Nama : Syifa Maulidina
NIM : 1112051000150
Semester/ Prodi/ Kelas : 5/ KPI/ E
Onong Uchjana Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodelogis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya, menyadari bahwa begitu rumit dan kompleks proses komunikasi yang dilakukan manusia.
Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan lima unsur, yakni dalam model komunikasi Harold Lasswell (1948) who (komunikator), says what (pesan), in which channel (media), in whom (komunikan), with what effect (efek).
Joseph A. Devito (1997) dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menyebut adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi:
1. Dimensi fisik, lingkungan nyata atau berwujud.
2. Dimensi sosial psikologis, lingkungan hubungan kejiwaan antar komunikator dan komunikan.
3. Dimensi temporal (waktu), mencakup waktu dalam sehari mau pun dalam hubungan sejarah di mana komunikasi berlangsung.
Pada teori ini, ketiga dimensi lingkungan komunikasi akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Contohnya: orang A berjanji dengan orang B akan datang jam 10 pagi (dimensi temporal), tetapi orang A terlambat dan membuat orang B merasa jengkel (dimensi sosial psikologis), akhirnya orang B mengubah jam dan tempat pertemuan yang lain (dimensi fisik).
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yg merupakan studi sistematis mengenal sifat alami dari ilmu, khususnya dari metode-metodenya, konsep-konsep dasar penggarapan-penggarapannya, dan letaknya dalam kerangka umum dari bidang-bidang intelektual (A. Cornelius Benjamin, 1975).
Berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berpikir, maka sepanjang hidupnya manusia akan selalu menggunakan akalnya untuk berpikir. Dalam melihat objek di sekitarnya bahkan dirinya sendiri, manusia sekitarnya menghasilkan pengetahuan, ilmu dan teknologi. Beraneka ragam hasil pemikiran manusia, namun pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok, yaitu:
- Ontologi: menjawab "Apa objek formalnya?"
- Epistemologi: menjawab "Bagaimana menemukan ilmu itu?"
- Aksiologi: menjawab "Mengapa demikian?"
Ontologi membahas tentang apa objek formal yang ingin diketahui, hakikat apa yang ingin dikaji. Menekankan pada usaha untuk menemukan jawaban terhadap objek formal. Apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Metafisika sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat kenyataan.
Epistemologi adalah tentang pengetahuan, menjawab pertanyaan kedua, bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Berupaya menemukan jawaban bagaimana munculnya ilmu itu.
Aksiologi adalah tentang nilai, menjawab pertanyaan ketiga, penilaian kegunaan, penilaian baik dan buruk, dari pengetahuan yang kita peroleh. Menekankan pada mengapa ilmu itu demikian.
Fungsi teori komunikasi sangat relevan dan bermanfaat dalam mempelajari filsafat komunikasi. Manfaat teori komunikasi, yakni memperjelas proses pencapaian kebenaran dalam ilmu komunikasi sebagaimana yang dicari dalam filsafat komunikasi. Sejalannya teori komunikasi dan filsafat komunikasi adalah pendekatan umum dalam mengamati proses komunikasi :
- Tingkat bertanya
- Tingkat observasi
- Tingkat membentuk jawaban (teori)
Dasar-dasar ilmiah suatu ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini, akan selalu berpijak pada tiga hal isu: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Jadi tujuan mempelajari filsafat komunikasi adalah mencari jawaban-jawaban yg berpijak dari tiga isu penting filsafat ilmu. Dengan demikian, filsafat komunikasi adalah studi mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama.