Senin, 14 Maret 2016

Fawwaz Raihan_Yayasan Islam Sabilussalam_Tugas 2

YAYASAN ISLAM SABILUSSALAM

                                                              Oleh : Fawwaz Raihan MD 4A

Yayasan Islam Sabilussalam berlokasi di Jl. WR. Supratman Gang Bacang RT/RW 002/09 Kp. Utan, desa Cempaka Putih, kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dan awalnya Berdiri di atas lahan tanah seluas 500 m2 (lima ratus meter persegi) hasil wakaf dari tanah bekas milik adat yang kemudian diperluas 200 m2 sehingga menjadi ±700 m2.

            Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat (saat ini telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat Timur.

            Latar belakang berdirinya yayasan ini karena mereka merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas dan juga merasa harus menjalankan amanah atas tanah wakaf tersebut. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.

Didirikannya yayasan ini oleh para pemuka masyarakat di daerah kampung Utan Desa Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur kabupaten Tangerang Selatan, adalah didasarkan pada kebutuhan mahasiswa dalam mempelajari ilmu agama yang tidak diperoleh di instansi-instansi umum.

            Sejak berdirinya yayasan ini hingga saat ini, pernah mengalami kekosongan dikarenakan para pendiri yang semakin banyak udzur dan penerus yang belum siap mengelola yayasan ini. Sehingga ±10 tahun yayasan islam Sabilussalam mengalami pemberhentian. Hal ini rupanya berdampak akan lembaga pendidikan, seperti halnya diniyyah yang hilang dan seolah-olah menyatu dengan TPQ.

            Lembaga pendidikan pesantren, baru dibuka pada tahun 1994. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada jauh sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam, Ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D. Hidayat, S. Shodikin, dan Fahrurrozi) dan juga istrinya memiliki kegiatan pengajian mingguan secara bergilir di sekitar desa Cempaka Putih. Dari jalan pengajian itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah. Sebidang tanah itulah yang saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK) (1982), Madrasah Diniyyah (1988), dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam. Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren ini telah mewisuda 18 angkatan.

            Selain itu, faktor didirikannya pesantren Luhur Sabilussalam ini adalah para pendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah/ literatur keagamaan yang berbahasa Arab. Juga didukung dengan keinginan pendiri membuat tafsir Alqur'an yang baru, mudah difahami, dan lebih ringkas bersama para mahasantri.

            Secara umum tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, yaitu:

"Mencetak pemimpin yang bertanggung jawab dan kuat dalam bidang agama"

            Pesantren ini awalnya sesuai dengan keinginan pendiri (H.M. Manshur) dibangun sebagai pesantren modern, dalam artian modern dalam berpikir, modern dalam bermasyarakat, kegiatan ibadah yang sempurna serta pengkajian kitab kuning. Sehingga pesantren ini dulunya hanya menerima mahasiswa mulai dari semester 3, bahkan pesantren ini pernah memiliki mahasantri pascasarjana. Namun seiring berkembangnya zaman pesantren ini mulai membuka pendaftaran untuk mahasiswa semester 1.

            Pesantren ini juga mengedepankan kemandirian mahasantri, bahkan sistem pesantren mandiri yang diciptalan yaitu "dari santri, oleh santri, untuk santri". Melihat hal semacam ini diharapkan alumni juga ikut berperan dalam perkembengan pesantren.

            Selain itu, Bimbingan Tes Sabilussalam atau biasa disebut BIM-TES Sabil, juga membantu memperkenalkan pesantren dikhalayak umum, sehingga peminat pesantren ini setiap tahun bertambah dan menjadikan pesantren ini semakin diakui keberadaannya.

            Hingga saat ini Sabilussalam mulai bangkit dan menjadi pesantren luhur yang diharapkan mampu bersaing dengan pesantren lain, juga menghasilkan alumni yang bermanfaat dikehudupan mendatang.

 

 Sumber:

Dr. H.M. Muslich Idris, Lc. M.A, Ketua Yayasan Islam Sabilussalam "Wawancara pribadi". 20 Desember 2015

Ibu Manshur, Istri Pendiri Pesantren Luhur Sabilussalam (H.M. Manshur) "Wawancara pribadi". 21 Desember 2015

Buletin Sabilussalam Hal.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini