Minggu, 30 September 2012

Arie Permana Jurnalistik 1A

oleh :  Arie  Permana  Jurnalistik  1A
"MARXIAN DAN TEORI KRITIS"
 
TEORI MARXIAN
Marxisme adalah filsafat politik dan ekonomi didasarkan pada pandangan dunia materialis interpretasi sejarah, sebuah analisis Marxis tentang kapitalisme, suatu teori perubahan sosial, dan seorang atheis melihat pembebasan manusia berasal dari karya Karl Marx dan Friedrich Engels. Teori ini merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan sahabatnya, Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dab penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme.
Paham ini berkembang menjadi paham Neo-Marxisme yaitu sebuah paham yang mengacu pada kebangkitan kritis teori Marxis pada periode pasca-perang, yang paling sering digunakan untuk menunjukkan pekerjaan di bidang ekonomi politik radikal yang mencoba untuk menggabungkan aspirasi revolusioner dan berorientasi konsep Marxisme dengan beberapa perangkat yang disediakan oleh ekonomi non-Marxis, terutama karya Keynes. Politik dengan rasa keterbatasan Marxisme dalam menghadapi fenomena seperti fasisme atau massa budaya, tampaknya telah pertama kali diperkenalkan untuk menggambarkan pemikir – seperti Joan Robinson, Paul A. Baran, dan Paul M. Sweezy yang berusaha untuk memperbaharui kritik ekonomi politik dalam situasi yang ditandai dengan munculnya korporasi global.


TEORI KRITIS
Teori kritis adalah sebutan untuk orientasi teoritis tertentu yang bersumber dari Hegel dan Marx, disistematisasi oleh Horkheimer dan sejawatnya di Institut Penelitian Sosial di Frankfurt, dan dikembangkan oleh Habermas. Secara umum istilah ini merujuk pada elemen kritik dalam filsafat Jerman yang dimulai dengan pembacaan kritis Hegel terhadap Kant. Secara lebih khusus, teori kritis terkait dengan orientasi tertentu terhadap filsafat yang "dilahirkan" di Frankfurt. Sekelompok orang yang kemudian dikenal sebagai anggota Mazhab Frankfurt adalah teoritisi yang mengembangkan analisis tentang perubahan dalam masyarakat kapitalis Barat, yang merupakan kelanjutan dari teori klasik Marx. Mereka yang bekerja institut penelitian ini diantaranya Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse dan Erich Fromm di akhir tahun 20-an dan awal tahun 30-an.
 
Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan social dan intelektual , namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat manusia secara lebih akurat.
Kritik terhadap teori Marxian, Teori kritis ini merasa terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang diantaranya mengkritik determinisme yang ditekakan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Selain itu aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura-pura dibangun berdasarkan teori Marxian.
Kritik terhadap Positivisme, Positivisme dilukiskan sebagai mewakili berbagai hal. Positivism menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Penganut Positivisme beranggapa bahwa ilmu pengetahuan bersifat netral.  Aliran kritis menentang Positivisme karena berbagai alasan. Pertama, Positivisme cenderung melihat kehidupan social sebagai proses ilmiah. Kedua, Positivisme dianggap berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Dan ketiga, Positivisme dianggap menyebabkan aktor dan ilmuwan social menjadi pasif.
Kritik terhadap Sosiologi, Sosologi diserang karena menjadikan metode ilmiah sebaga tujian di dalam dirinya sendiri. Selain dari itu aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur social masa ini. Dan juga sosiologi dianggap telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut aliran ini, sosiolog lebih memerhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memerhatikan individu dalm masyarakat, maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat.
Kritik terhadap Masyarakat Modern, Kebanyakan teori awal Marxian secara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural karena dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Selain itu, menurut teori kritis, rasionalitas formal tak mencerminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Inilah yang dipandang sebagai "cara berpikir teknokratis" di mana tujuannya, adalah untuk membantu kekuatan yang mendominasi, bukan untuk memerdekakan individu dari dominasi. Secara keseluruhan aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan.
Kritik terhadap Kultur, teori kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan yang mengendalikan kultur modern. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan kepalsuannya. Kedua, mereka terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini