Nama : Azhar Fuadi
NIM : 11140540000004
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Kota Sebagai Ladang Perjuangan
( Perjuangan Merbot Masjid Al-Amal Jakarta Utara)
I. Pendahuluan
Teori Webber yang terkenal sampai saat ini adalah Teori Verstehen dimana teori ini adalah metode pengumpulan data yang berhubungan dengan tindakan sosial individu. Bagi Webber, sosiologi adalah bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang Tindakan Individu atau menghubungkan mengapa sampai orang bertindak demikian dan untuk apa dia bertindak seperti itu. Tindakan individu jelas menjadi salah satu perjuangan mereka untuk hidup di lingkungan masyarakat. Tindakan individu yang peneliti observasi adalah Marbot Masjid. Marbot, atau Kaum adalah istilah yang diberikan kepada seorang yang bertanggungjawab mengurus keperluan langgar/surau atau masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut. Adakalanya, seorang marbot juga mengurusi hal-hal yang berurusan dengan ibadah, seperti azan, menjadi imam cadangan. Sebagai suatu profesi, jasa seorang marbot juga dihargai. Mereka digaji dari dana celengan yang dikumpulkan baik harian, ataupun mingguan (hari Jumat). Pada saat-saat tertentu, marbot juga mendapat santunan, seperti saat masyarakat mengadakan walimah (khitanan atau perkawinan), atau saat menjelang Idul Fitri dan Idul Adha, mereka pun mendapatkan bagian. Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.
Penelitian yang digunakan dalam meneliti perjuangan Merbot Masjid Al-Amal Jakarta Utara adalah dengan menggunakan Metode penelitian Kualitatif. Metode penelitian Kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada ang
Karakteristik Atau Ciri-ciri Penelitian Kualitatif Adapun ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara lain:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka.
3. Tekanan pada proses bukan hasil. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan.
4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut.
5. Mengutamakan makna. Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa yang akan diteliti tersebut.
II. Tinjaun Teoritik
Teori Marxis Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Teori ini merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan sahabatnya, Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme.
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak mungkin mengabaikannya.
Neo-Marxisme adalah istilah diterapkan pada teori sosial atau analisis sosiologi yang mengacu pada ide-ide Karl Marx, Friedrich Engels dan unsur-unsur dari tradisi intelektual lain, seperti psikoanalisis (teori kritis), sosiologi Weberian (teori Erik Olin Wright tentang kelas yang bertentangan) dan anarkisme (kriminologi kritis). Neo-Marxisme juga meliputi analisis Marxisme, Marxisme Hegelian, teori Antonio Gramsci tentang hegemoni, feminisme Marxis, Marxisme ekologis, post-Marxisme dan berbagai teori sosial kritis yang berasal dari Frankfurt School. Penganut Neo-Marxisme (Neo-Marxis) menunjukkan bagaimana kebijakan-kebijakan dalam kapitalisme menghambat pembangunan dan meningkatkan kesenjangan antara negara di bagian utara dan selatan. Sejak saat itu, Neo-Marxis menghasilkan teori ketergantungan dan teori sistem dunia sebagai ilustrasi tentang bagaimana kapitalisme neo-liberal meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi global. Neo marxisme muncul atas dasar kritik terhadap pemikir kaum marxisme, walaupun pada dasarnya neo marxisme memiliki landasan teori yang sama tetapi para pemikir kaum neo marxisme berfikir bahwa pemikiran marxisme ada yang menyimpang dari tujuan awal marxisme. Teori ini adalah lanjutan dari teori marxisme. Dimana landasan dasar teori marxisme yang menyebutkan bahwa melepaskan manusia dari belenggu eksploitasi dan ketidaksetaraan. Tidak ada yang membedakan dalam teori ini hanya teori neo marxisme dilihat lebih struktural, yang diasumsikan oleh neo-marxisme adalah sistem internasional yang terbagi berdasarkan kelas. Pada intinya, neo-marxisme membuat sistem internasional dunia menjadi terstruktur, sehingga terdapat sistem tersendiri dalam hubungan antar negara.
Kesimpulannya bahwa teori marxisme dan neo marxisme merupakan teori yang mengkritik pandangan liberalisme dan realisme, dimana teori melihat adanya kesenjangan dalam masyarakat dengan dengan begitu para kaum marxis ingin menghilangkan kelas – kelas yang ada pada pandangan sebelumnya. Menurut penulis dengan tidak ada nya kelas – kelas maka hubungan antar negara pun akan kacau, karena tidak adanya pembagian yang jelas mengenai tugas masing – masing individu.
III. Hasil Observasi Lapangan
Kota sebagai ladang perjuangan menurut Teori Webber adalah dimana individu berjuang dengan sepenuh hati agar tetap bisa hidup di lingkungan masyarakat. Teori Webber yang terkenal sampai saat ini adalah Teori Verstehen dimana teori ini adalah metode pengumpulan data yang berhubungan dengan tindakan sosial individu. Bagi Webber, sosiologi adalah bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang Tindakan Individu atau menghubungkan mengapa sampai orang bertindak demikian dan untuk apa dia bertindak seperti itu. Tindakan individu jelas menjadi salah satu perjuangan mereka untuk hidup di lingkungan masyarakat. Peneliti memutuskan untuk mengambil sample tentang kehidupan perjuangan seorang Marbot Masjid didaerah Jakarta Utara, Masjid tersebut namanya Masjid Al-Amal.
Marbot Masjid itu namanya Bapak Suripto atau panggilan akrabnya Babeh. Babeh diamanahkan menjadi Marbot Masjid oleh pengurus Ta'mir Masjid dari tahun 2003 sampai sekarang. Umur Babeh kira-kira 65 Tahun. Perjuangan Babeh hidup dilingkungan Masyarakat adalah profesinya menjadi Marbot Masjid. Marbot Masjid adalah istilah yang diberikan kepada seorang yang bertanggungjawab mengurus keperluan langgar/surau atau masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut. Adakalanya, seorang marbot juga mengurusi hal-hal yang berurusan dengan ibadah, seperti azan, menjadi imam cadangan. Sebagai suatu profesi, jasa seorang marbot juga dihargai. Mereka digaji dari dana celengan yang dikumpulkan baik harian, ataupun mingguan (hari Jumat). Pada saat-saat tertentu, marbot juga mendapat santunan, seperti saat masyarakat mengadakan walimah (khitanan atau perkawinan), atau saat menjelang Idul Fitri dan Idul Adha, mereka pun mendapatkan bagian.
Babeh memilih menjadi Marbot Masjid karena Babeh ingin memakmurkan Masjid. Menjadi Marbot Masjid menurut Babeh adalah profesi yang mulia karena dengan menjadi Marbot Masjid dapat lebih dekat dengan Allah Swt karena Masjid adalah Rumah Allah Swt yang harus dijaga dengan baik. Menurut Babeh Masjid berarti tempat beribadah seluruh masyarakat Muslim yang ada di lingkungan Masyarakat. Fungsi masjid yang paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama'ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama'ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang shalat berjama'ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin. Selain itu fungsi masjid menurut Babeh itu:
1. Sebagai tempat beribadah
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu 'ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3. Sebagai tempat pembinaan jama'ah
Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta'mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da'wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4. Sebagai pusat da'wah dan kebudayaan Islam
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da'wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da'wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da'wah dan kebudayaan.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat
Sebagai tempat pembinaan jama'ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta'mir Masjid beserta kegiatannya.
6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.
Babeh bertindak menjadi Marbot Masjid semata-mata ingin dirinya lebih dekat dengan Allah, dengan profesi menjadi Marbot Masjid Babeh ingin menginvestasikan amal ibadah didunia agar selamat dunia dan akhirat. Babeh juga bertindak sebagai Marbot sudah menjadi panggilan nurani karena dengan menjadi Marbot Masjid berarti Babeh sudah mempunyai peran besar di masyarakat dengan menjaga dan membersihkan Masjid di lingkungan Masyarakat. Menjadi marbot masjid banyak pengalaman suka dan duka. Pengalaman itu dijadikan pembelajaran untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi. Motivasi Babeh tetap menjadi Marbot Masjid adalah keikhlasan, karena dengan ikhlas segala sesuatu tugas semua bisa dikerjakan dan juga selalu mengaharap Ridho Allah jika Allah sudah Ridho dengan kita maka pekerjaan sesulit apapun bisa dimudahkan sehingga pekerjaan kita hasilnya memuaskan.
IV. Kesimpulan
Marbot Masjid itu namanya Bapak Suripto atau panggilan akrabnya Babeh. Babeh diamanahkan menjadi Marbot Masjid oleh pengurus Ta'mir Masjid dari tahun 2003 sampai sekarang. Umur Babeh kira-kira 65 Tahun. Babeh memilih menjadi Marbot Masjid karena Babeh ingin memakmurkan Masjid. Menjadi Marbot Masjid menurut Babeh adalah profesi yang mulia karena dengan menjadi Marbot Masjid dapat lebih dekat dengan Allah Swt karena Masjid adalah Rumah Allah Swt yang harus dijaga dengan baik. Babeh bertindak menjadi Marbot Masjid semata-mata ingin dirinya lebih dekat dengan Allah, dengan profesi menjadi Marbot Masjid Babeh ingin menginvestasikan amal ibadah didunia agar selamat dunia dan akhirat. Motivasi Babeh tetap menjadi Marbot Masjid adalah keikhlasan, karena dengan ikhlas segala sesuatu tugas semua bisa dikerjakan dan juga selalu mengaharap Ridho Allah jika Allah sudah Ridho dengan kita maka pekerjaan sesulit apapun bisa dimudahkan sehingga pekerjaan kita hasilnya memuaskan.
V. Daftar Pustaka
1. Nurdin, M.Amin, 2006, Mengerti Sosiologi Pengantar Untuk Memahami Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: UIN Jakarta Press
2. Wirawan, Ida bagus. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
3. Setiadi, Elly M. Kolip,Usman. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
4. Koentjaraningrat. 1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.