Minggu, 10 Mei 2015

Ekologi Manusia_TOR (Term Of References)_PMI 6

Nama              : Nurdin Araniri        (111 2054 0000 10)

                          Siti Nur Rahmah     (111 2054 0000 18)

 

TOR (TERM OF REFERENCES)

KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA

MAHASISWA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

 

Penanggung Jawab Kegiatan          : 1. Dr. Tantan Hermansyah, M.Si

                                                            2. Muhtad, M.Si

Pemandu                                            : Mang Asep Kabayan

 

TEMA

"Dampak Pembangunan Bendungan Jati Gede Terhadap Ekosistem Alam dan Masyarakat Sekitar"

 

METODELOGI

Jenis Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif.

Tempat : Kampung Babakan, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumdang Jawa Barat.

Waktu  : Kamis s/d Minggu, 14-17 Mei 2015

Teknik Pengumpulan Data : Observasi dan wawancara mendalam.

Instrumen Penelitian : Lembaran wawancara.

 

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendalami keilmuan mata kuliah Ekologi Manusia serta mempraktikan teori dan pembelajaran diruang kelas sehingga dengan adanya penelitian ini mahasiswa lebih mengetahui dan menerapkan keilmuan Ekologi Manusia.

Tujuan :

Mengumpul data dan informasi mengenai permasalahan yang terjadi di bendungan jati gede.

 

HIPOTESIS:

1.      Proyek pembangunan Jati gede memberi dampak sosial terhadap kepada warga.

2.      Pembangunan Bendungan Jati Gede memberi dampak geologi.

3.      Pembangunan bendungan jati gede berada di Episentrum Gempa dan Lempeng Tektonik Aktif Baribis.

4.      Pembangunan bendungan Jati Gede memakan lahan yang sangat luas yaitu menenggelamkan 5 Kecamatan, 26 Desa, 2000 Hektar lahan sawah produktif dan 1300 hektar hutan.

5.      Timbul permasalahan sosial akibat pembangunan bendungan jati gede.

6.      Proses pemebesan lahan yang rumit dan terkesan tidak profesional.

7.      Pembangunan bendungan jati gede mengairi sawah warga.

8.      Hilangnya kehidupan warga sekitar bendungan Jati Gede.

 

TAHAPAN KEGIATAN

Kamis, 14 Mei 2015

Pagi: Berangkat menuju lokasi penelitian.

Siang: melakukan silaturahmi sekaligus sosialisasi kepada warga dan survey lapangan penelitian.

Malam: evaluasi kegiatan hari pertama dan perencanaan serta mempersiapkan penelitian untuk hari kedua.

Jumat, 15 Mei 2015

Pagi: Wawancara dengan tokoh masyarakat dan warga.

Siang: Wawancara mendalam dengan informan kunci dan wawancara dengan perangkat desa.

Malam: Evaluasi kegiatan dan perencanaan untuk kegiatan hari ketiga.

Sabtu, 16 Mei 2015

Pagi: Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan warga sekitar.

Siang: Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan warga sekitar.

Malam: evaluasi, mengecek data dan silaturahmi dengan warga.

Minggu, 17 Mei 2015

Pagi : melengkapi data dan infomasi yang kurang.

Siang: penutupan kegiatan penelitian dan berangkat menuju Jakarta.

tugas antropologi budaya


TUGAS ANTROPOLOGI BUDAYA (PENELITIAN DESA UJUNG JAYA)

Nama Kelompok Tugas Antropologi Budaya

ü  ZAENAL ARIFIN

ü  FADLY RAHMAN

ü  M. FAHMI

ü  ABDUL RAHMAN

 

Penelitian di Desa Ujung Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu Jawa Barat –Indonesia


Latar belakang


Pada hari kamis tanggal 07 mei 2015 kami berempat yakni zaenal arifin, fadly rahman, muhamad fahmi dan abdul rahman berjalan ke tempat TKP yaitu letaknya di desa Ujung Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu Jawa Barat, akan melakukan penelitian untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Antropologi Budaya. Dan yang kami teliti mengenai, sejarah desa, masalah di sesa, penduduk, potensi, dan profesi penduduk, mata pencaharian dan pendidikan di desa tersebut.

Kami melakukan penelitian di desa ujung karna desanya masi banyak kekurangan di bandingkan desa yang berada di kota. Desa ujung jaya menurut saya jauh dari perkotaan plosok dari jarak perkotaan yang banayk keramaian mungkin kurang lebih 2 KM. Oleh karena itu kami bermaksud untuk mencari informasi tentang sebab dan masalah pada desa tersebut. Kami bertiga mendapatkan lokasi ini dari salah satu anak PMI yang kebetulan anak indramayu.

Suasana di desa ini sangat sunyi tenang dan damai karena di sekitar desa ini cumah hanya sebuah lahan kosong, perkebunan, ladang milik penduduk sekitar dan petani padi, namun yang memiliki sawah atau lahan di desa ini tidak semua satu rumah memiliki sawah. Tetapi ada juga yang hanya menggarap pada orang. Dan hasil panen di bagi yang punya tanah 70 % dan yang mengelolah 30 % mungkin menurut kami itu tidak adil.

Penduduk desa ujung jaya yang akan berjualan dari hasil panennya seperti sayur-sayuran pagi-pagi berangkat sekitar jam 3 pagi ke pasar dan pasarnya pun lumayan jauh dari desa tersebut tetapi kami sangat salut sekali perjuangan penduduk desai ujung jaya ini demi mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.

Semoga apa yang kami dapat kan informasi mengenai desa ujung jaya kecamatan widasari-imdramayu bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiiieenn

 

 

 

 

Metode Penelitian

Metode yang kami lakukan adalah bagai mana cara kita melakukan pengambilan data atau sample penelitan kami menggunakan metode kualitatif karna kami langsung terjun ke lapangan dan berinteraksi dengan tokoh masyarakat tersebut. Adapun teknik yang digunakan diantaranya:

o   Wawancara Langsung :

Wawancara bagai mana kita melakukan pengambilan data bisa melalui teknik wawancara kepada tokoh penting yang ada di desa tersebut, karena teknik ini biasa di lakukan seorang peneliti untuk memulai bersosialisasi terhadap masyarakat sekitar. Dan kami pas berwawancara alat yang kami gunakan adalah HP untuk membantu penangkapan atau penyimpanan data apa yang telah tanyakan.

o   Dokumentasi :

Sebuah penelitian yang baik pasti di lengkapi dengan dokumentasi dimana kita melakukan penelitian pasti ada data yang kita kumpulkan seperti Foto-Foto untuk tanda bukti bahwa kita telah melakukan penelitian di desa tersebut dan kami juga alat untuk mengabil gambar yakni  Camera Hp teman saya.

o   Observasi :

Observasi dimana kami melakukan pengamatan terhadap fakta yang terjadi di dilapangan selama proses penelitian berlanjut. Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung  tentang Desa yang kami teliti yakni desa ujung jaya terletak di kabupaten Indramayu.

 

 

Deskripsi Lapangan

 

Nama Desa                 : Desa Ujung Jaya Kecamatan Widasari kabupaten Indramayu,

Jawa Barat, Indonesia.

Kepala Desa               : H. Sulaiman Mahmud 

Luas Wilayah             Kurang Lebih 27 Hektare

Budaya                       : Membuat Nasi Kuning (Tumpeng)

  Setiap rumah bikin Kue APEM setiap bualan safar

Kesenian                     : Burok

                                      Organ Dangdut

                                      Singa Depok

                                      Wayang Kulit          

Tradisi                        : Gotong Royong,

Kerja Bakti,

Melakukan Pengajian bulanan.

Tahlil setiap malam jumat bergiliran

Makanan Khas           : Geblog kacang ijo

Blengep ketan

Kue naga sari

Koci

Dodol mangga

 

 

 

Gambaran Umum

Ø  Letak wilayah

Desa ujung jaya terletak di daerah widasari-Indramayu jawa barat yang luas wilayahnya kurang lebih 27 hektar dan jauh dari tempat keramaian yang bisa mencapai jarak sekitar 2 km. Desa ujung jaya berdiri sudah lama berpuluhan tahun dan tanahnya sang sangat subur penduduk sekitar mayoritas petani, ladang, perkebunan sebagai mata pencaharian mereka dan yang bisa ia andalkan adalah bercocok tanam untuk memenuhi kehidupan menambah perekonomian masyarakat ujung jaya widasari. Desa ujung jay di bagi menjadi 3 kelurahan.

·       Rt 05 Rw 03

·       Rt 06 Rw 03

·       Rt 07 Rw 03

 

Ø  Jumlah penduduk

Desa ujung jaya di huni oleh perkumpulan laki-laki dan perempuan penduduk desa ini sekitar kurang lebih mencapai 10.147 jiwa, dengan perincian jumlah Laki-laki sebanyak mencapai 4.786 jiwa, sedangkan Perempuan mencapai 5.354 jiwa. Dan penduduk desai ini semuanya memegang agama islam dan asli orang indonesia.

Ø  Pendidikan

Beberapa Sarana Pendidikan Yang Ada Di Desa Ujung Jaya Antara Lain:

1.    SDN II Ujung Jaya Yang Berlokasi Di Rt 05 Rw 03

2.     SMP I widasari

3.     SMA II Widasari

Pendidikan di daerah ujang jaya ini lumayan ada yang mencukupi fasilitas dan ada yang kurang fasilitas seperti. Sekolah Dasar meja dan kursi di dalam kelasnya ada yang rusak dan guruh tidak memperhatikan.  Dan pendidikan di SMP lumayan lebih bagus bangunannya masi baru habis di trenovasi, pendidikan SMA lingkungan sekolahnya yang kelihatan sempit karna lapangan tempat upacara yang kurang luas. Namun ada beberapa siswa siswi berangkat ke sekolah masi ada yang jalan kaki naik sepeda yang membawa motor kebanyakan siswa SMA.

 

 

Hasil penelitian

Sejarah Desa

Desa Ujung Jaya, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Di atas rawa-rawa seluas puluhan hektare itu, menurut terawangan gaib, berdiri kompleks istana dengan bahan terbuat dari emas murni. Kerajaan dengan keraton sangat megah itu sampai saat ini dipimpin oleh sesosok raja jin sangat sakti bergelar Raden Werdinata, dengan Mahapatihnya yang juga cukup tersohor yakni Mahapatih Jongkara. Sang rajua juga dibantu Panglima Perang bergelar Panglima Kalasrenggi. Diceritakan oleh juru kunci Kampung Pulomas yang akrab disapa Wak Cartim, dibandingkan raja-raja lain yang menguasai alam gaib, Raja Pulomas tergolong paling tinggi ilmu kadigdayaannya. Alam gaib terbagi dua wilayah, yakni wilayah atas bumi dan di bawah laut. Alam gaib bawah laut dikuasai Nyi Ratu Roro Kidul untuk wilayah Pantai Selatan, sedangkan Pantai Utara dikuasai Nyi Ratu Nawangwulan. "Kesaktian Raden Werdinata sempat tercatat dalam sejarah berdirinya daerah Kabupaten Indramayu," ungkap Wak Cartim.

Dikisahkan, semasa Indramayu masih belum punya nama serta masih berupa hutan belantara, singgah seorang kesatria yang sedang mengemban tugas besar. Kesatria itu berasal dari Desa Banyu Urip, Kecamatan Banyu Urip, Kabupaten Bagelen, Jawa Tengah, bergelar Raden Wiralodra. Kesatria berdarah biru dari Kerajaan Majapahit itu mengemban tugas membuka hutan belantara di lembah Sungai Cimanuk. Untuk menjalankan tugas dari leluhurnya, dia ditemani seorang punakawan atau pembantu yang sangat setia serta sakti bernama Ki Tinggil. Selama tiga tahun lebih keduanya berjalan kaki dari Bagelen, Jawa Tengah dengan tujuan hutan belantara lembah Sungai Cimanuk. Tetapi, karena ketidaktahuan, mereka kebablasan sampai ke hutan lembah Sungai Citarum, Kabupaten Karawang. Berdasarkan keterangan Ki Sidum seorang manusia kuno sangat sakti dari Kerajaan Pajajaran, Raden Wiralodra dan punakawannya menyadari kalau perjalanannya itu kebablasan. Melalui perjuangan keras serta mengikuti binatang peliharaan pemberian Ki Sidum yang berupa seekor Kijang Kencana, akhirnya sampai juga mereka ke hutan di lembah Sungai Cimanuk. Tiga bulan membabat hutan di lembah sungai, halangan pun datang. Ternyata di hulu Sungai Cimanuk ada kerajaan jin yang membawahi raja-raja kecil di alam gaib sepanjang aliran sungai sejak Kabupaten Sumedang hingga ke muara Laut Jawa pantai utara Indramayu.Maharaja jin di hulu sungai itu bernama Budipaksa, yang didampingi seorang mahapatih bernama Bujarawis. Maharaja Budipaksa ini membawahi raja-raja kecil, di antaranya Kerajaan Tunjungbong yang dipimpin Kalacungkring, Kerajaan Pulomas yang dipimpin Raden Werdinata, dan kerajaan-kerajaan jin lainnya sampai tercatat sebanyak 12 kerajaan.

Kehadiran Raden Wirlodra di hutan lembah Sungai Cimanuk membuat gerah bahkan menciptakan teror menakutkan di kalangan bangsa jin dan makhluk halus lainnya yang menetap di lembah sungai. Atas laporan teliksandi, Mahapatih Bujarawis mengadukannya ke Maharaja Budipaksa. Mendengar pengaduan dari mahapatihnya, Maharaja Budipaksa marah besar. Tanpa buang waktu, Maharaja Budipaksa didampingi Mahapatih Bujarawis menyatroni Raden Wiralodra yang sedang membabat hutan didampingi Ki Tinggil. Diawali perdebatan, terjadilah pertarungan secara kesatria di lembah Sungai Cimanuk. Maharaja Budipaksa berhadapan dengan Raden Wiralodra, sementara Mahapatih Bujarawis berhadapan dengan Ki Tinggil. Konon, pertarungan dua makhluk berbeda alam itu berlangsung selama dua bulan. Karuan hal ini membuat penduduk gaib di tempat itu bubar ketakutan.
Berkat kesaktian Raden Wiralodra, Maharaja Budipaksa berhasil dilumpuhkan dan dikurung di dasar muara Sungai Cimanuk. Dikisahkan, sebelum dilumpuhkan, Maharaja Budipaksa memerintahkan Mahapatih Bujarawis supaya meminta bantuan para raja kecil taklukannya. Namun, sepuluh raja taklukan Maharaja Budipaksa beserta mahapatihnya dengangampangnya dilumpuhkan oleh Raden Wiralodra dan Ki Tinggil. Hanya Raden Werdinata yang masih bertahan. Dia bertarung melawan Raden Wiralodra, sementara Mahapatih Jongkara maupun Panglima Kalasrenggi kabur dihajar ilmu pamungkas Ki Tinggil.Karena punya kesaktian seimbang, pertarungan antara Raden Werdinata dengan Raden Wiralodra memakan waktu 11 bulan. Senjata andalan Raden Wiralodra berupa Cakrabaswara yang telah melumpuhkan Maharaja Budipaksa ternyata mampu diatasi Raden Werdinata dengan menggunakan pusaka berupa tameng bernama Kopyahwaring, pusaka turun temurun Kerajaan Pulomas.

Sebelum ada yang jatuh korban, muncul Kalacungkring, penguasa gaib Kerajaan Tunjungbong. Kalacungkring menyarankan pada Raden Werdinata supaya menghentikan pertarungan dan sebaiknya menjalin persaudaraan dengan Raden Wiralodra. Selain dengan dalih Maharaja Budipaksa sudah dikurung di dasar muara Cimanuk, alasan yang paling utama adalah karena ketakutan bilamana leluhur Raden Wiralodra tersinggung. Jika manusia-manusia kuno Majapahit setingkat Ki Sidum murka, niscaya kerajaan alam gaib di sepanjang lembah Sungai Cimanuk dibuat musnah untuk selama-lamanya.
Atas saran Kalacungkring, Raden Werdinata meminta lawannya agar menyudahi pertarungan dan mengajak mengikat tali persaudaraan hingga ke anak cucu. Sebagai pengikat persaudaraan, Raden Werdinata menyerahkan putri kesayangannya bergelar Putri Inten untuk diperistri Raden Wiralodra. Setelah perdamaian itu, dengan dibantu para prajurit dan penduduk Pulomas, tugas mendirikan kerajaan di lembah Sungai Cimanuk lebih cepat selesai, dan Raden Wiralodra tercatat menjadi pemimpin pertama kerajaan di lembah sungai tersebut, yang hingga kini bernama Kabupaten Indramayu.


Kesimpulan

Desa ujung jaya merupakan desa yang penduduk mayoritas mata pencahariannya adalah petani dan tidah semua warga memiliki lahan pertanian tetapi hanya orang-orang yang mampu bisa membeli lahan pertanian sawah tersebut, penduduk yang tidak memiliki lahan hanya bisa menggarap atau mengurus lahan pertanian. kemudian hasil panen dari pertanian itu di bagi menjadi dua, pemilik tanah 70% dan penggarap 30%. Namun penduduk desa ujung jaya jarang di perhatikan oleh kepala desanya. Maka dari itu penduduk desa ujung jaya terpaksa untuk maju sendiri karena kepala desanya pun tidak mempedulikan.

Penduduk desa ujung jaya sering mengadakan gotong royong dari ujung rumah sampai ujung rumah lagi dan gotong royong tersebut di adakan setiap satu bulan sekali.

Di lihat dari pendidikan di desa ujung jaya tidak terlalu tertinggal, anak-anak SD masi ada yang memakai sandal karena di liat dari perekonomian keluarganya yang masi belum mencukupi buat membeli perlengkapan sekolah.

Masalah yang biasa terjadi di desa yakni masalah perairan saat musim kemarau dan itu terjadi kekeringan air untuk menyalurkan ke sawahnya masing-masing. Adapun solusi dari kekeringan itu adalah kepala desa membuat jadwal perairan dari sungai untuk setiap desa.

Dokumentasi

Cari Blog Ini