TEORI-TEORI MENURUT KARL MARX
· Pertentangan kelas
"bukan mahasiswa jurusan sosiologi yang khawatir dengan nasib masyarakat modern saja yang tergoda untuk melakukan dialog dengan marx hingga akhirnya akan menyerah dalam diskusi teori kelas-kelas(sosial)nya". Analisis tentang masyarakat dalam masalah kelas sosial sebenarnya tidak ditemukan oleh marx bahkan para penulis dari kalangan ''borjuis" seperti adam smith atau alexis the tochqueville juga mengakui sebelumnya bahwa masyarakat memang terbagi atas kelas kelas yang di tentukan oleh posisi ekonomi, status, penghasilan, posisi kekuasan yang berbeda dan memiliki kepentingan yang berkelindan. Sesudah marx pun sosiolog sosiolog lain dari max weber hingga vilfredo pareto, dari joseph Schumpeter hingga Raymond aron belakangan mempergunakan analisis masyarakat dengan istilah kelas kelas sosial.
Dengan perkembangn perdagangan, industrI dan pusat pusat urban munculnya dua kelas baru : pertma kelas borjuis (bourgeois) yang telah memdestabilisasikan rezim (tatanan ) lama dan memegang tempat yang dominan, kemudian kalangan proletar atau rakyat jelata yang miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang di pabrik pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya dan kemudian menjadi tenaga kerja utama di bengkel kerja dan firma firma industry besar. Friedrich engels rekan kerja marx pernah mendekripsikan kondisi kaum proletar inggis yang menggenaskan dalam rapport sur la situation de la clasee laborieuse en angleterre (laporan tentang situasi kelas pekerja di inggris) (1884).
Proyek yang dilakukan marx kurang mengungkapkan eksistensi kelas-kelas sosial atau mendeskripsikan dibandigkan memahami dinamika pergulatan kelas. Pertama ia mendefinisikan kelas" itu lewat situasi yang di kaitkandengan hubungan produksi.
Dengan mempergunakan kosakata isitilah yang diwarisi dari hegel, marx membedakan "kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri" dari "kelas bagai dirinya sendiri" . kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan individu secara umum memiliki kondisi kerja yang sama, setatus yang sama dan permasalahan yang sama, namun tidak harus terorganisasikan dalam suatu proyek atau rencana bersama. Sedangkan kelas bagian diri sendiri merupakan sebuah kelas yang karena telah menyadari akan adanya kepentingan bersama, lalu menorganisasikan diri menjadi gerakan sosial berbentuk sindikat dan partai, yang berarti menimpa diri untuk mencari identitas.
Perdebatan tentang kesahihan teori kelas sosial marx banyak menjadi objek bahan literatur sejak satu abad ini. satu demi satu perkembangan kelas" menengah, pem-borjuis-an kaum proletar, mobilitas sosial yang kian meningkat, meledaknya (jumlah) kelas buruh dan kemudian penurunanya telah terkuak sehingga teori marxis tampak sudah Usang.
Sebaliknya, hingga tahun 70-an para sosiologi pengikut marxisme berusaha menjabarkan struktur kela-kelas social dengan mempertimbangkan transformasi-transformasi yang ada di dalamnya. Kita misalnya, bisa mendukung pedapat bahwa ada sebuah kelas rakyat yang terbentuk dari para buruh dan Pekerja yang merupakan 65% dari jumlah seluruh populasi penduduk yang aktif bekerja.
Dengan demikian para sosiolog sekarang tidak harus mendukung tesis tentang kemelaratan absolut kaum proletar atau tesis tentang pergulatan antar kelas sebagai motor pengubah sejarah. Sekarang kita hanya membedakan antara mereka yang sudah merasa puas dengan menjabarkan struktur social dalam istilah CSP (kategori sosioprofesional). Gaya hidup atau"kelompok-kelompok social" dan lainnya yang mendukung manfaat kisi-kisi analisis marx dan menegaskan sifat permanen kelas-kelas social terhadap berbagai kepentingan yang bersimpangan pada masyarakat modern. Terakhir, adalah mereka yang mengakui pemikiran tentang kelas dengan memperhitungkan"hiruk pikuk kekacauannya"
Marx menyadari sepenuhnya eksistensi dan peran berbaga kelas dalam masyarakat. Dalam Les Luttes de classes en France (perjuangan kelas-kelas social di perancis) ia secara tajam mendeskripsikan sekurang-kurangnya tujuh kelas dan fraksi kelas yang berbeda : yaitu kelas aristokrasi financial, borjuis industrial, borjuis kecil, proletar, petani kecil, tuan-tuan tanah besar dan sebagainya. Namun menurutnya dinamika kapitalisme., konsentrasi produksi dan krisis-krisis yang terjadi secara periodik cenderung meradikalkan pertentangan antara dua golongan di antara mereka: yaitu kaum proletar dan borjuis.
Jadi terlihat bahwa mendiskusikan validitas teori marxisme menyagkut kelas kelas social bukan berarti mendiskusikan eksistensi mereka (ini yang diakui oleh sebagian besar pemikiran social pada masa sekarang) atau mengetahui sejauh mana pergulatan mereka menjadi motor penggerak dinamika masyarakat kontemporer.
· AGAMA
Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideologi sebagi semacam aliensi. Pegertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feuerbach yang merupakan penulis L'essence du christianisme( esensi kristianisme) (1864). Bagi feurbeach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surge bagi pemikiran (ide)." Harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa mempercayai eksistensi tuhan secara riil seperti yang ditemukannya. Marx mengambil kembali pemikiran ini( bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat"). Selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas .
· Modal produksi
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk berthan hidup anusia perlu bekerja di dalam dan dengan lama,dengan itu mereka menghasilkan makanan,pakaian ,peralatan, perumahan dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktifitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama sama dengan orang lain, dengan kata lain manusia pada dasarnya adalah akhluk sosial.mereka perlu bekerjasama untuk mendapatan segala sesuatu yang mereka perukan untuk hidup. Dan dengan bantuan teknologi modern orang dapat berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup.
Sumber buku/daftar pustaka : philippe,jean.sosiologi sejarah dan berbagai pemikirannya.(siderejo:kreasi perum siderejo bumi indah,2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar