BAB III
Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia Dan Indonesia
A. Keseimbangan Lama dan Baru
Yang dimaksud adalah ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Keseimbangan baru berarti keadaan di mana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah. Sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian, Perserikatan Bangsa-Bangsa mangklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe:
a. Kelahiran tinggi – kematian tinggi
b. Kelahiran tinggi – kemtian cukup tinggi/ sedang menurun
c. Kelahiran tinggi – kematian rendah
d. Kelahiran sedang menurun – kematian rendah
e. Kelahiran rendah – kematian rendah.
Borrie [1] membedakan masyarakat ke dalam tiga tipe, yaitu:
1. Masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efisien,
2. Masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas, akan tetapi sedang mengalami penurunan reit kematian,
3. Masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang sangat efisien dan mempunyai harapan hidup rata-rata yang panjang.
B. Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke- 19
Di Indonesia, informasi atau data demografi abad ke – 19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan.
Breman[2] berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk jawa abad ke- 19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan penduduk yang sangat cepat.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada
1. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;
2. Meluasnya pelayanan kesehatan; ex: introduksi vaksinasi cacar; dan
3. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti ekspansi statis[3] dan kemiskinan berbagi.[4]
C. Penduduk Indonesia di Abad ke -20
Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan jumlah data penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai Sensus Penduduk 1920.
Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990jumlah penduduk Indonesia hampirmenjadi tiga kali lipat. Secara keseluruhan bagi Indonesia, reit perkembangan penduduk yang sebelumnya 1,5 persen per tahun dalam periode 1930-1961, meningkat menjadi 2,1 persen per tahun dalam periode 1961-1971, dan meningkat lagi menjadi 2,3 persen per tahun. Suatu percepatan perkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu 5 dekade terakhir hingga tahun 1980. Namun periode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen per tahun.
[1] W.D. Borrie, The Growth and Control of World Population (London: Weidenfeld and Nicolson, 1970), hal.18.
[2] J.C. Breman, Jawa Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografis (Jakarta:Bhratara Press, 1971), hal.52.
[3] Boeke, (1941)
[4] C. Geertz, Agriculture Involutions the Processes of Ecological Change in Indonesia (Berkeley: University of California Press, 1963).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar