Selasa, 16 Oktober 2012

rahmat agung aditya tugas 6 kpi 1e


ETIKA PROTESTAN DAN SEMANGAT KAPITALISME

Ada pendapat yang menyatakan bahwa buku ini tidak boleh dilihat sebagai studi yang terinci tentang Protestanisme melainkan lebih sebagai pengantar ke dalam karya-karya Weber yang belakangan, khususnya studinya tentang interaksi antara berbagai gagasan keagamaan dan ekonomi.
Dalam Etika Protestan dan Semganta Kapitalisme, Weber mengajukan tesis bahwa etika dan gagasan-gagasan Puritan telah memengaruhi perkembangan kapitalisme. Namun demikian, devosi keagamaan biasanya disertai dengan penolakan terhadap urusan-urusan duniawi, termasuk pengejaran akan harta kekayaan. Mengapa hal ini tidak terjadi dengan Protestanisme? Weber membahas apa yang kelihatan sebagai paradoks ini dalam bukunya.
Ia mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai gagasan dan kebiasaan yang menunjang pengejaran keuntungan ekonomisecara rasional. Weber menunjukkan bahwa semangat seperti itu tidaklah terbatas pada budaya Barat bila hal itu dipandang sebagai sikap individual, namun bahwa upaya individual yang heroik — demikian ia menyebutnya — tidak dapat dengan sendirinya membentuk suatu tatanan ekonomi yang baru (kapitalisme). Kecenderungan-kecenderungan yang paling umum adalah keserakahan akan keuntungan dengan upaya yang minimal dan gagasan bahwa kerja adalah suatu kutukan dan beban yang harus dihindari khususnya ketika hasilnya melebihi dari kebutuhan untuk kehidupan yang sederhana. Seperti yang ditulisnya dalam esainya:

Ahmad Fikry Fauzan / KPI 1 E / 1112051000139 / Tugas 6 Sosiologi Agama

Ahmad Fikry Fauzan
1112051000139
KPI 1 E
Tugas 6
Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism

Di dalam buku "protestan ethic and the spirit of capitalism" pada masalah stratifikasi sosial, disini akan membahas mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara panganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa berarti itu suatu bid'ah adalah pandangan protestan karena mareka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan krisis. Weber berpendapat bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khusus katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini terlihat juga dalam hal pendidikan, seperti orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan dengan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja karena pemuda protestan yang memiliki sklill dalam industri-industri modern.

Fahmi KPI/1/E tugas 6

Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme
Menurut Weber agama merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.Secara ringkas pada bab pertama dalam buku ini dijelaskan mengenai stratifikasi sosial,  dominasi menjelaskan adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan mengenai masalah duniawi. Penganut protestan lebih mengedepankan ekomomi atau bisnis dibandingkan ajaran agama. Dalam bidang pendidikan orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja pada pemerintahan,sedangkan penagnut protestan lebih menyukai bekerja di bidang administrative perusahaan. Dalam bidang pendidikan lulusan pendidikan lebih banyak dari penganut protestan sehingga katolik kalah saing dalam dunia kerja, hal ini menjadi salah satu penyebab adanya strasifikasi sosial.


ACHMAD FAIZAL RIWANTO KPI 1E (TUGAS KE-6)

ETIKA PROTESTAN KARANGAN DAN SEMANGAT KAPITALISME

Menurut Max Weber, afilasi agama dan strafikasi sosial, penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bid'ah adalah pandangan protestan, mereka mgedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.

Gilang Sakti Perdana, Tugas 6, KPI 1E

Gilang Sakti Perdana
KPI 1E
1112051000161
Tugas ke-6

Etika Protestan Karangan dan Semangat Kapitalisme

Buku ini menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat masyarakat protestan dan kapitalis. Landasan apa yang mendasari lahirnya kapitalis, semangat danpola pikir seperti apa yang menyebabkan calvinisme lahir dan menjadi semangat bagi protestan untuk melakukan ekspansi kapitalis sebagai sistem perekonomian yang diperhitungan di dunia.
Di dalam buku ini dijelaskan tentang masalah afliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah dan masalah duniawi yang berakar  pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bi'dah adalah pandangan protesatan , karena mereka mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Weber pun memiliki pandangan bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.

muhammad arif fathurrahman kpi 1E tugas 6

Nama                                    : Muhammad Arif fathurrahman
NIM                                     : 1112051000154
Jurusan/ semseter                       : KPI 1/E
 
Protestant Ethick and The Spirit of Capitalism
Dalam buku max weber yang berjudul "Protestant Ethick and The Spirit of Capitalism" menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Dalam buku ini terdapat juga berbagai faham dan paradigma yang mendunia seperti positivistis, konstruktivistis, dan kritis. Dijelaskan juga bahwa calvinisme mendasari lahirnya faham-faham kapitalis dan etika protestan. Dalam bab pertama dijelaskan tentang masalah afiliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum  yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Menurut weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan juga terlihat dalam hal pendidikan, orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintah dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administrative perusahaan, dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri modern.
Orang-orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penagnutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekulirasasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan bagaimana semangat kapitalisme dan merupakan suatu prinsip yang dianut oleh protestan dan katolik. Kaum protestan lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianisme yang artinya baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran yang kuat, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman, menurut kaum protestan jika manusia bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin dia dapatkan pada hari itu karena uang tersebut dapat diputar menjadi berlipat keuntungan.
Faktor lain yang dapat memberi keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran akan membawa manusia pada suatu keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari orang lain, orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan, bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Bahasan selanjutnya adalah konsep luther mengenai panggilan, panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya, dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu katolik, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang dimaksud dari reformasi disini adalah perubahan system ekonomi yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalistis, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi. Faktor yang mempengaruhi konsep keagamaan dari segi duniawi yaitu calvinisme, pietisme, metodisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.
Calvinisme merupakan faham yang berpandangan bahwa tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau demi tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan tuhan, serta tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia. Dan itu berarti calvinisme berpendapat dahwa kesuksesan dunia mewakili kesuksesan seseorang di akhirat.
Pietisme merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis dari askese calvinistis, makna yang emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapatkan pengampunan.
 

TUGAS 6 TRISAKA OCTARIAN KPI 1/E

 
Protestant Ethick and The Spirit of Capitalism
 
Sebenarnya secara ringkas tentang buku ini yang berjudul "protestant ethick and the spirit of capitalism" yang diterbitkan oleh Max Weber menjelaskan bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Dalam buku ini pula terdapat berbagai faham dan paradigma yang mendunia seperti positivitis, konsturktivitis, kritis serta dijelaskan bahwa calvinisme mendasari lahirnya faham-faham kapitalis dan etika protestan.
 Didalam bab pertama dijelaskan bahwa masalah afiliasi agama dan stratifikasi sosial terjadi akibat adanya perbedaan pandangan dan prinsip diantara penganut katholik dan penganut protestan, tentang permasalahan duniawi yang bersumber dari munculnya hukum gereja yang menurut para penganut katholik menganggap bahwa menghukum bidah atau salah dan mengampuni para pendosa merupakan sesuatu yang salah bagi para penganut protestan. Karena para penganut protestan lebih mengedepankan aspek bisnis dibandingan aspek agamanya itu sendiri, dan mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Weber berpandangan bahwa agama  itu terdapat sebuah pertentangan,yang khususnya penganut khatolik dan penganut protestan.
Kita bisa melihat juga terjadinya sebuah perbedaan didunia pendidikan serta pembagian kerja, para penganut katholik lebih menyukai mengikuti sebuah pelatihan-pelatihan dan bekerja didunia pemerintahan dan lulusan pendidikiannya lebih sedikit  dibandingkan dengan protestan, karena para penganut protestan lebih senang untuk bekerja dalam bidang administratif perusahaan yang memiliki skill yang cukup profesional dibidangnya, karenanya itu pula para penganut katholik kalah bersaing dalam dunia kerja. Ini semua terjadi akibat adanya pengaruh lingkungan agama yang mempengaruhi dalam pembagian pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang lebih diprioritaskan dalam penentuan pilihan yang berasas dari pertimbangan rasio agama.
Para penganut katholik lebih terkesan mengabaikan duniawi dan lebih mementingkan akhirat, semua berbanding terbalik ketika kita melihat penganut protestan yang lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya. Dalam hal ini menyebabkan protestan memiliki 3 kelebihan dibandingkan dengan agama lain, yaitu spiritual, perdagangan dan kebebasan. Serta munculnya kombinasi antara kesucian yang besar, yaitu agama dengan adanya perkembangan bisnis yang lebih maju.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai suatu semangat kapitalisme dalam bidang bisnis, yang dalam bahasan ini ada suatu perkataan yang berbunyi "lebih makan enak atau tidur enak", dan hal ini sebenerarnya sama sama dianut oleh penganut katholik dan penganut protestan, namun kaum protestan lebih menyukai perkataan yaiut makan enak, penganut protestan menganggap bahwa waktu itu sangat penting dan kita tidak boleh bermalas-malasan karena sedikit saja waktu yang kita buang, tetapi banyak keuntungan yang kita buang yang seharusnya didapatkan pada hari itu. Melainkan dengan penganut katholik yang lebih menyukai tidur nyaman. Disini kita melihat bahwa adanya sebuah pandangan positif, orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu.
Penjelasan diatas merupakan sebuah bentuk gambaran, dimana suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja keras, namun semangat yang sesungguhnya bukan berbicara mengenai kesuksesan didunia saja, hal ini hanya merupakan etika. Jika dipandang oleh Max Weber dari segi etika dan protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhkan dari pandangan eudoonistik, karena semua yang mereka kerjakan didunia sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk menuai harta sebanyak-banyaknya dan bersifat hedonistis karena semua kebahagiannya bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisonalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya, yaitu dengan menurunkan upah, makan akan diperoleh pekerjaan yang meningkat dan ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis. Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh sebuah kebutuhan. Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.         
Panggilan merupakan kewajiban setiap individu didunia untuk melakukan tugas dan kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya, masing-masing didunia dan dengan tidak melampaui nilai moral duniawi, menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai suatu peraturan illahi, namun katholik bertentangan yang nyata dengan protestan. Calvinisme merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidaj hidup atau ada bagi manusia tetapi manusi sendirilah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan Tuhan, serta Tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia. Calvinisme berpandangan bahwa kesuksesan kehidupan sosial didunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan didunia merupakan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih.
Kemudian ada pandangan tentang lainnya yaitu pietisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan didunia, dan bukan untuk kehidupan diakhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan illahi. Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis dari askese calvinistis,makna yang emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa penyesalan terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapat pengampunan. Dan adanya dosa sebagai bukti logis dari rahmat illahi. Didalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidak pastian tentang akhirat.
Yang mendasari sebuah panggilan luthering adalah munculnya sebuah faham calvinisme. Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu faham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka, sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia itu sendiri, banyak yang tersesat dalam hal kepemilikan kekayaan. Buku ini sangat bermanfaat dan sangat perlu kita baca karena banyak sekali unsur-unsur serta paham-paham yang terdapat dibuku ini.

Muhammad Aidillah Putra KPI 1 E Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (Max Weber)

    Perbedaan dan prinsip antara penganut katolik dan protestantentangg masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan,karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama,serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis.  Menurut weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan,khususnya katolik dan protestan.
   Orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit di banding protestan.protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan,dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja,karena memiliki skill dalam industri-industri modern.dalam pandangan ini pendidikan yang di pengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus di prioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
   Katolik terkesan asketis karena penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekulariasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya ,yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia.hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal di bandingkan bangsa lain yaitu : spiritual,perdagangan dan kebebasan.kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
    Bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianismeyang artinya baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran yang kuat,sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman,menurut kaum protestan jika manusia bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin dia dapatkan pada hari itu karena uang tersebut dapat diputar menjadi berlipat keuntungan.
    Semangat kapitalisme untuk terus bekerja, semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan didunia,hal ini hanya merupakan etika,sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhkan hal ini dari pandangan Eudoonistik,bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta,serta hedonistis karena semua kebahagiaanya bersifat irasional.
   Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
 
 
  Kesuksesan kehidupan sosial di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih, dan hal ini membuat manusia menjadi tidak tenang sehingga untuk mencari ketenangan itu dan kepastian kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin,dan hal ini merupakan gambaran eudonisme.
   Pietisme merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.

FERDY RIZKY SAPUTRA / TUGAS 6/ KPI 1E 2012

PROTESTAN ETHIC AND SPIRIT OF CAPITALISM

                Perbedaan pandangan dan perinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mendahulukan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur doninasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber agama itu merupakan sumber pertentangannya, khusus katolik dan protestan.
                Perbedaan pandangan ini lebih terlihat dalam hal pendidikan. Orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan di pemerintahan, lulusan pendidikan penganut katolik lebih sedikit daripada protestan dan ini menyebabkan adanya startifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih banyak yang menyukai bekerja di bagian administratif perusahaan, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri moderen.  Pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan dipengaruhi dalam memilih pekerjaan.
                Katolik terkesan sangata asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham kepada materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-citadan pandangan hidupnya, hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3hal dibandingkan bangsa lain yaitu; Spiritual, perdagangan dan kebebasan. Kombinasi antara kesucian yang besar adalah agama dengan adanya perkembangan bisnis yang lebih maju.
                Bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandang utilitarianisme yang artinya baik, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman tetapi bagi kaum protestan jika yang bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu tetapi kehilangan untuk berbagi keuntungan.
suatu pandangan positivistis orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu.
                suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja , semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan di dunia, hal ini hanya merupakan etika, jika dipandang oleh Max Weber dari segi etika protestan dan calvinisme.
sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhkan hal ini dari pandangan eudoonistik,bahwa semua yang mereka lakukan didunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta serta hedonistis karena semua kebahagiaan bersifat irasional.
                Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola fikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang mengikat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritus.
                bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Mengenai konsep Luther mengenai panggilan adalah suatu kewajiban setiap individu didunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya masing-masing didunia.
Katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu protestan, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dan reformasi, yang di maksud dengan reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
                Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalistis yang selalu berpegang pada ketaatan peraturan Ilahi dan dalam perkembangannya akan bertentangan dengan kebudayaan moderen dan calvinisme, prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi.
Calvinisme sendiri merupakan suatu paham tentang suatu pandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup ada demi tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan tuhan, serta tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia (kesuksesan kehidupan dunia) adalah gambaran kehidupan akhirat.
Pietisme merupakan pandangan yang berbeda bagi calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan peitisme memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat menjadi sebuah ketaatan kepada Ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis dari akses calvinistis, didalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidakpastian dengan akhirat.
Pada perkembangannya penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme, prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara Tuhan sebagai panggilan hidup.
                Apa yang mendasari adanya konsep panggilan Luthering adalah adanya paham calvinisme. Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu paham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia.

Etika Protestan & Semangat Kapitalisme, Syifa Maulidina KPI 1e, Tugas 6

Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme

    Aflisiasi dan startifikasi sosial mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protetsan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bid'ah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mengedepankan  busnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dnegan bisnis. Menurut Weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.

    Perbedaan pandangan ini juga terlihat dalam hal pendidikan, orang-orang katolik menyukai pelatihan dan bekrja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan in menyebabkan startifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, dan kaum katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skil dalam industri modern. Dalam pandangan ini pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus diprioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.

    Orang-orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berpadham materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal dibandingkan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasan. Serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.

    Semangat kapitalisme untuk terus bekerja, semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan dunia, hal ini hanya merupakan etika jika dipandang oleh Max Weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi kapitalisme adalah menjauhkan hal ini dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiaannya bersifat irasional.

    Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah makan akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan. Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme keuntungan sosial dan material.

    Konsep Luther mengenai "Panggilan". Panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dnegan tingkat kedudukannya. Dalam halini katolik memiliki suatu musuh yag nyata yaitu katolik, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang maksud dari refomarsi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.

Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalitas. Hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep keagamaan dari askese duniawi yaitu : calvinisme, pietisme, metodisme.
Calvinisme merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan Tuhan.
Pietisme merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang mengganp bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi aksetis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis dari calvinistis, makna yang emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapatkan pengampunan, sehingga membutuhkan perjuangan emosional.
 
Sumber :
Max Weber, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Pustaka Prometha, Surabaya : 2000

Cari Blog Ini