Senin, 21 April 2014

iis sudiyanti ( tugas5 ) pmi6_Tahap Pelaksanaan

Nama : iis sudiyanti
PMI VI 
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan "101 Penanaman di Pekarangan Rumah"
Tahap 1 ( Instrument )
No
Kegiatan
Aktor
Keterangan
1
Diskusi dengan tokoh masyarakat
Kepala RT, kiyai, ibu-ibu pkk

2
Diskusi dengan para pemuda
Karang taruna, Ikatan remaja masjid

3
Diskusi dengan kepala desa
Kepala Desa

4
Pola Aksi
Seluruh masyarakat






Budhi Baihakki_PMI 6_Proposal dan Instrument

Proposal Kegiatan
"Sosialisasi Permasalahan Sampah Kepada Anak-Anak Dengan Metode Ular Tangga Raksasa"
Latar Belakang Masalah
Sampah merupakan masalah yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Karena semakin tak terkendalinya peningkatan jumlah populasi maka akan semakin berdampak buruk bagi bumi kita apabila manusia tidak dapat ramah dengan alam. Manusia adalah makhluk yang konsumtif dan selalu ingin sesuatu yang baru walaupun sesuatu yang baru itu tidak terlalu diperlukan untuk kebutuhan hidupnya, dan setiap harinya mempunyai berbagaimacam kebutuhan yang berbeda-beda. Maka suatu saat akan ada sesuatu barang yang sudah lama dan tidak diperlukan lagi, dan itu sudah pasti jadi sampah.

Agung Laksono Wibowo_Tugas 5_Konsep Penelitian Sosiologi


Dampak Ditutupnya Terminal Lebak Bulus bagi Perekonomian Para Supir Bus Travel
I.                  Latar Belakang
         Terminal Lebak Bulus adalah terminal bus yang terletak di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Terminal bus ini merupakan salah satu terminal bertipe A yang ada di Provinsi DKI Jakarta ini. Terminal Lebak Bulus memiliki keberfungsian sebagai sarana penyedia transportasi umum yang  terbagi menjadi dua, yaitu untuk melayani penumpang dengan tujuan dalam kota dan luar kota. Terminal ini menjadi terminal tujuan awal atau akhir dan juga terminal yang dilewati untuk beberapa rute perjalanan. Dan terminal ini juga bersebelahan dengan Stadion Lebak Bulus, namun sekarang sudah tidak diberfungsikan karena adanya proyek pembangunan MRT.

kartika al ashzim_tugas 5_perilaku PKL KS Tubun terhadap perelokasian lokasi

Perilaku PKL KS Tubun Terhadap Perelokasian Lokasi.
I.                      I. Latar Belakang
Maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang kembali memilih berjualan di jalan berdampak luas. Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan beragam cara untuk mendorong para PKL agar bersedia berjualan di gedung-gedung pasar. Banyak cara dilakukan Pemprov DKI, yakni menggratiskan sewa kios selama enam bulan, menggelar hiburan musik di tempat-tempat yang dijadikan relokasi, menggelar event promosi yang mampu menarik minat pengunjung.
Salah satu lokasi yang menjadi tempat penelitian saya yaitu di KS Tubun, Petamburan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah merelokasi para PKL KS Tubun ke Gedung PD Pasar Jaya Slipi. Pada awalnya, para PKL KS Tubun bersedia direlokasi ke gedung PD Pasar Jaya Slipi. Tetapi dalam proses perelokasian, para PKL merasa tidak betah. Sehingga pada kenyataannya, para PKL kembali menjajakan dagangannya ke badan jalan dan trotoar. Hal itu mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan KS Tubun menjadi macet. Budaya PKL berjualan di pinggir jalan, itu karena mereka benar-benar merasakan keuntungan yang diperoleh. Dibandingkan berjualan di gedung-gedung pasar yang telah disiapkan oleh Pemprov DKI.
Sampai saat ini, para PKL masih berjualan disekitar Museum Tekstil. Itu karena para PKL sangat membutuhkan pendapatan untuk menopang kehidupan keluarganya. Sebenarnya para PKL bukan tidak mau di relokasi, melainkan menginginkan tempat yang memungkinkan serta memadai.
II.                  II. Pertanyaan Penelitian
1.       Apa alasan para PKL di KS Tubun tidak mau direlokasi ke pasar Slipi?
2.       Siapa saja yang merasa terganggu akibat PKL berjualan di badan jalan?
3.       Apakah para PKL KS Tubun sudah merasa puas dengan perelokasian lokasi ke pasar Slipi?
4.       Apa yang diharapkan oleh para PKL KS Tubun terhadap Pemerintah Provinsi DKI?
5.       Apakah perelokasian lokasi ini dapat menjadi solusi terbaik untuk para PKL KS Tubun?
 
III.                III. Metode
Dalam penelitian ini, saya menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif secara umum sifatnya:
1. Menggali informasi secara mendalam
2. Menjawab pertanyaan mengapa
3. Mengetahui tentang motivasi, persepsi, perilaku, sikap dan kepercayaan
4. Memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat
5. Mendapatkan suatu hipotesa
tehnik yang digunakan berupa wawancara mendalam, fokus group discussion dan observasi
 

Rachmat Jazuli_Tugas 5_Laporan Penelitian Lapangan


A. Pendahuluan
Coba, pernahkah kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu mengasyikan dan seru-seru model permainannya. Sekilas jawabannya baik dan masuk akal. Tetapi yang berkembang belakangan ini game sudah lebih jauh dari sekedar seru dan asyik. Ada apa disana dan kenapa lebih asyik? Karena sekarang disana ada kehidupan dan dunianya sendiri, atau mudahnya ada "alamnya" sendiri.

Muhammad Farid Tugas 6 Ekologi Manusia Tahapan Program

Nama              : Muhammad Farid

NIM                : 1111054000003

Mata kuliah   : Ekologi Manusia

Tugas ke         : 6


SAVE OUR CILIWUNG : Menjaga dan Memanfaatkan Ciliwung

Tahapan Program


Tahap I : Instrumen


No.

Kegiatan

Dilakukan

Keterangan

Ya

Tidak

1

Diskusi dengan tokoh masyarakat tentang program yang akan dijalankan

 

 

 

2

Diskusi dengan pemuda sekitar untuk sosialisasi program dan mengajak kerjasama menjalankan program

 

 

 

3

Pemetaan lokasi KaSuKa

 

 

 

4

Membuat MOU dengan Komunitas Ciliwung Condet

 

 

 

5

Membuat MOU dengan Bank Sampah Melati Bersih

 

 

 

6

Membuat MOU dengan Relawan Pecinta Pohon

 

 

 

7

Pengorganisasian program

 

 

 

8

Pembuatan Pos PaSS (Patroli Sampah Sungai)

 

 

 

9

Menyiapkan logistik Pos PaSS

 

 

 

10

Menyiapkan bibit-bibit pohon

 

 

 

11

Menyiapkan Lokasi Bank Sampah

 

 

 


Tahap II : Pelaksanaan

1.      Diskusi

Melakukan diskusi dengan RT, RW, PKK dan Tokoh Masayarakat sekitar guna mensosialisasikan dan meminta dukungan program-program yang akan dijalankan. Kemudian di waktu yang berbeda berdiskusi dengan pemuda dan karang taruna sekitar untuk mensosialisasikan dan melakukan kerjasama untuk program yang dijalankan.

2.      Pemetaan lokasi

Berkeliling dengan warga, untuk menentukan lokasi yang akan dijadikan objek program.

3.      Membuat MOU dengan beberapa Komunitas dan Lembaga.

·         Komunitas Ciliwung Condet, untuk menyokong program PaSS, yang mana membutuhkan berbagai macam persiapan, untuk terjun langsung ke sungai.

·         Bank Sampah Melati Bersih, untuk memudahkan pengelolaan sampah, dan juga bisa bermanfaat untuk warga.

·         Relawan Pecinta Pohon, untuk melakukan penghijauan di bantaran sungai ciliwung

4.      Pengorganisasian Program

Untuk menentukan siapa ketua, wakil, sekretaris, bendahar, anggota dan lain sebagainya,  dalam menjalankan program.

5.      Pemenuhan logistik

Menyiapkan berbagai macam logistik yang digunakan dalam program-program yang hendak dijalankan, seperti, perahu, serokan sampah, pacul, dan lain-lain.

6.      Pembangunan

Membangun lokasi Pos PaSS, dan juga membnagun lokasi Bank Sampah Melati Bersih.

7.      Aksi

Mulanya melakukan pembersihan sampah-sampah di bantaran sungai, dan juga yang berada di sungai. Setelah bersih mulai penjagaan di pintu KaSuKa, untuk menhan sampah yang mengalir dari luar KaSuKa. Kemudian sampah dipilah olah masyarakat, yang sekiranya masih berguna, dan kemudian dibawa ke bank sampah. Begitu seterusnya, ketika warga mendapat sampah, maka proses akhirnya dibawa ke bank sampah.

Kemudian setelah bantaran sungai mulai bersih, barulah memulai penanaman pohon untuk menghijaukan kembali bantaran sungai ciliwung.

Tahap III : Evaluasi

Evaluasi ini akan dilaksanakan setelah program dijalankan


Agik_tugas5_Penelitian sosiologi

Nama        : Agik Purwanto
Nim            : 1113054100028
Kelas         :Kessos 2A
 
Kenakalan Remaja di Kampung Gedong
 
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita ( 1983 :23 ) bahwa : "Kenakalan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku di suatu negara yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan tercela".
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan suatu pengertian yang memuat segi-segi juridis maupun segi-segi sosiologis. Selanjutnya pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1974:35) adalah:
"Remaja adalah usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya".
Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.
 
BAB II
Pertanyaan Penelitian
1. Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?
2. Apa dampak kenakalan remaja di masyarakat sekitar?
3. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?
 
BAB III
Metodelogi
Metode yang digukan adalah kuatitatif yaitu metode yang mengarah pada menganalisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan kenyataan yang ada, dengan cara mengamati dan wawancara dapat menyimpulkan apa saja yang menjadi permasalahan pada kenakalan remaja.

Cari Blog Ini