Sabtu, 15 September 2012

ECO-SPIRITUALITAS: PERNAHKAH KITA BERSYUKUR? dan DZALIMKAH kita selama ini?

ECO-SPIRITUALITAS: PERNAHKAH KITA BERSYUKUR? dan DZALIMKAH kita selama ini?
Oleh: Prof. Dr. Arya H Dharmawan

Kawan....pernahkah kita "BERSYUKUR secara EKOLOGIS" kepadaNYA? Pernahkah kita benar-benar berterima kasih atas kasih-sayangNYA kepada kita? Seberapa banyak juga kita sudah membalas kasih sayangNYA melalui sedekah ekologis kepada bumi ini?

Kawan, mari coba kita berhitung secara sederhana saja...

1. Sudah berapa tahun usia anda? Sudah berapa lama anda mengenyam pendidikan? SMP, SMA, S1, S2, S3? Sudah berapa banyak karbon dalam bentuk kertas anda konsumsi untuk mendukung kelancaran studi anda selama ini? 1 rim kertas, 10 rim kertas, 100 rim kertas, atau 200 rim kertas? Berapapun jumlahnya. Setiap lembar kertas yang digunakan manusia, ia adalah wujud pengorbanan tegakan pohon yang terpaksa ditebang demi untuk menghasilkan kertas bagi kelancaran studi anda. Makin banyak kertas dipakai, makin banyak pohon tertebang. Tak pernahkah terpikir betapa sulitnya mengakumulasikan karbon di setiap lingkar batang pohon itu?


Lalu, mari kita bertanya sudah berapa banyak pohon kita tanam sebagai wujud tanda terima kasih kita dan sebagai tanda pembayaran atas "hutang-nikmat karbon" kita kepadaNYA? Silakan hitung [sedikitkah? sedang-sedang sajakah? banyakkah?]. Apa yang anda telah lakukan, sejumlah itu pulalah rasa terima kasih anda kepada alam dan kepadaNYA. Lalu renungkan...sudah cukupkah rasa syukur kita "membayar" kebaikanNYA?

2. Sudah berapa tahun usia anda? Sudah berapa banyak anda mandi seumur hidup anda saat ini? Setiap hari kita mandi setidaknya dua kali di daerah tropis ini. Setiap kali mandi setidaknya anda habiskan 100 liter air [mungkin lebih]. Setiap hari, setidaknya 200 liter air kita konsumsi. Setahun anda konsumsi [365 hari x 200 liter air] = 73.000 liter. Berapa usia anda saat ini? 20 tahun? 30 tahun? 40 tahun? 50 tahun? kalikanlah usia anda dengan 7.300 liter air tersebut....sejumlah itulah rizki ekologis dan kebaikanNYA kepada kita sebenarnya. 

Lalu, mari kita bertanya sudah berapa banyak air kita sedekahkan kembali ke bumi sebagai wujud ras/tanda terima kasih kita dan sebagai tanda pembayaran atas "hutang-nikmat air" kita kepadaNYA? Silakan hitung [sedikitkah? sedang-sedang sajakah? banyakkah?]. Apa yang anda telah lakukan, sejumlah itu pulalah rasa terima kasih anda kepada alam dan kepadaNYA. Lalu renungkan...sebenarnya, sudah cukupkah rasa syukur kita "membayar" semua kebaikan alam dan kebaikanNYA?

3. Sudah berapa tahun usia anda? Sudah berapa banyak anda mengisi bensin untuk sepeda motor atau mobil anda selama ini? Seberapa banyak fossil-fuel [bensin, minyak tanah, batu-bara] telah anda bakar untuk membantu anda bergerak kesana-kemari dengan konsekuensi pemanasan global dan "memanggang bumi ini"?

Lalu mari kita bertanya sudah seberapa besar upaya kita dan apa yang kita miliki kita sedekahkan untuk menghentikan percepatan kita berjumpa dengan doomsday [hari akhir] karena kecongkakan ini? Apa upaya kita untuk menyelamatkan bumi ini? Mari kita berkalkulasi dan merenung.....benarkah kita sudah berterima kasih kepadaNYA.....benarkah kita sudah bersyukur kepadaNYA.....benarkah kita penyelamat bumi ini? 

Atau, alih-alih bersyukur dan bersedekah kepada bumi, malah sebaliknya.......apa yang kita lakukan hanya menghabisi, mengeksploitasi tanpa ampun, menuntut, dan bahkan menghujat kepada alam dan keberkahanMU.....Ampunilah kami ya Allah...kami telah dzalim kepada kasih sayangMU, dzalim kepada alamMU dan juga kepadaMU...[kapankah ketidak-berterima-kasihan ini akan diakhiri?] 

[Catatan akhir pekan 14.09.2012]

[tulisan ini saya copy dari fesbuk beliau] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini