Senin, 17 September 2012

Pemikiran Emile Durkheim Tentang Agama


Pemikiran Emile Durkheim Tentang  Agama
Nama              : Imas Hayati Nufus [KPI 1E] / Tugas ke-2
a.      Pemikiran Emile Durkheim Tentang  Agama
Emile Durkheim lahir di Alsace, Prancis. Iamasukkesekolah-sekolah di PrancisdanJerman, tempatiabelajarhukum, filasafat, ilmusosial, psikologi, danantropologi. Beliauadalahseorangsosiologteoritisdanpraktisipendidikan. Durkheim adalahseseorangpertama yang memperolehgelar professor di bidangpendidikandansosiologi.
Dalamkaryanya yang terakhir, The Elementary Forms Of ReligiousLife( bentuk-bentukawalkehidupan agama) yang diterbitkandalambahasaperancis (1912/1965), Emile Durkheim memusatkanperhatiannyapadapusatterakhir nonmaterial-yakni agama. Dalamkaryaini, Emile Durkheimmembahasmasyarakatprimitifuntukmenemukanakar agama.Iayakiniadapatsecaralebihbaikmenemukanakar agama dengancaramembandingkanmasyarakat primitive yang sederhanaketimbangmasyarakat modern yang kompleks. Temuannyaadalahbahwasumber agama adalahMasyarakatitusendiri,masyarakatlah yang menentukanbahwasesuatuitubersifat sacral (suci) dan yang lainnyabersifatprofan, khususnyadalamkasus yang disebuttotemisme. Dalam agama primitive (totemisme) inibenda-bendasepertitumbuh-tumbuhandanbinatangdidewakan.
Selanjutnya,totemismedilihatsebagaitipekhususfakta social nonmaterial, sebagaisebentukkesadarankolektif.Akhirnya Durkheim menyimpulkanbahwamasyarakatdan agama (ataulebihumumlagi, kesatuankolektif) adalahsatudansama. Agama adalahcaramasyarakatmemperlihatkandirinyasendiridalambentukfaktasosial nonmaterial. Sedikitbanyak Durkheim banyakmendewakanmasyarakatdanproduk-produkutamanya.Jelasnya, dalammendewakanmasyarakatiamenampakkanpendirian yang sangatkonservatif: orang tidakmaumenjatuhkansumberketuhanannyasendiriatausumberkehidupanmasyarakatnya.Karenaiamenyamakanmasyarakatdengandewa (Tuhan), makaDurkheilmtakberkecenderunganmendorongrevolusi.Iajugaberpendapatbahwaagama adalahsuatupranata yang dibutuhkanolehmasyarakatuntukmengikatindividumenjadisatu-kesatuanmelaluipembentukansistemkepercayaandanritus. Melaluisimbol-simbol yang sifatnyasuci (sacral). Agama mengikat orang-orang kedalamberbagaikelompokmasyarakatyagterikatsatukesamaan.Menurutteori Durkheim, Agama bukanlah `sesuatu yang di luar', tetapi `ada di dalammasyarakat' itusendiri, agama terbatashanyapadaseruankelompokuntuktujuanmenjagakelebihan-kelebihankhususkelompoktersebut. Olehkarenaitu, agama dengansyariatnyatidakmungkinberhubungandenganseluruhmanusia.
Menurut Durkheim, Intelektualisme yang meyakinibahwajelmaanpertama kali agama dalambentukkelompokadalah ritual nenekmoyang, yang menyembahpararuhnenekmoyangmereka.
Kedudukan agama di sinisamadengankedudukankekerabatan, kesukuan, dankomunitas-komunitas lain yang masihdiikatdengannilai-nilai primordial.
1
            Emil Durkheim jugamenyatakan agama harusmempunyaifungsi.Agama bukanilusitetapimerupakanfaktasosial yang dapatdiidentifikasidanmempunyaikepentingansosial.Semuakonsepdasar yang dihubungkandengan agama sepertidewa, jiwa, nafasdan totem berasaldaripengalamanmanusiaterhadapkeagungangolongansosial.PrinsipiniditemukanDurkheim padawaktudiamempelajarimasyarakatAborigin Australia, karenadasar agama terdapatpadatotemism.
Bagi Emil Durkheim, agama memainkanperanan yang fungsional, karena agama adalahprinsipsolidaritas masyarakat.2
            Kata Durkheim, adasatuhal yang selaluadadalamsegalamacamgagasandanperilakukeagamaanmakhlukmanusia, yaituperasaanatau sentiment bahwahal-hal yang bersangkutandenganreligiatau agama itubersifatkeramat (sacre'), berbedadengahal-hal yang tidakbersangkutandenganreligiatau agama, yaitu yang bersifatprofane, dengandemikianiasampaipadasuatudefinisikerjamengenaireligi, yang bebunyi: " suatureligiituadalahsuatu system berkaitandarikeyakinan-keyakinandanupacara-upacara yang keramat, artinya yang terpisahdanpantang, keyakinan-keyakinandanupacara yang berorientasikepadasuatukomunitas moral, yang disebutumat ……."

1.      George Ritzer, TeoriSosiologiModer, Hal.
2.      Koentjaraningrat, SejarahTeoriAntropologi,. Hal. 94-95
Dalambukunya yang terakhiryaituThe Elementary Forms Of ReligiousLife (1912/1965),  Durkheimjugamelihatbahwasemua agama membedakanantarahal-hal yang dianggap sacral dan yang dianggapprofane.Yang sacral adalahhal-hal yang dipisahkandaripada yang laindan yang dilarang. Terdapatbenda sacral, tempat sacral, waktu sacral dan kata sacral.Sacral bisamempunyaikonotasi "suci" bisajugaberarti "berbahaya, terlarang". Durkheim menawarkandefinisi agama sebagaiberikut "(suatu agama adalahsebuah system kepercayaandantingkahlaku yang berhubungandenganhal-hal yang dianggap sacral, yaituhal-hal yang dipisahkandandilarang-kepercayaandanperilaku yang mempersatukansemuapenganutnyamenjadisatukomunitas moral, yaituberdasarkannilai-nilaibersama, yang disebutumat)".  Dengan kata lainmasyarakat yang tidakinginterpecahmemerlukan agama. Walaupun Durkheim seorangatheis, dalamsemuakaryanyaiaberulang kali menekankansumbanganpositif agama terhadapkesehatan masyarakat.4   
3.      PemikiranAuguste Comte Tentang Agama
August comtelahir di Montpellier, prancis. Th 1798.Keluarganyaberagamakatolikdanberdarahbangsawan, akantetapi Comte tidakterlalumenampakanloyalitasnya. August Comte yang merupakanbapaksosiologi, yang jugapertama-tama memberinamapadailmutersebut (yaitudari kata-kata sociusdan logos). Beliaumendapatkanpendidikan di EcolePolytechniquedi Paris dania lama hidup di sana. Beliaumemulaikarierprofesionalnyadenganmemberi les matematika.Meskipuniasudahmenperolehpendidikandalammatematika, perhatiannyasebenarnyaadalahkepadapadamasalah-masalahkemanusiaandansosial. Comte menganalisamengenaiketeraturansosialdapatdibagidalamduafase.Pertama, usahauntukmenjelaskanketeraturansosialsecaraempirisdenganmenggunakanmetodepositif.Kedua, untukmeningkatkanketeraturansosialsebagaisuatucita-cita yang normative denganmenggunakanmetode-metode yang bukantidaksesuaidenganpositivisme, tetapi yang menyangkutperasaandanjugaintelek.
Akan tetapi Comte lebihmemilihmenjelaskanevolusidibandingkanmenjelaskanmengenaiketaraturansosial.
Tetapisatusumbangan yang paling pentingdaritahapperkembanganpra-positifadalahbahwamerekamementingkan consensus intelektual.Consensus terhadapkepercayaan-kepercayaansertapandangan-pandangandasarselalumerupakandasarutamauntuksolidaritasdalammasyarakat.Karenakebanyakansejarahmanusiaberada di bawahdominasicaraberpikirteologis, tidakmengherankankalau agama dilihatsebagaisumberutamasolidaritassosialdan consensus. Selainini, isikepercayaan agama mendorongindividuuntukberdisiplindalammencapaitujuan yang mengatasikepentinganindividudanmeningkatkanperkembanganikatanemosional yang mempersatukanindividudalamketeraturansosial, ikatanemosionalinididukungolehpartisipasibersamadalamkegiatan-kegiatanpemujaan.
Menurut Comte pentingnya agama dalammendukungsolidaritassosialdapatdilihatdalamkenyataanbahwaotoritaspolitikdan agama biasanyaberhubunganerat pun setelahpemisahaninstitusional (ataudiferensiasi) antarakekuasaanduniadan spiritual.Dukungankekuasaanspiritual  umumnyadimintakanuntukmemperkuatdanmelegitimasikekuasaanduniawi. Singkatnya, secaratradisional agama sudahmerupakaninstitusipokok yang mementingkanaltruismelebihdaripadaegoisme.Pengaruhpadamasalampaudalammembentukopinimerangsangindividuuntukbertindakspontanmenurutcara-cara yang perluuntukmempertahankanketeraturansosial.5
Comte jugameyakinibahwa agama munculdarisebuahtahapantertentudarisejarahmanusia. Di sisilain Comte meyakinibahwamasyarakatselamanyabutuhpada agama, artinyabahwadarisatusisi agama terancamkepunahan, karena agama berhubunganpadamasadahulu, dansebabitu agama harusdigantikandengansesuatu yang sesuaidenganmasakekinian. Di sisi lain masyarakatbutuhpadasebuahsistem yang dapatmenyatukanmereka, sebuah ide-ide umumdan universal, yanghanyadapatdiberikanoleh agama.
Secarasepintaskitamelihatadanyaparadoksdalampandangan Comte, namun Comte lebihjeliuntukbisakeluardarilingkaranparadokstersebut.Jikakitalebihtelitipadauraian-uraian yang dipersembahkanoleh Comte, kitaakanmenemukanbahwa agama yang mengalamikepunahanadalahsebuah agama yang beradadalamtahapanpertamaevolusimanusia, yang manapemikiran yang mendominasidalampandangantersebutadalahsebuahpemikiranmetafisik, yang menyerahkanseluruhfenomenapadaTuhan-Tuhandanruh-ruh. Namundalampandangan Comte, agama tidakterbatasipadaapa yang mendominasidalampemikirantahapanpertama, bahkandalampandangan Comte, apasaja yang membuatkeharmonisandandapatmenyatukanmasyarakat, iasebutsebagai agama.
Olehkarenaitu, dalampandangan Comte, walaupunmasyarakat modern butuhpadaagama, namunagamanyaharuslahdalamruanglingkupilmu, positivistikdansesuaidenganmasyarakat modern.
                                                          
4.      J. DwiNarwoko – BayongSuyanto, Sosiologi( TeksPengantardanTerapan), Hal.246-247.
5.      Doyle Paul Johson,(Teori Sosiologi Klasik dan Modern),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini