BAB I
PENDAHULUAN
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan yang lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanan
pembangunan nasional.
Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu• disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan
waktu kini sudah dapat diperoleh dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan datang.
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah beberapa kali membuat proyeksi penduduk berdasarkan data hasil Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985 dan 1995. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah proyeksi penduduk berdasarkan hasil SP2000 yang lalu. Proyeksi penduduk berdasarkan SP2000 hanya mencakup periode 2000 – 2010. Untuk keperluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan data jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan proyeksi penduduk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah data SP2000.
Proyeksi penduduk Indonesia menurut umur, jenis kelamin dan provinsi yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan mencakup kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2000 sampai dengan 2025. Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu yang panjang ini dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk perencanaan jangka panjang. Data yang dipakai untuk perhitungan proyeksi ini terutama berdasarkan hasil SP2000. Selain itu untuk menunjang dan membuat tren masa lalu, serta untuk menentukan asumsi-asumsi yang dibutuhkan, perhitungan proyeksi ini juga menggunakan data hasil-hasil sensus penduduk sebelumnya dan hasil survei kependudukan lainnya. Dengan terbitnya publikasi ini maka proyeksi-proyeksi sebelumnya yang masih mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB II
METODOLOGI DAN ASUMSI
2.1. Metode Proyeksi
Badan Pusat Statistik telah membuat beberapa skenario proyeksi penduduk Indonesia (2000-2025) mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2000. Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan fertilitas, mortalitas, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi 25 tahun yang akan datang. Untuk proyeksi penduduk daerah perkotaan dilakukan dengan metode Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu dengan menggunakan selisih pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan penduduk daerah perdesaan. Pada tahap pertama, dihitung proyeksi penduduk Indonesia, kemudian proyeksi penduduk per provinsi. Jika proyeksi penduduk per provinsi ini dijumlahkan, maka hasilnya tidak akan sama dengan proyeksi penduduk Indonesia, sehingga untuk menyamakannya dilakukan iterasi, dengan penduduk Indonesia sebagai patokan. Pada tahap terakhir baru dilakukan perhitungan proyeksi penduduk daerah perkotaan.
2.2. Sumber Data
Meski tersedia berbagai sumber data yang dapat digunakan untuk melihat gambaran tentang pola tingkat kelahiran di Indonesia, namun untuk keperluan proyeksi ini, sumber data
yang digunakan adalah Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990 dan 2000 (SP71, SP80, SP90 dan
SP2000), Survei Penduduk Antar Sensus 1985, 1995 (SUPAS85 dan SUPAS95). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk menjaga "konsistensi" data serta kesamaan metodologi dan definisi yang dipakai. Dengan demikian data yang akan dijajarkan dari masa lalu hingga perkiraan di masa yang akan datang tidak mengandung penyimpangan yang disebabkan oleh perbedaan metodologi dan definisi.
2.3. Evaluasi Data Dasar
2.3.1. Evaluasi Data Umur dan Jenis Kelamin
Data yang diperoleh dari hasil sensus dan survei biasanya masih mengandung kesalahan,walaupun telah diusahakan agar kesalahan tersebut tidak terjadi atau sekecil mungkin. Kesalahan yang paling sering ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan umur. Kesalahan ini sering terjadi, antara lain karena banyak penduduk terutama di daerah perdesaan yang tidak melaporkan umur dengan benar. Hal ini disebabkan penduduk tersebut tidak mengetahui tanggal kelahirannya atau umurnya, sehingga pelaporan umurnya hanya berdasarkan perkiraan sendiri atau perkiraan pencacah. Ada pula penduduk yang mengetahui umurnya secara pasti tetapi karena alasanalasan tertentu cenderung melaporkan umurnya menjadi lebih tua atau lebih muda.
Salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk dengan metode komponen adalah jumlah penduduk yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu untuk keperluan proyeksi ini, data dasar yang mengandung kesalahan-kesalahan tersebut perlu dievaluasi secara cermat, kemudian dilakukan perapihan (adjustment) dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang ditemukan. Mengingat pentingnya data mengenai umur, maka untuk memperoleh keterangan umur yang lebih baik, dalam sensus-sensus penduduk yang lalu dan survei penduduk antar sensus telah ditempuh berbagai cara. Bagi responden yang tahu tanggal lahirnya dalam kalender Masehi, umur responden bisa langsung dihitung, sedangkan bagi responden yang tahu tanggal kelahirannya dalam kalender Islam, Jawa dan Sunda, umur responden dihitung dengan menggunakan tabel konversi kalender yang disediakan dalam buku pedoman pencacahan. Terakhir, untuk responden yang tidak tahu tanggal kelahirannya, tetap diupayakan memperoleh keterangan tentang umur dengan menghubungkan kejadian penting setempat atau nasional, atau membandingkan dengan umur orang/tokoh setempat yang diketahui waktu kelahirannya.
2.3.2. Perapihan Umur
Perapihan data dasar penduduk menurut umur dan jenis kelamin dilakukan dalam tiga
tahapan yang berbeda. Pertama, merapihkan data penduduk umur (10-64) tahun. Kedua,merapihkan data penduduk umur 65 tahun ke atas, tahap terakhir adalah merapihkan datapenduduk umur (0-9) tahun. Masing-masing tahap perapihan data dasar dilakukan denganmetode yang berbeda.
2.4. Penentuan Asumsi
Menentukan asumsi merupakan kunci perhitungan proyeksi penduduk. Biasanya asumsi mengenai kecenderungan tiga komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu, tingkat kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk ditentukan oleh kecenderungan yang terjadi di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi ketiga komponen itu. Namun begitu, informasi ini belum cukup, karena harus dilengkapi dengan kecenderungan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang akibat pelaksanaan kebijakan pembangunan sektor yang terkait dengan masalah kependudukan. Hal ini diwakili oleh pandangan dan kesepakatan para pakar, para penyusun kebijakan dan para pengambil keputusan. Masukan tersebut di atas menjadi pegangan tim teknis BPS dalam menentukan asumsi proyeksi.
BAB III
MODEL PERHITUNGAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA
A. Pengertian
Yang dimaksud dengan persediaan tenaga kerja ialah jumlah penduduk yang sedang dan siap untuk bekerja. Persediaan tenaga kerja dihitung dari jumlah angkatan kerja (labor force). Untuk menghitung persediaan angkatan kerja, dilakukan dua tahap kegiatan yaitu pembuatan proyeksi penduduk dan pembuatan proyeksi angkatan kerja.
Angka partisipasi angkatan kerja total (LFPR) didefinisikan sebagai banyaknya orang dalam angkatan kerja dibagi banyaknya penduduk, LFPR (t) = LF (t) / POP (t), dimana :
_ LFPR (t) adalah LFPR pada periode t
_ LF (t) adalah jumlah angkatan kerja pada tahun t
_ POP (t) adalah jumlah penduduk pada tahun t
Angka partisipasi angkatan kerja menurut umur dan jenis kelamin, LFPR (i,j,t) = LFPR (i,j,t) / POP (i,j,t)
Keterangan tersebut dapat dibaca : LFPR untuk kelompok umur i, jenis kelamin j pada tahun t. Total angkatan kerja merupakan penjumlahan angkatan kerja dari kelompok umur 15-19, 20-24, …., 65+ dan jenis kelamin. Secara umum dirumuskan:
LF (t) = _ LF (i,j,t) I,j Sehingga kita dapat menuliskan total angkatan kerja dalam komponen distribusi penduduk. LF (t) = _ LFPR (i,j,t) * POP (i,j,t) I,j
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam memperkirakan jumlah penduduk pada masa mendatang yaitu estimasi, proyeksi dan forecast. Adapun secara khusus pengertian dari ketiga istilah tersebut adalah :
• Estimasi adalah suatu perkiraan jumlah penduduk berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.
• Proyeksi adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana. Proyeksi adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan pada perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang.
• Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan perkembangan penduduk dimasa mendatang.
B. Proyeksi Penduduk
Sampai saat ini sumber data kependudukan yang paling lengkap dan akurat adalah sensus penduduk. Selain sensus penduduk, informasi kependudukan yang lengkap adalah registrasi akan tetapi sampai saat ini registrasi belum dapat diandalkan. Akan tetapi sensus penduduk dilaksanakan hanya setiap sepuluh tahun sekali dan sampai saat ini telah dilaksanakan empat kali sensus penduduk yaitu 1971, 1980, 1990 dan 2000.
Oleh karena itu diperlukan teknik estimasi ataupun proyeksi penduduk antar waktu dua sensus dan waktu sesudah sensus. Penggunaan proyeksi jumlah dan komposisi penduduk pada umumnya terkait dengan pembangunan yang terencana dan terarah. Oleh karena itu manfaat dari proyeksi untuk membuat perencanaan kebijakan masyarakat yang konkret baik dibidang sosial maupun ekonomi.
Proyeksi penduduk juga tergantung pada kekuatan asumsi apabila asumsi yang digunakan tidak tepat maka kecil harapan mendapatkan proyeksi penduduk yang baik. Dalam proyeksi diperlukan adanya asumsi pertumbuhan penduduk yang melibatkan pada tiga komponen yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Ketiga komponen perubahan penduduk inilah yang menentukan besarnya penduduk inilah yang menentukan besarnya jumlah dan struktur umur penduduk inilah yang menentukan besarnya jumlah dan struktur umur penduduk di masa mendatang. Untuk menentukan asumsi ketiga komponen perubahan tersebut diperlukan data yang menggambarkan tren atau kecenderungan dari masa lampau hingga saat ini. Berdasarkan tren perkembangan ditentukan asumsi atau target yang akan dicapai pada waktu mendatang.
Modul ini menyajikan proyeksi angkatan kerja selama kurun 2003-2009 yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan memanfaatkan paket program TM-1 dari ILO. Untuk mengoperasikan paket itu dibutuhkan sejumlah data dasar dan asumsi parameter-parameter kependudukan dan ketenagakerjaan.
• Penduduk tahun dasar menurut kemlpok umur 5-tahunan. Sumber data yang digunakan Sensus Penduduk 2000 yang telah dirapikan.
• Perkiraan fertilitas atau angka kelahiran total (TFR) tahun dasar dan perkiraan tahun 2010. Perkiraan angkanya diperoleh berdasarkan data SP1990 dan SP2000.
• Perkiraan angka harapan hidup tahun dasar dan perkiraan tahun 2010. Perkiraan angkanya diperoleh berdasarkan data SP1990 dan SP2000.
• Perkiraan angka partisipasi angkatan kerja (TPAK) menurut kelompok umur 5- tahunan untuk tahun dasar dan perkiraan tahun 2010. Perkiraan angkanya diperoleh berdasarkan data SP1990 dan SP2000.
C. Mengenal Software Module Training (TM –1)
Module Training 1 (TM-1) adalah software yang dikeluarkan oleh ILO (Internasional Labour Office), yang merupakan bahan pelatihan kependudukan sumber daya manusia dan perencanaan pembangunan. TM-1 menyajikan simulasi interaksi antara fertilitas, mortalitas, pertumbuhan penduduk,struktur umur dan jenis kelamin, dan dampak kecenderungan demografis serta dinamikanya terhadap penawaran tenaga kerja, permintaan pelayanan pendidikan dan kesehatan.
1. Perumusan Dasar Metode Komponen
Membuat proyeksi penduduk menggunakan TM-1 pada dasarnya membuat proyeksi penduduk dengan metode komponen. Dasar pemikiran metode komponen adalah bahwa jumlah penduduk akan berubah akibat terjadi perubahan pada tiga komponen perubahan penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Komponen perubahan penduduk menjadi faktor penambah atau pengurang dari data dasar. Komponen yang menjadi penambah jumlah penduduk adalah kelahiran dan migran masuk. Komponen yang menjadi
pengurang jumlah penduduk adalah kematian dan migran keluar. Karena itu perumusan dasar dari metode komponen adalah : POP (t) = POP (0) + B – D + I – E dimana :
POP (t) = jumlah penduduk pada tahun t (tahun proyeksi)
POP (0) = jumlah penduduk pada tahun dasar
B = jumlah kelahiran diantara kedua waktu tersebut
D = jumlah kematian diantara kedua waktu tersebut
I = jumlah migran masuk diantara kedua waktu tersebut
E = jumlah migran keluar diantara kedua waktu tersebut
Dari perumusan diatas maka diketahui bahwa untuk melakukan proyeksi menggunakan metode komponen memerlukan data-data sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk pada tahun dasar
b. Angka kematian
c. Angka fertilitas
d. Angka Migrasi
2. Input Data TM-1
Input data dapat dibedakan menjadi input data pokok kependudukan dan input data pelayanan (pendidikan dan kesehatan). Sebagaimana data input untuk proyeksi penduduk pada umumnya, data pokok kependudukan yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk dan angkatan kerja menggunakan TM-1, antara lain adalah :
a. Jumlah penduduk menurut kelompok umur lima tahunan dan jenis kelamin pada tahun dasar;
b. ASFR pada tahun dasar dan tahun akhir proyeksi;
c. Angka harapan hidup penduduk perempuan pada tahun dasar dan tahun proyeksi;
d. Tingkat partisipasi angkatan kerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun dasar dan tahun akhir proyeksi;
3. Output yang dihasilkan
Output kependudukan yang dihasilkan meliputi :
a. Proyeksi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
b. Proyeksi angkatan kerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
Selain kedua output tersebut TM-1 juga dapat digunakan untuk melakukan proyeksi kebutuhan di bidang pendidikan dan kesehatan. Untuk hal tersebut diperlukan input tersendiri. TM-1 menghasilkan output pada periode yang berselang lima tahun, misalnya 2005,2010,2015... Karena itu untuk mendapatkan proyeksi periode per tahun menggunakan teknik interpolasi. Interpolasi adalah suatu teknik untuk menghitung perkiraan jumlah penduduk di antara dua periode yang diketahui. Asumsi yang mendasari interpolasi adalah bahwa pertumbuhan penduduk dianggap linier artinya jumlah pertambahan penduduk setiap tahun akan selalu sama. Apabila jumlah penduduk pada tahun dasar dinyatakan dengan POP (0) (tahun sensus awal). Jumlah penduduk pada periode kedua dinyatakan dengan POP (t). Perumusan dengan interpolasi untuk mengetahui jumlah penduduk pada tahun n dimana n berada antara tahun 0 dan t, adalah :
POP(0) POP(n) POP(t)
(POP(n) - POP(0) / (POP(t) -POP(0)) = (n – 0) / (t – 0)
(POP(n) – POP(0) = ((n – 0) / (t-0)) (POP(t) – POP (0))
POP(n) = POP(0) + ((n – 0)/(t-0)) (POP(t) – POP(0))
4. Cara mengoperasikan TM-1
Ada dua cara untuk mengawali pengoperasian TM–1, yaitu:
a. Menggunakan Dos command
• Aktifkan MS-Dos Propmt (apabila komputer anda dalam program MS Windows) sampai muncul C:\ WINDOWS>
• Aktifkan folder TM1 (folder tempat anda menyimpan program TM-1), dengan cara mengetik cd TMI setelah tanda prompt. C:\WINDOWS> CD TMI.
• Lalu ketik TM1, setelah muncul C:\TM1>TM1 (tekan ENTER).
b. Menggunakan Windows Explore
• Aktifkan folder TM1 (folder tempat Anda menyimpan program TM-1),
dengan cara mengarahkan kursor (high light) pada folder TM1 atau folder dimana tersimpan program TM1 lalu tekan klik kiri pada mouse
• Selanjutnya arahkan kursor (high light) pada file TM1 ( type MS-DOS Aplication) lalu tekan klik kiri pada mouse.
BAB IV
PENUTUP
Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini dimaksudkan untuk mengisi kebutuhan data kependudukan di masa mendatang yang utamanya untuk dasar perencanaan pembangunan nasional dan regional jangka panjang. Besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk hasil proyeksi ini sangat tergantung dari asumsi-asumsi yang digunakan, sehingga angka-angka tersebut bukan merupakan angka yang mutlak akan tercapai, tetapi lebih merupakan pedoman tentang apa yang terjadi jika asumsi-asumsi yang digunakan terpenuhi. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini telah melalui proses penghitungan yang teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul, misalnya kesalahan dalam pengumpulan data, proses memperkirakan komponen perubahan penduduk dan teknik perhitungan proyeksi yang dipakai, oleh karena itu benar atau tidaknya asumsi dan hasil proyeksi ini baru dapat dibuktikan jika tersedia angka pembanding, misalnya angka yang akan diperoleh dari hasil Sensus Penduduk 2010, angka hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015, dan sensus atau survei penduduk di masa yang akan datang. Pada masa yang akan datang proyeksi ini akan ditinjau kembali dan disempurnakan baik dari segi asumsi maupun metode, terutama jika tersedia informasi baru yang diperkirakan dapat meningkatkan kecermatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar