Selasa, 16 Oktober 2012

Ahmad Fikry Fauzan / KPI 1 E / 1112051000139 / Tugas 6 Sosiologi Agama

Ahmad Fikry Fauzan
1112051000139
KPI 1 E
Tugas 6
Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism

Di dalam buku "protestan ethic and the spirit of capitalism" pada masalah stratifikasi sosial, disini akan membahas mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara panganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bid'ah dan mengampuni para pendosa berarti itu suatu bid'ah adalah pandangan protestan karena mareka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan krisis. Weber berpendapat bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khusus katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini terlihat juga dalam hal pendidikan, seperti orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan dengan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja karena pemuda protestan yang memiliki sklill dalam industri-industri modern.

Dalam pandangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, artinya ada pemenuhan yang harus diprioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
Orang-orang katolik terkesan asketis penganutnya mengabaikan kehidupan dunia dan kaum protestan lebih faham tentang materialistis dan mengedepankan pemisahan antara agama dan duniawi dalam pandangan hidupnya. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal dibandingkan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasan. Serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
Ada juga penjelasan suatu semangat kapitalisme untuk terus berkerja, semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan di dunia, tetapi hal ini adalah etika, jika dipandang oleh Max Weber daru segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi Kapitalisme mereka menjauhkan dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiaanya bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat yaitu suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalisme merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari betasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan. Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Lalu membahas tentang panggilan dari konsep Luther, arti dari panggilan itu kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya, menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai suatu peraturan ilahi, sehingga dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu protestan dalam anggapannya bahwa kapitalisme merukan kreasi dari reformasi yaitu perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari tradisional yang selalu berpegang pada ketaatan yaitu peraturan Ilahi dan adanya pertentangan dengan kebudayaan dan calvinisme, karena kebudayaan modern lebih mengutamakan duniawi dibandingkan ketaatan agama, hal ini adalah prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan pada duniawi.
Dan ada juga konsep keagamaan dari askese duniawi yaitu dengan beberapa faktor.
1. Calvinisme merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan Tuhan serta Tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia. Dan calvinisme berpendapat bahwa kesuksesan kehidupan sosial di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia dimaksud dengan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih dan hal ini membuat manusia menjadi tidak tenang sehingga untuk mencari ketenangan itu dan kepastian kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin dan ini adalah gambaran eudominisme.
2. Pietisme adalah pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia dan bukan untuk kehidupan di akhirat dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
3. Metodisme adalah kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis (tidak peduli) yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis sari askese calvinistis, makna yang emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapat pengampunan. Di dalam metodisme sendiri sama halnya dengan pitiesme yang mengandung pandangan ketidakpastian tentang akhirat.
4. Sekte-sekte baptis, karakter yang dianut dari baptis adalah tenang, moderat, dan sangat taat terhadap keagamaannya, mereka juga tidak memiliki pemikiran mengenai kehidupan politik mereka lebih pada pandangan yang bersifat kebajikan-kebajikan dan melupakan hal-hal duniawi.
Pada perkembangan penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme apa yang menjadi prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan suara Tuhan sebagai panggilan hidup.
Kemudian pembahasan tentang askese dan semangat kapitalisme, askese pada zaman ini dirasakan lebih tajam dibandingkan pada paham calvinisme dan orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun mereka lebih untuk menjalankan perintah Tuhan yaitu untuk dapat lebih memuliakan Tuhan dengan waktu yang ada dah dimiliki serta tidak ada waktu bersantai sebab bersantai merupakan dosa besar, lalu mereka mulai melupakan eudomonisme yang diterapkan oleh calvinisme dan pada masa ini mereka lebih menganut utilitarianisme murni yang akan membawa kebahagian.
Sumber : etika protestan karangan dan semangat kapitalisme, Max Weber, pustaka promethea (Surabaya).
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini