ETIKA PROTESTAN DAN SEMANGAT KAPITALISME
Ada pendapat yang menyatakan bahwa buku ini tidak boleh dilihat sebagai studi yang terinci tentang Protestanisme melainkan lebih sebagai pengantar ke dalam karya-karya Weber yang belakangan, khususnya studinya tentang interaksi antara berbagai gagasan keagamaan dan ekonomi.
Dalam Etika Protestan dan Semganta Kapitalisme, Weber mengajukan tesis bahwa etika dan gagasan-gagasan Puritan telah memengaruhi perkembangan kapitalisme. Namun demikian, devosi keagamaan biasanya disertai dengan penolakan terhadap urusan-urusan duniawi, termasuk pengejaran akan harta kekayaan. Mengapa hal ini tidak terjadi dengan Protestanisme? Weber membahas apa yang kelihatan sebagai paradoks ini dalam bukunya.
Ia mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai gagasan dan kebiasaan yang menunjang pengejaran keuntungan ekonomisecara rasional. Weber menunjukkan bahwa semangat seperti itu tidaklah terbatas pada budaya Barat bila hal itu dipandang sebagai sikap individual, namun bahwa upaya individual yang heroik — demikian ia menyebutnya — tidak dapat dengan sendirinya membentuk suatu tatanan ekonomi yang baru (kapitalisme). Kecenderungan-kecenderungan yang paling umum adalah keserakahan akan keuntungan dengan upaya yang minimal dan gagasan bahwa kerja adalah suatu kutukan dan beban yang harus dihindari khususnya ketika hasilnya melebihi dari kebutuhan untuk kehidupan yang sederhana. Seperti yang ditulisnya dalam esainya:
|
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Selasa, 16 Oktober 2012
rahmat agung aditya tugas 6 kpi 1e
Ahmad Fikry Fauzan / KPI 1 E / 1112051000139 / Tugas 6 Sosiologi Agama
1112051000139
KPI 1 E
Tugas 6
Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism
Di dalam buku "protestan ethic and the spirit of capitalism" pada masalah stratifikasi sosial, disini akan membahas mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara panganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa berarti itu suatu bid'ah adalah pandangan protestan karena mareka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan krisis. Weber berpendapat bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khusus katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini terlihat juga dalam hal pendidikan, seperti orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan dengan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja karena pemuda protestan yang memiliki sklill dalam industri-industri modern.
Fahmi KPI/1/E tugas 6
ACHMAD FAIZAL RIWANTO KPI 1E (TUGAS KE-6)
ETIKA PROTESTAN KARANGAN DAN SEMANGAT KAPITALISME
Menurut Max Weber, afilasi agama dan strafikasi sosial, penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bid'ah adalah pandangan protestan, mereka mgedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.
|
Gilang Sakti Perdana, Tugas 6, KPI 1E
KPI 1E
1112051000161
Tugas ke-6
Di dalam buku ini dijelaskan tentang masalah afliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah dan masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bi'dah adalah pandangan protesatan , karena mereka mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Weber pun memiliki pandangan bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.
muhammad arif fathurrahman kpi 1E tugas 6
TUGAS 6 TRISAKA OCTARIAN KPI 1/E
Muhammad Aidillah Putra KPI 1 E Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (Max Weber)
FERDY RIZKY SAPUTRA / TUGAS 6/ KPI 1E 2012
PROTESTAN ETHIC AND SPIRIT OF CAPITALISM
Perbedaan pandangan dan perinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mendahulukan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur doninasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber agama itu merupakan sumber pertentangannya, khusus katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini lebih terlihat dalam hal pendidikan. Orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan di pemerintahan, lulusan pendidikan penganut katolik lebih sedikit daripada protestan dan ini menyebabkan adanya startifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih banyak yang menyukai bekerja di bagian administratif perusahaan, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri moderen. Pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan dipengaruhi dalam memilih pekerjaan.
Katolik terkesan sangata asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham kepada materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-citadan pandangan hidupnya, hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3hal dibandingkan bangsa lain yaitu; Spiritual, perdagangan dan kebebasan. Kombinasi antara kesucian yang besar adalah agama dengan adanya perkembangan bisnis yang lebih maju.
Bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandang utilitarianisme yang artinya baik, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman tetapi bagi kaum protestan jika yang bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu tetapi kehilangan untuk berbagi keuntungan.
suatu pandangan positivistis orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu.
suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja , semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan di dunia, hal ini hanya merupakan etika, jika dipandang oleh Max Weber dari segi etika protestan dan calvinisme.
sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhkan hal ini dari pandangan eudoonistik,bahwa semua yang mereka lakukan didunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta serta hedonistis karena semua kebahagiaan bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola fikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang mengikat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritus.
bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Mengenai konsep Luther mengenai panggilan adalah suatu kewajiban setiap individu didunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya masing-masing didunia.
Katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu protestan, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dan reformasi, yang di maksud dengan reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalistis yang selalu berpegang pada ketaatan peraturan Ilahi dan dalam perkembangannya akan bertentangan dengan kebudayaan moderen dan calvinisme, prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi.
Calvinisme sendiri merupakan suatu paham tentang suatu pandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup ada demi tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan tuhan, serta tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia (kesuksesan kehidupan dunia) adalah gambaran kehidupan akhirat.
Pietisme merupakan pandangan yang berbeda bagi calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan peitisme memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat menjadi sebuah ketaatan kepada Ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis dari akses calvinistis, didalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidakpastian dengan akhirat.
Pada perkembangannya penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme, prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara Tuhan sebagai panggilan hidup.
Apa yang mendasari adanya konsep panggilan Luthering adalah adanya paham calvinisme. Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu paham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia.