menerangi, dan ada juga yang menulis berasal dari kata insun medal yang mengalami perubahan pengucapan. Sedang kata Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingannya.Prabu Tajimalela hidup sezaman dengan Maharajara Sunda yang bernama Luhur
Prabawa.Konon menurut cerita rakyat, pada zaman Tajimalela ini pertanian mencapai kemajuannya. Ia sangat memperhatikan bidang pertanian, sehingga disepanjang sungai Cimanuk terdapat tanah pertanian yang sangat 4subur. Disamping itu, ia juga dalam bidang peternakan di Paniis (Cieunteung) dan perikanan.di Pangerucuk (Situraja). Situs peninggalan Prabu Tajimalela berupa Lingga di situs gunung Lingga.
Mengenai jumlah kependudukan di desa Cipaku Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang. Didesa ini memiliki 39.190 ribu jiwa. (Laki-laki berjumlah 19,917) (perempuan berjumlah 19,273). Dari data tersebut menjelaskan jumlah penduduk di kecamatan ini yaitu 39.190 ribu jiwa. Dalam melakukan praktek lapangan untuk pengkajian data di Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang kelompok kami menghadapi sebuah problem yang diluar dugaan. Diantaranya yaitu :
1. Keadaan desa cipaku saat itu berada dalam keadan yang sensitive rentan bentrok dengan orang asing yang masuk kampong Cipaku. Jadi informasi yang berada di desa tersebut belum dapat diekplorasikan keluar.
2. Terkait masalah perizinan pun kami telat melaporkan kepada kepala desa
3. Tutur kata kepala desa kepada kami bahwa, kita selaku mahasiswa UIN dirasa mempunyai sebuah kepentingan tertentu dalam kegiatan tersebut dan sempat kami klarisifikasikan hal tersebut dan beliu bertutur bahwa kami ditunggangi oleh LSM (lembaga Sosial Masyarakat) yang tujuannya tidak memihak kepada Kepala desa dan masyarakat setempat.

Setelah itu dalam melakukan FGD (focus group discustion) kelompok kami mewawancarai beberapa warga setempat diantaranya :
1. Ibu Cicih berusia 59 Tahun pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
2. Ibu Denah berusia 54 Tahun pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
3. Ibu Eson berusia 62 Tahun pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
4. Ibu Iing berusia 70 Tahun pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
5. Ibu Eden berusia 25 Tahun pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
Dalam diskusi kelompok, kami beserta ibu-ibu membahas tentang pendidikan. Mereka mengatakan pendidikan didesa Cipaku yaitu SD dan SMP . Mereka juga mengatakan bahwa anak-anak mereka harus lebih tinggi pendidikannya dibandingkan orang tuanya dulu. Sebenarnya pendidikan di desa Cipaku Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang dalam hal pendidikannya sama saja dengan daerah-daerah lainnya seperti : dari umur anak-anak masuk sekolah, pakaian sekolah maupun mata pelajarannya hampir mirip dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya.
Namun yang menjadi pembedanya hanyalah jarak tempuh menuju sekolahnya saja. Mengenai sarana dan prasarana mereka mengatakan belum tercukupi melainkan adanya isu yang menyebabkan pemadatan proses pembangunan. Dan mereka juga mengatakan untuk masalah listrikpun didesa Cipaku baru ada mulai tahun 2010, itupun karena desakan dari Forum Komunikasi Masyarakat Sumedang yang diketuai oleh ki embun pada saat itu.
Lalu untuk mata pencahariaan mereka mayoritas masyarakatnya seperti bertani dan berternak. Mereka berternak kambing, bebek, dan ayam. Masalah modal dari pertanian mereka, masyarakat disana dapat meminjam modal ke GAPOKTAN (gabungan kelompok tani) bagi petani yang ingin bercocok tanam namun tidak mempunyai modal yang cukup, mereka dapat meminjam modalnya disana. Dan mekanisme pembalikan modalnya tersebut jikalau hasil panennya laku terjual.
Mengenai pendapatan dalam satu tahun sekitar 10 ton dan satu ton berkisar 1 Juta jadi total satu tahun 10 juta itu standardnya, jikalau musimnya panas maka hasil panennya akan lebih besar. Adapun kendala mereka dalam bertani diantaranya tidak terlepas dari hama seperti : tikus dan babi hutan. Terkadang juga kendala bagi si petani tersebut itu dari musim / cuaca misalnya keadaan yang sering turun hujan, dan masalah isu penggenangan desa Cipaku itu sendiri

BUNGAWATI_(1112054000032)_PMI 6_Ekologi Manusia_tgl 25


Tugas laporan Ekologi sosial, Jainun Noni ( 1112054000013 ) PMI 6


Cari Blog Ini