Minggu, 10 April 2016

Afief_saifudin_ahmad_Haikal_fadly_social_mapping_tugas_4

MUSHOLLA AT-TAQWA DESA GONDRONG SEBRANG, KECAMATAN CIPONDOH, TANGERANG

 

Nama              : AFIF SAIFUDDIN AHMAD ( 11140530000014 )

                          HAIKAL FADLY (11140530000068)

Jurusan          : Manajemen Dakwah ( MD ) 4A

Dosen              : Tantan Hermansyah, M.Si

 

            Tepatnya pada hari minggu, tanggal 27 Maret 2016, jam 13:00, kami melangkahkan kaki ke tempat penelitian, yang mana penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Dakwah yang diampu oleh Dr.Tantan Hermansyah, M.Si, pada fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, dan juga penelitian ini berfungsi menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman kami dalam meneliti dan mencari informasi. Objek penelitian yang kami tuju adalah objek atau sasaran tempat yang berhubungan dengan dakwah, karena namanya juga metode penelitian dakwah, objek penelitian kami adalah sarana ibadah yakni MUSHOLLA AT-TAQWA, yang berada tepat di desa Gondrong sebrang, RT 04, RW 06, Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten, yang berada tepat di Gg. H.Gara, RT 04/06, Tempatnya berada diujung jalan bersampingan dengan TK. AT-TAQWA.

            Jam 14:00, kami tiba ditempat tujuan yakni sasaran penggali informasi, yakni rumah kediaman ketua umum Musholla At-Taqwa, yakni Bapak. Drs. H. Ahmad H.Gara, yang rumahnya tepat berada didepan musholla tersebut, kemudian kami mulai membuka wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan yang akan memecahkan dan menjawab isu dari penelitian kami ini yakni " KENAPA MUSHOLLA AT-TAQWA JAM'AHNYA SEDIKIT KETIKA HENDAK MENDIRIKAN SHALAT MAKTUBAH?"

            Musholla At-Taqwa merupakan sarana yang satu satunya berada dilingkungan dan wilayah RT 04. Di Desa Gondrong Sebrang merupakan RW 06, yang mana RW 06 memiliki 4 Rukun tetangga, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04. Pada priode saat ini ketua RW 06 dipegang oleh Bapak Drs. H.Abdul Ghani, M.Si, yang mana beliau melantik 4 orang RT, yakni: Bapak Syamsuddin ( Ketua RT 01 ), Bapak Damiri ( Ketua RT 02 ), Bapak Sadelih ( Ketua RT 03 ), dan Bapak Sarokih ( Ketua RT 04 ).[1]

            Pada wilayah RW 06 ini, diantara 4 Rukun Tetangga ( RT ), hanya 2 wilayah RT yang memiliki sarana ibadah / musholla, yakni RT 03 dan RT 04, dua RT yang tersisa tidak memiliki sarana ibadah/musholla. Dan RW 06 memiliki 1 masjid besar yang digunakan oleh seluruh warga dari 4 RT untuk melaksanakan rutinitas ibadah sholat jum'ah berjama'ah. Musholla At-Taqwa merupakan sarana ibadah bersama yang dibangun oleh warga RT 04 untuk memenuhi kebutuhan rohaninya yakni beribadah kepada Allah SWT, oleh karena itu sarana dan fasilitas musholla dilengkapi oleh ketua Musholla At-Taqwa seperti: Karpet lembut, 3 buah AC, 4 buah Kipas angin, 1 wc dan berbagai macam yang lainnya.[2]

 

            Musholla At-Taqwa memiliki 3 Imam Inti, sekaligus tim penasihat, yakni :

1. Ustadz. H. Harun Miran

2. Ustadz. H. Idup H. Emat

3. Ustadz. H. Nasan Sahad, S.Pd.I

4. Bapak Drs. H. Ahmad

Beliau beliaulah tombak kemajuan dan sebagai roda penggerak berjalannya aktivitas warga yang berhubungan dengan kegiatan di Musholla. Karena masyarakat atau jama'ah yang lain bisa disebut awam, karena mereka hanya bergerak ketika ada salah satu dari 4 orang ini.[3]

            Disekitar musholla At-Takwa yang berada di daerah RT 04, terdapat 200 kepala keluarga, tetapi ketika waktu sholat maktubah dikumandangkan, ibarat hanya ada musholla itu saja, tidak ada warga dan jama'ah disekitarnya, karena kesannya sepi sekali. Menurut peneliti, dengan fasilitas yang ada ternilai cukup dan bagus, keadaan dan kondisi sarana ibadahnya aman dan nyaman serta terkordinir, namun apa yang salah dari musholla ini dan desa ini?, ternyata bukan itu yang menjadi permasalahnnya.namun apa yang menjadi penyebabnya?

            Wilayah sekitar musholla At-Taqwa, mayoritas jam'ah nya para karyawan yang bekerja dari pagi jam 06:00 dan kembali pulang jam 20:00, jadi diantara sholat 5 waktu, yang ternilai ramai dan banyak jama'ahnya hanya sholat magrib dan subuh. Itupun orangnya tetap tidak ganti atau bisa disebut jama'ah tetap. Jadi pada intinya bukan fasilitas yang menyebabkan para penduduk RT 04 ini malas mendirikan sholat berjama'ah di Musholla At-Taqwa ini, akan tetapi alasan yang pertama yaitu mereka belum menyadari dan memahami makna sholat berjamama'ah baik dari sudut social dan agama, yang kedua memang waktu mereka yang agak sempit untuk bersiap siap menunaikan sholat berjama'ah, bakan terkadang waktu isya tiba ada yang baru pulang kerja.[4]

            Menset warga RT 04 belum menyadari pentingnya sholat berjama'ah, bahkan yang lebih miris, ada sekumpulan warga RT 03 yang tidak memiliki sarana ibadah di desanya, memilih untuk sholat berjama'ah di Musholla At-Taqwa yang berada di RT 04 ini, akan tetapi warga / jam'ah yang rumahnya / tempat tinggalnya dekat sekali jaraknya dengan Musholla seringkali enggan bahkan malas untuk menunaikan sholat berjama'ah walaupun hanya satu waktu saja. Ini yang sangat disayangkan oleh ketua RT 04 yakni Bapak sarokih, bahwa musholla ini di peruntukan khusus untuk RT 04, Dan Umum untuk jama'ah lainnya, tetapi malah warga dari RT lain yang rajin akan datang dan membersihkan Musholla tersebut.[5]

 

            Kebanyakan para jama'ah yang sudah terbiasa rajin menjalankan sholat berjama'ah 5 waktu, terkadang hal yang ini yang membuat warga pun enggan menunaikan ibadah sholat 5 waktu dimusholla At-Taqwa dan lebih memilih sholat munfarid/sendiri di rumah masing masing, yakni para imam musholla yang terkadang tak kunjung datang dan yang pada akhir gilirannya mereka saling tunjuk menunjuk dan saling tidak siap dan terkadang waktu shalat tetunda karena menunggu salah satu dari 4 imam yang tadi peneliti sebutkan diatas. Karena bapak H. Ahmad selaku ketua pun kerja menjadi lurah muncul, Tangerang Selatan, yang bekerja pulang selalu diatas jam 7 malam, kemudian ustadz. H. Nasan sekarang sedang sakit kakinya, kemudian Ustadz H.Harun yang memang kediaman beliau agak jauh dari mushalla yang akhirnya kakinya tidak kuah berjalan ke mushalla karena faktor usia. Dan kemudian ada Ustadz. H.Iduf, beliau ketika imam suaranya terlalu kecil dan membuat para jama'ah menganggap kurang nyaman ketika shalat dipimpin oleh beliau. Jadi banyak faktor yang membuat para jama'ah Mushalla RT 04 terkadang egak malas dan enggan melaksanakan shalat maktubah berjama'ah.[6]

            Ada beberapa warga yang memiliki persepsi berbeda dengan yang lainnya, yakni ada sebagian warga yang malas berjama'ah di Mushalla At-Taqwa, karena memiliki rasa benci tersendiri kepada ketua Mushalla At-Taqwa, sehingga sebagian mereka lebih memilih berjama'ah di masjid depan jalan raya ketimbang berjam'ah di mushalla samping rumah, alasan ini tidak kuat, karena bagi kami ini hanya masalah pribadi yang harus diselesaikan sendiri dan sifatnya pribadi.[7]

            Akhirnya peneliti menyimpulkan, bahwa mengapa saran ibadah/musholla yang terbilang baik, rapih, bersih, nyaman dan adem, sedikit sekali warga / jama'ah yang mendirikan sholat berjama'ah di mushalla itu, yaitu:

1.      Kurang kesadaran, bahwa berjama'ah sangatlah penting, yakni dari segi social kita sering bersilaturahmi kepada tetangga, dan segi agama, kita dijanjikan oleh Allah mendapat 27 drajat pahala, ketika kita shalat berjama'ah dibandingkan sholat sendiri di rumah.

2.      70 % para jama'ah atau warga RT 04, merupakn sebagian besar bekerja sebagai karyawan, buruh dll yang bekerja dari waktu pagi sampai malam, yang menyebabkan tidak ada waktu untuk shalat berjama'ah bareng di mushalla At-Taqwa, kecuali hanya hari libur saja mereka menyempatkan diri, sehingga para jama'ah yang menunaikan shalat berjamaah mayoritas hanya sepuh sepuh kampong dan 60% didominasi oleh para anak anak yang terkadang hanya numpang bising didalam mushalla.

3.      Sebagian kecil ada masalah pribadi dengan ketua mushalla At-Taqwa.

4.      Malas menunggu imam, karena hanya 4 orang itu sajalah yang diandalkan oleh para jama'ah dalam memimpin shalat berjamaah lima waktu.

5.      Kurang adanya kemauan dari setiap individu dan sosialisasi terhadap sesame ( banyak jam'ah yang menutup diri ).

 



[1] Ibu Mayunih, S.Pd, Ketua PKK Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:20 – 14:25 WIB

[2] Drs. H. Ahmad,  , Ketua Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[3] Bapak Zarkasyi, Jama'ah  Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[4] Ustadz. H. Nasan , Imam  Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:50 – 15:00 WIB

[5] Drs. H. Ahmad,  , Ketua Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[6] Bapak Sarokih, S.Pd,  , Ketua RT 04 Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 15:15 – 15:30 WIB

[7] Ibu Mayunih, S.Pd, Ketua PKK Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:20 – 14:25 WIB

Cari Blog Ini