Minggu, 30 September 2012

TEORI KRITIS MARX DAN MARXIAN YUSUF TADARUSMAN 109051000111

NAMA      : YUSUF TADARUSMAN
NIM           : 109051000111
SOSIOLOGI
 
"TEORI KRITIS MARX dan MARXIAN"
 
            Dari awal 1900-an teori Marxian terus berkembang, dan sebagian besar terlepas dari aliran utama teori sosiologi. Sebagai perkecualian adalah kemunculan teori kritis atau aliran Frankfurt yang berasal dari Marxisme-Hegelian yang lebih awal. Gagasan perkembangan teori Marxian berasal dari Felix J. Weil. Pada 3 Februari 1923 resmi berdiri Institut Riset Sosial di Frankfut, Jerman. Setelah berdiri beberapa tahun sejumlah pemikir yang sangat terkenal dalam teori Marxian bergabung dengan aliran kritis ini, diantaranya Marx Horkheimer, Theodor Ardono, Erich Fromm, Herbert Marcuse, dan yang lebih belakangan, Jurgen Habermas. Perlu dikemukakan beberapa aspek terpenting  dari teori kritis ini. Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Di tahun-tahun awalnya pakar yang bergabung dalam institut cenderung mengikuti pola pikir Marxis tradisional, mencurahkan sebagian besar perhatian mereka pada bidang ekonomi. Tetapi, sekitar tahun 1930 terjadi perubahan besar karena kelompok pemikir ini mulai menggeser perhatian mereka dari sistem ekonomi ke sistem kultural. Untuk membantu mereka memahami bidang kultural, teoritisi kritis mempelajari karya Max Weber.
 
Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat. Kritik terhadap Teori Marxian. Teoritisi ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanisitis. Beberapa orang diantaranya (misalnya, Habermas, 1971) mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanisitis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain. Aliran kritis mencoba meralat ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural.
            Kritik terhadap Positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan. Pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut mempengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Singkatnya positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Positivisme menyebabkan aktor dan ilmuwan sosial menjadi pasif.
            Kritik terhadap Sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahannya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat, maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Pandangan ini yang menjadi landasan serangan aliran kritis terhadap sosiologi. Karena mengabaikan individu sosiolog dianggap tak mampu mengatakan sesuatu yang bermakna tentang perubahan politik yang dapat mengarah ke sebuah masyarakat manusia dan yang adil.
            Kritik terhadap Masyarakat Modern. Aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Seperti dijelaskan Trent Schroyer (1970) pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Aliran kritis jelas telah mengadopsi pembedaan Weber antara rasionalitas formal danrasionalitas subjektif atau apa yang oleh teoritisi radikal dipandang sebagai reason. Menurut teoritisi kritis, rasionalitas formal tak mencerminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Inilah yang dipandang sebagai "cara berpikir teknokratis" di mana tujuannya, adalah untuk membantu kekuatan yang mendominasi, bukan untuk memerdekakan individu dari dominasi. Tujuannya adalah semata-mata untuk menemukan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan apapun yang dianggap penting oleh pemegang kekuasaan. Cara berpikir teknokratis berbeda dari cara berpikir nalar (reason), yang dalam pikiran teoritisi kritis menjadi tumpuan harapan masyarakat. Aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan.
            Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industir kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Douglas Kellner (1990) mengkritik aliran kritis karena "mengabaikan analisis rinci tentang ekonomi politik media televisi, mengonseptualisasikan kultur massa sebagai sebuah instrumen ideologi kapitalis semata".
            Selain melihat televisi sebagai bagian dari kultur industri, Kellner mengaitkannya dengan kapitalisme korporat dan sistem politik. Kellner tidak melihat televisi sebagai kekuatan monolitik atau kekuatan yang di kendalikan oleh korporat yang koheren, tetapi sebagai "media massa yang sangat konfliktual di mana bertemu kekuatan kultural, sosial, politik, dan ekonomi yang saling bersaing". Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang disebut sebagai "industri pengetahuan", yang mengacu pada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positif, tetapi ia lebih banyak memberi konstribusi yang lebih kritis ketimbang konstribusi positif.
 
Konstribusi-konstribusi utama
            Subjektivitas. Konstribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian ke arah subjektif. Aliran kritis telah bergeser pada "superstruktur" kultural, dan bukannya "basis" ekonomi. Salah satu faktor yang memotivasi pergeseran ini adalah bahwa minat aliran kritis mencakup aspek-aspek lain dari realitas sosial, terutama kultur. Selain faktor ini, serangkaian perubahan eksternal dalam masyarakat telah menunjukkan pergeseran itu. Ideologi menurut teori kritik adalah sistem ide, yang sering kali palsu dan mengaburkan, yang diciptakan oleh elite sosial. Semua aspek spesifik dari superstruktur dan orientasi aliran kritis terhadapnya dapat dimasukkan dalam tajuk "kritik terhadap dominasi". Salah satu perhatian aliran kritik pada tingkat kultural adalah apa yang disebut Habermas (1975) sebagai legitimasi. Ini dapat didefinisikan sebagai sistem ide yang dihasilkan oleh sistem politik, dan secara teoritis, oleh sistem lainnya, untuk mendukung eksistensi sistem. Kesadaran massa menjadi dikontrol oleh kekuatan eksternal. Akibatnya, massa gagal mengembangkan kesadaran revolusioner. Friedman (1981) mengatakan bahwa teoritisi kritis mengambil tiga hal dari karya Freud: (1) struktur psikologis; (2) pemahaman psikopatologi; (3) kemungkinan liberasi fisik.
            Dialektika. Pada tingkat yang paling umum, pendekatan dialektika berarti fokus pada "totalitas" sosial. Dialektika juga memuat rumusan metodologis: satu komponen kehidupan sosial tidak dapat dikaji tanpa menyertakan komponen selebihnya. Menurut pandangan teori kritis (dan Marxis lainnya), orang mulai melihat masyarakat sebagai "sifat kedua"; ia "dibayangkan oleh akal sehat sebagai kekuatan yang asing, tak kenal kompromi, menuntut, angkuh-tak seperti sifat manusia. Agar terikat oleh aturan nalar, agar berperilaku rasional, meraih kesuksesan, agar bebas, manusia sekarang harus mengakomodasi dirinya pada 'sifat kedua' ini". Teoritisi kritis juga memikirkan tentang masa depan, tetapi dengan mengikuti pemikiran orisinil Marx, mereka menolak menjadi utopian; mereka menitikberatkan pada kritik dan mengubah masyarakat kontemporer. Salah satu kritik paling keras terhadap teori kritis adalah bahwa teori itu biasanya ditulis sedemikian rupa sehingga hampir tidak bisa dipahami oleh kebanyakan masyarakat.
            Pengetahuan dan Kepentingan Manusia. Salah satu perhatian dialektika paling terkenal dari teori kritik adalah minat Jurgen Habermas (1970, 1971) terhadap hubungan antara pengetahuan dan kepentingan manusia, sebuah contoh dari perhatian dialektika yang lebih luas terhadap hubungan antara faktor subjektif dan objektif. Habermas membedakan tiga sistem pengetahuan dan kepentingannya yang saling berhubungan. Tipe pertama dari pengetahuan itu adalah ilmu analitik, atau sistem saintifik positivik klasik. Tipe kedua adalah pengetahuan humanistik, dan kepentingannya adalah untuk memahami dunia. Tipe ketiga adalah pengetahuan kritis, kepentingan yang melekat pada pengetahuan jenis ini adalah emansipasi manusia.
 
Kritik terhadap Teori Kritis
        Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis umunya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi cenderung berargumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional. Kritik-kritik tersebut membuat tokoh Marxis tredisional terkemuka seperti Bottomore berkesimpulan: "Aliran Frankrut, dalam bentuk orisinilnya, dan aliran Marxisme atau sosiolog, telah mati". Sentimen yang sama diekspresikan oleh Greisman, yang menyebut teori kritik sebagai "paradigma yang gagal".
 
Teori Kritis Dewasa Ini
            Tekno-Kapitalisme. Teori Kellner didasarkan atas premis bahwa kita belum lagi bergerak ke abad post-industri, tetapi masih berada di zaman kapitalisme yang terus merajalela seperti di masa jayanya teori kritis. Menurut istilah teknis Marxian, dalam masyarakat tekno-kapitalisme, "modal konstan berangsur-angsur menggantikan modal variabel seperti tercermin dalam rasio antara teknologi dan tenaga kerja yang makin meningkat dengan mengorbankan input tenaga kerja manusia". Menurut Kellner peran kunci teori kritis tak hanya sekedar melancarkan kritik, tetapi berupaya menganalisis peluang kebebasan yang ditawarkan oleh tekno-kapitalisme. Inti dari tesis Kellner adalah bahwa meski telah berubah secara dramatis, namun kapitalisme masih akan tetap berkuasa dalam dunia masa kini, dengan demikian peralatan analisis yang disediakan oleh aliran kritis dan oleh teori Marxian pada umumnya masih tetap relevan untuk menganalisis kehidupan masa kini.
 

EKO WAHYUDI TEORI KRITIS MARX DAN MARXIAN 109051000119

EKO WAHYUDI
NIM : 109051000119
TUGAS SOSIOLOGI

Marx dan Marxian
 
TEORI KRITIS
            Dari awal 1900-an teori Marxian terus berkembang, dan sebagian besar terlepas dari aliran utama teori sosiologi. Sebagai perkecualian adalah kemunculan teori kritis atau aliran Frankfurt yang berasal dari Marxisme-Hegelian yang lebih awal. Gagasan perkembangan teori Marxian berasal dari Felix J. Weil. Pada 3 Februari 1923 resmi berdiri Institut Riset Sosial di Frankfut, Jerman. Setelah berdiri beberapa tahun sejumlah pemikir yang sangat terkenal dalam teori Marxian bergabung dengan aliran kritis ini, diantaranya Marx Horkheimer, Theodor Ardono, Erich Fromm, Herbert Marcuse, dan yang lebih belakangan, Jurgen Habermas. Perlu dikemukakan beberapa aspek terpenting  dari teori kritis ini. Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Di tahun-tahun awalnya pakar yang bergabung dalam institut cenderung mengikuti pola pikir Marxis tradisional, mencurahkan sebagian besar perhatian mereka pada bidang ekonomi. Tetapi, sekitar tahun 1930 terjadi perubahan besar karena kelompok pemikir ini mulai menggeser perhatian mereka dari sistem ekonomi ke sistem kultural. Untuk membantu mereka memahami bidang kultural, teoritisi kritis mempelajari karya Max Weber.
 
Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
            Kritik terhadap Teori Marxian. Teoritisi ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanisitis. Beberapa orang diantaranya (misalnya, Habermas, 1971) mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanisitis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain. Aliran kritis mencoba meralat ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural.
            Kritik terhadap Positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan. Pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut mempengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Singkatnya positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Positivisme menyebabkan aktor dan ilmuwan sosial menjadi pasif.
            Kritik terhadap Sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahannya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat, maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Pandangan ini yang menjadi landasan serangan aliran kritis terhadap sosiologi. Karena mengabaikan individu sosiolog dianggap tak mampu mengatakan sesuatu yang bermakna tentang perubahan politik yang dapat mengarah ke sebuah masyarakat manusia dan yang adil.
            Kritik terhadap Masyarakat Modern. Aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Seperti dijelaskan Trent Schroyer (1970) pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Aliran kritis jelas telah mengadopsi pembedaan Weber antara rasionalitas formal danrasionalitas subjektif atau apa yang oleh teoritisi radikal dipandang sebagai reason. Menurut teoritisi kritis, rasionalitas formal tak mencerminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Inilah yang dipandang sebagai "cara berpikir teknokratis" di mana tujuannya, adalah untuk membantu kekuatan yang mendominasi, bukan untuk memerdekakan individu dari dominasi. Tujuannya adalah semata-mata untuk menemukan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan apapun yang dianggap penting oleh pemegang kekuasaan. Cara berpikir teknokratis berbeda dari cara berpikir nalar (reason), yang dalam pikiran teoritisi kritis menjadi tumpuan harapan masyarakat. Aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan.
            Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industir kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Douglas Kellner (1990) mengkritik aliran kritis karena "mengabaikan analisis rinci tentang ekonomi politik media televisi, mengonseptualisasikan kultur massa sebagai sebuah instrumen ideologi kapitalis semata". Selain melihat televisi sebagai bagian dari kultur industri, Kellner mengaitkannya dengan kapitalisme korporat dan sistem politik. Kellner tidak melihat televisi sebagai kekuatan monolitik atau kekuatan yang di kendalikan oleh korporat yang koheren, tetapi sebagai "media massa yang sangat konfliktual di mana bertemu kekuatan kultural, sosial, politik, dan ekonomi yang saling bersaing". Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang disebut sebagai "industri pengetahuan", yang mengacu pada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positif, tetapi ia lebih banyak memberi konstribusi yang lebih kritis ketimbang konstribusi positif.
 
Konstribusi-konstribusi utama
            Subjektivitas. Konstribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian ke arah subjektif. Aliran kritis telah bergeser pada "superstruktur" kultural, dan bukannya "basis" ekonomi. Salah satu faktor yang memotivasi pergeseran ini adalah bahwa minat aliran kritis mencakup aspek-aspek lain dari realitas sosial, terutama kultur. Selain faktor ini, serangkaian perubahan eksternal dalam masyarakat telah menunjukkan pergeseran itu. Ideologi menurut teori kritik adalah sistem ide, yang sering kali palsu dan mengaburkan, yang diciptakan oleh elite sosial. Semua aspek spesifik dari superstruktur dan orientasi aliran kritis terhadapnya dapat dimasukkan dalam tajuk "kritik terhadap dominasi". Salah satu perhatian aliran kritik pada tingkat kultural adalah apa yang disebut Habermas (1975) sebagai legitimasi. Ini dapat didefinisikan sebagai sistem ide yang dihasilkan oleh sistem politik, dan secara teoritis, oleh sistem lainnya, untuk mendukung eksistensi sistem. Kesadaran massa menjadi dikontrol oleh kekuatan eksternal. Akibatnya, massa gagal mengembangkan kesadaran revolusioner. Friedman (1981) mengatakan bahwa teoritisi kritis mengambil tiga hal dari karya Freud: (1) struktur psikologis; (2) pemahaman psikopatologi; (3) kemungkinan liberasi fisik.
            Dialektika. Pada tingkat yang paling umum, pendekatan dialektika berarti fokus pada "totalitas" sosial. Dialektika juga memuat rumusan metodologis: satu komponen kehidupan sosial tidak dapat dikaji tanpa menyertakan komponen selebihnya. Menurut pandangan teori kritis (dan Marxis lainnya), orang mulai melihat masyarakat sebagai "sifat kedua"; ia "dibayangkan oleh akal sehat sebagai kekuatan yang asing, tak kenal kompromi, menuntut, angkuh-tak seperti sifat manusia. Agar terikat oleh aturan nalar, agar berperilaku rasional, meraih kesuksesan, agar bebas, manusia sekarang harus mengakomodasi dirinya pada 'sifat kedua' ini". Teoritisi kritis juga memikirkan tentang masa depan, tetapi dengan mengikuti pemikiran orisinil Marx, mereka menolak menjadi utopian; mereka menitikberatkan pada kritik dan mengubah masyarakat kontemporer. Salah satu kritik paling keras terhadap teori kritis adalah bahwa teori itu biasanya ditulis sedemikian rupa sehingga hampir tidak bisa dipahami oleh kebanyakan masyarakat.
            Pengetahuan dan Kepentingan Manusia. Salah satu perhatian dialektika paling terkenal dari teori kritik adalah minat Jurgen Habermas (1970, 1971) terhadap hubungan antara pengetahuan dan kepentingan manusia, sebuah contoh dari perhatian dialektika yang lebih luas terhadap hubungan antara faktor subjektif dan objektif. Habermas membedakan tiga sistem pengetahuan dan kepentingannya yang saling berhubungan. Tipe pertama dari pengetahuan itu adalah ilmu analitik, atau sistem saintifik positivik klasik. Tipe kedua adalah pengetahuan humanistik, dan kepentingannya adalah untuk memahami dunia. Tipe ketiga adalah pengetahuan kritis, kepentingan yang melekat pada pengetahuan jenis ini adalah emansipasi manusia.
 
Kritik terhadap Teori Kritis
        Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis umunya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi cenderung berargumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional. Kritik-kritik tersebut membuat tokoh Marxis tredisional terkemuka seperti Bottomore berkesimpulan: "Aliran Frankrut, dalam bentuk orisinilnya, dan aliran Marxisme atau sosiolog, telah mati". Sentimen yang sama diekspresikan oleh Greisman, yang menyebut teori kritik sebagai "paradigma yang gagal".
 
Teori Kritis Dewasa Ini
            Tekno-Kapitalisme. Teori Kellner didasarkan atas premis bahwa kita belum lagi bergerak ke abad post-industri, tetapi masih berada di zaman kapitalisme yang terus merajalela seperti di masa jayanya teori kritis. Menurut istilah teknis Marxian, dalam masyarakat tekno-kapitalisme, "modal konstan berangsur-angsur menggantikan modal variabel seperti tercermin dalam rasio antara teknologi dan tenaga kerja yang makin meningkat dengan mengorbankan input tenaga kerja manusia". Menurut Kellner peran kunci teori kritis tak hanya sekedar melancarkan kritik, tetapi berupaya menganalisis peluang kebebasan yang ditawarkan oleh tekno-kapitalisme. Inti dari tesis Kellner adalah bahwa meski telah berubah secara dramatis, namun kapitalisme masih akan tetap berkuasa dalam dunia masa kini, dengan demikian peralatan analisis yang disediakan oleh aliran kritis dan oleh teori Marxian pada umumnya masih tetap relevan untuk menganalisis kehidupan masa kini.
Nama:M.Hidayatul Munir
Kelas:KPI E
NIM:1112051000131
Tugas:ke 4 Sosiologi (Agama)
Judul:Teori Kritis Karl Marx
 
                                        TEORI KRITIS MARX
              Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian,tinjauan yang lebih luas terhadap teori kritis,terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi.Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir eropa,meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika.
              Teoty terhadap Teori Marxian.Teori kritis mengambil terhadap teori Marxian titik tolaknya.Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis.Teoritisi tidak menyatakan bahwa determinisme ekonomi keliru,ketika memusatkan perhatian bidang ekonomi,tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan social yang lain.
             Kritik terhadap Positivisme.Teori kritis juga memusatkan perhatian penelitian ilmiah terhadap positivism.Kritik terhadap positivism sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivism tentang pengetahuan.Aliran kritis menentang positivism karena berbagai alasan.Positivisme cenderung melihat kehidupan social sebagai proses alamiah,juga lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia karena mempengaruhi struktur social yang lebih luas.Teori kritis tidak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat diterapkan tindakan manusia begitu saja.Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu dan mengakibatkan berwatak konservatif.Akibatnya mengabsolutkan fakta dan reifikasi tatanan yang ada.Ada segelintir Marxis tipe tertentu yang mendukung pandangan yang menyatakan teori dan praktik tak dapat dihubungkan.
               Kritis terhadap sosiologi.Sosiologi diserang karena "keilmiahannya",yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri.Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo.Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak serius menkritik masyarakat,tak berupaya merombak struktur social masa kini.Menurut aliran kritis,sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini.
              Kritik terhadap Masyarakat Modern.Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern.Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi,sedangkan aliran kritis menggeser orientasinnya ke tingkat cultural mengingat kultur di anggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern.Artinya,tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang cultural .
              Meski kehidupan modern kelihatan rasional,aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan.Gagasan ini dapat diberi nama "irasionalitas dari rasionalitas formal".Menurut pandangan Marcuse,meski tampak rasionalitas diwujudkan,masyarakat ini keseluruhan adalah tak rasional secara keseluruhan.Masyarakat  adalah tak rasional karena dunia rasional merusak individu,serta kebutuhan dan kemampuan mereka.
             Kritik terhadap Kultur.Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur",yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya,jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern.Perhatian terhadap industry kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian ketimbang terhadap basis ekonomi.Industri kultur  menghasilkan apa yang secara konvesional disebut "kultur massa" yang didefinisikan "sebagai kultur yang diatur …tak spontan,dimaterialkan,dan palsu,bukan ketimbang sesuatu yang nyata".
Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai indusri kultur ini.Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya.Kedua,teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan,menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.
               Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang disebut sebagai "industri pengetahuan",yang mengacu terhadap entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan.
               Aliran kritis Marx terhadap kapitalisme membuatnya berharap pada masa depan,tetapi banyak teoritisi kritis malah masuk pandanga putus asa dan tanpa harapan.Mereka melihat problem-problem dunia modern bukan hanya ada pada kapitalisme,tetapi mewabah sampai kedunia yang dirasionalkan.
               Sebagian besar teori kritik(rumusan Marx) adalah sejalan dengan analisis kritik.Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positive,tetapi ial lebih banyak kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi positif.Dan karena alasan ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyak member sumbangan pada teori sosiologi.
             Kontribusi utama,kontribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian ke arah subjektif.Meskipun ini merupakan terhadap materialisme Marx terhadap fokusnya pada struktur ekonomi,ini juga merepresentasikan kontribusi yang kuat kepada pemahaman kita tentang elemen subjektif dari kehidupan social.Kontribusi subjektif dari aliran kritis adalah pada tingkatan individual dan cultural.

Taufik abdullah tugas 4 kelas kpi 1e .

Nama             :Taufik Abdullah
Kelas              :KPI 1E
Nim                :1112051000163
Judul              :Teori kritis Kalmarx
 
 
 
 
Teori Kritis
            Teori kritis adalah sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk tinjauan yang lebih luas terhadap teori kritis Iihat Agger),terutama kecendrungannya menuju determinisme ekonomi.Teori kritis telah berkembang melalui batas aliran Frankfrut (Calhoum dan karaganis,2001;Telos, 1989-90).
Kritik Utama terhadap Kehidupan Sosial dan intelektual
            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan social dan intelektual.
            Kritik terhadap Teori Marxian.Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxian titik tolaknya.Teoritis kritik ini merasa tergangggu oleh pemikiran Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis (Antonio, 1981;Schroyer,1973;Sewart, 1978). Teoriti kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusaatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga mamusatkan perhatian pada aspek kehidupan social yang lain.
            Kritik terhadap positivisme.Teoritis kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme(Bottomore, 1984;Halfpenny,2001;Morrow 1974).Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi.
            Aliran kritis menentang poditivisme karena berbagai alasan(Sewart, 1978).Pertama,positivism cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah .
Teori kritis lebih menyukaimemusatkan perhatian pada manusiamaupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi strutur social yang lebih luas.
TEORI SOSIOLOGI MODERN
            Positivismme diserang karena berpuas diri hanya drngan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tak membuat peniaian serupa terhadap tujuan. Kritik ini mengarah kepada bahwa positivism berwatak konservativ, tak mampu menantang system yang ada.
            Kritik terhadap sosiologi, Sosiologi diserang karena "keilmiahannya, yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan didalam dirinya sendiri. SElain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo.
            Menurut anggota airan ini, sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat, maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat.
            Kritik terhadap masyarakat modern. Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya.Kebanyakan teori Marxian awal scara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya. Artinya, tenpat dominasi masyarakat modern telah bergeserdari bidang ekonomi ke bdang kultural.
            Pemikiran kritis telah dibentuk tak hanya oleh tori Marxian, tetapi juga tori Weberian, seperti tercermin pada perhatian mereka terhadap rasionalisme sebagai kembangan dominan dalam dunia modern.
            Meskipun kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh tidakerasionalan (Crook, 1995).Masyarakat adalah tak rasional karena dunia rasional merusak individu, serta kebutuhan dan kemampuan mereka; bahwa perdamaian dipertahankan melui ancaman perang teru-menerus;dan bahwa meski sarana suda cukup, rakyat tetap miskin,tertindas,terekploitasi dan tak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.
            Kritik terhadap kultur. Teoritis kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratiskan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern.
             Analisis kritis Marx terhadap kapitalisme membuatnya berharap pada masa depan, tetapi banyak toritis kritis malh masuk pada pandangan putus ada dan tanpa harapan. Sebagian besar teori kritik (seoerti rumusan asli Marx)adalah sejalan dengan analisis kritik.meskipun tori kritis juga mempunyai sejumlah minat positif,tetapi ia lebih banyak memberikan kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi positif.

Cari Blog Ini