NAMA : HASYIM ASY'ARI
NIM :11140540000021
A. Pendahuluan
Pada umumnya pengertian desa sering dikaitkan dengan sector pertnian, alasannya asal mulanya desa karena pengenalan cocok tanam.
Secara keilmuaan, ahli sosiologi menyatakan bahwa desa merupakan lingkungan dimana warga memiliki hubungan akrab dan bersifat informal. Paul H. landis yang mewakili pakar sosiologo pedesaan, mengemukakan 3 definisi desa untuk tujuan analisis berbeda-beda, yaitu analisis statistik, analisis sosial psikologis, dan analisis ekonomi.
ciri-ciri desa adalah:
1. perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar;
2. lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris);
3. hubungan antarwarga desa masih sangat akrab;
4. sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
Menurut roucek dan warren, untuk memahami masyarakat desa dapat dilihat dari karakteristiknya yaitu:
1. Besarnya peranan kelompok primer.
2. Faktor geografis sebagai dasar pembentukan kelompok.
3. Hubungan bersikap akrab dan langgeng.
4. Homogen.
5. Keluarga sebagai unit ekonomi.
6. Populasi anak dalam proporsi lebih besar.
Menurut pinirim A. Sorokin dan Carle C. Zimmerman faktor-faktor yang dapat menentukan karakteristik masyarakat desa dan kota adalah:
1. Mata pencaharian.
2. Ukuran komunitas.
3. Tingkat kepadatan penduduk.
4. Lingkungan.
5. Deferensiasi sosial.
6. Stratifikasi sosial.
7. Interaksi sosial.
8. Solidaritas sosial.
Pada kenyataannya karakteristik itu terlalu sukar untuk diterapkan pada masyarakat desa yang nyata, karena seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas sosial masyarakat dan berkembangnya jalur transportasi maka yang terjadi adalah semakin tipisnya perbedaan antar desa dan kota.
B. Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani " Methodos'' yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pada setiap ilmu pengetahuan senantiasa mempunyai metode kerja secara umum, metode itu sendiri merupakan prosedur berfikir yang teratur untuk digunakan dalam suatu penilaian dalam upaya memperoleh kesimpulan-kesimpulan (konklusi-konklusi) ilmiah yang berdasarkan anggapan-anggapan dasar dan hipotetis tertentu.
Pada dasarnya sosiologi mempunyai dua cara (metode) dalam mengkaji masyarakat sebagai obyeknya, disamping dipakai pula oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif lebih mengutamakan cara kerjanya dengan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh metode ini dipakai apabila data hasil penilaian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak. Metode kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu metode historis dan komparatif.metode historis merupakan cara penelitian yang analisis datanya didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau dalam rangka mengetahui sebab kejadian sekarang.sedangkan metode komparatif merupakan cara penelitian dengan membandingkan antara kondisi masyarakat satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk mengetahui perbedaan dan persamaan,disamping untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kondisi masyarakat tersebut. Dengan diketahui persamaan dan perbedaan tersebut diharapkan peneliti dapat memperoleh petunjuk mengenai fktor-faktor penyebab kejadian dan perilaku masyarakat, baik masa lampau maupun masa sekarang.
Menurutabu ahmad (1985) ada beberapa metode yang digunakan sosiologi dalam menyelidiki sasarannya, yaitu antara lain:
1. Historical method
2. Comparative method
3. Statistical method
4. Case study method
C. Teori
Gerald Braun mendefinisikan teori-teori adalah kalimat-kalimat pernyataan berkaitan secara logis. Setiap teori mengandaikan isinya mengungkapkan kenyataan dalam bentuk yang bisa diperiksa dan dimengerti. Teori-teori membantu penelitian ilmiah sebagai kerangka ilmiah sebagai kerangka acuan analitis, memungkinkan penyusunan informasi secara sistematis, dan menyanggupkan orang untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari hasil-hasil yang diperoleh.
1. Ada empat fungsi teori yang menurut braum (1987, 87-90) bisa dibedakan:
2. Fungsi memilih, dalam arti membeda-bedakan apa yang penting dari apa yang kurang penting suatu usaha yang tak pernah lepas dari penilaian,
3. Fungsi mengatur, yakni menyusun kaitan-kaitan yang jelas dan berarti,
4. Fungsi menerangkan, yakni menunjukkan sebab dan akibat sertah hubungan timbal balik,
5. Fungsi bertindak, dalam arti bahwa teori yang baik selalu mempunyai manfaat praktis, sedangkan teori yang buruk bisa disalahgunakan secara politis.
Suatu teori pada dasarnya selalu hanya merupakan hipotetis yang berlaku sampai dibuktikan salah (falsifikasi). Teori-teori perlu "terus-menerus dihadapkan pada realitas dan seperlunya disesuaikan."
D. Gambaran Umum Desa
1. Luas Wilayah Desa Cibatok Dua
Luas Wilayah Desa Cibatok Dua 177,168 Ha, dengan Jumlah penduduk Desa Cibatok Dua sebanyak 7.243 Jiwa yang terdiri dari 3.750 laki-laki dan 3.493 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.804 KK, ³. Desa Cibatok Dua terdiri dari 3 (tiga) Dusun, 11 (sebelas) Rukun Warga dan 31 (tiga puluh satu) Rukun Tetangga.
Pemanfaatan lahan / penggunaan tanah di Desa Cibatok Dua adalah sebagai berikut :
Luas pemukiman | 70,9 ha/m2 |
Luas persawahan | 104,1 ha/m2 |
Luas perkebunan | - ha/m2 |
Luas kuburan | 1 ha/m2 |
Luas pekarangan | - ha/m2 |
Luas taman | - ha/m2 |
Perkantoran | 0,1 ha/m2 |
Luas prasarana umum lainnya | 1,068 ha/m2 |
Total luas | 177,168 ha/m2 |
TANAH SAWAH |
|
Sawah irigasi teknis | - ha/m2 |
Sawah irigasi ½ teknis | 104,1 ha/m2 |
Sawah tadah hujan | - ha/m2 |
Sawah pasang surut | - ha/m2 |
.......................... | - ha/m2 |
Total luas | 104,1 ha/m2 |
|
|
TANAH KERING |
|
Tegal/ladang | - ha/m2 |
Pemukiman | 70,9 ha/m2 |
Pekarangan | - ha/m2 |
............................ | - ha/m2 |
Total luas | 70,9 ha/m2 |
Sedangkan Tanah Kas Desa seluas 2,078, penggunaannya adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Kantor Desa : 0,0465 Ha.
2. Bangunan SD / SMP / MI : 0,34 Ha.
3. Tanah Makam / Kuburan : 1 Ha.
4. Masjid / Mushollah / Majelis Taklim : 0,4365 Ha.
5. Jalan Desa : 0,155 Ha.
6. Lapangan olah raga : 0,1 Ha
1. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Desa Cibatok Dua sampai akhir bulan 31 Desember Tahun 2012, tercatat sebanyak 7.243 Jiwa (sumber data dari laporan jumlah penduduk perbulan Desember 2012) terdiri dari :
Jumlah laki-laki
| 3.750 orang |
Jumlah perempuan
| 3.493 orang |
Jumlah total
| 7.243 orang |
Jumlah kepala keluarga
| 1.804 KK |
Kepadatan Penduduk
| 0.01 per km |
2. Jumlah penduduk menurut struktur umur per September 2014 sebagai berikut :
USIA | LAKI-LAKI | PEREMPUAN |
| USIA | LAKI-LAKI | PEREMPUAN |
0-12 bulan | 30 | 45 |
| 39 tahun | 69 | 45 |
1 tahun | 45 | 35 |
| 40 | 73 | 60 |
2 | 60 | 64 |
| 41 | 76 | 60 |
3 | 92 | 80 |
| 42 | 56 | 50 |
4 | 60 | 50 |
| 43 | 48 | 40 |
5 | 42 | 45 |
| 44 | 49 | 35 |
6 | 89 | 68 |
| 45 | 51 | 30 |
7 | 96 | 75 |
| 46 | 58 | 25 |
8 | 56 | 90 |
| 47 | 43 | 30 |
9 | 48 | 70 |
| 48 | 47 | 25 |
10 | 51 | 70 |
| 49 | 51 | 39 |
11 | 87 | 70 |
| 50 | 56 | 30 |
12 | 80 | 65 |
| 51 | 48 | 20 |
13 | 62 | 50 |
| 52 | 40 | 22 |
14 | 54 | 75 |
| 53 | 50 | 25 |
15 | 36 | 86 |
| 54 | 46 | 20 |
16 | 56 | 85 |
| 55 | 38 | 26 |
17 | 90 | 94 |
| 56 | 43 | 28 |
18 | 52 | 95 |
| 57 | 40 | 23 |
19 | 89 | 85 |
| 58 | 31 | 21 |
20 | 36 | 94 |
| 59 | 26 | 19 |
21 | 65 | 96 |
| 60 | 32 | 21 |
22 | 69 | 90 |
| 61 | 23 | 19 |
23 | 34 | 55 |
| 62 | 24 | 30 |
24 | 89 | 85 |
| 63 | 21 | 12 |
25 | 56 | 60 |
| 64 | 20 | 16 |
26 | 90 | 78 |
| 65 | 10 | 15 |
27 | 52 | 65 |
| 66 | 10 | 6 |
28 | 89 | 65 |
| 67 | 9 | 8 |
29 | 59 | 60 |
| 68 | 3 | 5 |
30 | 68 | 60 |
| 69 | 2 | 10 |
31 | 75 | 59 |
| 70 | 5 | 9 |
32 | 66 | 50 |
| 71 | 3 | 12 |
33 | 57 | 70 |
| 72 | 4 | 10 |
34 | 58 | 55 |
| 73 | 2 | 12 |
35 | 47 | 38 |
| 74 | 2 | 9 |
36 | 84 | 75 |
| 75 | 2 | 8 |
37 | 70 | 60 |
| Lebih dari 75 | 7 | 5 |
38 | 83 | 66 |
| Total | 3.750 | 3.493 |
A. Sarana Prasarana
1. Faktor Sarana dan prasarana serat Akses :
a. Kantor Desa : 1 buah.
b. Balai pertemuan / aula : 1 buah.
c. Pos Kamling : 9 buah.
2. Sarana dan prasarana perhubungan :
a. Jalan beton : 1 Km.
b. Jalan Hotmik : 3.5 Km.
c. Jalan Aspal : - Km
d. Jalan Pengerasan : 0,7 Km.
e. Jalan Tanah : - Km.
f. Jalan gang : 2,5 Km.
g. Jembatan : 4 buah.
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum :
a. TK : 2 buah.
b. SD : 3 buah.
c. SLTP : 1 buah.
d. SMA : - buah.
e. DIPLOMA : - buah.
f. PERGURUAN TINGGI : - buah.
g. Tempat-tempat Kursus : - buah.
h. BLK : - buah.
4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam :
a. R.A / TK ALQUR'AN : 5 buah.
b. MADRASAH IBTIDAIYAH : 1 buah.
c. M T S : - buah.
d. M A N : - buah.
e. Pondok Pesantren : 9 buah.
f. Majelis Taklim : 9 buah.
5. Sarana dan Prasarana Peribadatan :
a. Masjid : 8 buah.
b. Mushola : 7 buah.
c. Gereja : - buah.
d. Vihara : - buah.
e. P u r i : - buah.
6. Sarana dan Prasarana Kesehatan :
a. Puskesmas : - buah.
b. BKIA Rumah Bersalin : - buah.
c. Poliklinik : - buah.
d. Posyandu : 9 buah.
e. Apotik / Toko obat : - buah.
7. Sedangkan jumlah tenaga medis yang ada dan melaksanakan praktek di desa, adalah sebagai berikut :
a. Dokter Puskesmas : - orang.
b. Dokter Praktek Swasta : 1 orang.
c. Bidan Desa : 1 orang.
d. Bidan Praktek Swasta : - orang.
e. Dukun beranak terlatih : 1 orang.
f. Dukun beranak tak terlatih : - orang.
g. Kader Posyandu : 42 orang.
8. Fasilitas Perekonomian / Perdagangan:
a. Bank Pemerintah : - buah.
b. Kios/Toko/Warung : 87 buah.
c. Matrial/Bahan Bangunan : 3 buah.
d. Wartel/Kiostel : - buah.
e. Pom Bensin : - buah.
9. Lain-lain Fasilitas / Sarana dan Prasarana yang ada :
a. Lapangan Sepak Bola : 1 buah.
b. Lapangan Badminton : 3 buah.
c. Lapangan Basket : - buah.
d. Lapangan Bola Voli : - buah.
e. Lapangan Tenis : - buah.
E. Analisis
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab duduk perkaranya).
Objek analisis ilmu sosial adalah satu-satuan sosial (lokal, regional, nasional, atau internasional), masalah-masalah sosial (kemiskinan dan pengangguran), atau institusi-institusi sosial (umpamanya proyek) yang selalu hanya merupakan segi-segi terbatas dari keadaan masyarakat yang majemuk dengan banyak faktor yang terjalin erat satu samalain. Di pandang dari sudut metodis, sebagai titik pangkal biasanya adalah deskripsi keadaan yang mencatat maalah-masalah dan gejala-gejala, mengolah pengamatan, dan mengumpulkan segala macan data lain.
Langkah motodis berikutnya adalah analisis keadaan yang melukiskan gambaran setepat mungkin tentang realitas objek atau masalah penyelidikan dengan memerhatikan keragamannya yang majemuk.
F. Kesimpulan
desa merupakan lingkungan dimana warga memiliki hubungan akrab dan bersifat informal.
metode itu sendiri merupakan prosedur berfikir yang teratur untuk digunakan dalam suatu penilaian dalam upaya memperoleh kesimpulan-kesimpulan (konklusi-konklusi) ilmiah yang berdasarkan anggapan-anggapan dasar dan hipotetis tertentu.
Ada dua cara (metode) dalam mengkaji masyarakat sebagai obyeknya, disamping dipakai pula oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Gerald Braun mendefinisikan teori-teori adalah kalimat-kalimat pernyataan berkaitan secara logis.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab duduk perkaranya).
Langkah motodis berikutnya adalah analisis keadaan yang melukiskan gambaran setepat mungkin tentang realitas objek atau masalah penyelidikan dengan memerhatikan keragamannya yang majemuk.
G. DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, 2001. Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Universitas Terbuka
Syani Abdul, 2012. SOSIOLOGI Sketmatika, Teori, dan Terapan, Jakarta: PT Bumi Aksara
Muller Johannes, 2006. Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar