Minggu, 03 Mei 2015

TUGAS UTS EKOLOGI MANUSIA

Nama               : Idha Chusaini (1112054000007)

                          Indah Kurniawati (1112054000028)

                          Raden Ahmad Nabhan (111205400000 )

MatKul            : Ekologi Manusia

Kolong Jembatan 1 dan Pencemaran Laut Cilincing Jakarta Utara

A.    Kolong Jembatan 1

Wilayah ini adalah daerah yang menjadi tempat tinggal bagi para PSK, belasan cafe berjejer sepanjang jalan, mayoritas cafe tersebut juga dijadikan tempat tinggal para PSK. Di tempat ini terdapat sekitar 100 PSK dan germo, tempat ini sangat rawan peredaran Miras dan NARKOBA, siang hari kedaan tidak terlalau ramai namun dimalam hari suasana sangat ramai dengan hingar bingar musik dan para tamu.

Warga sekitar tak bisa bebrbuat banyak karena tempat ini dibekengi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab dan juga ada salah satu oknum kepolisian yang mengambil keuntungan dengan meminta iuran kepada warga setempat. Daerah pemukiman dan lokalisasi terpisah, mayoritas penduduk berprofesi sebagai psk, nelayan dan pemulung.ditempat ini tidak ada kelembagaan yang berdiri karena RT/RW nya pun masih terjadi perdebatan legal atau tidaknya. Peran lembaga keagamaan (Musholla) hanya sebatas tempat ibadah saja tidak ada kegiatan lain. Kedaan rumah secara umum adalah semi permanen yang terbuat dari kayu dan triplek, dan tidak memilki MCK sendiri, sebagian kecil sudah ada yang dibangun secara permanen. Kesehatan masyarakat di sini cenderung mengalami sakit kulit karena minimnya sumber air jernih, lingkungan yang kotor, dan pola hidup yang tidak beraturan. Jika sakit mereka berobat ke puskesmas terdekat.

Beberapa kilometer dari kolong jembatan 1 terdapat kecamatan cilincing dimana perumahannya dan timpat tinggal masyarakatnya dapat dikatakan cukup mampu dan mata pencarian mereka rata-rata pedagang dan wiraswsta serta lingkungan yang baik unruk mendukung tumbuh berkembangnya anak.

B.     Pencemaran laut di Cilincing?

Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir.Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut.Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.

B.     PenyebabPencemaran Laut di Cilincing

1.      Pencemaran oleh minyak

Pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air..

2.      Pencemaran oleh sampah

Plastik telah menjadi masalah global.Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,              Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah  yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.

3.      Pencemaran akibat peningkatan keasaman

Kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini .

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami.[1]

4.      Pencemaran akibat polusi kebisingan

Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut

C.    Dampak dari pencemaran laut?

1.      Tumpahan minyak

Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya.Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.

2.      Sampah

Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini,  sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia.Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

3.      Peningkatan keasaman

Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami[2]

4.      Polusi kebisingan

Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut.Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

Pencemaran limbah yang kian pekat dan meluas membuat nelayan susah mendapatkan hasil tangkapan, juga memicu kegagalan panen budidaya kerang. Air yang tercemar limbah itu berbau menyengat, keruh, dan pekat dengan berbagai warna, seperti hitam, putih, hijau, hingga coklat kemerahan.

D.    Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut

Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam peraturan Pemerintah republik Indonesia no 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaraan dan/atau perusakan laut :

1.      Pencegahan terjadinya pencemaran laut

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :

a.       Tidak membuang sampah ke laut

b.      Penggunaan pestisida secukupnya

c.       Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.

d.      Kurangi penggunaan plastic

e.       Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.

f.       Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

g.      Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.

h.      Pendaurulangan sampah organic

i.        Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

j.        Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

2.        Penanggulangan pencemaran laut :

a.       Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir  pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.

b.      Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.

c.       Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat

Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pencemaran laut diantaranya adalah :

1.      Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi kehidupan.

2.      Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta isinya.

3.      Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.

4.      Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.

5.      Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan mencemari laut.[3]

E.     Dokumentasi

Kolong Jembatan 1



Depan kecamatan Cilincing

 


Laut Cilincing


  



[1]Romimohtarto, 1991.Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta. Hal 43

[2]Romimohtarto, 1991.Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta. Hal 43

[3]Ibid Hal 72-76

lampiran foto kelompok nabhan

Inline image
kolong jembatan

Inline image
depan kecamatan cilincing

tugas uts ekolog manusia : Ahmad nabhan, Idha Chusaini, dan Indah Kurniawati

Oleh
Idha Chusaini (1112054000007),   Indah Kurniawati (11120540000 ),
Raden Ahmad Nabhan (1112054000004 )
UTS Mata Kuliah: Ekologi Manusia
 
Ekologi Wilayah Kolong Jembatan Satu dan Pendekatan Fenomena Yang Terjadi
 
A.    Deskripsi Wilayah Kolong Jembatan 1
Wilayah ini adalah daerah yang menjadi tempat tinggal bagi para PSK, belasan cafe berjejer sepanjang jalan, mayoritas cafe tersebut juga dijadikan tempat tinggal para PSK. Di tempat ini terdapat sekitar 100 PSK dan germo, tempat ini sangat rawan peredaran Miras dan NARKOBA, siang hari kedaan tidak terlalau ramai namun dimalam hari suasana sangat ramai dengan hingar bingar musik dan para tamu.
Warga sekitar tak bisa bebrbuat banyak karena tempat ini dibekengi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab dan juga ada salah satu oknum kepolisian yang mengambil keuntungan dengan meminta iuran kepada warga setempat. Daerah pemukiman dan lokalisasi terpisah, mayoritas penduduk berprofesi sebagai psk, nelayan dan pemulung. ditempat ini tidak ada kelembagaan yang berdiri karena RT/RW nya pun masih terjadi perdebatan legal atau tidaknya. Peran lembaga keagamaan (Musholla) hanya sebatas tempat ibadah saja tidak ada kegiatan lain.
Kedaan rumah secara umum adalah semi permanen yang terbuat dari kayu dan triplek, dan tidak memilki MCK sendiri, sebagian kecil sudah ada yang dibangun secara permanen.  Kesehatan masyarakat di sini cenderung mengalami sakit kulit karena minimnya sumber air jernih, lingkungan yang kotor, dan pola hidup yang tidak beraturan.
Jika sakit mereka berobat ke puskesmas terdekat.
Beberapa kilometer dari kolong jembatan 1 terdapat kecamatan cilincing dimana perumahannya dan timpat tinggal masyarakatnya dapat dikatakan cukup mampu dan mata pencarian mereka rata-rata pedagang dan wiraswsta serta lingkungan yang baik unruk mendukung tumbuh berkembangnya anak.
B.     Pencemaran laut ( Ekologi Yang Buruk )
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
Penyebab Pencemaran Laut di Cilincing
1.      Pencemaran oleh minyak
pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air..
2.      Pencemaran oleh sampah
            Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,              Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.
            Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.
            Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah  yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
3.      Pencemaran akibat peningkatan keasaman
            kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini .
            Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami.[1]
4.      Pencemaran akibat polusi kebisingan
            Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut
B.     Dampak dari pencemaran laut
Dampak dari fenomena yang terjadi menghasilkan pemasalahn yaitu :
-          Food daily
-          Sosial daily
-          Loud dan city
Ketiga aspek dari dampak pencemaran dan lingkungan yang buruk ini dipaparkan melalui kasus pencemaran terkait yaitu :
 
1.      Tumpahan minyak
             Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.
2.      Sampah
           Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini,  sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.
3.      Peningkatan keasaman
            Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.
            Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami[2]
4.      Polusi kebisingan
           Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.
Pencemaran limbah yang kian pekat dan meluas membuat nelayan susah mendapatkan hasil tangkapan, juga memicu kegagalan panen budidaya kerang. Air yang tercemar limbah itu berbau menyengat, keruh, dan pekat dengan berbagai warna, seperti hitam, putih, hijau, hingga coklat kemerahan.
C.     Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut
            Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam peraturan Pemerintah republik Indonesia no 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaraan dan/atau perusakan laut :
1.      Pencegahan terjadinya pencemaran laut
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :
a.       Tidak membuang sampah ke laut
b.      Penggunaan pestisida secukupnya
c.       Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
d.      Kurangi penggunaan plastic
e.       Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.
f.       Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
g.      Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
h.      Pendaurulangan sampah organic
i.        Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
j.        Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
2.        Penanggulangan pencemaran laut :
a.       Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir  pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.
b.      Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.
c.       Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat
Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pencemaran laut diantaranya adalah :
1.      Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi kehidupan.
2.      Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta isinya.
3.      Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
4.      Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
5.      Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan mencemari laut.[3]


[1] Romimohtarto, 1991.  Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta. Hal 43
[2] Romimohtarto, 1991.  Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta. Hal 43
[3] Ibid Hal 72-76

Cari Blog Ini