Rabu, 26 September 2012

TUGAS SOSIOLOGI AGAMA kpi1D_2012_IRVAN FATAHILLAH

A.Pertentangan kelas
            Karl Marx sangat sering sekali menggunakan istilah kelas didalam karya-karya yang telah dia lahirkan,namun Marx sering juga tidak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah kelas ini.Sebenenarnya kelas bagi Marx selalu didefinisikan sesuai dengan potensinya itu sendiri terhadap  konflik.Kemudian para individu-individu ini membentuk sebuah kelas selama para individu
ini berada didalam suatu konflik biasa dengan individu-individu yang
lainnya terhadap nilai surplus.
            Karena kelas telah didefinisikan sebagai salah satu factor penyebab terjadinya konflik,maka konsep ini memiliki perbedaaan-perbedaan baik ditelaah
secara teoritis maupun secara historis.Marx juga berpendapat bahwa
sebuah kelas akan memliki eksistensi hanya ketika seseorang sedang
menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas yang
lainnya,dan disaat mereka menyadari akan terjadinya konflik,maka mereka
akan menjadi suatu kelas yang sebenarnya,yaitu suatu kelas untuk
dirinya.
           

            Marx pun menemukan ada dua macam kelas ketika marx sedang menganalisis kapitalisme yaitu sebgai berikut :
1.      Kelas Borjuis, merupakan nama yang dibuat khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi
modern. Mereka telah memiliki alat-alat produksi dan juga mempekerjakan
pekerja upahan.
2.      Kelas Proletar, untuk kelas proletar sendiri sebenarnya berbanding terbalik dengan pengertian kelas Borjuis.Dimana, sebuah individu-individu yang sangat dibutuhkan
didalam masyarakat seperti buruh yang cekatan,kemudin bisnis-bisnis
kecil yang telah dibangun akan tergerus oleh sebuah mekanisme yang
lambat laun semakin mudah. Mekanisme inilah yang menjadi faktor
perubahan karena kapitalis telah mengganti para pekerja dengan
mesin-mesin yang telah dijalankan.Dan semua orang yang digantikan inilah akan terpaksa turun dari jabatannya  menjadi proletariat.
 
            Tidak satu pun dari kontradiksi-kontradiksi ini yang bisa diselesaikan
kecuali dengan mengubah strukur kapitalis.Marx juga mengakui bahwa
konflik kelas sering disebabkan oleh bentuk-bentuk lain dari
stratifikasi,seperti etnis, ras, gender, dan juga agama.Bagaimana pun
dia tidak menerima hal ini sebagai bagian yang utama.
 
B. AGAMA SEBAGAI CANDU
Kemudian pandangan agama menurut karl Marx adalah, agama juga sebagai
ideologi,Karena agama merujuk sebagai candu masyarakat,kesukaran
agama-agama pada saat yang bersamaan merupakan sebuah kesukaran yang
sebenarnya.Agama juga sebagai nafas lega bagi mahluk yang tertindas didunia,ketika didunia hatinya sering merasa bergejolak karena keadilan yang tidak
ada,membuat agama sebagai candu didalam masyarakat.

Seperti halnya ideologi,agama juga sebagai perefleksian suatu kebenaran,namun
semua berbanding terbalik,karena orang-orang tidak bisa menerima akan
hal ketertindasan kapitalis,oleh karena itu mereka diberikan suatu
bentuk agama.Sebenarnya Karl Marx tidak menentang akan agama,namun marx
menolak suatu sistem atau tata cara yang mengandung ilusi-ilusi agama.

Sebuah bentuk keagamaan seperti ini sangatlah mudah dikacaukan dan mungkin
juga kita bisa sebagai peletak dasar sebuah perubahan
revolusioner.Sering kali kita melihat bahwa agama selalu berada diposisi yang paling depan untuk melawan para kapitalis.Tetapi Marx tetap
menganggap bahwa agama sebagai ideologi kedua dengan menggambarkan
kapitalisme sebuah ujian dan mendorong akan terjadinya perubahan
revolusioner keakhirat.Sebenarnya isi hati dari para kaum yang tertindas akan mendorong terjadinya penindasaan yang selanjutnya.Karena tidak
mungkin kaum kapitalis akan membentuk sebuah keadilan bagi kaum yang
tertindas.
 
C. IDEOLOGI
            Perubahan-perubahan penting yang terjadi bagi kemajuan kekuatan-kekuatan produksi tidak
akan bisa dicegah hanya dengan relasi-relasi yang berkembang dengan
keeksistensiannya saja,namun harus sejalan juga dengan relasi-relasi
pendukung,institusi-institusi dan khususnya ide-ide umum yang bisa
menjadi pencegahan,disaat-saat ide-ide umum ini berkembang,lambat laun
telah menunjukan fungsinya,marx memberikan nama khusus terhadap ide-ide
ini dengan sebutan ideology.
          

            Disini Marx menggunakan kata ideologi untuk merujuk kepada system-sistem
aturan ide-ide yang sekali lagi berusaha menyembunyikan
kontradiksi-kontradiksi yang berada dipusat sistem kapitalis,sebagai
salah satu contoh misalnya,Marx merujuk kepada ekonom-ekonom borjuis
yang merepresentasikan bentuk komuditas sebagai yang alamiah dan
universal.Atau dia mengkritisi filsuf-filsuf borjuis.
 
D. MODA PRODUKSI
            Didalam sebuah proses produksi sosial yang dilakukannya,dimana manusia memasuki relasi-relasi tertentu dan nisyaca mereka tidak akan mengikuti  atau bergantung pada keinginan mereka tersebut.Melainkan relasi-relasi ini
lebih bergantung terhadap pada suatu langkah tertentu dari perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi material mereka.Pada tahap tertentu
kekuatan-kekuatan produksi material didalam masyarakat berkonflik dengan relasi-relasi produksi yang ada dan juga karena ekspresi legal dari hal yang sama,dengan relasi property tempat mereka bekerja sebelumnya.

tugas 3 mata kuliah sosiologi agama

TEORI KARL MARX
 
Marx dan Sosiologi. Marx bukanlah seorang sosiolog dan tak menganggap dirinya sosiolog. Meskipun karyanya terlalu luas untuk dicakup dalam pengertian sosiologi, namun ada satu teori sosiologi yang ditemukan dalam karya Marx. Memang sejak awal ada sosiolog yang sangat dipengaruhi oleh Marx dan telah ada serangkaian panjang sosiologi Marxian, terutama di Eropa.
Teori Marx. Secara garis besarnya saja, dapat dikatakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan alam. Dengan bekerja seperti itu merka menghasilkan makanan, pakaian, peralatan, perumahan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka dapat bertahan hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yg mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama-sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerja sama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.
Ekonomi politik. Materialisme Marx dan penekanannya pada sektor ekonomi menyebabkan pemikirannya sejalan dengan pemikiran kelompok ekonom poliktik (seperti Adam Smith dan David Ricardo). Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonom politik itu. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. Pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini ia menegaskan bahwa keuntungan kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja.
Marx juga dipengaruhi oleh para ekonom politik yang melukiskan kehidupan sistem kapitalis dan eksploitasi kapitalis terhadap kaum buruh. Tetapi, ketika mereka ini melukiskan kejahatan kapitalisme, Marx mengecamnya karena dia menganggap mereka hanya melihat kejahatan ini sebagai unsur kapitalisme yang tak terelakkan.
Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti  yang diimpikan pemikir sosialis utopian (Lovell,1992). Ia lebih memikirkan upaya untuk membantu mematikan kapitalisme. Ia yakin bahwa kontradiksi dan konflik didalam kapitalisme menurut dialektika akan menyebabkan kehancurannya, tapi ia tidak berpikir bahwa prosesnya tak terelakkan. Untuk menciptakan sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat. Kapitalis mempunyai sumber daya yang sangat besar yang dapat digunakan untuk mencegah munculnya sosialisme tetapi mereka dapat dikuasai melalui tindakan bersama dari kaum proletariat yang mempunyai kesadaran kelas. Apa yang akan diciptakan proletariat dalam proses tindakan bersama itu? Apakah itu sosialisme? Sosialisme menurut pengertian paling mendasar adalah suatu masyarakat di mana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Marx tentang produktivitas. Dengan bantuan teknologi modern orang dapat berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup. Dengan kata lain, dalam masyarakat sosialis manusia takkan lagi teralienasi.
Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas yang disajikanya dalam berbagai tulisan –termasuk di dalamnya The Comunist Manifesto yang ditulisnya bersama Fredrich Engels- Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda : kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi, yang dinamakannya kaum bourgeoisie, yang mengeksploitasi kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produks, yaitu kaum proletar. Menurut Marx pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam konflik yang kemudian berlangsung.  Yang oleh Marx dinamakan perjuangan kelas. Kaum bourgeoisie akan dikalahkan. Marx meramalkan bahwa kaum proletar kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas.
 
 
 
 
Mutia Soleha, 1112051000099
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

tugas 3 sosiologi agama

TEORI KARL MARX
 
Marx dan Sosiologi. Marx bukanlah seorang sosiolog dan tak menganggap dirinya sosiolog. Meskipun karyanya terlalu luas untuk dicakup dalam pengertian sosiologi, namun ada satu teori sosiologi yang ditemukan dalam karya Marx. Memang sejak awal ada sosiolog yang sangat dipengaruhi oleh Marx dan telah ada serangkaian panjang sosiologi Marxian, terutama di Eropa.
Teori Marx. Secara garis besarnya saja, dapat dikatakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan alam. Dengan bekerja seperti itu merka menghasilkan makanan, pakaian, peralatan, perumahan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka dapat bertahan hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yg mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama-sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerja sama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.
Ekonomi politik. Materialisme Marx dan penekanannya pada sektor ekonomi menyebabkan pemikirannya sejalan dengan pemikiran kelompok ekonom poliktik (seperti Adam Smith dan David Ricardo). Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonom politik itu. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. Pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini ia menegaskan bahwa keuntungan kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja.
Marx juga dipengaruhi oleh para ekonom politik yang melukiskan kehidupan sistem kapitalis dan eksploitasi kapitalis terhadap kaum buruh. Tetapi, ketika mereka ini melukiskan kejahatan kapitalisme, Marx mengecamnya karena dia menganggap mereka hanya melihat kejahatan ini sebagai unsur kapitalisme yang tak terelakkan.
Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti  yang diimpikan pemikir sosialis utopian (Lovell,1992). Ia lebih memikirkan upaya untuk membantu mematikan kapitalisme. Ia yakin bahwa kontradiksi dan konflik didalam kapitalisme menurut dialektika akan menyebabkan kehancurannya, tapi ia tidak berpikir bahwa prosesnya tak terelakkan. Untuk menciptakan sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat. Kapitalis mempunyai sumber daya yang sangat besar yang dapat digunakan untuk mencegah munculnya sosialisme tetapi mereka dapat dikuasai melalui tindakan bersama dari kaum proletariat yang mempunyai kesadaran kelas. Apa yang akan diciptakan proletariat dalam proses tindakan bersama itu? Apakah itu sosialisme? Sosialisme menurut pengertian paling mendasar adalah suatu masyarakat di mana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Marx tentang produktivitas. Dengan bantuan teknologi modern orang dapat berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup. Dengan kata lain, dalam masyarakat sosialis manusia takkan lagi teralienasi.
Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas yang disajikanya dalam berbagai tulisan –termasuk di dalamnya The Comunist Manifesto yang ditulisnya bersama Fredrich Engels- Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda : kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi, yang dinamakannya kaum bourgeoisie, yang mengeksploitasi kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produks, yaitu kaum proletar. Menurut Marx pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam konflik yang kemudian berlangsung.  Yang oleh Marx dinamakan perjuangan kelas. Kaum bourgeoisie akan dikalahkan. Marx meramalkan bahwa kaum proletar kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas.
 
 
 
 
Mutia Soleha, 1112051000099
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

EmileDurkheim_yuni kartika sari_JNR 1B_Tugas2

EMILE DURKHEIM (1858-1917)
Emile Durkheim membagi sosisologi ke dalam 4 bagian, yaitu :
1.      Sosiologi umum yang pembahasannya meliputi kepribadian individu dan kelompok social.
2.      Sosiologi agama yang membahas perilaku para penganut agama yang terdiferensiasi (terbagi-bagi) dalam kelompok-kelompok agama yang berbeda.
3.      Sosiologi yang membahas tentang perlakuan kejahatan baik kejahatan secara individual maupun secara kelompok
4.      Sosiologi hokum dan moral yang dominasi  bahasan didalamnya adalah tentang organisasi politik, social, perkawinan, dan keluarga.
 
 
I.                    FAKTA SOSIAL
Pendapat Durkheim fakta social di anggapnya sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikian seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar pemikiran manusia. Fakta social terdiri atas dua jenis, yaitu :
1.      Dalam bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap dan diobservasi, contohnya arsitektur atau norma hokum.
2.      Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia sendiri hanya muncul dalam kesadaran manusia.
 
 
II.                  AGAMA
Ritual religi adalah berkaitan dengan sesuatu yang sakral, sedangkan ritual magi seringkali mengingkari, menolak, memprofankan, malahan meledek yang sakral.
Melanggar larangan religius maupun magi menyebabkan hukuman  namun dalam hal magi hukuman itu menyusul otomatis, dan tidak ditambah dengan hukuman oleh masyarakat. Dalam religi, hukuman itu ada dua : yang satu oleh tuhan atau kekuatan lain yang diimani, yang kedua oleh masyarakat. (kalo kita mengambil islam sebagai contoh, dosa-dosa dibalas dengan siksa kubur dan neraka, dan disamping itu juga terdapat hukum syar'i) dalam magi tidak ada konsepsi dosa  kalo larangan magi ( misalnya pantangan ) dilanggar, masyarakat  tidak peduli ; akibat buruk yang dipercayai adalah pribadi saja (lukes, 1988).
 
 
 
III.                PEMBAGIAN KERJA (DIVISION OF LABOR)
Di dalam argument Durkheim bahwa adanya eksploitasi yang inheren dalam pembagian kerja yang "dipaksakan" akan mengakibatkan konflik kelas dan menghalangi solidaritas social. Walaupun begitu, Durkheim tidak menganggap Marxisme memberikan solusi yang memadai. Dalam pandangannya, problem-problem yang berkaitan dengan transisi menuju modernitas tak akan dapat diatasi baik lewat revolusi maupun reaksi konservatif, kecuali lewat ilmu-ilmu sosial. Persoalan yang terdapat dalam sosialisme, menurutnya, adalah bahwa kesimpulan-kesimpula serta prasyarat-prasyaratnya didasarkan pada pemahaman ilimiah yang tak memadai mengenai realitas sosial yang ada.
 
IV.               ANOMI
Durkheim mengatakan anomi adalah kondisi masyarakat yang sudah tidak mempunyai system pengaturan utama dan tidak berfungsi lagi dalam membentuk ketraturan dan hubungan harmonisnya. Secara subyektif individu mengalami keadaan tidak pasti, tidak aman, dimana keinginan dan ambisi pribadinya tidak mungkin untuk dipenuhinya secara realistik , ada perasaan tidak punya hati yang merasa curiga bahwa hidup ini benar-benar tidak punya tujuan dan tidak punya arti.
Fenomena anomi dalam bentuk penyakit dalam masyarakat :
1.      Anomi pada pembagian kerja, seperti kasus krisis industri dimana terjadi permusuhan antara buruh dan pengusaha, sehingga indidu terisolasi
2.      Tingginya intensitas pembagian kerja, sehingga penempatan individu tidak berdasarkan kemampuannya.
3.      Bentuk katologis lainnya yaitu fungsi tugas tidak dikerjakan secara penuh pada system.
 
 
 
 
V.                 FUNGSIONALISME
Asumsi-asumsi dasar Durkheim mencerminkan pokok-pokok pikiran mereka yang sangat terpengaruh oleh aliran organisme. Asumsi dasar itu adalah :
a.      Masyarakat tidak dapat dipandang sebagai suatu hal yang berdiri sendiri yang dapat dibedakan dari bagian-bagiannya. Masyarakat juga tidak dapat di habiskan kedalam bagian-bagiannya. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu keseluruhan
b.      Bagian-bagian suatu system dianggap memenuhi fungsi-fungsi pokok, maupun kebutuhan system secara keseluruhan.
c.       Kebutuhan pokok suatu system social harus dipenuhi, untuk mencegah terjadinya keadaan abnormal atau partologis
d.      Setiap system mempunyai pokok-pokok keserasian tertentu yang segala sesuatunya akan berfungsi secara normal.
Durkheim mengakui anilsa yang diperkenalkannya mengandung berbagai bahaya, namun dia memberikan beberapa alternative untuk mengatasi kelemahan itu. Pertama-tama dia menyadari analisa teleogis, yakni bahwa berbagai konsekuensi terjadi di masa mendatang suatu gejala. Dengan tujuan akhirnya ,yaitu fungsinya.
Durkheim memberi peringatan mengenai kelemahaman  atau bahayabya mempergunakan pemikiran teleologis ,namun durkheim  mempergunakannya dalam karya-karyanya yang penting. Dalam karyanya  mengenai pembagaian kerja , Durkheim senantiasa mengadakan pembedaan antara sebab dengan fungsi.
 

Cari Blog Ini