Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Rabu, 02 Oktober 2013
Vanny Rosa Marini KPI 1A_tugas 4 sosiologi_Max Weber
NIM: 1113051000025
- Economic and Society-
Dalam buku ini Max Weber membahas tentang berbagai jenis hubungan
sosial yang berbeda terutama dalam bentuk dominasi politik, kemudian
ia membagi lagi menjadi beberapa bentuk tipe ideal, diantaranya: tipe
ideal historis, tipe ideal sosiologis umum, tipe ideal tindakan dan
tipe ideal struktural.
Tipe ideal merupakan salah satu sembangan terpenting Weber terhadap
sosiologi kontemporer. Tipe ideal harus masuk akal, makna
komponen-komponennya harus kompatibel dan bisa membantu kita memahami
dunia nyata. Kalberg (1994) menyatakan bahwa penggunaan tipe-tipe
ideal tidak boleh dilupakan bagi yang memainkan peran teoritis dalam
karya Weber.
- The Protestan Ethic and Spirit of Capitalism -
Buku ini merupakan karya terpopuler dari Max Weber tentang keterkaitan
doktrin agama dengan semangat kapitalisme. Menrutnya, kapitalisme di
Eropa Barat muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan Sekte
Kalvinisme dalam agama Protestan. Atas kajiannya itu ia menemukan
sebuah teori bahwa terdapat korelasi antara afiliasi agama Protestan
dan kondisi prakapitalis pada kemajuan. Weber mengartikan semangat
kapitalisme sebagai bentuk lebiasaan yang mendukung pengejaran rasion
terhadap keuntungan ekonomi.
Selain itu, Weber juga membicarakan tentang agama Tiongkok yaitu
Konfusionisme dan Taoisme. Weber banyak menganalisis tentang
masyarakat agama dengan rasionalis tqnpa bermaksud untuk
mendiskriminasi agama tertentu.
Sumber
George Ritzer dkk: Teori Sosiologi Modern
KHAIRUL ANAM PMI3_tugas 3_kritis dan marxisme
KRITIS DAN MAXISME
Seperti kita ketahui bahwa sebbuah teori adalah pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yang bersifat relatif, sehingga jika ada sebuah teori baru dan tolak lebih akurat maka akan di pakailah teori baru tersebut. Maka dari itu kami sebagai penusun akan menjelaskan insya allah secara detail mengenai teori kritis dan maxime sebgaimana berikut:
v KRITIS
Teori kritis dikemukakan oleh sekelompok ilmuan dan sekolah Frankfurt (Frankfurt school), seperti max horkheimer (1895-1973), theodor adorno (1903-1969) erich fromm (1898), Herbert Marcuse (1990-?), dan jugen habernas (1921), aliran ini disebut Frankfurt school karena para pendukungnya bekerja pada institut riset sosial universitas frankfrurt kebanyakan mereka berasal dari kelas menengah yahudi dan pada waktu perang dunia dunia kedua mereka melarikan diri ke amerika serikat. Teori yang mereka kemukakan disebut "teori kritis" karena dalam karya-karyanya mereka mengeritik berbagai hal di dalam masyarakat. Berikut ini akan diuraikan pandangan-pandangan yang beriksikan kritik terhadap berbagai hal masyarakat[1].
Adapun mengenai teori kritis ini sebetulnya masih ada pembagian karena teori kritis ini yang pelopori atau produk dari sekelompok neo-marxis jerman tidak puas dengan teori Marxian. Untuk lebih jelasnya mengenai aspek-aspek yang menjadi sorotan mereka pada waktu itu akan saya uraikan sebagaimana berikut:
1) Kritik terhadap teori Marxian
Teori kritis ini merasa sangat tergangu oleh pemikir Marxian penganut determinisme ekonomi yang mekanistis diantara mereka adalah habermas yang mengkritik mengenai determinisme yang tersirat dibagian tertentu dari pemikiran asli marx, tatepi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran marx terlalu mekanistis. Teoritisi kritis bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain[2].
2) Kritik terhadap positivisme
Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan diantaranya adalah pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Sedangkan teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Singkatnya positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan actor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Karena mereka yakin atas kekhasan sifat actor, teoritisi kritis tidak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat diterapkan terhadap tindakan manusia begitu saja. Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tidak membuat penilaian serupa terhadap tujuan[3].
3) Kritik terhadap sosiologi
Sosiologi diserang karena keilmiahannya yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan didalam dirinya sendiri. Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo. Alian kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak serius mengkritik masyarakat, tidak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskaan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini[4].
4) Kritik terhadap masyarakat modern
Pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Menurut teoritis kritis, rasionalitas formal tidak mencerminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Inilah yang dipandang sebagai cara berfikir teknokratis dimana tujuannya adalah untuk membantu kekutan yang mendominasi, bukan untuk memerdekakan individu dari dominasi[5].
5) Kritik terhadap kebudayaan massa
Mereka berpendapat bahwa kebudayaan massa adalah alat yang dipakai untuk memanipulasi individu-individu untuk mengikuti apa saja yang ada di dalam masyarakat yang sudah diatur itu. Didalam masyarakat yang demikian individu-individu menjadi tidak kreatif melainkan mengikuti begitu saja apa yang terjadi[6].
v MARXISME
Agger (1978) menyatakan determinesme ekonomi puncaknya sebagai interpretasi teori Marxian selama periode komunis internasional kedua antara 1889 dan 1914. Periode historis ini sering dilihat sebagai puncak kapitalisme pasar awal. Ledakan pertumbuhan ekonomi ketika itu menimbulkan berbagai berbagai prresiksi mengenai kematiaanya. Para pemikir marxis yang meyakini determinisme ekonomi memandang kehancuran kapitalisme sebbagai suatu yang tak terelakkan. Menurut mereka marxisme mampu mengahasilkan teori ilmiah tentang kehancuran kapitalisme ini (termasuk aspek lain masyarakat kapitalis) dengan derajat kepercayaan atas peramalannya setara dengan fisika dan ilmu alam[7].
Adapun mengenai jenis marxisme yang lai akan saya coba uraiakan secara detail sebagaimana berikut:
1) Marxisme Hegelian
Selain dari teori marxisme murni di atas ada juga kelompok yang mengembangkan teori marxisme tadi, yang mana ada sebuah kelompok marxis kembali ke akar Hegelian dari teori marxis awal yang menekankan pada tingkat objektif material. Marxis Hegelian awal mencoba memperbaiki hubungan dialektika antara aspek subjektif dan objek objektif kehidupan sosial[8]. Perhatian mereka terhadap faktor subjektif memberikan basis bagi perkembagan teori kritis selanjutnya, yang semula hampir sepenuhnya memusatkan perhatian secara ekslusif pada faktor subjektif.
2) Marxisme Berorientasi Historis
Pemikir marxis yang berorientasi ke riset historis ini mengaku sebgai pemikir Marxian yang benar-benar memusatkan perhatian pada sejarah. Riset historis marx paling terkenal adalah informasi ekonomi kapitalis (1857-1858/1964). Banyak karya historis berikutnya berdasarkan perspektif Marxian[9].
[1] Bernard Raho, SVD, Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prestasi Pustaka, 2007, hal_84-85
[2] George ritzer, douglas j. goodman, teori sosiologi modern. Jakarta, kencana, 2007, hal_176
[3] ibid.hal_177-178
[4] ibid.hal_178
[5] ibid.hal_179
[6] Bernard, SVD, Ob.cit.hal_89
[7] Loc.cit, hal_170
[8] Loc.cit, hal_171-172
[9] Loc.cit, hal_203
JAINUN NONI_PMI3_TUGAS4_TEORI KRITIS DAN MARXISME
Kelemahan paling mendasar pada Marxisme adalah:
Mutiara Lestari Putri KPI1B_tugas4_Teori Max Weber
Intan Afrida Rafni KPI 1B_Tugas4_Max Weber
MAX WEBER
A. Economy And Society
Economy And Society adalah karya pertama Max Weber yang ditulis pada tahun 1909, pada tahun tersebut, ia mulai mengabdikan dirinya pada bidang sosiologi. Ia berusaha mengklafikasi hubungan dengan bidang sejarah yang telah mapan. Meskipun Weber merasa setiap bidang memerlukan bidang lainnya, namun menurut hemat dia, sosiologi bertugas "melayani" sejarah (Roth, 1976: 307). Weber menjelaskan perbedaan sosiologi dengan sejarah: "Sosiologi berusaha merumuskan konsep tipe dan keseragaman umum proses-proses empiris. Ini berbeda dengan sejarah, yang berorientasi pada analisis kausal dan penjelasan atas tindakan, struktur, dan kepribadian individu yang memiliki signifikansi kultural" (1921/1968: 19). Kendati perbedaan yang iya lakukan terlihat gamblang, dalam karyanya sendiri Weber mampu mengombinasi keduanya. Sosiologinya berorientasi pada pengembangan konsep yang jelas sehingga iya dapat melakukan analisis kausal terhadap fenomena sejarah.
Weber mendefinisikan prosedur idealnya sebagai "perubahan pasti peristiwa-peristiwa konkret individual yang terjadi dalam realitas sejarah menjadi sebab-sebab konkret yang ada secara historis melalui studi tentang data empirispasti yang telah diseleksi dari sudut pandang spesifik" (1903-17/1949: 69). Dalam buku ini mensajikan tipe-tipe ideal yang campuran dari definisi, klasifikasi, dan hipotesis spesifik yang tampaknya sulit diselaraskan dengan pernyatan-pernyataan Weber" (1976: 118). Hekman (1983: 38-59) juga mengakui bahwa weber menawarkan beberapa macam tipe ideal:
1. Tipe ideal historis. Ini terkait dengan fenomena yang ditemukan pada epos sejarah tertentu (misalnya, pasar kapitalistis modern).
2. Tipe ideal sosiologis umum. Ini terkait dengan fenomena yang bersinggungan dengan beberapa periode historis dan masyarakat (misalnya, birokrasi).
3. Tipe ideal tindakan. Ini merupakan tipe tindakan murni yang didasarkan pada motivasi pelaku (misalnya, tindakan efektual).
4. Tipe ideal struktural. Ini merupakan bentuk sebab dan akibat tindakan sosial (misalnya, dominasi tradisional).
Weber mengembangkan begitu beragam tipe ideal, dan kekayaan karyanya berasal dari keragaman ini, walaupun cara pengontruksian mereka sama. Weber menggunakan tipe-tipe ideal tersebut dengan berbagai cara untuk menciptakan model teoretis. Jadi, tipe-tipe ideal menciptakan blok bangunan teoretis bagi kontruksi beragam model teoretis (misalnya, rutinitas karisma, rasionalisasi masyarakat) dan model-model tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis perkembangan historis spesifik.
B. The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism
Dalam buku ini, maupun dikarya-karya historisnya yang lain, Weber tertarik dengan pertanyaan tentang kausalitas, namun ia tidak menggunakan model satu-jalan sederhana; ia selalu menyelaraskan hubungan antar sejumlah faktor sosial.
Yang perlu diingat dalam pemikiran Weber tentang kausalitas adalah keyakinan dia bahwa karena kita dapat memiliki pemahaman khusus tentang kehidupan sosial (Verstehen), pengetahuan kousal atas ilmu-ilmu sosial berbeda dengan pengetahuan kausal tentang ilmu-ilmu alam.
Pemikiran Weber tentang kausalitas terkait erat dengan upayanya memahami konflik antara pengetahuan nomotetis dengan pengetahuan idiografis. Mereka yang menganut sudut pandang nomotetis akan berargumen bahwa terdapat hubungan pasti antara fenomenal sosial, sementara itu para pendukung perspektif idiografis cenderung hanya melihat hubungan acak antara entitas-entitas tersebut. Seperti biasa Weber mengambil posisi tengah, yang disajikan dalam konsep "kausalitas yang tepat". Istilah kausalitas yang tepat mengadopsi pandangan bahwa hal terbaik yang dapat kita lakukan dalam sosiologi adalah membuat pernyataan probabilistik tentang hubungan antar fenomena sosial; jadi, jika x terjadi, maka ada kemungkinan bahwa y akan terjadi. Tujuannya adalah "memperkirakan sejauh mana efek tertentu 'didukung' oleh 'kondisi tertentu'" (Weber, 1903-17/1949: 183).
Referensi
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Socialogical Theory. McGraw-Hill, New York: KREASI WACANA.
Mutiara Lestari Putri 1B_tugas4_Teori Max Weber
zuyin arwani_PMI 3 _Tugas 4 _Teori kritis Marx dan marxisme
Pengaruh Marxisme
- Pertama, realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah yang terus berlangsung.
- Kedua, karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci untuk memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.
- Ketiga, perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang dapat ditemukan.
- Keempat, hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang terus berulang antara tesis, antitesis, dan sintesis.
- Kelima, yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin bahwa urutan keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya.
- Keenam, proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.
- Ketujuh, proses itu akan terus berlangsung samapi tercapai suatu situasi, di mana semua kontradiksi internal sudah terselesaikan.
- Kedelapan, ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus oleh kekuatan-kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka. Akan tetapi, untuk pertama kalinya manusia akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan tentunya mereka sendiri akan menjadi penentu perubahan.
- Kesembilan, pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk memperolah kebebasannya dan pemenuhan diri.
- Kesepuluh, bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri itu bukanlah masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri sendiri seperti dibayangkan oleh orang liberal.[5] Akan tetapi, merupakan sebuah masayrakat organik, di mana individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang lebih besar, sehingga lebih mungkin memberi pemenuhan daripada kehidupan mereka yang terpisah-pisah.