Macam-macam metode Sosiologi
a. Metode kualitatif
Yaitu metode yang mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam mayarakat. Di dalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif, keduanya dikombinasikan menjadi historis komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa silam. Atau Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam mayarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai masyarakat-mayarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.
Metode studi kasus (case studi) bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan,kelompok, masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan-persoalan lainya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. alat-alat yang digunakan oleh metode studi kasus misalnya, wawancara (interview). Tehnik wawancara seringkali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain. Tehnik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama, penyelidik menyerahkan pembicaraan pada orang yang diajak wawancara, sedangkan pada yang terakhir, penyelidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan tehnik tersebut, penyelidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, paling tidak terpengaruh oleh kehadirannya. Pada tehnik pertanyaan, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tehnik tersebut hampir sama dengan schedules, dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak memengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang diselidikinya. Metode kualitatif tersebut dalam istilah bahasa jerman dapat dinamakan sebagai metode berdasarkanverstehen (artinya penghayatan). Metode kualitatif berusaha memehami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Ciri ciri metode kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural setting), tidak di manipulasi oleh angket dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok eksperimen.
2. Laporanya sangat deskriptif.
3. Mengutamakan proses dan produk.
4. Peneliti sebagai intrumen penelitian (key intrumenn).
5. Mencari makna, di pandang dari pikiran dan perasaan responden.
6. Mementingkan data langsung (tangan pertama), karena itu pengumpulan datanya mengutamakan observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi.
7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran data yang di peroleh kepada pihak lain.
8. Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu secara rinci.
9. Subjek yang diteliti dianggap berkedudukan yang sama dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada respondenya.
10. Mengutamakan prespektif emic, yaitu pendapat responden daripada pendapat peneloiti sendiri (etik).
11. Mengadakan verivikasi melalui kasus yang bertentangan.
12. Sampel dipilih secara purposif.
13. Menggunakan audit trail, yaitu memeriksa data mentah, analisis, dan kesimpulan kepada pihak lain, biasanya pembimbing.
14. Partisipasi peneliti tidak mengganggu natural setting.
15. Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir.
16. Desain penelitian tampil selama proses penelitian(emergent).
b. Metode kuantitatif
Metode ini mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik. Metode yang termasuk jenis metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejalasosial secara matematis. Akhir-akhir inidihasilkan suatu teknik yang dinamakan sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Sociometri menggunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat. Jadi sociometri adalah himpunan konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif.
Disamping metode-metode diatas, metode-metode sosiologi lainya didasarkan pada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu segala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya, yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
penggolongan metode-metode sosiologi ke dalam jenis metode empiris yang menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat dalam masyarakat, dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan. metode empiris dalam ilmu sosiologi modern diwujudkan dengan research atau penelitianya yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut.research dapat bersifat basic atau applied. Basic research adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan, sedangkan applied research ditujukan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis. Metode rasionalistis banyak dipergunakan dahulu sekarang masih ada fungsionalisme oleh para sarjana sosiologi di Eropa.
Akhirnya sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. secara tingkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi; masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat. Dalam bidang antropologi, metode tersebut dipopulerkan oleh Brnislaw Malinowski dan A.R. radcliffe Brown, sedangkan sarjana-sarjana sosiologi yang melaksanakan pendekatan fungsional terhadap masyarakat adalah antara lain Talkott parsons dan Robert K.Merton.
Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi sering kali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Kecuali metode-metode tersebut di atas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri, yaitu alat-alat yang di sebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapanganya khususnya untuk sosiologi, yaitu masyarakat.