Nama : Imas Hayati Nufus [KPI 1E] / Tugas ke-2
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 17 September 2012
Pemikiran Emile Durkheim Tentang Agama
Nama : Imas Hayati Nufus [KPI 1E] / Tugas ke-2
Pemikran agama menurut August Comte dan Emilie Durkheim, Tugas 2, Arif Syahrizal KPI 1 E
PEMIKIRAN AUGUST COMTE DAN EMILE DURKHEIM TENTANG SOSIOLOGI AGAMA
Nama : Arif Syahrizal
Kelas : 1 E
NIM : 1112051000133
Menurut emile durkheim tentang agama dengan kajian aspek aspek Sacred dan Profane dalam masyarakat, kepercayaan dan simbol simbol suci pada masyarakat primitif dan pra industri. Pendek kata, agama di lihat dari berbagai prespektif dan bersinggungan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Namun setelah tahun 1920 mengikuti kematian Max Weber, sosiologi agama kembali mengalami kemunduran dan berlangsung sampai tahun 1950. Namun masa 30 tahun tersebut tidak berarti memberikan sumbangan apapun . Negara negara, seperti Inggris, Amerika dan Perancis dengan susah payah berhasil mencapai kecanggihan teoritis yang dapat menjadi kerangka acuan para ahli masa berikutnya.
|
Pemikiran Tentang Agama Menurut August Comte dan Emile Durkheim . Nama : Novi Fitriani. Kelas : KPI E . Tugas ke II
Sosiologi
Sosiologi dan August Comte
Sosiologi August Comte
August Comte
Iryanti Rachmaniar (KPI 1 D)
TUGAS 1 KPI 1D_Nur Triana Yuliani
tugas ke 1_ meteeor mardiansyah_kpi1D
Tentang Sosiologi dan August Comte
Hukum Tiga Tahap dalam Sosiologi
TUGAS 2 KPI 1D
AUGUSTE COMTE
"PENDIRI" SOSIOLOGI,BAPAK POSITIVISME
Istilah
sosiologi muncul pertama kali pada tahun 1839 pada keterangan sebuah paragraf
dalam pelajaran ke-47 Course de la philosophie(kuliah filsafat)karya auguste
comte.Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius
dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata
atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Pada sebutan dasar itulah neologisme ini di perkenalkan oleh
penulisnya.
Tugas 1 KPI 1D_Dewi Mufarrikhah
Sosiologi dan tiga tahapan menurut august comte
Tugas 2 Sosiologi KPI 1D
August comte (1798 – 1857)
Seorang ahli filsafat dari Perancis
yang juga dijuluki sebagai bapak sosiologi, namun Comte lebih tepat dianggap
sebagai got father daripada progenitor sosiologi karena sumbangan comte
terbatas pada pemberian nama dan suatu filsafat yang membantu perkembangan
sosiologi. Menurut Reiss tokoh yang lebih tepat dianggap sebagai penyumbang
utama bagi kemunculan sosiologi ialah Emile Durkheim.
Sosiologi berasal dari Socius dan
logos. Di mana socius memiliki arti kawan /
teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut
ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.Coser
(1977) mengisahkan bahwa comte semula bermaksud memberikan nama social physics
bagi ilmu yang akan diciptakannya itu, namun kemudian mengurungkan niatnya
karena istilah tersebut telah digunakan oleh seorang tokoh lain, Saint simon.
Comte mengemukakan pemikirannya
tentang suatu filsafat yang mendorong perkembangan sosiologi dalam bukunya
"Course de philosophie positive" mengenai "hukum tiga tahap".
Comte menjelaskan bahwa tujuannya yang menyeluruh adalah "untuk
menjelaskan setepat mungkin gejala perkembangan yang besar dari umat manusia
dengan semua aspeknya yang penting, yakni menemukan mata rantai yang harus ada
dari perubahan-perubahan umat manusia mulai dari kondisi yang hanya sekedar
lebih tinggi daripada suatu masyarakat kera besar, secara bertahap menuju ke
tahap peradapan eropa sekarang ini".
Hukum tiga tahap merupakan usaha
comte untuk menjelaskan kemajuan evolusioner umat manusia dari masa primitif
sampai modern. Ini membawa kita kepada landasan pendekatan comte yakni teori
evolusinya atau tiga tahap tingkatan. Teori ini mengemukakan adanya tiga
tingkatan intelektual yang harus dilalui dunia di sepanjang sejarahnya.
Menurut
comte proses evolusi ini melalui tiga tahapan utama:
1. Tahapan teologis, yaitu akal budi manusia, yang
mencari kodrat manusia, yakni sebab pertama dan sebab akhir dari segala akibat
– singkatnya, pengetahuan absolute, mengandaikan bahwa semua gejala dihasilkan
oleh tindakan langsung dari hal-hal supranatural.
2. Tahapan metafisis, dalam fase metafisik, atau
tahap transisi antara tahap teologis dan positivis. Tahap ini ditandai dengan
suatu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan dengan
akal budi. Atau dengan kata lain akal budi mengandaikan bukan hal supranatural,
melainkan kekuatan-kekuatan abstrak, hal-hal yang benar-benar nyata melekat
pada semua benda.
3. Tahapan positivistic, yaitu akal budi telah
meninggalkan pencarian yang sia-sia terhadap pengertian-pengertian yang
absolut, asal dan tujuan alam semesta, serta sebab-sebab gejala dan memusatkan
perhatiannya pada studi tentang hukum-hukumnya – yakni hubungan-hubungan urutan
dan persamaanya yang tidak berubah. Penalaran dan pengamatan, digabungkan
secara tepat, merupakan sarana-sarana pengetahuan ini. Comte memandang seluruh
pengetahuan sebagai ilmu sosial alam dalam pengertianya yang luas karena ia
menggambarakan perkembangan konteks sosial, khususnya sebagai salah satu dari
tiga tahapan intelektual tersebut
Jelas bahwa dalam teorinya
tentang dunia, comte memusatkan perhatian pada faktor intelektual. Ia
mengatakan bahwa kekacauan intelektual menyebabkan kekacauan
social. Kekacauan ini berasal dari sistem gagasan terdahulu (teologi dan
metafisik) yang terus ada dalam era positif (ilmiah). Pergolakan social baru
akan berakhir apabila kehidupan masyarakat sepenuhnya dikendalikan oleh
positivisme. Positivisme akan muncul meski tak secepat yang diharapkan orang.
Comte
juga membagi sistem social menjadi dua bagian penting, yaitu masyarakat dan
hukum-hukum keberadaan manusia sebagai makhluk social dan yang kedua adalah
dinamika social atau hukum-hukum perubahan social. Yang mendasari system ini
adalah naluri kemanusiaan yang terdiri dari atas tiga faktor utama.
1. Naluri-naluri pelestarian (naluri
seksual maupun material)
2. Naluri-naluri perbaikan (dalm
bidang militer dan industry)
3. Naluri social (kasih sayang,
pemujaan dan cinta semesta )
Diantara
ketiganya ada naluri kebanggaan dan kesombongan.
1. C. Metodologi
Menurut
Comte, metode positif mengarah pada perkembngan kebenaran organis (kebenaran
yang paling tinggi). Metode ini mengembangkan penggunaan observasi
(penelitian), percobaan (exsperiment), serta perbandingan untuk memahami
keseluruhan statisika dan dinamika social, metode-metode tersebut memberi
gambaran terhadap hukum-hukum social melalui eksperimentasi, baik secara
langsung maupun tak langsung, sebagai halnya evolusi masyarakat secara umum,
dengan cara ini comte sebagaimana metodologi yang mengarah perkembangan yang
lebih luas terhadap model teorinya yang didasarkan organik dan natural, yaitu
pada asumsi-asumsi organik dan natural.
Kesatuan ilmu juga diperlihatkan
; menurut comte, semua ilmu itu memperlihatkan hukum perkembangan intelektual
yang sama, seperti nampak dalam perkembangan hukum tiga tahap. Sedangkan
gagasan dasar bahwa manusia dan gejala sosial merupakan bagian dari alam dan
dapat di analisa dengan metode-metode ilmu alam. Sumbangan comte lainnya ialah
memberikan suatu analisa komprehensif mengenai kesatuan fisolofis dan
metodologis yang menjadi dasar antara apa yang disebut ilmu-ilmu alam dan ilmu
sosial.
Karena memperkenalkan metode
positif ini, maka comte dianggap sebagai perintis positive. Ciri metode positif
ialah bahwa objek yang dikaji harus berupa fakta, dan bahwa kajian harus
bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan. Sarana yang menurut
Comte dapat digunakan untuk melakukan kajian ialah : Pengamatan , Perbandingan
, Eksperimen , atau metode historis.
DAFTAR PUSTAKA
Giddens anthony,sosiologi,sejarah
dan berbagai pemikirannya,Yogyakarta: penerbit kreasi wacana,2004
http://organisasi.org/definisi-pengertian-sosiologi-objek-tujuan-pokok-bahasan-dan-bapak-ilmu-sosiologi
Identitas diri
tugas 1 KPI 1D Identitas diri
TENTANG DATA DIRI
Nama saya Natasha Anissa, semua teman saya biasa memanggil saya
Tasha. Saya anak pertama dari dua bersaudara, saya mempunyai seorang adik
laki-laki yang sudah duduk dibangku kelas 1SMA yang lumayan ternama di Jakarta
Utara. Saya lahir di Jakarta, 13 – Oktober – 1994 dengan persalinan sesar yang
alhamdulillah lahir selamat dan tidak cacat apapun. Saya tinggal di Jl.sungai
kendal RT.01/08 no.72 rorotan cilincing jakarta utara. Saya adalah alumni dari
SMAN 52 Jakarta Utara tepatnya di Tugu semper, sebuah sekolah yang
terakreditasi 'A' dan ternama di Jakarta Utara. Cita – cita saya adalah menjadi
seorang programmer dan mempunyai sebuah production house yang bisa melahirkan
musisi – musisi berbakat dan ternama kelak, oleh karena itu saya memilih
Komunikasi untuk menyalurkan dan memudahkan tergapainya cita – cita saya, saya
mengikuti test jurusan komunikasi di UIN dan IKJ, pada saat ingin mengikuti
test di IKJ tepat dengan tanggal pengumuman Mandiri UIN, alhamdulillah pada
saat itu saya diterima di UIN di jurusan yang saya jalani sekarang ini. Saya
ingin sekali mengikuti test IKJ waktu itu, karena fasilitas IKJ yang
memungkinkan serta pengalaman serta prestasi yang telah diraih IKJ membuat saya
yakin kelak saya akan menggapai cita – cita saya dengan lancar, tapi Allah
berkata lain. Orang tua saya menganjurkan saya untuk memilih komunikasi UIN
karena memang UIN sudah cukup ternama dan juga biaya kuliah yang memadai,
alhasil saya mengikuti perintah orang tua saya karena saya tidak ingin menjadi
anak durhaka apabila menolaknya, karena alesan biaya IKJ yang cenderung mahal
itu juga membuat saya mengurungkan niat untuk terus mengikuti testnya. Mungkin
saat S2 nanti saya bisa melanjutkan disana dengan biaya dari penghasilan kerja
saya sendiri, Amin. Saya cukup kecewa juga karena di komunikasi UIN ternyata
mempelajari ilmu komunikasi tidak saat semester awal melainkan semester 4 atau
5, oleh karena itu saya juga memilih untuk mengikuti UKM dan LSO yang
bersangkutan dengan cita – cita saya agar saya lebih mudah untuk menggapainya.
Walaupun di UIN cenderung mempelajari B.Arab dan pelajaran2 islami, saya akan
berusaha untuk menyeimbangkan pengetahuan saya dengan mahasiswi/a lain yang
sudah mempelajarinya semenjak di pesantren atau aliyah.