Karl Marx sangat sering sekali menggunakan istilah kelas didalam karya-karya yang telah dia lahirkan,namun Marx sering juga tidak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah kelas ini.Sebenenarnya kelas bagi Marx selalu didefinisikan sesuai dengan potensinya itu sendiri terhadap konflik.Kemudian para individu-individu ini membentuk sebuah kelas selama para individu
ini berada didalam suatu konflik biasa dengan individu-individu yang
lainnya terhadap nilai surplus.
Karena kelas telah didefinisikan sebagai salah satu factor penyebab terjadinya konflik,maka konsep ini memiliki perbedaaan-perbedaan baik ditelaah
secara teoritis maupun secara historis.Marx juga berpendapat bahwa
sebuah kelas akan memliki eksistensi hanya ketika seseorang sedang
menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas yang
lainnya,dan disaat mereka menyadari akan terjadinya konflik,maka mereka
akan menjadi suatu kelas yang sebenarnya,yaitu suatu kelas untuk
dirinya.
Marx pun menemukan ada dua macam kelas ketika marx sedang menganalisis kapitalisme yaitu sebgai berikut :
1. Kelas Borjuis, merupakan nama yang dibuat khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi
modern. Mereka telah memiliki alat-alat produksi dan juga mempekerjakan
pekerja upahan.
2. Kelas Proletar, untuk kelas proletar sendiri sebenarnya berbanding terbalik dengan pengertian kelas Borjuis.Dimana, sebuah individu-individu yang sangat dibutuhkan
didalam masyarakat seperti buruh yang cekatan,kemudin bisnis-bisnis
kecil yang telah dibangun akan tergerus oleh sebuah mekanisme yang
lambat laun semakin mudah. Mekanisme inilah yang menjadi faktor
perubahan karena kapitalis telah mengganti para pekerja dengan
mesin-mesin yang telah dijalankan.Dan semua orang yang digantikan inilah akan terpaksa turun dari jabatannya menjadi proletariat.
Tidak satu pun dari kontradiksi-kontradiksi ini yang bisa diselesaikan
kecuali dengan mengubah strukur kapitalis.Marx juga mengakui bahwa
konflik kelas sering disebabkan oleh bentuk-bentuk lain dari
stratifikasi,seperti etnis, ras, gender, dan juga agama.Bagaimana pun
dia tidak menerima hal ini sebagai bagian yang utama.
B. AGAMA SEBAGAI CANDU
Kemudian pandangan agama menurut karl Marx adalah, agama juga sebagai
ideologi,Karena agama merujuk sebagai candu masyarakat,kesukaran
agama-agama pada saat yang bersamaan merupakan sebuah kesukaran yang
sebenarnya.Agama juga sebagai nafas lega bagi mahluk yang tertindas didunia,ketika didunia hatinya sering merasa bergejolak karena keadilan yang tidak
ada,membuat agama sebagai candu didalam masyarakat.
Seperti halnya ideologi,agama juga sebagai perefleksian suatu kebenaran,namun
semua berbanding terbalik,karena orang-orang tidak bisa menerima akan
hal ketertindasan kapitalis,oleh karena itu mereka diberikan suatu
bentuk agama.Sebenarnya Karl Marx tidak menentang akan agama,namun marx
menolak suatu sistem atau tata cara yang mengandung ilusi-ilusi agama.
Sebuah bentuk keagamaan seperti ini sangatlah mudah dikacaukan dan mungkin
juga kita bisa sebagai peletak dasar sebuah perubahan
revolusioner.Sering kali kita melihat bahwa agama selalu berada diposisi yang paling depan untuk melawan para kapitalis.Tetapi Marx tetap
menganggap bahwa agama sebagai ideologi kedua dengan menggambarkan
kapitalisme sebuah ujian dan mendorong akan terjadinya perubahan
revolusioner keakhirat.Sebenarnya isi hati dari para kaum yang tertindas akan mendorong terjadinya penindasaan yang selanjutnya.Karena tidak
mungkin kaum kapitalis akan membentuk sebuah keadilan bagi kaum yang
tertindas.
C. IDEOLOGI
Perubahan-perubahan penting yang terjadi bagi kemajuan kekuatan-kekuatan produksi tidak
akan bisa dicegah hanya dengan relasi-relasi yang berkembang dengan
keeksistensiannya saja,namun harus sejalan juga dengan relasi-relasi
pendukung,institusi-institusi dan khususnya ide-ide umum yang bisa
menjadi pencegahan,disaat-saat ide-ide umum ini berkembang,lambat laun
telah menunjukan fungsinya,marx memberikan nama khusus terhadap ide-ide
ini dengan sebutan ideology.
Disini Marx menggunakan kata ideologi untuk merujuk kepada system-sistem
aturan ide-ide yang sekali lagi berusaha menyembunyikan
kontradiksi-kontradiksi yang berada dipusat sistem kapitalis,sebagai
salah satu contoh misalnya,Marx merujuk kepada ekonom-ekonom borjuis
yang merepresentasikan bentuk komuditas sebagai yang alamiah dan
universal.Atau dia mengkritisi filsuf-filsuf borjuis.
D. MODA PRODUKSI
Didalam sebuah proses produksi sosial yang dilakukannya,dimana manusia memasuki relasi-relasi tertentu dan nisyaca mereka tidak akan mengikuti atau bergantung pada keinginan mereka tersebut.Melainkan relasi-relasi ini
lebih bergantung terhadap pada suatu langkah tertentu dari perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi material mereka.Pada tahap tertentu
kekuatan-kekuatan produksi material didalam masyarakat berkonflik dengan relasi-relasi produksi yang ada dan juga karena ekspresi legal dari hal yang sama,dengan relasi property tempat mereka bekerja sebelumnya.