Rabu, 13 April 2016

Rizky Arif Santoso & Abidin_Dampak Keberadaan Pondok Pesantren Daar el-Hikam pada Masyarakat dan Lingkungannya

NAMA PEMBUAT TUGAS :

1.      RIZKY ARIF SANTOSO

2.      ABIDIN

 

DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DAAR EL-HIKAM BAGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA

 

A.    Alur Sejarah (Timeline)

Sebelum berdirinya pondok pesantren Daar el Hikam ini, tempat ini dahulunya adalah terdapat beberapa petak rumah kontrakan yang cukup ramai dan padat. Rumah kontrakan ini sudah berdiri sejak tahun 1970an. Rumah kontrakan ini dimiliki oleh seorang  KH. Sulaiman yaitu kakek dari istri KH. Bahruddin. Selama tahun 1970 bangunan kontrakan itu berdiri, banyak sudah yang menempati rumah kontrakan tersebut. ini dikarenakan sewa rumah kontrakan yang cukup murah pada saat itu. Banyak penghuni kontrakan yang memanfatkan lahan kontrakan yang kosong itu dengan bebas untuk membuat ternak, tanaman hias, tumbuhan dan yang lainnya tanpa sepenghetauan dan seizin pemilik rumah kontrakan.

Setelah sudah sekian lama rumah kontrakan itu berdiri dan banyak yang memanfaatkan lahan yang kosong tanpa sepenghetahuan sang pemilik dan tanpa izin juga maka, kakek dari istri KH. Baharuddin yaitu KH Sulaiman memberikan wasiat kepada beliau untuk segera membangun sebuah pondok pesantren ditempat rumah kontrakan itu berdiri. KH. Sulaiman memutuskan untuk membangun sebuah pondok pesantren karena beliau ingin menabung pahala jariyah untuk kehidupan dirinya dan keluarganya di akhirat kelak.  Beliau juga membangun pesantren untuk membagikan ilmunya kepada orang banyak yang telah beliau pelajari selama masa hidupnya. 

Pondok Pesantren Daar el Hikam ini terletak di RT 04 RW01 kelurahan Pondok Ranji  Kecamatan Ciputat Timur Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. Luas tanah yang akan dibangun untuk pondok pesantren yaitu 5000 meter2. Sesuai dengan luas tanah yang ada pada beberapa petak rumah kontrakan tersebut.

Barulah kemudian Pada awal tahun 1997, pembangunan pondok pesantren akan dimulai. Banyak masyarakat yang kurang setuju terutama masyarakat yang tinggal di rumah kontrakan dengan dibangunnya pondok pesantren karena mereka sudah lama menetap di kontrakan tersebut selam berpuluh puluh tahun lamanya disamping harga sewa rumah kontrakan tersebut yang tergolong lebih murah dari tempat sewa rumah kontrakan yang lainnya.

 Akhirnya dengan penuh kesabaran serta dengan komunikasi yang baik dibantu juga dengan ketua RT dan RW setempat dan juga dengan masyarakat sekitar dan dengan Istiqomah, pondok pesantren Daar el hikam pun resmi  dibang

Berikut table Timeline History Pondok Pesantren Daar El-Hikam :

No

Waktu

Peristiwa

1

Tahun 1970

Masih berupa sebuah rumah kontrakan

2

Tahun 1997

Pembangunan pondok pesantren dimulai

3

Tahun 1997

Banyak yang menentang pembangunan pesantren

4

Tahun 2002

Pondok pesantren telah  selesai dibangun

5

Tahun 2002

Pesantren dinamakan Daar el-hikam As-Sulaimany

6

Tahun 2007

Pergantian nama pesantren menjadi Daar El-Hikam

 Hubungan Kausalitas (Sebab-Akibat) :

No.

Sebab

Akibat

1.

Biaya sewa kontrakan lebih murah dan memiliki lahan yang luas

Banyak (calon) penghuni menetap sewa di kontrakan H. Sulaiman

2.

Permintaan dan wasiat H. Sulaiman untuk mendirikan pondok

KH. Bahrudin mengganti fungsi kontrakan dan mendirikan pondok

3.

Mengalihfungsikan kontrakan menjadi pondok secara tak langsung menghilangkan tempat tinggal penghuni nya

Banyak yang menentang pembangunan pondok baik penghuni maupun masyarakat luar karena penghuninya sudah merasa nyaman dan betah sejah 27 tahun silam

4.

Mendapat dukungan dari RT, RW dan forum Organisasi Islam

Pondok pesantren rampung dan selesai dibangun

5.

Nama pesantren berasal dari Almarhum H. Sulaiman

Pondok bernama Daar Eh-Hikam As-Sulaimany

6.

Mayoritas pengurusnya tinggal diluar pondok bukan berdomisili di dalam pondok. Berharap agar orientasi santri menjadi insan yang bijak

Perubahan nama menjadi Pondok Daar El-Hikam

  

B.     Diagram Venn

 

 

 

Berbagai kegiatan islami yang berada di area lingkungan Pondok Pesantren Daar el-Hikam baik yang diadakan pihak pemilik pesantren yaiti KH. Bahruddin, S.Ag maupun yang diprogramkan oleh para pengurus pesantren tentu memiliki dampak yang baik bagi masyarakat.

Keberadaan pesantren Daar el-Hikam ini memberi keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti pemilik usaha warteg ini. Selain konsumen yang berasal dari tetangga ataupun orang yang bepergian jauh, namun ternyata Ibu Tuti si pemilikusaha warteg ini memiliki langganan tetap yaitu para santri Pondok Pesantren Daar el-Hikam.

Menurut pengakuannya, setiap pagi para santri sarapan pagi sebelum berangkat kuliah. Tidak hanya pagi, siang bahkan malam pun para santri tetap setia membeli sebungkus makanan atau terkadang makan ditempat warteg ibu Tuti. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti, disamping masakan buatannya habis terjual, juga memberikan keuntungan dalam hal ekonomi. Pendapatan ekonominya diakuinya lebih meningkat dibanding sebelum keberadaan pondok pesantren tersebut.

Dampak yang berpengaruh dari keberadaan pondok ini ailah masyarakat umum (setempat) yang bisa mendengarkan syiar dakwah dari Masjid Pondok Daar El-Hikam, bahkan berkontribusi aktif dalam kegiatan Islami. Masyarakat setempat mengakui keberadaan pondok pesantren didekat lingkungan masyarakat memberi nilai-nilai rohani dan kehidupan yang religi.

Selain itu, dampak yang bisa terasa oleh keberadaan pondok pesantren tersebut ialah Majlis Ta'lim khususnya Majlis Ta'lim kaum ibu, karena Majlis ta'lim yang dimiliki masyarakat memanfaatkan fasilitas masjid pondok dalam kegiatan syiar dan pengkajian agama. Majlis ta'lim milik masyarakat ini sering dan mudah berelasi serta saling kerjasama dengan pondok daar El-hikam.

Dampak lain yang bisa dirasakan masyarakat yakni, lulusan atau alumnus Pondok Pesantren Daar el-Hikam sudah berhasil mempraktikan ilmunya ketika di pondok kepada masyarakat disekitarnya, hal ini merupakan wujud bakti bagi santri bisa kembali ke masyarakat dengan perubahan yang lebih baik. Seperti santri alumni Daar el-Hikam yang bernama ananda Khaliq, ia sekarang menjadi tokoh agama dikampung halamannya,

Berbeda halnya dengan ananda Syaiful Amri yang menjadi pegawai salah satu Bank Syari'ah di Jakarta. Ilmu yang ia peroleh walau ia dapatkan di perkuliahan, namun budaya pesantren yang ia rasakan membantunya untuk menambah ilmu agama khususnya perihal Mu'amalat membantunya mencerahkan pikirannya mengenai keuangan berbasis syari'ah hingga ia menjadi pegawai suatu Bank Syari'ah di ibukota.Selain itu, ada juga alumni pondok pesantren Daar el-Hikam yang bernama ananda Burhan yang menjadi guru TPA, ananda Muhammad Syafri yang menjadi guru les Bahasa Inggris, ananda Haryanto dan ananda Ubaidillah yang menjadi guru SMP di suatu sekolah. Masih banyak lagi alumni-alumni yang sukses dan berhasil membaktikan dirinya ke masyarakat dan mereka juga masih menyambungkan tali silaturrahim ke pondok pesantren Daar el-Hikam.

jamillah (1113054000040)_Mir'atun Nisa (1113054000038)_Peran Formala dalam kehidupan sekitar dan masyarat

FORUM MAHASISWA LAMONGAN (FORMALA) JAKARTA
           
FORMALA (Forum Mahasiswa Lamongan) Jakarta adalah organisasi kedaerahan (Primordial) yang mulai dirintis pada tahun 1993 sebagai suatu wadah yang diproyeksikan sebagai media mahasiswa Lamongan yang ada di Jakarta dan sekitarnya untuk melakukan berbagai proses kreatifitas dan ajang melakukan peran-peran intelktual dan sosial-kemasyarakatan.
Pada perkembangan berikutnya, tepatnya tanggal 4 Juni Tahun 1994 dibentuklah organisasi yang bernama FORUM MAHASISWA LAMONGAN (FORMALA) Jakarta secara resmi sebagai wadah silaturrahim dan perjuangan bersama di perantauan Ibu Kota Indonesia, dan tanggal inilah yang akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir FORMALA.
Sejak awal berdirinya FORMALA telah mengalami beberapa kali regenerasi Kepengurusan, Yakni; Tahun 1993-1996 dipimpin oleh Cak Ahsin Abdul Wahab dan Cak Amin Jauhari, Tahun 1996-1998 diketuai oleh Cak Nur Ahmad, Tahun 1998-2001 diketuai oleh Cak Khoirul Yazid, Tahun 2001-2002 diketuai oleh Cak Ali Ghozi, Tahun 2002-2004 diketuai oleh Cak Muhibbudin dan Tahun 2004-2007 ini diketuai oleh Sahabat Anam Anshori.
Tujuan dibentuknya FORMALA adalah agar dapat menjadi wadah yang mampu mengkoordinasikan seluruh mahasiswa Lamongan yang ada di Jabodetabek untuk menggembangkan diri bersama serta tidak lupa kepada daerah dimana ia dilahirkan. Oleh karena itu, seluruh kader muda Lamongan yang terkoordinasi dalam wadah FORMALA ini, diharapkan akan menjadi anak-anak daerah yang memiliki wawasan luas, kaya akan pengalaman serta mempunyai komitmen yang tinggi dalam perjuangan untuk membangun dan mengembangkan daerah Lamongan.
            Untuk mewujudkan harapan besar dan mulia tersebut, setidak-tidaknya membutuhkan sebuah semangat kebersamaan serta kesadaran kolektif sebagai komunitas rantau yang harus selalu berangkul dan saling bahu-membantu untuk berkembang bersama.Tanpa hal tersebut, niscaya mustahil kita mampu untuk menjadi sebuah kekuatan yang memiliki potensi sebagai aset intelektual dan sumber daya manusia unggul bagi daerah Lamongan nantinya.
 
 
No
Kejadian
Tahun
1
Pesantren Kilat 
"THE POWER OF RAMADHAN"
01 - 02 Agustus  2012
(Untuk Tingkat SMP/Sederajat)
2
Pesantren Kilat 
"THE POWER OF RAMADHAN"
04 – 05 Agustus 2012
(Untuk Tingkat SMA/sederajat)
3
Mengajar ngaji Anak-anak di daerah Masjid Kampung sawah dari jam 3 sampai jam 5
2014 (Bulan Ramadhan)
4
Bakti Sosial di Tanah Abang
18 April 2015
5
Bakti Sosial di Kota Tua
15 September 2015
6
Menyediakan Catering Untuk Makan Saur
2015 (Bulan Ramadhan)
 
Alasan mengapa pada tugas kali ini kami memilih membahas mengenai Forum Mahasiswa lamongan (FORMAlA) dikarenakan menurut saya organisasi ini cukup berdampak kepada lingkungan dan ekologi manusia. hal tersebut dapat di buktikan dari kegiatan Kerja Bakti bagi para anggota beserta masyarakat mengadakan kerja bakti bersama di daerah secret FORMALA 1 Bulan sekali sehingga berdampak pada terjaganya got-got dan sampah yang ada. Namun Memang belum ada kelanjutan dari sampah / barang bekas yang ada setelah bergotong royongakan di apakan. Baru hannya sekedar dalam hal menjaga lingkungan agar tetap bersih dan rapih.
Sedangkan peran FORMALA dalam kehidupam bermasyarakat nya ialah pengadaan kegiatan mengajar ngaji yang dilakukan oleh anggota FORMALA terhadap anak-anak di sekitar. Serta keikut sertaan mahasiswa atau anggota FORMALA dalam penyediaan catering sehingga mahasiswa terkait mendapatkan kegiatan dan uang tambahan selama bulan Ramadhan tahun lalu. Dan adanya kegiatan-kegiatan baksos yang dilakuan secara bergilir pada tiap tahun nya.
 

Suryo W. & Aditya A._Peran Lembaga Terhadap Masyarakat Sekitar_Tugas ke-5

Nama               : Suryo Widodo

                          Aditya Awaludin

 

 

 

Sejarah pembangunan dan modal awal pondok pesantren Nurul Hijrah(TimeLine)

 

 

Sebelumnya kami pernah membahas tentang pesantren ini namun kami mencoba untuk memperdalamnya.Awal berdiri pesantren ini sebenarnya adalah wasiat dari seorang kakak pendiri pesantren ini. Beliau meninggal dan memberikan pesan kepada adiknya yaitu kyai haji abu hanifa toyib  untuk membuat pesantren. Akhirnya pada tahun 1999 mulai lah dibuat sebuah pesantren dengan konsep pesantren salaf. dan sejak itu K.H. Abu Hanifa Toyyib mulai membangun pesantren ini, pesantren ini terbangun secara bertahap, modal awal pesantren ini dari K.H Abu Toyyib, Pesantren ini mulai  berdiri dan diresmikan  pada tanggal 5 oktober tahun 2000. Perkembangan pesantren ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Awal dari pesantren ini berdiri konsepnya masih pesantren salaf, namun sekarang sudah menjadi pesantren modern. Seiring dengan berjalannya waktu lambat laun makin banyak donatur yang membantu perluasan pembangunan pesantren ini mulai dari mantan gubernur DKI Jakarta fauzi bowo, sampai penyayi dangdut H. Rhoma Irama.  Selain itu pembangunan pesantren ini tidak hanya kyai dan para donatur saja  yang berjasa dalam pembangunan pesantren, masyrakat sekitar pondok pesantren juga menyumbangkan dana dan tenaga untuk pembangunan pesantren tersebut.

Menurut kurniawan,  salah satu guru/pengabdi di pesantren tersebut, di pondok pesantren Nurul Hijrah ini memakai konsep pembelajaran pesantren modern,dengan mengaitkan ilmu pengetahuan lainnya didalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya pelajaran agama saja. serta menambahkan ekstra kulikuler atau ekskul, untuk menambah wawasan siswa pondok pesantren tersebut. Namun dalam pesantren ini tidak meninggalkan unsur salaf dalam dalam pembelajaran agamanya. Karena Kyai Abu Hanifa Toyyib sendiri adalah alumni pesantren Gontor sehingga pembawaan dan pengajaran agamanya lebih condong ke arah pesantren Gontor.

 

Tabel TimeLine pondok pesantren Nurul Hijrah

No.

Waktu ( Tahun)

Peristiwa

1

1999

Awal mula Pembuatan Ponpes Nurul Hijrah

2

2000

Peresmian Pesantren

3

2007-2010

Perluasan/ Penambahan bangunan Ponpes

4

-

Pergantian konsep belajar menjadi Ponpes Modern

 

Hubungan kasualitas ( Sebab-Akibat) :

No.

Sebab

Akibat

1

Permintaan dan wasiat dari kakak K.H abu hanifa toyib  

K.H abu hanifa toyib  berkewajiban untuk mendirikan Pesantren

2

Permintaan izin dari warga sekitar untuk mendirikan pondok pesantren

Banyak warga sekitar saat pembangunan ponpes membantu dalam bentuk uang maupun tenaga

3

Penambahan Modal dari pemerintahan dan bang H.Rhoma

Perluasan dan penambahan bangunan Ponpes Agar fasilitas menjadi lebih lengkap dan lebih nyaman di gunakan oleh para santri

4

Perubahan konsep Belajar

Bahan Ajaran jadi lebih fresh karena apa yang di ajarkan menjadi lebih update dan tidak tertinggal oleh zaman

 

 

 

Pengaruh Pondok Pesantren Nurul Hijrah Pada Ekologi Manusia di sekitar


Fauzia Nurul Khotimah, Vikron Fahreza_PMI 6_Tugas 5

1.      Sejarah dan profil Pondok Pesantren Daar el-Qolam

Pesantren Daar el-Qolam didirikan pada tanggal 20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. K.H. Ahmad Rifa'i Arief atas perintah ayahnya H. Qasad Mansyur. Kyai Rifa'i adalah alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur tahun 1966. Selepas pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di pondok tersebut selama dua tahun, beliau kembali ke kampung halamannya untuk membantu ayahnya mengelola Madrasah Ibtidaiyah Masyariqul Anwar.

Sejarah awal Daar el-Qolam adalah kisah tentang perjuangan, dedikasi dan kerja keras. Oleh Kyai Rifa'i, sebuah dapur tua dan tanah hadiah dari Hj. Pengki, dijadikan tempat belajar pertama. Hadiah tersebut diberikan seiring selesainya pembangunan masjid yang dikerjakan oleh ayahnya, H. Qosod Mansyur. Berbekal tanah tersebut Kyai Rifa'i mulai merintis cita-cita tentang sebuah lembaga pendidikan Islam modern untuk turut serta memajukan anak bangsa. 22 murid yang datang dari kalangan keluarga, karib kerabat serta masyarakat sekitar Gintung yang menjadi generasi awal santri di lembaga pendidikan ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.

Kyai Rifa'i memainkan semua peran pendidikan dan pengajaran. Ia sebagai pemimpin, guru, mentor dan sahabat para santrinya. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah santri yang mengenyam pendidikan di Daar el-Qolam terus bertambah dari tahun ke tahun. Buah dari dedikasi yang panjang, sikap istiqamah dan keikhlasan atas kepercayaan yang diberikan untuk mengasah generasi muda Muslim dengan kualitas pendidikan dan pengajaran yang baik. Selama lebih kurang 30 tahun pengabdiannya Kyai Rifai telah menghasilkan 4 institusi Pendidikan yaitu Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Sekolah Tinggi Agama Islam dan Ekonomi La Tansa Mashira dan Pesantren Wisata La Lahwa yang kala itu belum rampung pembangunannya. Sepeninggalan Kyai Rifa'i pada 1997, estafeta kepemimpinan Daar el-Qolam dipercayakan kepada adik kandungnya K.H. Ahmad Syahiduddin bersama putra pertama Kyai Rifa'i, K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA dan adik perempuan beliau, Dra. Hj. Enah Huwaenah.

Dewasa ini Pondok Pesantren Daar el-Qolam telah berkembang pesat menaungi 4 institusi pendidikan yakni Daar el-Qolam 1, 2, 3 dan 4. Sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan yang dimotori oleh Kyai Syahiduddin sebagai pengemban amanat pertama, maka Daar el-Qolam pada tahun 2009 diamanatkan kepemimpinannya kepada KH. Nahrul Ilmi Arief untuk memimpin Daar el-Qolam 1 & 4. Sedangkan Daar el-Qolam 2 kepada KH. Odi Rosihuddin dan Daar el-Qolam 3 kepada al-Ustadz Zahid Purna Wibawa.

 

 

 

 

2.      Pengaruh pondok pesantren Daar el-Qolam pada agenda ekologi masyarakat sekitar

 

 

A.    Keluarga pendiri pondok

Mereka adalah para pencetus yang melahirkan Ponpes Daar el-Qolam dimulai dari Kiyai H.Ahmad Rifa'I sampai dengan kepada para penerusnya. Mulai dari anaknya sampai seluruh keturunannya. Bisa dikatakan golongan ini merupakan pencetus lahirnya ponpes ini.

B.     Para ustadz dan ustadzah

Sebagaimana struktur pendidikan formal pada umumnya, para ustadz dan ustadzah perannya sama dengan guru yang terdapat di sekolah formal. Mereka diwajibkan melakukan kegiatan seperti santri pada umumnya, dan tentunya mencontohkan akhlakul karimah kepada para santri.

C.     Santriwan dan Santriwati

Mereka adalah kelompok yang paling berpengaruh bagi Ponpes Daar el-Qolam,  mereka adalah objek yang menjadi sasaran didikan sesuai dengan visi dan misi dari Ponpes Daar el-Qolam, mereka juga ikut andil dalam memajukan ponpes ini dengan cara berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik.

D.    Masyarakat sekitar Ponpes Daar el-Qolam

Mereka adalah kelompok yang ikut andil dalam berdirinya ponpes ini, karena santri yang pertama kali belajar di ponpes ini adalah masyarakat gintung yang notabene wilayah Daar el-Qolam berdiri, selain itu mereka pula yang dapat mengenyam pendidikan secara gratis di pondok ini dengan catatan memiliki anak yang mau belajar dan semangat dalam menuntut ilmu.

Hafiz Kamil_tugas 6

 

Nama   : hafiz Kamil

Kelas   : MD 3 B

NIM    : 11140530000035

 

Pada tugas ini saya akan meneliti seorang kyai yang bernama KH.Asmuni al-Khaitami. NK yang mana beliau merupakan salah satu seorang pengasuh pondok pesantren di kota Tangerang mengapa saya memilih beliau untuk jadi obyek penelitian saya karena menurut saya beliau merupakan seorang pendakwah yang berkrakter/kharismatik dan memiliki latar belakang yang sangat cukup menarik jikalau kita bahas. Pada awalnya saya melakukan pendekatan kepada para santrinya karena beliau merupakan seorang pengasuh pondok pesantren dan rumah beliau tepat berada dalam lingkungan pondok pesantren jadi orang yang petama sama tanyakan adalah santri santrinya,setelah saya menanyakan beberapa pertanyan tentang beliau kepada santrinya seperti tentang kepribadian beliau dan sebagainya, barulah keesokan harinya saya bertemu dengan beliau pada sore hari lebih tepatnya setelah sholat ashar saya melakukan wawancara di rumah beliau saya mengawali wawancara ini dengan menanyakan sejarah pondok yang beliau dirikan dan tentang kesibukan beliau sehari hari. Barulah setelah itu saya menanyakan tentang suatu hal atau kejadian  yang tidak bisa beliau lupakan atau yang selalu beliau ingat  sampai kapanpun. 

 

            Menurut beliau suatu hal atau kejadian yang beliau selalu ingat ataupun tidak beliau lupakan sampai kapanpun yang Pertama ialah ketika beliau masuk pondok pesantren Darul Rahman Jakarta pada tahun 1985 mengapa tidak beliau bisa lupakan karena hal ini lah yang pertama membuat beliau menjadi seorang yang lebih mandiri dan banyak mendapatkan pengetahuan seputar ilmu agama selain itu pula banyak menemukan teman dari berbagai daerah yang berbeda dengan tujuan yang sama yaitu untuk sama sama menuntut ilmu, setelah beliau lulus pesantren pada tahun tersebut dan kemudian 1 tahun sebelumya  pada tahun 1984 beliau menjabat sebagai Ketua pelajar (santri) pondok pesantren, hal ini lah yang beliau selalu ingat karena di ponpes ini lah beliau di didik benar2 bahkan beliau di amanahkan sebagai ketua santri yang manah merupakan suatu amanah yang sangat begitu besar. Setelah beliau lulus dari pondok pesantren beliau mempunyai pengalaman yang menurut beliau sangat berarti atau tidak bisa beliau lupakan yaitu pada tahun 1991 yang mana beliau masuk universitas islam jakarta atau yang dulu dikenal dengan institut agama islam negri di tahun ini lah beliau masuk jenjang bangku perkuliahan yang mana beliau selalu ingat karena banyak mendapatkan ilmu pengetahuan yang bertambah lagi dan beliau yang mengambil jurusan aqidah filsafat sangat mengalami kemajuan dalam hal berfikir ktitis dan dalam berorganisasi kampus internal maupun eksternal beliau yang pada awalnya hanya mendapatkan pemahaman agama yang cukup banyak di pondok pesantren di bangku perkuliahaan inilah beliau mampu mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan umum dan sebagainya sehingga bisa seimbang antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah beliau lulus dari pondok pesantren dan bangku perkuliahaan, beliau memiliki pengalaman yang beliau selalu ingat ialah pada tahun 1994 diangkat menjadi ketua LDNU ( lembaga dakwah nadhalatul ulama) tingkat kota Tangerang, pada tahun ini lah awal kiprah beliau dalam berdakwah dan memiliki jabatan di kota tangerang atau MUI kota tangerang karena beliau yang pada awalnya berdakwah melalui kampungan ke kampungan atau dari satu masjid ke masjid yang lainnya dan beliau jg pernah berdakwah melalaui radio yang beliau dirikan yang diberi nama SKM (suara kaula muda) jadi jabatan ini lah yang tidak bisa beliau lupakan karena merupakan awal tombal keberhasilan beliau di kota tangerang dan di kenal organisai organisasi islam dan pemerintah kota tangerang, setelah beliau menjabat menjadi ketua LDNU kota tangerang 5 tahun tahun kemudian atau lebih tepatnya setelah beliau menjabat, beliau kembali mendapat kepercayaan dengan terpilih menjadi Katib Syuriah PCNU Kota Tangerang pada tahun 1999 hal- hal ini yang tidak bisa beliau lupakan sampai kapan pun karena 5 tahun berturut- turut belaiu mendapat kepercayaan atau amanah yang cukup besar untuk di embanya yang di berikan oleh MUI atau NU tingkat kota tangerang.

 

 

            Banyak pengalaman beliau yang tidak bisa beliau lupakan merupakan sejarah dan kiprah  beliau dari belajar sampai menjadi ketua2 di dalam suatu organisasi, setelah beliau banyak pengalaman di luar yang tidak bisa beliau lupakan dan pada tahun 2007 beliau mempunyai pengalaman atau kenangan yang amat begitu besar ialah mendirikan pondok pesantren yan di beri nama Daarul Amanah yang sampai sekarang masih berada dan masih terus memejukan pesantren dari berbagai aspek seperti aspek pembangunan proses belajar mengajar maupun peningkatan dari segi kualitasnya, berkat berbagai pengalaman ataupun pembelajaran ketika beliau menjadi seorang ketua dan hal ini lah yang merupakan ilmu yang amat berharha yang beliau miliki untuk membangun sebuah pondok pesantren, ternyata setelah beliau mendirikan pesantren ternyata masih mendapat kepercayaan untuk menjabat kembali sebgai ketua dalam organisasi RMI ( robitoh ma'haid islamiyyah) atau yang bisa di kenal dengan persatuan pondok pesantren islam sekota Tangerang, dari tahun 2010 sampai dari 2015, beliau berhujjah banyak pengalaman yang tidak bisa beliau lupakan dalam kehidupannya ketika beliau mendapat amanah karena menurut beliau amanah merupakan suatu tanggung jawab yang amat bgtu besar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rizky Arif Santoso & Abidin_Peran Pondok Pesantren dalam Kehidupan Masyarakat dan Lingkungannya_Tugas 4

NAMA PEMBUAT TUGAS :

1.      RIZKY ARIF SANTOSO

2.      ABIDIN

 

DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DAAR EL-HIKAM BAGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA

 

A.    Alur Sejarah (Timeline)

Sebelum berdirinya pondok pesantren Daar el Hikam ini, tempat ini dahulunya adalah terdapat beberapa petak rumah kontrakan yang cukup ramai dan padat. Rumah kontrakan ini sudah berdiri sejak tahun 1970an. Rumah kontrakan ini dimiliki oleh seorang  KH. Sulaiman yaitu kakek dari istri KH. Bahruddin. Selama tahun 1970 bangunan kontrakan itu berdiri, banyak sudah yang menempati rumah kontrakan tersebut. ini dikarenakan sewa rumah kontrakan yang cukup murah pada saat itu. Banyak penghuni kontrakan yang memanfatkan lahan kontrakan yang kosong itu dengan bebas untuk membuat ternak, tanaman hias, tumbuhan dan yang lainnya tanpa sepenghetauan dan seizin pemilik rumah kontrakan.

Setelah sudah sekian lama rumah kontrakan itu berdiri dan banyak yang memanfaatkan lahan yang kosong tanpa sepenghetahuan sang pemilik dan tanpa izin juga maka, kakek dari istri KH. Baharuddin yaitu KH Sulaiman memberikan wasiat kepada beliau untuk segera membangun sebuah pondok pesantren ditempat rumah kontrakan itu berdiri. KH. Sulaiman memutuskan untuk membangun sebuah pondok pesantren karena beliau ingin menabung pahala jariyah untuk kehidupan dirinya dan keluarganya di akhirat kelak.  Beliau juga membangun pesantren untuk membagikan ilmunya kepada orang banyak yang telah beliau pelajari selama masa hidupnya. 

Pondok Pesantren Daar el Hikam ini terletak di RT 04 RW01 kelurahan Pondok Ranji  Kecamatan Ciputat Timur Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. Luas tanah yang akan dibangun untuk pondok pesantren yaitu 5000 meter2. Sesuai dengan luas tanah yang ada pada beberapa petak rumah kontrakan tersebut.

Barulah kemudian Pada awal tahun 1997, pembangunan pondok pesantren akan dimulai. Banyak masyarakat yang kurang setuju terutama masyarakat yang tinggal di rumah kontrakan dengan dibangunnya pondok pesantren karena mereka sudah lama menetap di kontrakan tersebut selam berpuluh puluh tahun lamanya                                                                                                                                                                             disamping harga sewa rumah kontrakan tersebut yang tergolong lebih murah dari tempat sewa rumah kontrakan yang lainnya.

 Akhirnya dengan penuh kesabaran serta dengan komunikasi yang baik dibantu juga dengan ketua RT dan RW setempat dan juga dengan masyarakat sekitar dan dengan Istiqomah, pondok pesantren Daar el hikam pun resmi  dibang

Berikut table Timeline History Pondok Pesantren Daar El-Hikam :

No

Waktu

Peristiwa

1

Tahun 1970

Masih berupa sebuah rumah kontrakan

2

Tahun 1997

Pembangunan pondok pesantren dimulai

3

Tahun 1997

Banyak yang menentang pembangunan pesantren

4

Tahun 2002

Pondok pesantren telah  selesai dibangun

5

Tahun 2002

Pesantren dinamakan Daar el-hikam As-Sulaimany

6

Tahun 2007

Pergantian nama pesantren menjadi Daar El-Hikam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hubungan Kausalitas (Sebab-Akibat) :

No.

Sebab

Akibat

1.

Biaya sewa kontrakan lebih murah dan memiliki lahan yang luas

Banyak (calon) penghuni menetap sewa di kontrakan H. Sulaiman

2.

Permintaan dan wasiat H. Sulaiman untuk mendirikan pondok

KH. Bahrudin mengganti fungsi kontrakan dan mendirikan pondok

3.

Mengalihfungsikan kontrakan menjadi pondok secara tak langsung menghilangkan tempat tinggal penghuni nya

Banyak yang menentang pembangunan pondok baik penghuni maupun masyarakat luar karena penghuninya sudah merasa nyaman dan betah sejah 27 tahun silam

4.

Mendapat dukungan dari RT, RW dan forum Organisasi Islam

Pondok pesantren rampung dan selesai dibangun

5.

Nama pesantren berasal dari Almarhum H. Sulaiman

Pondok bernama Daar Eh-Hikam As-Sulaimany

6.

Mayoritas pengurusnya tinggal diluar pondok bukan berdomisili di dalam pondok. Berharap agar orientasi santri menjadi insan yang bijak

Perubahan nama menjadi Pondok Daar El-Hikam

 

 

 

 

 

 

 

 

B.     Diagram Venn

 

 

Berbagai kegiatan islami yang berada di area lingkungan Pondok Pesantren Daar el-Hikam baik yang diadakan pihak pemilik pesantren yaiti KH. Bahruddin, S.Ag maupun yang diprogramkan oleh para pengurus pesantren tentu memiliki dampak yang baik bagi masyarakat.

Keberadaan pesantren Daar el-Hikam ini memberi keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti pemilik usaha warteg ini. Selain konsumen yang berasal dari tetangga ataupun orang yang bepergian jauh, namun ternyata Ibu Tuti si pemilikusaha warteg ini memiliki langganan tetap yaitu para santri Pondok Pesantren Daar el-Hikam.

Menurut pengakuannya, setiap pagi para santri sarapan pagi sebelum berangkat kuliah. Tidak hanya pagi, siang bahkan malam pun para santri tetap setia membeli sebungkus makanan atau terkadang makan ditempat warteg ibu Tuti. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti, disamping masakan buatannya habis terjual, juga memberikan keuntungan dalam hal ekonomi. Pendapatan ekonominya diakuinya lebih meningkat dibanding sebelum keberadaan pondok pesantren tersebut.

Dampak yang berpengaruh dari keberadaan pondok ini ailah masyarakat umum (setempat) yang bisa mendengarkan syiar dakwah dari Masjid Pondok Daar El-Hikam, bahkan berkontribusi aktif dalam kegiatan Islami. Masyarakat setempat mengakui keberadaan pondok pesantren didekat lingkungan masyarakat memberi nilai-nilai rohani dan kehidupan yang religi.

Selain itu, dampak yang bisa terasa oleh keberadaan pondok pesantren tersebut ialah Majlis Ta'lim khususnya Majlis Ta'lim kaum ibu, karena Majlis ta'lim yang dimiliki masyarakat memanfaatkan fasilitas masjid pondok dalam kegiatan syiar dan pengkajian agama. Majlis ta'lim milik masyarakat ini sering dan mudah berelasi serta saling kerjasama dengan pondok daar El-hikam.

Dampak lain yang bisa dirasakan masyarakat yakni, lulusan atau alumnus Pondok Pesantren Daar el-Hikam sudah berhasil mempraktikan ilmunya ketika di pondok kepada masyarakat disekitarnya, hal ini merupakan wujud bakti bagi santri bisa kembali ke masyarakat dengan perubahan yang lebih baik. Seperti santri alumni Daar el-Hikam yang bernama ananda Khaliq, ia sekarang menjadi tokoh agama dikampung halamannya,

Berbeda halnya dengan ananda Syaiful Amri yang menjadi pegawai salah satu Bank Syari'ah di Jakarta. Ilmu yang ia peroleh walau ia dapatkan di perkuliahan, namun budaya pesantren yang ia rasakan membantunya untuk menambah ilmu agama khususnya perihal Mu'amalat membantunya mencerahkan pikirannya mengenai keuangan berbasis syari'ah hingga ia menjadi pegawai suatu Bank Syari'ah di ibukota.Selain itu, ada juga alumni pondok pesantren Daar el-Hikam yang bernama ananda Burhan yang menjadi guru TPA, ananda Muhammad Syafri yang menjadi guru les Bahasa Inggris, ananda Haryanto dan ananda Ubaidillah yang menjadi guru SMP di suatu sekolah. Masih banyak lagi alumni-alumni yang sukses dan berhasil membaktikan dirinya ke masyarakat dan mereka juga masih menyambungkan tali silaturrahim ke pondok pesantren Daar el-Hikam.

Cari Blog Ini