Sabtu, 15 September 2012

Resume buku ilmu kependudukan_Fikri Dzulkarnain_PMI5

KATA PENGANTAR
          Buku ini diharapkan bermanfaat terutama bagi para mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah atau mempelajari ilmu kependudukan. Namun mereka yang berminat mengetahui beragam aspek kependudukan atau demografi dapat memulai dengan mempelajari buku ini.
            Struktur buku pengantar ilmu kependudukan ditambahkan satu bab, yaitu "kualitas Hidup, Indeks Mutu Hidup, dan Indeks Pembangunan Manusia". Topik ini dipandang sangat relevan dipelajari sebagai bagian dari ilmu kependudukan.
            Juga, dalam buku ini telah dilakukan berbagai penyempurnaan antara lain dengan penambahan data baru dari berbagai sumber seperti hasil sensus penduduk dan berbagai publikasi data statistik serta contoh atau ilustrasi yang relevan. Pada setiap bab dilakukan perbaikan dan penambahan yang dipandang perlu. Begitu pula telah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah cetak dan ketidaklengkapan yang terjadi pada buku ini.

Sosiologi Émile Durkheim

Sosiologi Émile Durkheim

Syarif Hidayatullah Jurnalistik 1A
Pengetahuan adalah sebuah kesan dalam fikiran manusia sebagai hasil pengguanaan pancaindranya, sebuah rangkaiaan kata tersurat dari buku "Sosiologi Suatu Pegantar", bagaikan air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, adalah rangkaiaan kata yang biasa kita dengar di lembaran hidup kita, begitu juga dengan sosiologi, yang dalam prakteknya kita sudah dipelajari dari awal kita bernafas. Dari ruang lingkup dasar pondasi terdidik dan terbentuknya suatu kepribadian yang kita miliki, yang kita sebut adalah keluarga, untuk dapat bergabung ke lingkungan yang lebih luas lagi yaitu masyarakat, semua itu adalah bagian dari tahapan-tahapan sosiologi yang kita jalani.

Teori Sosiologi Emil Durkheim

Teori Sosiologi Emil Durkheim
Oleh:
Rista Dwi Septiani Jurnalistik 1A

Emil Durkheim lahir di Epinal, Perancis, 15 April 1858. Ia keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Pada umur 10 tahun, ia menolak menjadi pendeta dan sejak saat itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis ketimbang teologis. Kekecewaannya terhadap pendidikan agama dam umum akhirnya membuat perhatiannya lebih banyak ke masalah kesusastraan dan estetika. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi, sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris.

Fungsionalisme menurut Emile Durkheim

Nama   : Nur Fajrina
Kelas   :  PMI 3
NIM    :  1111054000009
Judul    :  Fungsionalisme Menurut Emile Durkheim ( Tugas 1 )

Emile Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang secara rinci membahas konsep fungsi dan menggunakannya dalam analisis terhadap berbagai pokok pembahasannya. Menurut Emile Durkheim, pokok pembahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Sedangkan yang dimaksud dengan fakta sosial adalah pola-pola atau sistem yang mempengaruhi cara manusia untuk bertindak, berfikir, dan berperasaan, yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan yang memaksa. Di dalam sosiologi fokus Durkheim pada fakta-fakta sosial level makro merupakan salah satu alasan kenapa karyanya memiliki peran sentral dalam perkembangan fungsionalisme struktural yang sama-sama berorientasi makro.

Sosiologi & August Comte oleh Danang Triatmojo (tugas ke-2)

NIM  : 1112051000100 Kelas : KPI 1/D

Apa itu Sosiologi?

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Fathimah Azzahra KPI 1D

assalamualaikum,
nama saya fatimah azzahra, saya terlahir pada tanggal 9 juni 1993 di salah satu rumah sakit bandung, besar di keluarga bapak syamsudin dan ibu meta kaniadewi. saya terlahir di keluarga besar atau bisa dibilang keluarga banyak anak. saya terlahir di keluarga yang memiliki banyak sodara, oleh karena itu ayah saya membanting tulang begitu keras untuk menafkahin keluarga ini. dulu saya bersekolah dasar di SDIP Baitul Maal, dan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di pondok pesantren Al Kahfi yang berada di sukabumi lido. karena saya tidak terlalu betah disana, akhirnya saya tidak melanjutkan SMA nya disana. dan bersekolah menengah di MAN 4 jakarta selatan. dan sekarang saya sudah beranjak ke bangku kuliah dan belajar di UIN Syarif hidayatullah. sebelum saya ke uin, setahun sebelum nya saya pernah bersekolah di universitas mercubuana dan pindah dikarenakan biaya disana yang kebilang lumayan mahal dan ingin pindah ke universitas negri.
sejak kecil saya suka sekali menggambar, pengen suatu saat nanti saya bisa membuat butik atau bisa jadi pengusaha baju dari hasil gambaran yang saya buat :) dan pengen sekali bisa membuat orang tua bangga sama saya. dan bisa membantu atau meringankan ayah saya dalam menafkahin keluarga saya. dan suatu saat nanti saya pengen saya dan keluarga besar saya bisa jalan - jalan dan berlibur ke luar negri dan itu semua saya yang ngajak. walaupun hanya sebagian mimpi kecil saya, tapi saya berharap mimpi ini bisa tercapai dan bukan hanya angan- angan saja.. aamiin ya Allah
tidak pernah terfikir oleh saya masuk ke jurusan komunikasi penyiaran islam. karena saya lolos nya di pilihan ke-2 dan tadinya ingin sekali masuk ke jurusan manajemen. tapi saya bersyukur dan dari sinilah saya mulai menetapkan cita - cita saya untuk menjadi seorang sutradara yang terkenal, walaupun hanya seorang komunikasi penyiaran. saya berharap bisa berdakwah melalui media televisi dengan berbagai film yang nanti akan saya buat dan bisa memperbaikin dunia perfilman indonesia. dan berharap bisa sukses dunia dan akhirat!

  FATHIMAH AZZAHRA_KPI1D
( TUGAS KPI 1 )

Biodata Savinatun Naja 112051000120 KPI D TUGAS 1


Assalamualaikum wr. Wb
Nama saya Savinatun Naja saya adalah anak ketiga dari empat bersaudara, kebanyakkan orang memanggil saya dengan sebutan "vina". Asal sekolah saya di Darunnajah Islamic Boarding School, sekolah tersebut merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh pemimpin ponpes tersebut. Disana saya belajar tentang agama khususnya dan mempelajari pelajaran umum tentunya. Saya mengambil jurusan IPA pada saat SMA di Darunnajah tersebut.
Sejak kecil saya mempunyai banyak cita-cita diantaranya adalah astronot, saya ingin sekali menjadi astrono karena saya sangat menyukai dengan yang namanya bulan. Dan semakin membesar cita-cita sayapun terus berubah dari astronot, pramugari, arsitek, psikolog, pengusaha, bidan dan lain lain. Dan yang selalu menjadi cita-cita utama saya adalah menjadi seseorang yang sukses dunia dan akhirat yang selalu bisa membanggakan orang tua.

tugas 1 Sosiologi agama/KPI D

Nama : Danang Triatmojo
NIM : 1112051000100
Prodi : KPI
Kelas : 1/D

Nama saya Danang Triatmojo, anak ke-3 dari 3 bersaudara, lahir di tangerang 25 november 1993, 
dari nama nya sudah ketahuan kalau orang jawa, punya kampung di jogja
alamat rumah di jl. kedondong No.45 rt.002/012 ciledug. 
tertarik sama sesuatu yg berhubungan dengan komputer.
lulusan TK. Aisyiyah, tahun 2000
lulusan SD sudimara timur 04, tahun 2006
lulusan SMPN 229 Jakarta, tahun 2009
lulusan SMAN 85 Jakarta, tahun 2012

Teori Fungsionalisme Emile Durkheim

Nama               : Siti Nuraini
Kelas               : PMI 3A
NIM                : 11111054000013
Pelajaran          : Sosiologi Perkotaan
Judul               : Fungsionalisme Menurut Emile Durkheim

            Definisi fungsionalisme structural adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai salah satu system yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tidak dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. (Teori Sosiologi Modern, Bernard Raho, SVD, hal 48). Jadi bisa diartikan bahwa fungsionalisme itu sendiri adalah suatu struktur dimana satu masyarakat bisa saling bergantung dan timbal balik dengan lingkungannya, sehingga jika hal tersebut tidak terjadi maka tidak dapat disebut fungsionalisme structural yang sempurna.
            Secara garis besarnya teori ini mengatakan bahwa segala sesuatu di dalam masyarakat ada fungsinya, termasuk hal-hal seperti kematian, kemiskinan, dan peperangan. Contohnya adalah kemiskinan. Jika semua manusia itu kaya raya maka mereka tidak akan saling membutuhkan dan hal tersebut tidak fungsionalisme. Maka si kaya membutuhkan si miskin dan si miskin membutuhkan si kaya. Itu bagaikan sirkulasi ketergantungan yang akhirnya berfungsi baik sebagaimana dalam artian fungsionalisme structural sehingga Durkheim juga mengatakan perubahan dari masyarakat yang mekanik kepada masyarakat yang semakin organic oleh adanya kemajuan dan pembagian kerja.

Sosiologi, Emile Durkheim

Emile Durkheim (1858 – 1917)
Oleh:
Andre Anang Pratama (Jurnalistik 1 A)
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Tetapi, ketika berumur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta. Sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis ketimbang teologis (Mestrovic, 1988).
Ia bukan hanya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan masalah kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia menolak karir tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat disumbangkan untuk pedoman moral masyarakat.
          

Agama dalam Perspektif Durkheim

Emile Durkheim
 Syifa Maulidina KPI 1E, Tugas 2
Agama, secara historis memiliki citra tersendiri. Dari khazanah ilmu-ilmu sosiologi modern, agama ternyata tidak dikaitkan dengan konflik, melainkan lebih kepada integrasi.
Emile Durkheim sebagai salah seorang Sosiolog abad ke-19, menemukan hakikat agama yang pada fungsinya sebagai sumber dan pembentuk solidaritas mekanis. Ia berpendapat bahwa agama adalah suatu pranata yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengikat individu menjadi satu-kesatuan melalui pembentukan sistem kepercayaan. Agama mengikat orang-orang kedalam berbagai kelompok masyarakat yag terikat satu kesamaan.

BIOGRAFI EMILE DURKHEIM

BIOGRAFI EMILE DURKHEIM
Arie Permana Jurnalistik 1A
Durkheim dilahirkan pada tanggal 15 April 1858 di Épinal, Prancis,  yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Meskipun keputusannya untuk meniti karir yang lebih cenderung pada bidang intelektualitas secular daripada religius. Hal tersebut menandakan bahwa ia lebih mengutamakan modernitas dibandingkan agama. Kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.

Emile Durkheim_Agita Surya Pertiwi Jurnalistik 1A

 
  David Émile Durkheim lahir 15 April 1858 dan meninggal 15 November 1917 pada umur 59 tahun. Beliau dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
          Durkheim dilahirkan di Alsace, Perancis. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
          Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaures dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.
          Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan "Pembagian Kerja dalam Masyarakat", pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan "Aturan-aturan Metode Sosiologis", sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan. Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan "Bunuh Diri", sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
          Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena Universitas-universitas Perancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912, ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir "Bentuk-bentuk Elementer dari kehidupan Keagamaan"
          Perang dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
  David Émile Durkheim lahir 15 April 1858 dan meninggal 15 November 1917 pada umur 59 tahun. Beliau dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
          Durkheim dilahirkan di Alsace, Perancis. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
          Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaures dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.
          Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan "Pembagian Kerja dalam Masyarakat", pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan "Aturan-aturan Metode Sosiologis", sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan. Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan "Bunuh Diri", sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
          Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena Universitas-universitas Perancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912, ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir "Bentuk-bentuk Elementer dari kehidupan Keagamaan"
          Perang dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
 

David Emile Durkheim

 
David Émile Durkheim lahir 15 April 1858 dan meninggal 15 November 1917 pada umur 59 tahun. Beliau dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosialL'Année Sociologique pada 1896.
Durkheim dilahirkan di Alsace, Perancis. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaures dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan "Pembagian Kerja dalam Masyarakat", pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan "Aturan-aturan Metode Sosiologis", sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan. Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan "Bunuh Diri", sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena Universitas-universitas Perancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912, ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir "Bentuk-bentuk Elementer dari kehidupan Keagamaan"
Perang dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.

RIWAYAT HIDUP_AGUN AKBAR TABRANI TUGAS1 KPI D

Nama saya Agun Akbar Tabrani, saya anak tunggal dari pasangan Bapak Fachri Hasibuan dan Ibu Suryani. Saya lahir di jakarta pada tanggal 18 desember 1994.  Saya lulusan dari:

1.)  TK ISLAM AL-BARKAH karang tengah lebak bulus jakarta
2.)  MI AL-HIDAYAH komp.lebak lestari lebak bulus jakarta
3.)  MTSN 3 JAKARTA pondok pinang ciputat raya
4.)  MAN 4 MODEL JAKARTA pondok pinang ciputat raya

Dan sekarang saya sedang menempuh pendidikan S1 Komunikasi Penyiaran Islam di UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

Saya bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha di bidang kuliner. Yang memotivasi hidup saya adalah bapak saya sendiri yang sering memberi nasihat kepada saya untuk menjadi orang yang sukses nantinya. Usaha saya sendiri untuk mewujudkan impian adalah saya berusaha untuk terus belajar bagaimana cara untuk menjadi seorang yang sukses dan menjadi seorang pengusaha yang cerdas dalam bidangnya.

Cari Blog Ini