MARXISME
Marxisme adalah paham yang mengikuti pandangan-pandanga. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme.
Marxisme ini berbasis pada ekonomi yang kemudian menciptakan supra-struktur (politik-ideologi dll)—hubungan-hubungan ekonomi menghasilkan fenomena-fenomena sosial, budaya dan politik yang meliputi semua hal termasuk diantaranya ideologi, kesadaran politik hingga budaya yang berhubungan dengan media.
Ide-ide utama dalam Marxisme meliputi Eksploitasi, Alienasi, Basis dan Superstructure, Kesadaran Kelas (Class Consciousness), Ideologi, Materialisme Historis, dan Ekonomi Politik.
Tiga aspek utama Marxisme adalah:
1. Dialektis dan materialis konsep sejarah - sejarah umat manusia secara mendasar bahwa perjuangan antara kelas-kelas sosial.
1. Dialektis dan materialis konsep sejarah - sejarah umat manusia secara mendasar bahwa perjuangan antara kelas-kelas sosial.
2. Kritik kapitalisme - Dalam masyarakat kapitalis, minoritas ekonomi (borjuis) mendominasi dan mengeksploitasi kelas pekerja (proletar) mayoritas.
3. Advokasi dari revolusi proletar. Dalam rangka mengatasi belenggu milik pribadi kelas pekerja harus merebut kekuasaan politik secara internasional melalui revolusi sosial dan mengambil alih kelas kapitalis di seluruh dunia dan menempatkan kapasitas produktif masyarakat menjadi kepemilikan kolektif.
TEORI KRITIS
Teori kritis merupakan produk sekelompok neo – Marxis Jerman yang tidak puas terhadap teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat (Bleich, 1997).
Teoritisi tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain. Seperti akan kita lihat, aliran kritis mencoba meralat ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural (Fuery, 2000; Schroyer, 1973:33).
Kritik terhadap Teori Marxian
Mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.
Kritik terhadap Positivisme.
Berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan.
Positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Karena mereka yakin atas kekhasan sifat aktor, teoritisi kritis tak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat diterapkan terhadap tindakan manusia begitu saja. Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tak membuat penilaian serupa terhadap tujuan.
Kritik terhadap Sosiologi
Sosiologi dikritik karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat.
Kritik terhadap Masyarakat Modern
Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern.
Kritik terhadap Kultur
Teoritisi kritis melontarkan kritik terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian ketimbang terhadap basis ekonomi. Industri kultur menghasilkan apa yang secara konvensional disebut "kultur massa" yang didefinisikan "sebagai kultur yang diatur…tak spontan. dimaterialkan, dan palsu, bukan ketimbang sesuatu yang nyata" (Jay, 1973:216).
Sebagian besar teori kritik (seperti rumusan asli Marx) adalah sejalan dengan analisis kritik. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positif, ia lebih banyak memberi kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi Dan karena alasan ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyak memberi sumbangan pada teori sosiologi.
Sumber : Ritzer George; Goodman Douglas J. 2008. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar