Selasa, 17 Maret 2015

Tugas 1_Sosiologi Pedesaan_Syifaurrahmah_Isu-isu penting tentang pedesaan

Syifaurrahmah

PMI'2

11140540000009

Pendahuluan

Sosiologi pedesaan merupakan salah satu dari sekian spesialisasi dalam sosiologi. Dalam sosiologi terdapat banyak sekali spesialisasi seperti: sosiologi perkotaan, sosiologi pembangunan, sosiologi kriminalitas, sosiologi keluarga, sosiologi ekonomi, dan sebagainya. Spesialisasi-spesialisasi ini tidak bersifat tetap, melainkan mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Maka dapat terjadi ada spesialisasi yang menjadi kurang mantap lagi karena adanya perubahan tertentu, dan sebaliknya muncul spesialisasi baru karena perubahan tertentu lainnya seperti merebaknya gejala korupsi lantas mengakibatkan munculnya sosiologi korupsi. Seringkali suatu perkembangan dalam masyarakat tidak hanya menuntut hadirnya spesialisasi sosiologi baru untuk menjelaskan fenomena baru itu, melainkan juga memberi warna atau karakteristik tertentu pada spesialisasi baru itu.

Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk ditempat itu.

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah.

Desa juga merupakan wakil gambaran dari lingkungan dan masyarakat yang masih bersahaja. Gambaran yang demikian ini apabila salah dalam menafsirkannya akan mengakibatakan timbulnya persepsi yang cenderung telah menyederhanakan pengertian desa. Desa-desa di dunia ini lantas dilihat sebagai sesuatu yang seragam atau homogeny. Dengan kata lain, pengertian desa lalu digeneralisasikan secara berlebihan, seolah-olah didalamnya tidak ada kompleksitas atau bahkan tidak "ada apa-apanya". Desa dengan kecenderungan ini di mana pun dianggap sama saja. Sebagai wakil dari masyarakat yang masih tradisional, maka cirinya sudah jelas, dan oleh karena itu hanya cukup satu pengertian saja mengenai desa, yakni pengertian umum yang berlaku untuk desa-desa di mana pun di dunia ini. Apakah memang demikian kenyataannya? Dan apakah anda menerima pendapat semacam ini? Nah apabila anda menjawab: ya, maka anda akan hanya mengkonsumsi pemahaman semacam ini tentu kurang berharga untuk dijadikan modal bagi peningkatan dan pendalaman studi mengenai masyarakat desa lebih lanjut.    

 

Pembahasan

A.    Perbedaan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

Masyarakat kota memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a.       Terdapat beberapa variasi pekerjaan

b.      Penduduknya padat

c.       Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat

d.      Kurangnya control social dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.

Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a.       Jumlah penduduk tidak terlalu padat

b.      kontrol sosial masih tinggi

c.       Sifat gotong royong masih kuat

d.      Sifat kekeluargaannya masih ada

 

B.     Masyarakat Desa dalam Arus Globalisasi

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu kelompok sosial tertentu. Ketika arus globalisasi masuk pada masyarakat desa, terdapat banyak dampak, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Dan pada saat itu keadaan masyarakat desa mulai berubah.

Globalisasi ini juga menimbulkan perubahan sosial dalam masyarakat desa. Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial dapat  dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaannya relative kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya. Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan social, lembaga, dan struktur social pada waktu tertentu.

Penutup

Sangat berpengaruhnya arus globalisasi bagi kehidupan suatu kelompok social tertentu pada saat ini. Juga menimbulkan perubahan social dalam masyarakat desa, baik itu dampak positif maupun negative, Oleh karena arus globalisasi yang menimbulkan perubahan social ini membuat masyarakat desa memiliki perubahan cara berfikir dari non-analitik menjadi analitik. Masyarakat akan lebih rasional dalam berfikir dan dalam mengelola apa yang dikerjakannya.

 

Daftar Pustaka

Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press : Malang.

Long, Norman. 1977. Sosiologi Pembangunan Pedesaan. PT Bumi.

Raharjo 2011 Sosiologi Pedesaan Jakarta Universitas Terbuka

tugas1.sosped_Ikrima Nur Alfi_isu isu penting tentang pedesaan

nama : Ikrima Nur Alfi

prodi  : Pengembangan Masyarakat Islam

nim     : 11140540000015

Pendahuluan

            Paradigma Sosiologi yang mengkaji masalah konflik sosial adalah paradigma fakta sosial, salah satu varian teori dari paradigma ini adalah teori konflik dengan tokoh utamanya adalah Ralp Dahrendorf. Teori ini dibangun dalam rangka untung menentang secara langsung terhadap Teori Fungsionalisme Struktural.

            Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, seperti kebencian ataupun permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan kecil, yaitu individu maupun ligkungan luas, yaitu masyarakat.

 

Dinamika Masyarakat dan Sosiologi Konflik

            Istilah ilmu sosiologi diciptakan oleh Aguste Comte (1798-1857), seorang ilmuan dari perancis. Awalnya Comte menamai ilmu sosiologi sebagai fisika sosial namun diubahnya karena istilah itu sudash digunakan oleh orang lain. Comte meyakini ilmu sosiologi harus bersifat sains (scientific) dengan landasan filsafat positif (positive philosophy).Kelahiran ilmu sosiologi ini tidak lepas dari dinamika sosial masyarakat Eropa, Perancis khususnya di mana Comte hidup, pada wakti itu.Revolusi politik di Perancis pada tahun 1789 melahirkan harapan baru terhadap politik liberal yang diperjuangkan sejak kekuasaan monarki absolute para kaisar di Eropa.Walaupun demikian, revolusi ini juga menyebabkan kekacauan sosial dan ketidakmapanan struktur masyarakat.Comte merumuskan filsafat positif yang semangatnya adalah mengembalikan masyarakat yang damai tanpa mereduksi kemerdekaan berpolitik.

            Revolusi industry di Eropa yang mengubah model produksi tradisional menjadi model produksi modern menghasilkan produk secara masal telah ikut berperan dalam mengubah struktur sosial masyarakat Eropa di awal abad ke-19.Kemunculan kelompok-kelompok pemilik modal yang menguasai  sistem produksi telah menyebabkan ketertindasan kalangan yang tidak memiliki modal kecuali tenaga.  Latar belakang  masyarakat inilah yang menjadi perkembangan analisis konflik dalam sosiologi di Eropa seperti konflik kelas Karl Marx.

            Pengamatan terhadap fenomena konflik dan dinamika sosial juga sudah muncul di Afrika beberapa abad sebelum kelahiran sosiologi secara formal di Eropa.Pada abad ke-14 pada masa awal keruntuhan khalifah Abbasiyah akibat invasi bangsa Mongol.Masa ini ditandai oleh kekuasaan yang silih berganti dan tatanan politik yang labil.Berbagai kelompok kepentingan berbasis pada tribal melakukan gerakan kudeta terhadap kekuasaan negara sehingga menciptakan masyarakat dinamis secara politik.Konteks dinamika masyarakat dan konflik ini yang kemudian dianalisis oleh Ibnu Khaldun.Analisis tersebut melahirkana teori konflik kelompok dan hukum sosial konflik masyarakat.

            Masyarakat selalu mengalami perubahan sosial baik pada nilai dan strukturnya baik secara revosioner.Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh gerakan-gerakan sosial dari individu dan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. Gerakan sosial dalam sejarah masyarakat dunia bisa muncul dalam bermacam bentuk kepentingan, seperti mengubah struktur hubungan sosia, mengubah pandangan hidup, dan kepentingan merebut peran politik  (kekuasaan). Ilmu sosiologi, khususnya sosiologi konflik dilahirkan oleh perubahan-perubahan sosial dan dinamika gerakan sosial dari masa klasik sampai kontemporer.Bisa dikatakan, menurut Kornblurn, sosiologi menjadi bagian dari gerakan sosial itu sendiri karena seorang ilmuan sosial dalam sejarahnya adalah re-former.(kornblurn,2003).

 

Dinamika Perubahan Masyarakat Pedesaan

            Sasrodiharjo (1972) dengan mengambil setting masyarakat Jawa, menggambarkan munculnya kelas-kelas pemasaran di Jawa mengakibatkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, yang akhirnya merubah status dan kedudukan anggota masyarakat.Dalam pemikiran Karl Marx penguasaan alat produksi merupakan saluran bertindak yang vital bagi kelas penguasa, hal ini dapat diterapkan pada masyarakat yang telah memiliki alat produksi yang sempurna.Sedangkan pada masyarakat yang alat produksinya belum sempurna sangat tergantung penguasaan pemasaran. Pada keadaan tertentu dimana pemasaran sudah melebihi batas optimum, maka kelas konsumen akan melakukan mobilitas vertikal menjadi kelas pemasaran.

            Sejarah menunjukan bahwa kerajaan-kerajaan Jawa telah ada gejala perubahan pemasaran antara golongannya yang satu dengan golongan yang lain. Pada Zaman Majapahit, pemasaran bahan bahan penting dikuasai oleh kerajaan meskipun tidak scara langsung. Pegawai negara dan para pujangga tidak diperkenankan berdagang sendiri tetapi dari tanah jajahan ditarik upeti dan pajak.Namun ketika Majapahit mengalami kemunduran, maka pemasaran dikuasai oleh para bupati di daerah yang sudah tidak menghiraukan lagi kekuasaan Majapahit.Dengan demikian pemasaran dikuasai para raja bekas bawahan Majapahit khususnya kawasan pesisir Jawa, dengan melakukan monopoli terhadap pemasaran bahan bahan pokok dari Indonesia Timur ke Malaka.Disini dapat kita lihat terjadinya perebutan pemasaran yang berdampak pada munculnya kelas pemasaran baru yang dikuasai oleh para raja Jawa Islam. Pada masa itu terjadi proses mobilitas vertikal yang dilakukan oleh raja Jawa Islam yang membawa nilai-nilai dan norma-norma baru (Agama Islam) dalam masyarakat yang sebelumnya didominasi oleh budaya Hindu. Namun sejak kedatangan V.O.C, maka seluruh kelas pemasaran Jawa dihapus dan pemasaran dikuasai Belanda, sedangkan pemasaran perantara diserahkan kepada 'orang-orang timur asing' yang sebagian diskusi oleh bangsa Tionghoa. Hilangnya kelas pemasaran Jawa menyebabkan terjadinya kemunduran kebudayaan karena jarak antara raja dengan rakyatnya semakin jauh, sementara itu pemerintah colonial menerapkan kerja paksa dan VOC menuasai pemasaran.

            Sastrodihardjo menggambarkan munculnya kelas pemasaran di Jawa dalam empat fase: (1) permulaan abad ke20, (2) zman sekitar Malaise dan menjelang Perang Dunia II, (3) zaman kependudukan Jepang, (4) zaman kemerdekaan. Pada permulaan abad ke-20 komunitas Tionghoa menguasai pemasaran kelas menengah dan menguasai konsumen terutama dalam industry Batik yang bahan bakunya diimpor dari Eropa sehingga pengusaha pribumi harus membeli ke mereka.disisi lain pengusaha timur asing juga menguasai harga jual yang mereka tawar lebih rendah sehingga terjadi persaingan pemasaran yang tidak seimbang dengan pengusaha pribumi. Kondisi ini mendorong timbulnya gerakan protes yang dimotori oleh Serikat Dagang Islam (SDI) terhadap sistem pemasaran yang dikuasai oleh pengusaha pemasaran kelas menengah.

            Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa jarak sosial antar segmen masyarakat rural dengan urban tidak terjembatani yang berdampak pada munculnya gerakan-gerakan sosial politik.Para pengurus SI dengan memakai ikatan tali keagamaan mampu memobilisasi pergerakan penduduk dalam melawan dominasi-dominasi kekuatan asing.Dengan demikian variable-variabel yang berpengaruh terhadap perubahan di Madura, disamping faktor ekonomi dan ekologi serta kekuasaan colonial juga tidak lepas dari perkembangan politik berorganisasi di media agama.

 

Pengembangan Wilayah Pedesaan

            Pola pengembangan wilayah pedesaan dirasakan sangat penting, karena struktur ekonomi pedesaan berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan struktur ekonomi kota. Struktur ekonomi pedesaan didasarkan pada pertukaran jasa atau pertukaran tenaga kerja, karena kurang tersedianya uang dan tidak adanya kemampuan untuk mengelola uang.(Sasrodihardjo.S, 1971). Biro pusat statistik mendasarkan perbedaan antara kota dan desa atas tersedianya fasilitas-fasilitas tertentu dan berdasarkan atas kriteria ini dibuatlah peta-peta indeks untuk beberapa daerah, misalnya untuk Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta. (Biro Pusat Statistik1982). Jika kita teliti lebih lanjut, kriteria BPS ini didasarkan pada fasilitas-fasilitas yang memerlukan uang seperti jalan raya, sekolah-sekolah, rumah sakit dan fasilitas-fasilitas yang mendatangkan uang seperti pasar, industry, bank, kantor pos dan sebagainya.

            Tidak tersedianya uang menyebabkan digunakannya tenaga kerja sebagai pengganti uang.Keadaan demikian memang dipertahankan oleh pemerintah colonial Belanda dahulu.Hal ini karena pemerintah kolonial membutuhkan tenaga kerja murah guna keperluan pabrik gula dan perkebunan-perkebunan. Jika keadaan itu kini dipertahankan, maka akan terjadi kesulitan didalam tinggal landas menuju kearah industrialisasi. Hal ini sebabnya, system ekonomi uang dan system ekonomi jasa tidak  dapat langsung mengadakan hubungan.

            Jika sebagian besar dari ekonomi kita masih berada dalam tahap ekonomi jasa, kita akan sangat tergantung pada negara-negara perantara. Demikian pula jika keadaan ini dipertahankan, ekonomi pedesaan akan sangat tergantung pada pedagang-pedagang perantara, yang akan lebih banyak mendapat keuntungan jika dibandingkan dengan para petani yang menjadi produsennya. Contohnya ialah mandor sebagai perantara antara masyrakat pedesaan dengan pabrik, khususnya pabrik gula di Jawa. Demikian pula terdapat pedagang pedagang perantara dalam perdagangan ternak, yang mempunyai nama khusus dalam bahasa daerah, ada makelar dan sebagainya. Untuk membantu masyarakat pedesaan, maka hubungan antara produsen dan konsumen harus diperpendek.Hal ini menyangkut persoalan pemasaran.

            Dengan adanya struktur yang ditimpang ini, terdapat kecenderungan untuk lebih banyak menitikberatkan kepada pembangunan masyarakat kota. Sebab, hasilnya Nampak dengan cepat, berkat adanya fasilitas yang tersedia. Kebijaksanaan ini antara lain tercermin pada adanya pusat-pusat pengembangan atau growth centres. Yang dijadikan pusat-pusat pengembangan ialah kota-kota yang mempunyai penghasilan tinggi dan di harapkan pengembangannya dapat memengaruhi kota-kota didekatnya.Untuk Sulawesi ke Timur, ujungpandang dijadikan pusat pengembangan.Akibatnya ialah, bahwa daerah-daerah yang terlalu jauh letaknya dari pusat-pusat pengembangan ini, tidak atau kurang tersentuh oleh pembangunan. Maka munculnya kebijaksanaan untuk menetapkan kajian pengebangan wilayah pedesaan dapat dianggap sebagai pengisi kekurangan-kekurangan yang di timbulkan oleh system itu growth centres. Dengan cara ini diharapkan pembangunan dapat lebih merata dan menyeluruh. Bagi perguruan tinggi merupakan tantangan untuk menangani persoalan ini.Memang usaha ini merupakan usaha yang berat, yang harus dilakukan pendekatannya oleh beberapa disiplin, sehingga dengan demikian setiap disiplin ilmu dapat dikembangkan bersama-sama untunk mencapai tujuan dimaksud.

            Secara diam-diam, efek ekonomi uang dan industrialisasi sudah terasa diberbagai bagian dari tanah air kita. Industry-industri dengan teknologi tinggi akan memasuki daerah-daerah pedalaman, jika tidak kita persiapkan sedini mungkin, maka yang pertama kali terdesak adalah mereka yang berada dalam system ekonomi jasa. Hal ini disebabkan, modal berupa uang sangat langka, sedangkan modal berupa tenaga kerja terdapat dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya hokum ekonomi biasa akan berlaku, penawaran jasa melimpah, penawaran uang sedikit.

            Adalah menjadi kewajiban kita juga bagi perguruan tinggi untuk mempersiapkan penduduk pedesaan, agar mereka dapat menyambut modernisasi dengan perasaan tenang.Untuk keperluan ini, diperlukan pengembangan tata kerja, berdasarkan atas analisis yang mendalam dari masyarakat pedesaan itu sendiri.

 

Daftar Pustaka

Susan, Novri. 2008. Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer. Jakarta: KENCANA.

Salam, Syamsir dan Amir Fadhilah. 2008. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

Soedjito. 1987. Aspek Sosial Budaya dalam Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tugas 1_sosiologi pedesaan_Siti Maghfiroh_Isu-isu penting tentang pedesaan

PENDAHULUAN

Masyarakat pada dasarnya dalam kondisi yang dinamis terus berkembang mengikuti kondisi yang ada di sekitar lingkungannya. Secara umum untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat akan membangun sistem teknologi dan ekonomi. Kedua aspek ini saling terkait dan melengkapai kehidupan masyarakat teknologi dan konteks ini adalah peralatan teknik dan pengetahuan yang diciptakan komunitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan aspek ekonomi dalam konteks ini adalah cara- cara yang di organisasi secara sosial yang mengatur bagai mana suatu barang dan jasa itu diproduksi dan didistribusikan.

PEMBAHASAN

 

A.    ISU-ISU PENTING TENTANG PEDESAAN

 

1.      PENGERTIAN DESA DAN PEDESAAN

Desa adalah bentuk pemukiman terpenting yang tertua mempunyai tatanan atau aturan hidup tersendiri di dalam menata kehidupan para pemukim Desa juga merupakan konsentrasi penduduk di suatu tempat yang mempunyai berbagai kemudahan yang mempunyai berbagai kemudahan yang memungkinkan kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung.

Pedesaan adalah daerah permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu.penduduk di tempat itu.

Pada umumnya, suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memungkinkan ia sebagai satu pemukiman yang utuh yang di sebut desa ciri atau aspek yang di maksud termasuk  bahwa:

1.      Suatu desa biasanya terdiri dari sekelompok runah sejumlah lumbung padi. Dan gudang-gudang atau bangunan lain yang di pakai bersama, disamping lahan yang dimiliki secara sendiri-diri atau dimiliki bersama-sama

2.      Di dekat dan atau disekitar desa biasanya terdapat lahan pekarangan yang di usahakan. Dan mungkin dipakai sebagai lahan usaha untuk mendukung kehidupan atau kebutuhan sehari-hari

3.      Lahan usaha tani umumnya terdapat jauh atau terpisah dari pusat pemukiman

4.      Sering pula di sela-sela lahan usaha tani terdapat padang pengembalaan \

5.      Di luar ciri tersebut di atas. Dan mungkin juga sebagai batas alami satu desa dengan desa- desa lain disekitarnya terdapat hutan semak belukar yang sering pula merupakan sumber energi bagi pemukim desa

Pedesan itu cendarung diskriptik. Terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian, kehidupan keluaraga di desa, tingkat kehidupan dan perkembangan penduduknya, struktur sosial yang berkaitan dengan pekerjaan lembaga- lembaga pedesaan, adat dan kebiyasaan penduduk, selain itu desa mempunyai tempat- tempat tertentu di sekitar desa yang di anggap suci dan atau yang di keramatkan sering juga desa juga mempunyai dan atau menyediakan bangunan fasilitas umum seperti ; masjid, menasah, pura, dan balai banjar. Yang dapat di pakai untuk berbagai tujuan dan di pakai untuk tempat- tempat pertemuan seperti rapat-rapat desa, upacara-upacara, dan sering harus dapat dipakai untuk tempat tidur bagi para tetamu desa yang laki-laki, bila meraka tinggal menginap di desa bersangkutan.

Ada beberapa alasan yang mungkindapat di kemukakan sehubungan dengan kecenderungan jumlah penduduk pedesan yang menurun tersebut. Pertama-tama adannya pergeseran tentang pemkiman yang i anut diantara dua sensus tersebut. Mungkin ada erat hubungannya dengan pertumbuhan kota di indonesia yang memang mengalami perubahan yang pesat perubahan setatus dan area atau luas perkotaan merupakan faktor yang bisa mengubah status pemukiman seseorang, dalam mata pencarian atau perilaku pandangan hidup sikap orang. Suatu desa yang tadinya berada di pinggiran kota karena perluasan secara tiba- tiba atau berangsur, menjadi bagian kota. Desa yang tiap saat menjadi relatif lebih kecil karena pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang cepat menjadi daerah pemukiman yang semakin sumpek. Lahan untuk bercocok tanam menjadi makin bertambah kecil, kurang, dan oleh karena itu menjadi langkah sebagai lapangana pengembangan usaha pertanian yang baru harga tanah menjadi lebih mahal kekurangan lahan tersebut membawa banyak hal, terutama, pemuda pedesaan mengalihkan pandangannya ke kota-kota dan meninggalkan pekerjaan bertani. Pertanian tidak lagi mampu penapung gaya hidup para pemuda pedesaan tersebut yang tingkat kebutuhannya atau tuntutan hidupnya juga makin meningkat kota merupakan tempat pelarian yang menyembunyikan banyak harapan- harapan. Kota pun dapat berkembang karena pertumbuhan sarana dan kegiatan pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan disamping kegiatan industrialisasi di kota, merupakan daya tarik bagi banyak pemuda untuk turun ke kota dengan maksud menuntut ilmu pada lembaga pendidikan dan keterampilan. Untuk bekal hidupnya.

kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung di berbagai tempat seperti di Afrika .hampir di seluruh Asia. Eropa. Dan Amerika latin. Desa merupakan bentuk pemukiman utama pada umumnya. Suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memingkinkan pedesaan itu cenderung diskriptik, terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian. Tentang pola-pola pertanian dan betani. Sering pula bentuk suatu desa itu berkaitan erat dengan kateristik sosio dan budaya yang dominan di pemukiman bersangkutan.  Desa yang terbentuk dari orang-orang yang masih mempunyai pertalian keluarga lewat perkawinan. Bagi mereka yang belum mampu mendirikan rumah baru sering mereka hanya membuat kamar di dalam rumah atau menambahkan kamar di sebelah luar salah satu sisi kanan, dan bahkan di sisi belakang. Pada dasarnya upaya pengendalian pertumbuhan alami jumlah penduduk yang berimbang dengan kemungkinan pertambahan produksi kebutuhan dasar manusia terutama pangan, sandang, papan, agar manusi dapat hidup selayaknya  pengendalian tersebut merupakan masalah yang melibatkan tiap negara di dunia. Jadi, masalah kependudukan merupakan masalah global pengendalian itu terutama sekali di arahkan untuk menekan agar tingkat pertumbuhan penduduk tiap negara tetap berada pada titik nol. Namun di dalam masalah ini sebenarnya ada semacam ironi. Kemajuan tersebut telah pula memberikan kepada kita berbagai pilihan atau alternatif gaya hidup dalam menikmati masa hidup kita yang lebih panjang. Penjelasan seperti itu biasanya terdapat di dalam teori, tema pokok dalam tiap pembahasan tentang masyarakat pedesaan perubahan sosial yang demikian cepat. Perkembangan teknologi pertanian sebagai hasil penelitian ilmiah disamping perubahan setruktur perekonomian dan politik dunia membawa perubahan besar pada sisitem produksi bahan makanan dan serat. Perubahan sistem produksi tersebut telah membawa perubahan yang mendasar pada kehidupan masyarakat pedesan sebagai petani atau orang yang menggantungkan hidupnya  kegiatan pertanian di pedesaan. Di perkenalkanya bibit unggul berbagai tanaman pangan di berbagai belahan bumi dan berbagai tanaman unggul lainya di indonesia. Perubahan pertanian tersebut telah melahirkan kelompok petani bermodal besar yang mengendalikan usaha taninya .dan kelompok petani lain yang tidak bisa lagi menguntungkan  hidup pada hasil usaha taninya sendiri. Perubahan sistem dan setruktur pertanian tersebut juga telah melahirkan bidang usaha tani yang sifatnya spesialisasi. 

PENDAHULUAN

Masyarakat pada dasarnya dalam kondisi yang dinamis terus berkembang mengikuti kondisi yang ada di sekitar lingkungannya. Secara umum untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat akan membangun sistem teknologi dan ekonomi. Kedua aspek ini saling terkait dan melengkapai kehidupan masyarakat teknologi dan konteks ini adalah peralatan teknik dan pengetahuan yang diciptakan komunitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan aspek ekonomi dalam konteks ini adalah cara- cara yang di organisasi secara sosial yang mengatur bagai mana suatu barang dan jasa itu diproduksi dan didistribusikan.

PEMBAHASAN

 

A.    ISU-ISU PENTING TENTANG PEDESAAN

 

1.      PENGERTIAN DESA DAN PEDESAAN

Desa adalah bentuk pemukiman terpenting yang tertua mempunyai tatanan atau aturan hidup tersendiri di dalam menata kehidupan para pemukim Desa juga merupakan konsentrasi penduduk di suatu tempat yang mempunyai berbagai kemudahan yang mempunyai berbagai kemudahan yang memungkinkan kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung.

Pedesaan adalah daerah permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu.penduduk di tempat itu.

Pada umumnya, suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memungkinkan ia sebagai satu pemukiman yang utuh yang di sebut desa ciri atau aspek yang di maksud termasuk  bahwa:

1.      Suatu desa biasanya terdiri dari sekelompok runah sejumlah lumbung padi. Dan gudang-gudang atau bangunan lain yang di pakai bersama, disamping lahan yang dimiliki secara sendiri-diri atau dimiliki bersama-sama

2.      Di dekat dan atau disekitar desa biasanya terdapat lahan pekarangan yang di usahakan. Dan mungkin dipakai sebagai lahan usaha untuk mendukung kehidupan atau kebutuhan sehari-hari

3.      Lahan usaha tani umumnya terdapat jauh atau terpisah dari pusat pemukiman

4.      Sering pula di sela-sela lahan usaha tani terdapat padang pengembalaan \

5.      Di luar ciri tersebut di atas. Dan mungkin juga sebagai batas alami satu desa dengan desa- desa lain disekitarnya terdapat hutan semak belukar yang sering pula merupakan sumber energi bagi pemukim desa

Pedesan itu cendarung diskriptik. Terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian, kehidupan keluaraga di desa, tingkat kehidupan dan perkembangan penduduknya, struktur sosial yang berkaitan dengan pekerjaan lembaga- lembaga pedesaan, adat dan kebiyasaan penduduk, selain itu desa mempunyai tempat- tempat tertentu di sekitar desa yang di anggap suci dan atau yang di keramatkan sering juga desa juga mempunyai dan atau menyediakan bangunan fasilitas umum seperti ; masjid, menasah, pura, dan balai banjar. Yang dapat di pakai untuk berbagai tujuan dan di pakai untuk tempat- tempat pertemuan seperti rapat-rapat desa, upacara-upacara, dan sering harus dapat dipakai untuk tempat tidur bagi para tetamu desa yang laki-laki, bila meraka tinggal menginap di desa bersangkutan.

Ada beberapa alasan yang mungkindapat di kemukakan sehubungan dengan kecenderungan jumlah penduduk pedesan yang menurun tersebut. Pertama-tama adannya pergeseran tentang pemkiman yang i anut diantara dua sensus tersebut. Mungkin ada erat hubungannya dengan pertumbuhan kota di indonesia yang memang mengalami perubahan yang pesat perubahan setatus dan area atau luas perkotaan merupakan faktor yang bisa mengubah status pemukiman seseorang, dalam mata pencarian atau perilaku pandangan hidup sikap orang. Suatu desa yang tadinya berada di pinggiran kota karena perluasan secara tiba- tiba atau berangsur, menjadi bagian kota. Desa yang tiap saat menjadi relatif lebih kecil karena pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang cepat menjadi daerah pemukiman yang semakin sumpek. Lahan untuk bercocok tanam menjadi makin bertambah kecil, kurang, dan oleh karena itu menjadi langkah sebagai lapangana pengembangan usaha pertanian yang baru harga tanah menjadi lebih mahal kekurangan lahan tersebut membawa banyak hal, terutama, pemuda pedesaan mengalihkan pandangannya ke kota-kota dan meninggalkan pekerjaan bertani. Pertanian tidak lagi mampu penapung gaya hidup para pemuda pedesaan tersebut yang tingkat kebutuhannya atau tuntutan hidupnya juga makin meningkat kota merupakan tempat pelarian yang menyembunyikan banyak harapan- harapan. Kota pun dapat berkembang karena pertumbuhan sarana dan kegiatan pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan disamping kegiatan industrialisasi di kota, merupakan daya tarik bagi banyak pemuda untuk turun ke kota dengan maksud menuntut ilmu pada lembaga pendidikan dan keterampilan. Untuk bekal hidupnya.

kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung di berbagai tempat seperti di Afrika .hampir di seluruh Asia. Eropa. Dan Amerika latin. Desa merupakan bentuk pemukiman utama pada umumnya. Suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memingkinkan pedesaan itu cenderung diskriptik, terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian. Tentang pola-pola pertanian dan betani. Sering pula bentuk suatu desa itu berkaitan erat dengan kateristik sosio dan budaya yang dominan di pemukiman bersangkutan.  Desa yang terbentuk dari orang-orang yang masih mempunyai pertalian keluarga lewat perkawinan. Bagi mereka yang belum mampu mendirikan rumah baru sering mereka hanya membuat kamar di dalam rumah atau menambahkan kamar di sebelah luar salah satu sisi kanan, dan bahkan di sisi belakang. Pada dasarnya upaya pengendalian pertumbuhan alami jumlah penduduk yang berimbang dengan kemungkinan pertambahan produksi kebutuhan dasar manusia terutama pangan, sandang, papan, agar manusi dapat hidup selayaknya  pengendalian tersebut merupakan masalah yang melibatkan tiap negara di dunia. Jadi, masalah kependudukan merupakan masalah global pengendalian itu terutama sekali di arahkan untuk menekan agar tingkat pertumbuhan penduduk tiap negara tetap berada pada titik nol. Namun di dalam masalah ini sebenarnya ada semacam ironi. Kemajuan tersebut telah pula memberikan kepada kita berbagai pilihan atau alternatif gaya hidup dalam menikmati masa hidup kita yang lebih panjang. Penjelasan seperti itu biasanya terdapat di dalam teori, tema pokok dalam tiap pembahasan tentang masyarakat pedesaan perubahan sosial yang demikian cepat. Perkembangan teknologi pertanian sebagai hasil penelitian ilmiah disamping perubahan setruktur perekonomian dan politik dunia membawa perubahan besar pada sisitem produksi bahan makanan dan serat. Perubahan sistem produksi tersebut telah membawa perubahan yang mendasar pada kehidupan masyarakat pedesan sebagai petani atau orang yang menggantungkan hidupnya  kegiatan pertanian di pedesaan. Di perkenalkanya bibit unggul berbagai tanaman pangan di berbagai belahan bumi dan berbagai tanaman unggul lainya di indonesia. Perubahan pertanian tersebut telah melahirkan kelompok petani bermodal besar yang mengendalikan usaha taninya .dan kelompok petani lain yang tidak bisa lagi menguntungkan  hidup pada hasil usaha taninya sendiri. Perubahan sistem dan setruktur pertanian tersebut juga telah melahirkan bidang usaha tani yang sifatnya spesialisasi. 

Daftar Pustaka

Alderman, Harold (1984). "Attributing Technological Bias To public goods". Journal of development economics vol. 14; April 1984.

Sugihen. bahreint, sosiologi pedesaan, PT raja grafindo persada, 1997

Tugas 1_sosiologi pedesaan_siti maghfiroh_isu-isu penting tentang pedesaan

PENDAHULUAN
Masyarakat pada dasarnya dalam kondisi yang dinamis terus berkembang mengikuti kondisi yang ada di sekitar lingkungannya. Secara umum untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat akan membangun sistem teknologi dan ekonomi. Kedua aspek ini saling terkait dan melengkapai kehidupan masyarakat teknologi dan konteks ini adalah peralatan teknik dan pengetahuan yang diciptakan komunitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan aspek ekonomi dalam konteks ini adalah cara- cara yang di organisasi secara sosial yang mengatur bagai mana suatu barang dan jasa itu diproduksi dan didistribusikan.
PEMBAHASAN
 
A.    ISU-ISU PENTING TENTANG PEDESAAN
 
1.      PENGERTIAN DESA DAN PEDESAAN
Desa adalah bentuk pemukiman terpenting yang tertua mempunyai tatanan atau aturan hidup tersendiri di dalam menata kehidupan para pemukim Desa juga merupakan konsentrasi penduduk di suatu tempat yang mempunyai berbagai kemudahan yang mempunyai berbagai kemudahan yang memungkinkan kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung.
Pedesaan adalah daerah permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu.penduduk di tempat itu.
Pada umumnya, suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memungkinkan ia sebagai satu pemukiman yang utuh yang di sebut desa ciri atau aspek yang di maksud termasuk  bahwa:
1.      Suatu desa biasanya terdiri dari sekelompok runah sejumlah lumbung padi. Dan gudang-gudang atau bangunan lain yang di pakai bersama, disamping lahan yang dimiliki secara sendiri-diri atau dimiliki bersama-sama
2.      Di dekat dan atau disekitar desa biasanya terdapat lahan pekarangan yang di usahakan. Dan mungkin dipakai sebagai lahan usaha untuk mendukung kehidupan atau kebutuhan sehari-hari
3.      Lahan usaha tani umumnya terdapat jauh atau terpisah dari pusat pemukiman
4.      Sering pula di sela-sela lahan usaha tani terdapat padang pengembalaan \
5.      Di luar ciri tersebut di atas. Dan mungkin juga sebagai batas alami satu desa dengan desa- desa lain disekitarnya terdapat hutan semak belukar yang sering pula merupakan sumber energi bagi pemukim desa
Pedesan itu cendarung diskriptik. Terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian, kehidupan keluaraga di desa, tingkat kehidupan dan perkembangan penduduknya, struktur sosial yang berkaitan dengan pekerjaan lembaga- lembaga pedesaan, adat dan kebiyasaan penduduk, selain itu desa mempunyai tempat- tempat tertentu di sekitar desa yang di anggap suci dan atau yang di keramatkan sering juga desa juga mempunyai dan atau menyediakan bangunan fasilitas umum seperti ; masjid, menasah, pura, dan balai banjar. Yang dapat di pakai untuk berbagai tujuan dan di pakai untuk tempat- tempat pertemuan seperti rapat-rapat desa, upacara-upacara, dan sering harus dapat dipakai untuk tempat tidur bagi para tetamu desa yang laki-laki, bila meraka tinggal menginap di desa bersangkutan.
Ada beberapa alasan yang mungkindapat di kemukakan sehubungan dengan kecenderungan jumlah penduduk pedesan yang menurun tersebut. Pertama-tama adannya pergeseran tentang pemkiman yang i anut diantara dua sensus tersebut. Mungkin ada erat hubungannya dengan pertumbuhan kota di indonesia yang memang mengalami perubahan yang pesat perubahan setatus dan area atau luas perkotaan merupakan faktor yang bisa mengubah status pemukiman seseorang, dalam mata pencarian atau perilaku pandangan hidup sikap orang. Suatu desa yang tadinya berada di pinggiran kota karena perluasan secara tiba- tiba atau berangsur, menjadi bagian kota. Desa yang tiap saat menjadi relatif lebih kecil karena pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang cepat menjadi daerah pemukiman yang semakin sumpek. Lahan untuk bercocok tanam menjadi makin bertambah kecil, kurang, dan oleh karena itu menjadi langkah sebagai lapangana pengembangan usaha pertanian yang baru harga tanah menjadi lebih mahal kekurangan lahan tersebut membawa banyak hal, terutama, pemuda pedesaan mengalihkan pandangannya ke kota-kota dan meninggalkan pekerjaan bertani. Pertanian tidak lagi mampu penapung gaya hidup para pemuda pedesaan tersebut yang tingkat kebutuhannya atau tuntutan hidupnya juga makin meningkat kota merupakan tempat pelarian yang menyembunyikan banyak harapan- harapan. Kota pun dapat berkembang karena pertumbuhan sarana dan kegiatan pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan disamping kegiatan industrialisasi di kota, merupakan daya tarik bagi banyak pemuda untuk turun ke kota dengan maksud menuntut ilmu pada lembaga pendidikan dan keterampilan. Untuk bekal hidupnya.
kehidupan satu masyarakat dapat berlangsung di berbagai tempat seperti di Afrika .hampir di seluruh Asia. Eropa. Dan Amerika latin. Desa merupakan bentuk pemukiman utama pada umumnya. Suatu pemukiman mempunyai beberapa ciri atau aspek tertentu yang memingkinkan pedesaan itu cenderung diskriptik, terutama, bahwa pedesaan itu merupakan daerah pertanian. Tentang pola-pola pertanian dan betani. Sering pula bentuk suatu desa itu berkaitan erat dengan kateristik sosio dan budaya yang dominan di pemukiman bersangkutan.  Desa yang terbentuk dari orang-orang yang masih mempunyai pertalian keluarga lewat perkawinan. Bagi mereka yang belum mampu mendirikan rumah baru sering mereka hanya membuat kamar di dalam rumah atau menambahkan kamar di sebelah luar salah satu sisi kanan, dan bahkan di sisi belakang. Pada dasarnya upaya pengendalian pertumbuhan alami jumlah penduduk yang berimbang dengan kemungkinan pertambahan produksi kebutuhan dasar manusia terutama pangan, sandang, papan, agar manusi dapat hidup selayaknya  pengendalian tersebut merupakan masalah yang melibatkan tiap negara di dunia. Jadi, masalah kependudukan merupakan masalah global pengendalian itu terutama sekali di arahkan untuk menekan agar tingkat pertumbuhan penduduk tiap negara tetap berada pada titik nol. Namun di dalam masalah ini sebenarnya ada semacam ironi. Kemajuan tersebut telah pula memberikan kepada kita berbagai pilihan atau alternatif gaya hidup dalam menikmati masa hidup kita yang lebih panjang. Penjelasan seperti itu biasanya terdapat di dalam teori, tema pokok dalam tiap pembahasan tentang masyarakat pedesaan perubahan sosial yang demikian cepat. Perkembangan teknologi pertanian sebagai hasil penelitian ilmiah disamping perubahan setruktur perekonomian dan politik dunia membawa perubahan besar pada sisitem produksi bahan makanan dan serat. Perubahan sistem produksi tersebut telah membawa perubahan yang mendasar pada kehidupan masyarakat pedesan sebagai petani atau orang yang menggantungkan hidupnya  kegiatan pertanian di pedesaan. Di perkenalkanya bibit unggul berbagai tanaman pangan di berbagai belahan bumi dan berbagai tanaman unggul lainya di indonesia. Perubahan pertanian tersebut telah melahirkan kelompok petani bermodal besar yang mengendalikan usaha taninya .dan kelompok petani lain yang tidak bisa lagi menguntungkan  hidup pada hasil usaha taninya sendiri. Perubahan sistem dan setruktur pertanian tersebut juga telah melahirkan bidang usaha tani yang sifatnya spesialisasi. 

Subjek 1 sosiologi pedesaan_Syifuarrahmah_isu-isu tentang pedesaan

Syifaurrahmah

PMI 

11140540000009

Pendahuluan

Sosiologi pedesaan merupakan salah satu dari sekian spesialisasi dalam sosiologi. Dalam sosiologi terdapat banyak sekali spesialisasi seperti: sosiologi perkotaan, sosiologi pembangunan, sosiologi kriminalitas, sosiologi keluarga, sosiologi ekonomi, dan sebagainya. Spesialisasi-spesialisasi ini tidak bersifat tetap, melainkan mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Maka dapat terjadi ada spesialisasi yang menjadi kurang mantap lagi karena adanya perubahan tertentu, dan sebaliknya muncul spesialisasi baru karena perubahan tertentu lainnya seperti merebaknya gejala korupsi lantas mengakibatkan munculnya sosiologi korupsi. Seringkali suatu perkembangan dalam masyarakat tidak hanya menuntut hadirnya spesialisasi sosiologi baru untuk menjelaskan fenomena baru itu, melainkan juga memberi warna atau karakteristik tertentu pada spesialisasi baru itu.

Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk ditempat itu.

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah.

Desa juga merupakan wakil gambaran dari lingkungan dan masyarakat yang masih bersahaja. Gambaran yang demikian ini apabila salah dalam menafsirkannya akan mengakibatakan timbulnya persepsi yang cenderung telah menyederhanakan pengertian desa. Desa-desa di dunia ini lantas dilihat sebagai sesuatu yang seragam atau homogeny. Dengan kata lain, pengertian desa lalu digeneralisasikan secara berlebihan, seolah-olah didalamnya tidak ada kompleksitas atau bahkan tidak "ada apa-apanya". Desa dengan kecenderungan ini di mana pun dianggap sama saja. Sebagai wakil dari masyarakat yang masih tradisional, maka cirinya sudah jelas, dan oleh karena itu hanya cukup satu pengertian saja mengenai desa, yakni pengertian umum yang berlaku untuk desa-desa di mana pun di dunia ini. Apakah memang demikian kenyataannya? Dan apakah anda menerima pendapat semacam ini? Nah apabila anda menjawab: ya, maka anda akan hanya mengkonsumsi pemahaman semacam ini tentu kurang berharga untuk dijadikan modal bagi peningkatan dan pendalaman studi mengenai masyarakat desa lebih lanjut.    

 

Pembahasan

A.    Perbedaan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

Masyarakat kota memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a.       Terdapat beberapa variasi pekerjaan

b.      Penduduknya padat

c.       Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat

d.      Kurangnya control social dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.

Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a.       Jumlah penduduk tidak terlalu padat

b.      kontrol sosial masih tinggi

c.       Sifat gotong royong masih kuat

d.      Sifat kekeluargaannya masih ada

 

B.     Masyarakat Desa dalam Arus Globalisasi

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu kelompok sosial tertentu. Ketika arus globalisasi masuk pada masyarakat desa, terdapat banyak dampak, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Dan pada saat itu keadaan masyarakat desa mulai berubah.

Globalisasi ini juga menimbulkan perubahan sosial dalam masyarakat desa. Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial dapat  dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaannya relative kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya. Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan social, lembaga, dan struktur social pada waktu tertentu.

Penutup

Sangat berpengaruhnya arus globalisasi bagi kehidupan suatu kelompok social tertentu pada saat ini. Juga menimbulkan perubahan social dalam masyarakat desa, baik itu dampak positif maupun negative, Oleh karena arus globalisasi yang menimbulkan perubahan social ini membuat masyarakat desa memiliki perubahan cara berfikir dari non-analitik menjadi analitik. Masyarakat akan lebih rasional dalam berfikir dan dalam mengelola apa yang dikerjakannya.

 

Daftar Pustaka

Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press : Malang.

Long, Norman. 1977. Sosiologi Pembangunan Pedesaan. PT Bumi.

Raharjo 2011 Sosiologi Pedesaan Jakarta Universitas Terbuka

Cari Blog Ini