Perilaku PKL KS Tubun Terhadap Perelokasian Lokasi.
I. I. Latar Belakang
Maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang kembali memilih berjualan di jalan berdampak luas. Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan beragam cara untuk mendorong para PKL agar bersedia berjualan di gedung-gedung pasar. Banyak cara dilakukan Pemprov DKI, yakni menggratiskan sewa kios selama enam bulan, menggelar hiburan musik di tempat-tempat yang dijadikan relokasi, menggelar event promosi yang mampu menarik minat pengunjung.
Salah satu lokasi yang menjadi tempat penelitian saya yaitu di KS Tubun, Petamburan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah merelokasi para PKL KS Tubun ke Gedung PD Pasar Jaya Slipi. Pada awalnya, para PKL KS Tubun bersedia direlokasi ke gedung PD Pasar Jaya Slipi. Tetapi dalam proses perelokasian, para PKL merasa tidak betah. Sehingga pada kenyataannya, para PKL kembali menjajakan dagangannya ke badan jalan dan trotoar. Hal itu mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan KS Tubun menjadi macet. Budaya PKL berjualan di pinggir jalan, itu karena mereka benar-benar merasakan keuntungan yang diperoleh. Dibandingkan berjualan di gedung-gedung pasar yang telah disiapkan oleh Pemprov DKI.
Sampai saat ini, para PKL masih berjualan disekitar Museum Tekstil. Itu karena para PKL sangat membutuhkan pendapatan untuk menopang kehidupan keluarganya. Sebenarnya para PKL bukan tidak mau di relokasi, melainkan menginginkan tempat yang memungkinkan serta memadai.
II. II. Pertanyaan Penelitian
1. Apa alasan para PKL di KS Tubun tidak mau direlokasi ke pasar Slipi?
2. Siapa saja yang merasa terganggu akibat PKL berjualan di badan jalan?
3. Apakah para PKL KS Tubun sudah merasa puas dengan perelokasian lokasi ke pasar Slipi?
4. Apa yang diharapkan oleh para PKL KS Tubun terhadap Pemerintah Provinsi DKI?
5. Apakah perelokasian lokasi ini dapat menjadi solusi terbaik untuk para PKL KS Tubun?
III. III. Metode
Dalam penelitian ini, saya menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif secara umum sifatnya:
1. Menggali informasi secara mendalam
2. Menjawab pertanyaan mengapa
3. Mengetahui tentang motivasi, persepsi, perilaku, sikap dan kepercayaan
4. Memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat
5. Mendapatkan suatu hipotesa
tehnik yang digunakan berupa wawancara mendalam, fokus group discussion dan observasi
1. Menggali informasi secara mendalam
2. Menjawab pertanyaan mengapa
3. Mengetahui tentang motivasi, persepsi, perilaku, sikap dan kepercayaan
4. Memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat
5. Mendapatkan suatu hipotesa
tehnik yang digunakan berupa wawancara mendalam, fokus group discussion dan observasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar