Senin, 14 Maret 2016

Ilmiyati Nufus_Pondok Pesantren Babus Salam_Tugas 2

Ilmiyati Nufus_Pondok Pesantren  Babus Salam_Tugas 2
Nama: Ilmiyati Nufus
NIM:11140530000017
Jurusan: Manajemen  Dakwah
PONPES BABUS SALAM
Pondok pesantren Babus Salam berdiri pada tahun 1993. Bangunan yang dibangun di atas luas tanah wakaf ini cikal bakal pendiriannya  oleh KH. Arsyudin yang diteruskan oleh KH. Ahmad Rifa'i yang terus memimpin dan mengurus Yayasan Babus Salam sampailah kemudian diserahkan kepemimpinan yayasannya kepada menantu dari KH. Ahmad Rifa'i yakni KH. Anwar Wahdi Hasi sampai sekarang . Kemudian,  tepatnya berlokasi di daerah Cimone Tangerang, alamat lengkapnya yaitu Jl. Merdeka Gg. Pesantren 1 Pabuaran Sibang Karawaci Tangerang, letaknya di kelilingi oleh rumah-rumah warga, karena tepatnya berlokasi di tengah-tengah pemukiman warga pabuaran Sibang. Wilayah pesantren merupakan wilayah yang strategis dari jalan akses utama Cimone.

Fellasufah Diniyah_Lembaga Tahfidz dan Ta’lim Al-Quran Fathullah_Tugas 2


Fellasufah Diniyah_Lembaga Tahfidz  dan Ta'lim Al-Quran Fathullah_Tugas 2
Nama  : Fellasufah Diniyah
NIM    : 11140530000007
Kelas   : MD 4A
            Lembaga Tahfidz  dan Ta'lim Al-Quran atau yang biasanya disingkat dengan (LTTQ) adalah sebuah kegiatan lembaga pembinaan Al-qur'an dan juga termasuk lembaga dakwah Islam yang bertempat di area Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Jl.Ir.H. Juanda No.95 Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Lembaga Tahfidz dan Ta'lim Al-Qur'an berdiri sejak tahun 2000, lembaga ini berada di bawah naungan Masjid Fathullah. Lembaga ini memiliki visi dan misi sebagai berikut.
Visi:Menjadikan LTTQ Fathullah sebagai lembaga yang terkemuka dalam pembinaan Al-Qur'an dan pembentuk generasi intelektual Qur'ani dan masyarakat yang peduli terhadap masalah-masalah sosial.
Misi

Muhamad_Ubaidillah_TPQ_Al-Falah_Tugas_2

Nama : Muhamad Ubaidillah
NIM : 11140530000027
Kelas : MD 4A
: Metode Penelitian Dakwah

TPQ (Taman Pengajian al-Qur'an) AL-FALAH REMPOA
Era modern seperti sekarang, Indonesia dihadapkan pada kemerosotan moral dan hilangnya karakter bangsa. Seperti penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku sex bebas (dikalangan siswa SMP maupun SMA), tindakan-tindakan asusila, dan minum-minuman keras. Sehingga peran keluarga, lingkungan dan pendidikan agama sangat begitu penting. Keluarga yang harmonis menjadikan anak-anak faham akan norma-norma kebaikan. Lingkungan yang baik akan menjadikan anak-anak orang-orang yang baik dan peduli, dan pendidikan agama akan menjadikan anak-anak faham akan kebaikan dan keburukan.

Alfi Syahrin Dyah.R_Metodologi Penelitian Obyek Dakwah Majelis Ta'lim Al-Hidayah_Tugas 2

Fawwaz Raihan_Metode Penelitian Dakwah_Tugas 1

Metode Penelitian Dakwah
                                                                           Oleh: Fawwaz Raihan MD 4A
Sebelum kita belajar lebih jauh tentang Metode penelitian dakwah kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Penelitian, Dakwah, Metode penelitian, Jenis-Jenis penelitian, dan jenis-jenis data penelitian.
A.    Pengertian Penelitian
Penelitin (research) sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencari jawab dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah, menggunakan cara berfikir reflektif, berfikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan tujuan dan sifat peneyelidikan[1].

Fawwaz Raihan_Yayasan Islam Sabilussalam_Tugas 2

YAYASAN ISLAM SABILUSSALAM

                                                              Oleh : Fawwaz Raihan MD 4A

Yayasan Islam Sabilussalam berlokasi di Jl. WR. Supratman Gang Bacang RT/RW 002/09 Kp. Utan, desa Cempaka Putih, kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dan awalnya Berdiri di atas lahan tanah seluas 500 m2 (lima ratus meter persegi) hasil wakaf dari tanah bekas milik adat yang kemudian diperluas 200 m2 sehingga menjadi ±700 m2.

            Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat (saat ini telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat Timur.

            Latar belakang berdirinya yayasan ini karena mereka merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas dan juga merasa harus menjalankan amanah atas tanah wakaf tersebut. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.

Didirikannya yayasan ini oleh para pemuka masyarakat di daerah kampung Utan Desa Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur kabupaten Tangerang Selatan, adalah didasarkan pada kebutuhan mahasiswa dalam mempelajari ilmu agama yang tidak diperoleh di instansi-instansi umum.

            Sejak berdirinya yayasan ini hingga saat ini, pernah mengalami kekosongan dikarenakan para pendiri yang semakin banyak udzur dan penerus yang belum siap mengelola yayasan ini. Sehingga ±10 tahun yayasan islam Sabilussalam mengalami pemberhentian. Hal ini rupanya berdampak akan lembaga pendidikan, seperti halnya diniyyah yang hilang dan seolah-olah menyatu dengan TPQ.

            Lembaga pendidikan pesantren, baru dibuka pada tahun 1994. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada jauh sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam, Ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D. Hidayat, S. Shodikin, dan Fahrurrozi) dan juga istrinya memiliki kegiatan pengajian mingguan secara bergilir di sekitar desa Cempaka Putih. Dari jalan pengajian itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah. Sebidang tanah itulah yang saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK) (1982), Madrasah Diniyyah (1988), dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam. Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren ini telah mewisuda 18 angkatan.

            Selain itu, faktor didirikannya pesantren Luhur Sabilussalam ini adalah para pendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah/ literatur keagamaan yang berbahasa Arab. Juga didukung dengan keinginan pendiri membuat tafsir Alqur'an yang baru, mudah difahami, dan lebih ringkas bersama para mahasantri.

            Secara umum tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, yaitu:

"Mencetak pemimpin yang bertanggung jawab dan kuat dalam bidang agama"

            Pesantren ini awalnya sesuai dengan keinginan pendiri (H.M. Manshur) dibangun sebagai pesantren modern, dalam artian modern dalam berpikir, modern dalam bermasyarakat, kegiatan ibadah yang sempurna serta pengkajian kitab kuning. Sehingga pesantren ini dulunya hanya menerima mahasiswa mulai dari semester 3, bahkan pesantren ini pernah memiliki mahasantri pascasarjana. Namun seiring berkembangnya zaman pesantren ini mulai membuka pendaftaran untuk mahasiswa semester 1.

            Pesantren ini juga mengedepankan kemandirian mahasantri, bahkan sistem pesantren mandiri yang diciptalan yaitu "dari santri, oleh santri, untuk santri". Melihat hal semacam ini diharapkan alumni juga ikut berperan dalam perkembengan pesantren.

            Selain itu, Bimbingan Tes Sabilussalam atau biasa disebut BIM-TES Sabil, juga membantu memperkenalkan pesantren dikhalayak umum, sehingga peminat pesantren ini setiap tahun bertambah dan menjadikan pesantren ini semakin diakui keberadaannya.

            Hingga saat ini Sabilussalam mulai bangkit dan menjadi pesantren luhur yang diharapkan mampu bersaing dengan pesantren lain, juga menghasilkan alumni yang bermanfaat dikehudupan mendatang.

 

 Sumber:

Dr. H.M. Muslich Idris, Lc. M.A, Ketua Yayasan Islam Sabilussalam "Wawancara pribadi". 20 Desember 2015

Ibu Manshur, Istri Pendiri Pesantren Luhur Sabilussalam (H.M. Manshur) "Wawancara pribadi". 21 Desember 2015

Buletin Sabilussalam Hal.2

Risca Puspadelima_Metodologi Penelitian Dakwah_Tugas 1

Risca Puspadelima_Metodologi Penelitian Dakwah_Tugas 1
Nama   : Risca Puspadelima
NIM    : 11140530000008
Jurusan: Manajemen Dakwah 4A
 
METODOLOGI PENELITIAN DAKWAH
Pengertian penelitian berasal dari Bahasa Inggris, research artinya pencarian kembali atau penyelidikan kembali untuk menjawab berbagai fenomena yang ada, dengan mencari, menggali dan mengkategorikan sampai pada analisis fakta dan data. Penelitian itu sendiri setidaknya untuk menguji teori, membantah teori dalam penelitian ilmiah atau pemecahan masalah dalam penelitian ilmiah yang bersifat praktis.[1] Menurut (Woody, 1927) penelitian merupakan sebuah metode untuk menemuka kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).[2]
Penelitian adalah tiap usaha  untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur yang sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya dapat beberapa kali diuji dengan hasil yang sama. Kata "baru" disini bukan hanya berarti sesuatu yang tadinya sama sekali tidak ada lalu menjadi ada, tetapi juga perbaikan atau perkembangan dari suatu pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Dengan demikian penelitian tersebut bersifat objektif.[3]
Dakwah ditinjau dari segi bahasa "Da'wah" berarti panggilan, seruan atau ajakan. Sedangkan bentuk kata kerja (fi'il)nya berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da'a, Yad'u, Da'watan).[4] Ada banyak sekali pendapat dari para ahli mengenai definisi dari dakwah itu sendiri sehingga dapat disimpulkan bahwa dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da'i, mad'u, maaddah, thoriqoh dan washilah dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[5]
Dakwah dalam implementasinya merupakan kerja dan karya besar manusia baik secara personal maupun kelompok yang dipersembahkan untuk Tuhan dan sesamanya adalah kerja sadar dalam rangka menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persamaan dan mencapai kebahagiaan atas dasar ridha Allah SWT. Dengan demikian, baik secara teologis maupun sosiologis dakwah akan tetap ada selama umat manusia masih ada dan selama Islam masih menjadi agama manusia.[6]
Metode merupakan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan.[7] Penelitian (research atau riset) diartikan  sebagai kegiatan mengungkapkan  atau membuka pengetahuan karena pengetahuan, baik yang telah ada maupun yang masih belum ditemukan, dianggap sudah ada atau tersembunyi di alam yang hanya memerlukan pengungkapannya.[8] Metode Penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan serta tujuan tertentu yang diantaranya ialah bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.[9]
Jenis-jenis penelitian secara umum dapat dibagi atas dua jenis yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar atau murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitan terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.[10]
Jenis-jenis Metode Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan tingkat kealamiahan obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan penelitian terdiri dari Penelitian dasar, penelitian terapan dan Penelitian Pengembangan. Berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian yaitu Penelitian eksperimen, penelitian survey, penelitian naturalistik.[11]
Jenis analisis penelitian dibagi menjadi dua, ada Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif. Penelitian Kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Lebih menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Sedangkan Penelitian Kuantitatif merupakan metode untuk meguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.[12]


[1] Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si., Metodologi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), Hal 2.
[2] Moh. Nazir. Ph.D., Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Hal 13.
[3] Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta, Granit, 2010), Hal 2.
[4] Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Hal 1.
[5] Ibid., Hal. 2-3.
[6] Drs. Enjang AS, M.Ag., M.Si., Aliyudin, S.Ag., M.Ag., Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), Hal 1.
[7] Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M., Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011), Hal 22.
[8] Dr. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Hal 1.
[9] http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/definisi-metode-penelitian.html (diunggah pada hari Minggu, 06 Maret 2016 jam 20.00 WIB)
[10] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Hal 26.
[11] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014) Hal 5.
[12] Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M., op.cit., Hal 33&38.

Risca Puspadelima_Masjid Darul Mustaqim_Tugas 2

Risca Puspadelima_Masjid Darul Mustaqim_Tugas 2
Nama   : Risca Puspadelima
NIM    : 11140530000008
Jurusan: Manajemen Dakwah 4A

MASJID DARUL MUSTAQIM
Masjid Darul Mustaqim berdiri pada tahun 1995. Tanah yang dibangun menjadi Masjid ini merupakan tanah wakaf dari Ibu Sutijah dengan luas 17X17 meter. Masjid ini terletak di Kp. Warung Kaler RT 04 RW 02 Desa Cibungur Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Ketua DKM saat ini adalah Bapak Sartim yang sekaligus menjadi Amil di kampung ini.


Muhamad Faiz Al Maki_Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah_Tugas 2

Nama               : Muhamad Faiz Al maki
NIM                : 11140530000020
Jurusan            : MD 4/A
 
Pondok pesantren salafiyah Al- Istiqlaliyah, berdiri sejak tahun 1957, didirikan oleh seorang ulama besar di wilayah kabupaten Tangerang. KH. Dimiyati (almarhum) merupakan seorang ulama yang karismatik pada jamannya dan berdakwah dengan mendirikan tempat pendidikan non formal pesantren salafiyah al istiqlaliyah yang berlatar belakang salafi dan saat ini dilanjutkan oleh putra beliau, KH. Uci Turtusi atau hangat di sapa Abah Uci sejak sepeninggalan Almarhum bapaknya di awal tahun 2001.
Pondok pesantren salafiyah al-istiqlaliyah bertempat di kampung cilongok, desa sukamantri, kecamatan pasar kemis, kabupaten Tangerang, provinsi Banten. Dan saat ini ponpes Al-istiqqlaliyah memiliki santri ±400 yang berasal dari berbagai daerah di Banten, seperti Serang, Legok, Cikupa dan sebagainya bahkan ada juga santri yang berasal dari luar tanah Jawa untuk menuntut ilmu di Ponpes Al-istiqlaliyah.
Pondok pesantren Al-Istiqlaliyah ini masih menjaga tradisi metode kurikulum yang pertama di gagas langsung oleh pendiri awal ponpes Al-istiqlaliyah KH Dimiyati (almarhum) yaitu metode salafi, yang mana metode ini terbagi menjadi dua macam, ada metode sorogan, yaitu santri yang membaca kitab kuning dan kiayinya yang mengawasi dan mendidik. Dan metode bandungan, yaitu kiayinya yang membacakan dan menjelaskan kitab kuning dan santrinya mencatat dan menulis apa yang di jelaskan kiayi. Tidak ada sistem penerimaan santri, dalam artian penerimaan santri terbuka untuk semua kalangan usia dari mulai anak- anak hingga dewasa. Administrasipun tidak dibebankan kepada para santri yang menuntut ilmu di pesantren ini, mereka hanya diminta iuran listrik Rp. 5.000,- per-bulan.
Dalam perkembangannya ponpes Al-istiqlaliyah, seiring bertambahnya santri dari berbagai daerah, maka pengelola ponpes sering merenovasi dan menambah lokal kobong (kamar pesantren) yang biasanya kobongnya ini terbuat dari kayu dan bilik dan di lakukan dengan gotong royong oleh semua santri dengan biaya dari para donatur dan wali santri, inilah salah satu ciri khas santri salafi yang mana dalam kegiatannya di pesantren selain menuntut ilmu mereka juga berkhidmad atau mengabdi kepada kiayi dan dewan gurunya.
Kurikulum pendidikan yang ada di pesantren salafiyah ini tidak mengikat dan bukan dalam bentuk materi pelajaran, melainkan didasarkan pada kajian kitab kuning (kutub at-turots) serta dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu bahasa (nahwu shorof), fiqh, akhlaq, tasawwuf, tafsir, hadits dan ulumul Qur'an dengan kitab kitab seperti Shahih Muslim, Dzam'ul Jawami, Jauharul Maknun, Fathul Mu'in, Kifayatul Akhyar, Alfiyah, Tafsir Jalalain, dan lain sebagainya, semuanya disampaikan dalam metode pengajaran sorogan dan bandungan.
kegiatan bagi santri di Pesantren Al-Istiqlaliyah juga dimulai sejak subuh dengan sholat berjamaah. Sehabis jamaah subuh dilanjutkan dengan pengajian kitab kuning di majelis hingga menjelang pukul 07.00. Selanjutnya para santri memasak untuk sarapan pagi. Pada pukul 08.00, kegiatan pengajian dilanjutkan sampai pukul 10.00. setelah itu, santri diberikan waktu untuk beristirahat di kobong dan pekarangan pesantren. Pada pukul 14.00 pengajian dilanjutkan kembali sampai masuk waktu ashar dan berjamaah. Setelah ashar pengajian disambung kembali sampai pukul 17.30. Setelah maghrib, giliran pengajian al-Qur'an dilaksanakan. Kemudian setelah isya', para santri belajar kembali selama 90 menit sebelum kembali ke kamar masing- masing untuk istirahat. Kegiatan mereka begitu padat dan berlangsung secara terus-menerus selama satu minggu, kecuali pada hari ahad pagi, karena waktunya digunakan untuk pelaksanaan majelis akbar yang diikuti oleh masyarakat luas.
Selain kegiatan rutinitas seperti di atas, para santri ponpes Al-istiqlaliyah juga mempunyai kegiatan insidental seperti perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, Isro' dan Mi'raj, Qubroan dan lainnya. Ponpes Al-istiqlaliyah juga mempunyai kegiatan-kegiatan yang menonjol seperti peringatan Haul Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, pengajian rutin ahad pagi, pengajian kitab kuning malam jum'at dan malam selasa.
 

Risca Puspadelima_Masjid Darul Mustaqim_Tugas 2

Risca Puspadelima_Masjid Darul Mustaqim_Tugas 2
Nama   : Risca Puspadelima
NIM    : 11140530000008
Jurusan: Manajemen Dakwah 4A   

Masjid Darul Mustaqim berdiri pada tahun 1995. Tanah yang dibangun menjadi Masjid ini merupakan tanah wakaf dari Ibu Sutijah dengan luas 17X17 meter. Masjid ini terletak di Kp. Warung Kaler RT 04 RW 02 Desa Cibungur Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Ketua DKM saat ini adalah Bapak Sartim yang sekaligus menjadi Amil di kampung ini.
Ketika masjid membutuhkan dana untuk pembangunan maka para pengurus menggunakan kekuatan atau tenaga sendiri. Jadi masjid ini dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Dan juga uang tersebut ada yang diperoleh dari keropak masjid untuk keliling pada hari jum'at pada waktu sholat jum'at dilaksanakan dan kotak amal yang sudah tersedia di masjid. Dan kegiatan keuangan atau bendahara ini di pegang oleh Bapak Kosasih. Laporan pertanggungjawaban keuangan nya setiap perbulan dan terdapat pembukuan khusus.
Dokumen dan kegiatan surat menyurat ada di sekretaris yaitu Bapak Haji Adang. Semua kegiatan di masjid ini pasti dirapatkan dan dimusyawarahkan terlebih dahulu. Program kerjanya itu pun terdiri dari Pengajian harian mulai dari Bapak-bapak atau pun Ibu-ibu yang ada di lingkungan masjid. Lalu ada juga kegiatan mengajar yaitu madrasah diniyah dan juga TK. Pengangkatan pengurus pun dipilih berdasarkan demokrasi yang dipilih oleh para jamaah. Pergantian pengurus nya pun tidak dibatasi berapa tahun sekali, jadi ini sesuai kesanggupan dari penggurus itu sendiri.
Pembinaan dan pengembangan jamaah yaitu dalam pendidikan dakwah. Bapak-bapak pada malam jum'at dan ibu-ibu pada kamis pagi. Sedangkan dari remaja nya sendiri fleksibel. Tetapi ini juga menjadi problematika, karena hanya sedikit remaja yang mau berpartisipasi ataupun yang ingin memakmurkan masjid. Dan adapun kendala ketika menjadi imam, jadi jamaah di masjid ini saling dorong mendorong siapa yang akan menjadi imam. Karena tidak adanya keberanian dan kemampuan yang benar-benar baik dalam bidangnya. Jadi tidak ada imam yang tetap atau khusus di masjid Darul Mustaqim ini. Dan juga kurangnya jamaah. Hanya sedikit masyarakat yang mengikuti sholat berjamaah di masjid ini. Apalagi remaja nya yang bersikap acuh tak acuh pada setiap kegiatan yang dilaksanakan di masjid Darul Mustaqim ini. Jadi Bapak DKM dan pengurus yang lainnya memanggil para mahasiswa UIN dan remaja-rema lainnya agar dapat ikut serta dan aktif dalam menghidupkan masjid dan memakmurkan masjid Darul Mustaqim.

Cari Blog Ini