Senin, 04 Mei 2015

laporan observasi kawasan ekologis-PMI6

LAPORAN  OBSERVASI KAWASAN EKOLOGIS
"KOMUNITAS CILIWUNG CONDET"
Tugas ini dibuat guna memenuhi UTS mata kuliah Ekologi Manusia

Disusun oleh
Lilis Okviyani                                      ( 1112054000002 )
Faisal Amin                                         ( 11120540000 17)
Siti Nurrahmah                                    ( 1112054000018 )

A.  Sejarah Kawasan Condet
Condet merupakan perkampungan tua yang ditengahnya mengalir Sungai Ciliwung. Bantaran sungainya terhampar perkebunan aneka buah berkualitas. Tak heran, jika pemerintah menetapkan Condet sebagai cagar budaya sekaligus cagar buah-buahan. Namun seiring dengan perkembangan jaman terjadi perubahan lingkungan yang tidak terkontrol. Pertambahan penduduk, polusi udara kota, pencemaran air dan tanah dan banjir menjadikan kebun-kebun buah-buahan semakin terancam. Atas dasar itulah, Kami, dari KOMUNITAS CILIWUNG CONDET berupaya untuk menyelamatkan sisa-sisa keanekaragaman hayati khas Condet yang sudah menjadi maskot DKI Jakarta yang mudah dijumpai di kulit TRANS JAKARTA dan kantor-kantor PEMDA DKI. Ada beberapa peninggalan purbakala yang usianya diperkirakan barasal dari periode 1500 – 1000 SM, yang berhasil ditemukan berupa Kapak, Gurdi dan Pahat dari batu. Untuk melindungi kultur budaya masyarakat tersebut Pada akhirnya Pemerintah menetapkan kawasan Condet yang terdiri dari kelurahan Belekambang, Batu Ampar dan Kampung Tengah menjadi kawasan yang dilindungi (Cagar Budaya Buah-buahan) berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Letjen. TNI Marinir Ali Sadikin) tanggal 18 Desember 1975 Nomor D.I. 7903/a/30/1975 yang begitu fenomenal (Anonimuous, 1975).
Untuk menjaga kelangsungan dan kehidupan perkampungan Condet serta sebagai pelaksanaan keputusan gubernur tentang cagar budaya buah-buahan, maka pada tanggal 20 Oktober 1976 Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta kembali menginstruksikan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) untuk menyusun rencana pola kebijaksanaan pemerintah DKI dan tata kerja proyek Cagar Budaya Condet dengan instruksi No.D.IV-99/d/11/76 (Anonimous, 1976).
Pada tahun yang sama Pemerintah kembali mengeluarkan instruksi nomor D.IV– 116/d/11/76 tentang pembatasan terhadap pengembangkan kawasan Condet (Anonimous, 1976).

Inline image  Inline image  Inline image
 
(buah salak condet dan pohon randu kapuk bantaran sungai ciliwung )

Penetapan condet sebagai cagar budaya Buah-buahan menimbulkan daya tarik bagi kalangan menengah keatas untuk menanamkan investasi atau bermukim di condet, hal ini ditandai dengan bermuculannya rumah-rumah mewah di kawasan tersebut. Menurut data perubahan pungsi lahan dikawasan Condet selama periode itu sebesar 217.8 Ha atau dari 135.3 Ha (1976) menjadi 353.1 Ha (1986) dari data tersebut rata-rata pertahun di kawasan Condet terjadi perubahan fungsi lahan sebesar 3 9 Ha.

A.  Komunitas Ciliwung Condet ( Konservasi DAS Ciliwung)
Komunitas ini memfokuskan kegiatan pada pelestarian alam, pendokumentasian aset alam dan budaya serta pembelajaran yang bersinergi dengan alam dan lingkungan Sungai Ciliwung. Komunitas Ciliwung Condet pada dasarnya adalah meningkatkan efektivitas pengelolaan Sungai, dengan menekankan pada perencanaan pengelolaan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat disertai data pendukung dan pembuatan percontohan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek pendidikan, ekonomi dan konservasi alam. Antara lain :
1.       Menjadikan kawasan sungai Ciliwung Condet sebagai Kawasan Konservasi Alam
2.       Menjadikan Kawasan Sungai Ciliwung sebagai Wahana Pendidikan Alam
3.       Menjadikan Kawasan Sungai Ciliwung sebagai Areal Wisata
4.       Menjadikan Kawasan Ciliwung sebagai Penyanggah Cagar Budaya Jakarta
5.       Menjadikan Kawasan Ciliwung sebagai Situs keanekaragaman hayati Nusantara
6.       Bantaran Sungai Ciliwung Condet menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam  pengelolaan sungai
7.       Terciptanya mekanisme pengelolaan sungai yang kooperatif , bersinergi dalam   upaya pemberdayaan dan peningkatan kwalitas hidup masyarakat dan kwalitas  lingkungan.
8.       Terciptanya mobilitas masyarakat terhadap upaya penyelamatam lingkungan yang   mandiri dan berkesinambungan. Jakarta Memiliki situs kranekaragaman hayati,  Kawasan konservasi Alam dan Taman Nasional Ciliwung
9.       Sungai Ciliwung, menjadi wahana Pendidikan, pusat studi Alam, Sejarah,   pembelajaran peradaban, indikator pengelolaan lingkungan.

Inline image
    
( Peta DKI Jakarta dan bagian lokasi yang dijadikan DAS Ciliwung )

Lokasi tepatnya Komunitas Ciliwung Condet ( Konservasi DAS Ciliwung) yaitu di Jalan Munggang, Condet Balekambang, No. 6 RT 10 RW 04, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Kode Pos 13530.
 
Inline image  Inline image

(Bantaran Sungai Ciliwung Condet )

  Inline image   Inline image

 basecamp KCC
                            
B.     Dampak Bagi Masyarakat dan Lingkungan
Sebagai salah satu bukti lapangan kami yang berbincang dengan ketua dari Komunitas ini yaitu bapak Abdul Kodir yang mengatakan bahwa , "Condet, yang saat ini berada dalam proses pembangunan fisik wilayah, pertambahan penduduk, mengalirnya wisatawan dalam dan luar negeri, proses akulturasi global. Kebijakan-kebijakan Pemerintah yang diharapkan dapat melindungi asset Hayati dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat, namun pada kenyataanya justru menghantam dan merusak lingkungan alam, mencerai-beraikan pergaulan kehidupan masyarakat, menghanyutkan dan menenggelamkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang bertahun-tahun dipertahankan, hingga pada akhirnya melenyapkan identitas masyarakat tradisional Condet yang kental dengan predikat sebagai Cagar Budaya Buah-buahan.".
Jadi dengan berbagai alasan dan masalah lingkungan  yang semakin meningkat, dengan adanya KCC ini sebagai wadah bagi masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam kegiatan konservasi , dimana aliran sungai ciliwung sekarang keadaan lingkungan yang semakin memburuk, pembangunan gencar dimana-dimana hanya untuk modernisasi tanpa melihat akibatnya. Masyarakat lebih suka membuang sampah di sekitar bantaran sungai yang akan berdampak buruk bagi masyarkat sekitar.
             
Inline image
        ( Kompos sebagai pupuk untuk tanaman )

Keadaan faktanya dengan diadakannya sebuah komunitas dan konservasi ini masyarakat sekarang melestarikan kembali budaya khas betawi seperti tari-tarian yang dilakukan remaja-remaja dan mengajak anak muda disekitar untuk mencintai lingkungan dengan cara membersihkan kali ciliwung dan sekitarnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini