Senin, 07 Oktober 2013

Aida_KPI1A_Tugas5_MARX_teorikritis

MARXIST  -----> TEORI KRITIS
 
 
Marxisme dianggap sebagai dasar pemikiran dari semua teori-teori yang ada dalam tradisi kritis. Marxiesme ( dengan M besar) berasal dari pemikiran Karl Marx, seorang ahli filsafat, sosiologi dan ekonomi dan Friedrich Engels, sahabatna. Marxisme beranggapan bahwa sarana produksi dalam masyarakat bersifat terbatas. Ekonomi adalah basis seuruh kehidupan sosial. Saat ini, kehidupan sosial dikuasai oleh kelompok kapitalis, atau sistem ekonomi yang ada saat ini adalah sistem ekonomi kapitalis.
Dalam masyarakat yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis, profit merupakan faktor yang mendorong proses produksi, dan menekan buruh atau kelas pekerja. Hanya dengan perlawanan terhadap kelas dominan (pemilik kapital) dan menguasai alat-alat produksi, kaum pekerja dapat memperoleh kebebasan. Teori Marxist klasik ini dinamakan 'The Critique of Political Economy' (kritik terhadap Ekonomi Politik).
Marx ingin membangun suatu filsafat praxis yang benar-benar dapat menghasilkan kesadran untuk merubah realitas, pada saat Marx hidup, yakni masyarakat kapitalis berkelas dan bercirikan penghisapan. Teori Marx meletakkan filsafat dalam konteks yang historis, sosiologis dan ekonomis. Teori Marx bukan sekedar analisa terhadap masyarakat. Teori Marx tidak bicara eonomi semata tetapi "usahanya untuk membuka pembebasan manusia dari penindasan kekuatan-kekutan ekonomis".
Menurut Marx, dalam sistem ekonomi kapitalis yang mengutamakan profit, masing-masing kapitalis beruang mati-matian untuk mengeruk untuk sebanyak mungkin. Jalan paling langsung untuk mencapai sasaran itu adalah dengan penghisapan kerja kaum pekerja. Namun kaum pekerja lama-lama memiliki kesadaran kelas dan melawan kaum kapitalis.
Yang akan terjadi menurut ramalan Marx adalah penghisapan ekonomi dengan cara penciptaan kebutuhan-kebutuhan artifisial (palsu) lewat kepandaian teknologi kaum kapitalis. Oleh karena itu kaum kapitalis monopolis ditandai dengan kemajuan teknologi yang luar biasa. Dengan difasilitasi teknologi, tidak lagi terjadi penghisapan pekerja oleh majikan di sebuah perusahaan, tetapi penghisapan ekonomi "si miskin" oleh "si kaya" di luar jam kerja, di luar institusi ekonomi. Kapitalisme dapat menimbun untung karena nilai yang diberikan oleh tenaga kerja secara gratis, di luar waktu yang sebenarnya diperlukan untuk memproduksi suatu pekerjaan, Inilah salah satu kritik ekonomi politik kapitalisme Marx.
 
 
 
Sumber:
Ritzer, G., & Goodman, D. J. 2012. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Bantul : Kreasi Wacana.
 

SITI NURANI : RANGKUMAN BAB 4 DAN 5

delshaamandapohanKPI1B_Tugas5_KARLMARX


KARL MARX

Marxisme, Aliran untuk para penganut ajaran Karl Marx, yang penganutnya disebut Marxis. Marxisme berkaitan dengan sistem ekonomi, sosial, politik.Marxisme lahir karena adanya penolakan marx terhadap system kapitalis, yang pada waktu itu marx melihat kesenjangan sosial pada kaum bangsawan dan bawahan (buruh). ada 3 hal dasar yang menjadi komponen dasar dari marxisme :

1. Ajaran Marx yang disebut dengan Materialisim dialektika dan materialism historis.

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan adam smith (1723-1790)

3. Menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas


Teori Kritis, pemikiran neo-marxis yang tidak puas adanya teori marx.

1. Kritik atas teori marxian, Dilakukan oleh orang yang tidak puas dengan teori marxian. terutama kecendrungan menuju kecendrungan Determinisme ekonomi.

2. Kritik positivme,Penyebabnya adalah : positivme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses ilmiah. Positivme terlalu berpuas diri dengan menilai alat untuk tujuan tertentu. Aliran kritis memiliki anggapan bahwa positifmen adalah sebab dari pasifnya aktor dan ilmuwan sosial.
P
3. Kritik terhadap sosiologi, di anggap terlalu ilmiah karena menyajikan metode ilmiah di dalamnya. tak berupaya merubah struktur sosial. di anggap mengabaikan interaksi individu.

4. Kritik terhadap masyarakat modern, kritik di tujukan untuk masyarakat modern.

5. Kritik Terhadap kebudayaan, kritik terhadap struktur yang mengendalikan kultur modern.

Antik Bintari KPI1A tugas sosiologi 5

Marxisme

             Pandangan ini bertumpu pada pemikiran-pemikiran Karl Marx. Dimana Marx mencoba melakukan dan  menganalisis tentang perubahan struktur ekonomi politik dalam  masyarakat, perubahan bentuk produktivitas dari yang bercorak feodalisme ke corak kapitalisme. Beda halnya dengan anggapan pemikir-pemikir sebelumnya seperti Adam Smith dan David Richardo yang mana beranggapan bahwa kemajuan suatu usaha(kapitalisme) akan dikatakan meningkat ketika  semua tangan dari setiap mempunyai andil dalam pekerjaan dan spesialisasinya masing-masing sehingga hubungan produksi dalam masyarakat kapitalis bersifat dinamis dan saling menguntungkan satu sama lain.

a)      Latar belakang

       Marxisme merupakan dasar dari teori komunisme modern Teori ini muncul dalam buku Manifesto komunis karya Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar( buruh). Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena mereka dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang sangat minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis (pemilik modal). Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum  proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.

 

b)     Pengaruh Marxisme

      Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga kebiasaan intelektual yang masing-masing telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori Perancis, dan ilmu Ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat lainnya. Itulah sebabnya mengapa sejarah filsafat modern tidak pernah mengabaikannya.

c)      Dasar Marxisme adalah ilmu ekonomi

      Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat bias terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.  Apapun yang bisa menghasilkan makanan, pakaian, dan  juga tempat tinggal bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan pokok.. Namun demikian, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain.

      Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan hubungannya dengan sarana produksi. "Apa yang kulakukan selama ini untuk menghidupi kebutuhanku  secara pribadi akan menentukan hubungan serta kualitas masyarakatku".Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan sama denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang bertentangan dengan kepentinganku. Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelas-kelas sosial ekonomi, yang mana juga melahirkan konflik diantara kelas-kelas tersebut.

Teori Kritis

            Karya-karya ilmiah Karl marx dalam aspek sosiologis, filosofis, ekonomis, dan politik mempunyai pengaruh yang luas terhadap pemahaman sosial kritis.  Pemikiran Marx menjadi landasan sekaligus fokus utama tantangan teoritis bagi sebagian besar "teoretisi kritis" abad ke 20. Namun demikian, meski tidak di ragukan lagi bahwa pemikiran Marx sangat berpengaruh, justru sifat yang pasti bagi warisannya itu tetap di perdebatkan. Ada berbagai panafsiran yang sangat kontras dari bacaan "humanis" ysng simfatik hingga berbagai bacaan "deterministik". Setiap penafsiran membawa konsekuensi yang penting secara teoretisi, retoris, daan hingga politis. paradigma ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha untuk mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi. Kebanyakan teori-teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk mengubah kekuatan penindas.

Ciri-ciri khas dari teori kritis tentunya tidak lain ialah bahwa  sesungguhnya teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Intinya, pendekatan teori ini tidak bersifat memandang atau spektulatif murni. Pada saat tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori emansipatoris.Selain itu, Ia tidak hanya mau mempertimbangkan, menjelaskan,  memperbaiki, dan menata realitas sosial , tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah kehidupan sosial.

Tujuan  dari teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk keunggulan dan  mendorong kebebasan, persamaan dan keadilan. Teori  kritis ini mengandalkan metode reflektif yaitu dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau struktur sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang mana tidak sesuai dengan tujuan pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.

 

Referensi

Ritzer, G. Teori sosiologi modern.

Femia, j. (2001). marxisme dan komunisme. yogyakarta: penerbit jendela.

 

 

HetisuhetiKPI1B_tugas 5_marxisme dan teori kritis

Perkembangan Marxisme

Ketika
banyak sosiologi abad 19 mengembangkan teori mereka berlawanan dengan Marx,
terjadi upaya serentak sejumlah Marxis untuk mejernihkan dan memperluas teori
Marxian. Antara 1875 dan 1925 terdapat sedikit tumpang tindih antara Marxisme
dan Sosiologi(kecuali Weber). Kedua aliran pemikiran ini (Marxisme dan
Weberian) berkembang secara pararel dengan sedikit atau tak ada pertukaran
pemukiran antara keduanya. Setelah kematian Marx, teori Marxian mula-mula
didominasi oleh orang yang melihat adanya determinisme ekonomi dan ilmiah di
dalam teorinya. Wellerstein  menyebutkan
era ini sebagi era "Marxisme Ortodok"(1986:1301). Pada dasarnya Marxisme
Ortodok ini adalah teori ilmiah Marx yang telah membuka kedok hokum ekonomi itu
menjadikan keruntuhan system kapitalisme yang tak terelakan. Pemikiran Marxian
awal seperti Karl Kautsky berupaya mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai cara berperannya hukum ekonomi itu. Terdapat beberapa masalah
berkenaan dengan perspektif ini. Pertama, perspektif ini mengesampingkan
tindakan politik, menurut pandangan ini tanpa terelakan system kapitalis akan
hancur. Pada tingkat teori marxisme deterministis ini mengesampingkan hubungan
dialektika antara individu dan struktrul sosial yang lebih luas.masalah ini
menimbulkan reaksi di kalangan teoritis Marxian dan mendorong perkembangan  Marxisme Hegelian di awal 1900an. Marxis Hegelian
menolak untuk menurunkan Marxisme menjadi teori ilmiah yang mengabaikan
pemikiran dan tindakan individu. Ekspon utama pandangan ini adalah Georg Lukacs
(Fisher,1984). Menurut Martin Jay, Lukacs adalah Bapak pendiri Marxisme Barat
dan Bukunya yang berjudul Class and Class Consciousness" secara umum diakui
sebagi piagam Marxisme  Hegelian"(1984:84).
Lukacs telah mulai mengembangkan teori Weberian dan Simmelian). Integrasi ini
di percepat dangan perkembangan teori kritis di tahun 1930 an.

Marxisme
Hegelian

Akibat
kecaman kerasa, determinisme ekonomi mulai memudar perananya dan sejumlah
teoritis mengembangkan teori Marxian jenis lain. Sebuah kelompok Marxis kembali
ke akar Hegelian dari teori Marx dalam meneliti orientasi subjektif untuk
melengkapi kekuatan anlisis Marxis awal yang menekankan pada tingkat objektif
material. Marxis Hegelian awal mencoba memperbaiki hubungan dialektika antara
aspek subjektif dan aspek objektif kehidupan sosial. Perhatian mereka terpada
factor subjektif memberikan basis bagi perkembangan teori kritis selanjutnya,
yang semula hampir sepenuhnya memutuskan perhatian secara eksklusif pada factor
subjektif. Mereka dikatakan Marxisme Hegelian karena mereka mencoba menyatukan
pemikiran Hegel tentang kesadaran dengan determinasi ekonomi Marx yang
memusatkan perhatian dan struktrul ekonomi masyarakat. Sederhananya pemikiran
Marxis Hegelian ini menekankan revolusi sosial. Perhatian terhadap Marxian awal
abad 20 adalah terbatas hanya pada karya ekonomi Marx, namun pada tahun 1920an
Lukacs telah menulis karya besarnya yang menekankan sisi subjektif teori
maxian. Sumbangan utama Lukacs terhadap teori Marxian berupa dua gagasan besar
yakni reifikasi dan kesadaran kelas.
Reifikasi,Lukacs memulai dengan konsef komoditinya Marxian yang  dia akui sebagai sebuah masalah structural
penting dalam masyarakat kapitalis.  Komoditi yang mereka yakini berbentuk barang dan berkembang menjadi
objek itu menjadi bisnis hubungan antar individu.  Dalam masyarakat kapitalis, interaksi manusia
dengan alam menghasilkan berbagia macam produk komuditi. Tetapi manusia
cenderung tak mampu melihat fakta bahwa merekalah yang sebenarnya menghasilkan
komoditi itu dan memberikan nilai. Konsef reifikasi diterapkan oleh Lukacs
terhadap seluruh masyarakat, Negara, hukum, dan sector ekonomi. Konsef ini
dapat diterapkan secara dinamis dalam semua sector masyarakat kapitalis.
Kesadaran kelas, yang
mengacu pada sitem keyakinan yang dianut oleh orang yang menduduki posisi kelas
yang sama dalam masyarakat. Kesadaran kelas bukanlah rata-rata atau penjumlahan
kesadaran individu, kesadaran kelas adalah sifat sekelompok orang yang secara
bersama menempati posisi serupa dalam system produksi. Konsep kesadaran kelas,
setidaknya dalam system kapitalis, secara tersirat menyatakan keadaan
sebelumnya, yang dikenal sebagi kesadaran palsu. Artinya kelas-kelas dalam
masyarakat kapitalis umumnya tak menyadari kepentingan kelas mereka yang
sebenarnya. Kepalsuan kesadaran kelas berasal dari posisi kelas dalam struktur
ekonomi masyarakat. Kesadaran kelas secara tersirat menyatakan kondisi
ketaksadaran yang dikondisikan kelas dari kondisi sosiohistoris dan kondisi
ekonomi seseorang kepalsuan ilusi yang tersirat dalam situai ini.       

Teori
Kritis


Teori
kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis jerman yang tak puas dengan keadaan
teori Marxian( Barnstein, 1995; Kellner, 1993; untuk tinjawan yang lebih luas
terhadap teori kritis, lihat Agger, 1998), terutama kecenderungannya menuju
determinisme ekonomi. Teori kritis telah berkembanga melampau batasan Frankfrut,
teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir eropa,
meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar
terdiri dari keritik terhadap berbagi aspek kehidupan sosial intelektual, namun
tujuan utamanya adalah mengugkapkan sipat masyarakat secara lebih akurat.
Kritis terhadap teori maxsian.
Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxisan titik tolaknya. Teoritis
kritis ini sangat terganggu oleh pemikir Marxis terhadap determinisme ekonomi
yang mekanistis. Teoritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonoi keliru,
ktika memusatkan kepada ekonomi, tetapi mereka juga harus memusatkan perhatian
pada aspek kehidupan sosial lainnya. Aliran kritis mencoba eralat
ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural.
Kritik terhadap Postivisme. Teoritis
kritis juga memusatkan perhatian kepada filsafat yang mendukung penelitian
ilmiah terutama positivisme. Keritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian
berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir
determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang
pengetahuan. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat di
diterpkan pada seluruh bidang study. Aliran kritis menentang positivisme karena
berbagi alasan, pertama. Positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagi
proses ilmiah. Teoritis kritis lebih suka memusatkan perhatian kepada aktivitas
manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktru sosial
yang lebih luas.
Kritik terhadap Sosiologi.Sosiologi diserang karena"kalimiahnya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebai
tujuan didalam dirinya sendiri, selain dari itu sosiologi dituduh menerima
status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik
masyarakat, tak berupaya merombak stuktur sosial masa kini. Menurut aliran
kritis sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang
ditindas oleh masyarakat masa kini.
Aliran
kritis juga tertarik dan teritis pada apa yang disebut sebagi "industry
pengetahuan" yang mengacu pada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi
pengetahuan (misalnya
Universitasdan
lembaga penelitian) yang menjadi struktur otonom masyarakat. Otonom itu membuat
mereka tak bisa memperluas mereka melampaui mandatnya. Mereka menjadi struktur
yang oprasif yang hanya tertarik untuk menyebarkan pengaruhnya keseluruh
masyarakat. Sebagian besar teori kritis ( seperti rumusan asli Marx) adalah
sejalan dengan analisis kritik. Meski teori ktitik mempunyai sejumlah minat
positif, tetapi ia lebih punya kontribusi yang lebih kritis  ketimbang kontribusi positive. Dan karena
alsan ini mereka merasa bahwa teori kritik  tak banyak member sumbangan pada teori sosiologi.        
 
Sumber:
Teori sosiologi modern, George Ritzer-Dauglas J.Goodman                       

Syarifah Zahrina Firda_KPI 1 B_Tugas 5_Teori Karl Marx

KARL MARX
1.  Marxisme
Marxisme merupakan aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx atau lebih spesifiknya adalah sebuah aliran filsafat yang ditujukan kepada ajaran-ajaran Karl Marx, dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini lahir berawal dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan kelas-kelas, yaitu kelahiran gerakan buruh.
Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh).  
Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:
1.  Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis
2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep   perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas
Untuk poin pertama yang disebut sebagai materialisme dialektik dan materialisme historis karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis yang materil itu berjalan melalui proses dialektik. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.
2. Teori Kritis
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya  tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980). Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
Penindasan dalam teori kritis maupun Marxis mempunyai arti yang relatif sama yaitu ketika setiap manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun yang perlu digarisbawahi adalah penindasan di sini lebih ditekankan Marxis pada eksploitasi ekonomi ketika manusia tidak dapat mengakses sumber produksi. Sementara itu penindasan dialamatkan teori kritis pada serangkaian kegiatan yang menghegemoni pemikiran manusia. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Beberapa tokoh yang terkenal dengan teori kritis adalah Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll.
 
1.      Kritik atas Teori Marxian 
 
Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial.
2.      Kritik Positivisme
 
Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang sistem yang ada.
3.      Kritik terhadap sosiologi 
 
Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melempaui struktur sosial yang ada, dan telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer. 
 
4.      Kritik terhadap masyarakat modern
Kebanyakan karya Mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Pandangan mazhab kritir bahwa dimasyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan. 
 
5.      Kritik terhadap kebudayaan
Ada dua hal yang dikhawatirkan para pemikir kritis terhadap industri ini. Pertama, mereka mencemaskan kepasluan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan kepada masa oleh media. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukkan, refresif, dan membodohkan bagi masyarakat.
 

nurapzafidah kpi 1b tugas 5 max weber

Teori kritis

Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan  keadaan teori teori Marxis, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar berdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan social dan intelektual.

Kritik terhadap Teori Marxian. Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Mark, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Mark terlalu mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekomoni, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan social yang lain.

Kritik terhadap Positivisme. Kritik terhadap positivism sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivism tentang pengetahuan. Positivism menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Positivisme mengambil ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketetapan untuk semua disiplin ilmu. Penganut positivisme yakni bahwa pegetahuan bersifat netral. Positivisme menyebabkan actor dan ilmuwan social menjadi pasif.

Kritik terhadap Sosiologi. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur social masa kini.menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang tertindas oleh masyarakat masa kini.

Kritik terhadap Masyarakat Modern. Aliran kritis masih tetap memperhatkan masalah dominasi, meski masyaraat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen cultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan cultural atas individu dalam masyarakat. Seperti dalam Trent Schtoyer (1970) pandanagan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan.

Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industry kultur", yani struktur yang dirasionalkan dan dibiokrasikan yang mengendalikan kultur modern. Ada dua hal yang paling dicemasakan oleh pemikir kritis mengenai industry kultur ini. Pertama, mereka menghawatirkan mengenai kepalsuannya. Mereka membayangkannya sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara  massal dan disebarkan ke tengah-tengah massa melalui media. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menenteramkan, mennindas dan membius dari industry kultur terhadap rakyat.

Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yangdisebut sebagai "industri pengetahuan", yang mengacu kepada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan yang menjadi struktur yang opresif yang hanya tertarik untuk menyebarkan pengaruhnya ke seluruh masyarakat.

Syarifah Zahrina Firda_KPI 1 B_Tugas5_Teori Karl Marx

KARL MARX
1.  Marxisme
Marxisme merupakan aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx atau lebih spesifiknya adalah sebuah aliran filsafat yang ditujukan kepada ajaran-ajaran Karl Marx, dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini lahir berawal dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan kelas-kelas, yaitu kelahiran gerakan buruh.
Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh).  
Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:
1.  Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis
2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep   perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas
Untuk poin pertama yang disebut sebagai materialisme dialektik dan materialisme historis karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis yang materil itu berjalan melalui proses dialektik. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.
2. Teori Kritis
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya  tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980). Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
Penindasan dalam teori kritis maupun Marxis mempunyai arti yang relatif sama yaitu ketika setiap manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun yang perlu digarisbawahi adalah penindasan di sini lebih ditekankan Marxis pada eksploitasi ekonomi ketika manusia tidak dapat mengakses sumber produksi. Sementara itu penindasan dialamatkan teori kritis pada serangkaian kegiatan yang menghegemoni pemikiran manusia. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Beberapa tokoh yang terkenal dengan teori kritis adalah Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll.
 
1.      Kritik atas Teori Marxian 
 
Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial.
2.      Kritik Positivisme
 
Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang sistem yang ada.
3.      Kritik terhadap sosiologi 
 
Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melempaui struktur sosial yang ada, dan telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer. 
 
4.      Kritik terhadap masyarakat modern
Kebanyakan karya Mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Pandangan mazhab kritir bahwa dimasyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan. 
 
5.      Kritik terhadap kebudayaan
Ada dua hal yang dikhawatirkan para pemikir kritis terhadap industri ini. Pertama, mereka mencemaskan kepasluan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan kepada masa oleh media. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukkan, refresif, dan membodohkan bagi masyarakat.

Cari Blog Ini