Jumat, 22 Mei 2015

RIZKY ARIF SANTOSO_TUGAS 8_ KEBERADAAN MITOS SEBAGAI HUKUM SOSIAL

NAMA            : RIZKY ARIF SANTOSO

KELAS           : PMI 4

NIM                : 111 3054 000 001


KEBERADAAN MITOS SEBAGAI HUKUM SOSIAL


Mitos merupakan sesuatu hal yang tidak masuk akal namun dianggap benar akan kejadiannya. Mitos identik dengan hal-hal yang berbau mistis dan aneh. Mitos bermula dari sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyang manusia terdahulu dan diyakini memiliki bala bencana jika seseorang melanggarnya. Tak banyak orang yang tak memercayainya dan tidak sedikit pula masyarakat yang meyakini bahwa mitos yang ada di suatu daerah benarlah suatu peristiwa yang mistis dan tak masuk akal.

Walaupun mitos-mitos ini tak jarang dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan mistis, namun dibalik mitos terdapat pesan tersirat dari nenek moyang manusia yang memberikan kebaikan dan manfaat tersendiri buat lingkungan dan kehidupan. Mitos yang diciptakan manusia terahulu pada dasarnya sebagai "Hukum Sosial" bagi masyarakat setempat maupun masyarakat luas demi menjaga keseimbangan alam agar tetap asri dan alami, sehingga jika seseorang sejenak memikirkan untuk melanggarnya, maka secara otomotis sugesti yang ada di dalam hati dan pikiran manusia pun menolak dan mencegahnya untuk melakukan pelangaran dari mitos tersebut.

Pada pembahasan ini saya mengambil salah satu mitos yang diyakini banyak orang sebagai sesuatu yang aneh dan mistis yaitu mitos "Jika bermain melebihi batas magrib, maka akan diculik Setan (Wewe Gombel) ". Mengapa saya mengambil mitos tersebut??? Dikarenakan mitos tersebut mengandung pesan yang mistis namun memiliki hikmah dan tujuan yang baik.

Dahulu, sebelum anak-anak mengenal dan memainkan berbagai macam permainan berbasis teknologi canggih seperti Gadget, Playstation, Game Online, Tab dan berbagai permainan modern lainnya, anak anak dahulu ketika pulang dari sekolah dan makan siang, mereka bergegas untuk ke lapangan berkumpul dan bermain bersama teman-temannya. Permainannnya pun masih tergolong tradisional seperti bermain Kelereng, Layang-layang, Petak Umpet dan lain sebagainya. Walau terkesan sederhana namun permainan tersebut sangat digemari anak anak dizamannya. Permainan tradisional tersebut masih tetap eksis bertahan di tengah-tengah kehidupan yang sudah mengalami perubahan budaya walau yang bermain pun tergolong minoritas dan tidak sebanyak dahulu.

Anak anak kala itu sering disetiap waktu petang (sore) berkumpul di lapangan atau alun-alun untuk bermain bersama teman-teman, namun ada pesan dari orang tua mereka yang tak bisa dihiraukan oleh anak-anak kala itu. Pesan yang disampaiakan orang tua mereka ketika anak-anaknya bermain keluar rumah di sore hari merupakan pesan yang sederhana yaitu "Jangan bermain melebihi waktu magrib, nanti diculik Wewe Gombel ".

Perlu disadari memang benar bahwa orang tua sayang terhadap anaknya dan khawatir jika anak-anaknya mengalami musibah atau gangguan dalam hal fisik maupun mental, namun dari pesan yang sederhana tersebut, terdapat pesan yang mistis untuk anak-anak yang bermain kala itu di sore hari.

Disetiap anak-anak mulai bermain keluar rumah di sore hari, pesan mistis tersebut tak pernah luput dari ucapan orang tua kala itu. Sang anak selalu diingatkan oleh orang tuanya masing-masing bahwa kalo bermain hanya terbatas waktunya hingga menjelang magrib, tidak boleh melebihi waktu magrib, disebabkan jika sang anak melewati batas waktu magrib selalu dihubungkan dengan mitos akan diculik oleh Wewe Gombel.

Sosok hantu dari zaman ke zaman tetaplah menakutkan, anggapan dan imajinasi orang mengenai hantu sebagai sosok yang menyeramkan, bermuka hancur, tubuh berlumur darah dan memiliki bau tak sedap. Begitu pun dengan sosok Wewe Gombel, suatu sosok mistis (ghaib), bermuka seram dan menakutkan. Sehingga secara tak langsung memberikan sugesti yang menakutkan untuk anak-anak agar tidak bermain melewati batas waktu magrib.

Dari pesan singkat yang sederhana tersebut, sebenarnya ada pesan tersirat yang disampaikan orang-orang dahulu. Pesan "Jangan bermain melebihi waktu magrib, nanti diculik Wewe Gombel " memang diakui sebagai sebuah pesan yang mistis dan penuh mitos. Namun dibalik pesan itu ternyata mengandung hukum sosial yang ingin disampaikan agar hukum tersebut berlaku dan bermanfaat bagi orang banyak.

Pesan tersirat yang terkandung dalam mitos tersebut ialah menegenai waktu bermain anak-anak yang harus dibatasi, disebabkan masa kanak-kanak merupakan masa-masanya asyik bermain, ditakutkan ketika sang anak bermain di sore hari akan lupa waktu hingga melewati batas waktu yang tak terduga. Pesan tersebut berperan sebagai pengingat bagi anak-anak agar tidak bermain melewati waktu magrib dalam rangka mendidik sang anak untuk menghargai waktu dan menjauhi sifat lalai.

Disamping itu, pesan yang terkandung dalam mitos tersebut disamping membatasi waktu bermain anak-anak, juga mengingatkan anak-anak untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Hal ini untuk mencegah anak-anak untuk pergi keluar rumah yang tak jelas tujuannya atau dalam bahasa sehari-harinya "keluyuran". Biasanya jika anak bermain sudah selesai, mereka masih keluyuran ke rumah temannya hingga lupa waktu, maka itu mitos ini berlaku sebagai pembatas waktu bermain anak jika sudah selesai bermain agar segera pulang ke rumah dan tidak bepergian kemana-mana.

Selain itu, pesan yang selalu tak luput dari orang tua ini mengandung hikmah yang bermanfaat buat anak itu sendiri, yaitu masa masa magrib merupakan masa peralihan suhu siang ke malam. Suhu panas di siang hari beralih menuju suhu malam yang dingin merupakan peralihan yang terjadi di waktu magrib. Yang saya ketahui, peralihan suhu panas ke dingin sama halnya musim pancaroba yang kerap terjadi di Indonesia, musim pancaroba identik dengan musim penyakit seperti diare, DBD, dan penyakit lainnya. Maka dari itu, secara analogi massa massa magrib merupakan massa yang suhunya sama dengan massa pancaroba yang rentan mengundang penyakit. Maka dengan adanya mitos tersebut, berfungsi sebagai pencegah anak-anak ataupun orang lain agar tidak keluar rumah di waktu magrib agar terhindar dari penyakit yang tidak diharapkan.

Terakhir pesan mitos dan mistis tersebut memiliki manfaat lain yakni nilai religius dibalik pesan mistis yang ada massa itu. Orang tua terdahulu berpesan demikian agar disamping anak pulang ke rumah usai bermain, juga untuk mengingatkan anak untuk beribadah seperti salat dan membaca Al-Qur'an. Maka itu, mitos tersebut berperan sebagai penyeimbang waktu bagi sang anak, boleh bermain asal tidak lupa melaksanakan ibadah.

Jadi, pada dasarnya dibalik pesan "Jangan bermain melebihi waktu magrib, nanti diculik Wewe Gombel " walau memiliki pesan yang mistis namun mengandung makna tersirat yang bermanfaat sebagai hukum sosial dan manfaat yang beragam kala itu. Jadi, apapun pesannya akan tetapi memiliki manfaat selagi itu baik dan berfaedah bagi yang melakukannya. 

Cari Blog Ini