Senin, 19 Mei 2014

kartika al ashzim_tugas 7_ tor dan hasil penelitian ke 3

KEHIDUPAN SOSIAL SOPIR ANGKUTAN BEMO DI JAKARTA BARAT
LATAR BELAKANG
Dalam penelitian ketiga ini, saya meneliti kehidupan sosial sopir angkutan bemo yang berada di Jakarta Barat. Kehidupan sosial sopir angkutan bemo di Jakarta menjadi suatu masalah yang akan dijadikan objek penelitian bagi saya.
Meski 'terengah' melawan hegemoni angkutan missal modern-mikrolet atau metmini-bemo masih diperkenankan beroprasi, walau hanya di pinggiran, seperti kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Pejompongan, Jakarta Pusat, atau Olimo, Jakarta Barat. Angkutan bemo yang semakin tergopoh dengan tiga rodanya menyusuri semrawutnya jalanan Jakarta. Meski tidak layak sebagai angkutan kota, Kendaraan yang telah hadir dari tahun 1962 ini masih diminati warga karena murah dan penumpang tidak terlalu lama menunggu karena hanya memuat tujuh orang. Kendaraan ini tidak hanya dipergunakan di Jakarta saja namun juga disejumlah kota lain di Indonesia seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, keberadaan bemo itu sendiri masih dapat ditemui di daerah Jakarta Barat, walaupun masih mendapat tantangan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena menghasilkan polusi yang cukup besar. Ketika jepang, Negara produsen awal bemo, menghentikan produksi kendaraan ini, eksistensi angkutan umum ini di tanah air semakin terpojok. keberadaan bemo makin terpuruk saat pemerintah menilai kendaraan ini dianggap sudah terlalu tua, tidak aman lagi dan asapnya menyebabkan polusi sehingga dihapuskan dari program angkutan kota, di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971.

PERTANYAAN PENELITIAN
1.       Bagaimana kehidupan sosial sopir angkutan bemo di Jakarta Barat?
2.       Apa yang menjadi harapan sopir angkutan bemo terhadap kebijakan pemerintah DKI Jakarta?

LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini, saya menggunakan landasan teori dari Emile Durkheim. Teori Emile Durkheim menjadi landasan teori bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kualitatif.
Tekhnik yang digunakan yaitu melalui wawancara dan observasi langsung ke area penelitian yang berada di Jakarta pusat. Saya mewawancarai salah seorang sopir angkutan bemo yang sedang tidak beroperasi. Dan saya mengobservasi kehidupan sosial para sopir angkutan bemo di area penelitian saya.

AREA RISET
Tempat : Jalan Olimo , Jakarta Barat
Tanggal : 13 s/d 15 Mei 2014
Objek : seorang sopir angkutan bemo bernama bapak Asyikin

HASIL PENELITIAN
Di dalam penelitian ini menghasilkan gambaran tentang bagaimana kehidupan sosial sopir angkutan bemo yang berada di Jakarta Barat. Saya  mewawancarai seorang sopir angkutan bemo yang tidak sedang beroperasi, yang bernama bapak  Asyikin.
Ia berangkat ke Jakarta, menarik bemo sejak tahun 1976 hingga sekarang. Ia seorang supir Bemo di pangkalan Olimo, Jakarta Barat. Dia mengaku merantau ke Jakarta sejak berusia belia. Pria asal Slawi, Tegal, Jawa Tengah ini berharap kehidupan yang layak sekaligus mencukupi sandang, pangan dan papan sanak keluarganya di kampung halaman. Dia keukeuh terus bekerja karena sopir Bemo sudah menjadi mata pencahariannya sejak lama. Kendati setiap hari badannya harus berpeluh debu di bawah terik matahari ibu kota, Asyikin tidak pernah lelah memacu besi tuanya. Dia mengaku, setiap hari berangkat dari rumahnya menuju pangkalan di Jalan Olimo, Taman Sari, Jakarta Barat, pada pukul 05.00 WIB pagi dan pulang menjelang matahari kembali ke peraduan. Di sana, Asyikin bersama puluhan sopir bemo lainnya berkumpul mengais rupiah. Ia menyewa Rp70 ribu per hari, pendapatan yang diterimanya tidak menentu paling besar bisa mencapai Rp50 ribu lebih. Para sopir angkutan bemo di sini juga tidak merasa tersaingi. Banyak warga yang memanfaatkan bemo. Trayek bemo bapak Asyikin dari Jalan Olimo sampai Jalan Pintu Air. Tarifnya dua ribu rupiah sekali jalan. Entah sampai kapan Asyikin menarik Bemo untuk menyambung hidup di tengah kerasnya kehidupan ibu kota.
Disisi lain, bapak Asyikin selalu berharap, agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih memperhatikan lagi nasib ratusan sopir bemo di Jakarta. Karena masyarakat Jakarta masih membutuhkankendaraan roda tiga ini dijalanan. "Saya berharap agar Pak Jokowi dapat memperhatikan nasib kami. Karena kami tidak tahu sampai kapan akan terus narik bemo," pinta Asyikin. Pak Jokowi, tertarikkah Anda naik bemo blusukan berkeliling Jakarta?

Fauzia Firdawati_Tugas 7_Laporan Penelitian 3

Fauzia Firdawati

1113054100006

Laporan Penelitian 3

Sinetron Merubah Perilaku Remaja

I.       Pendahuluan

a.      Latar Belakang

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yangberjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

 

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved , Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

 

 Dunia hiburan memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab manusia dalam hidupnya membutuhkan hiburan. Setelah otak manusia bekerja dengan logika dalam waktu yang lama, maka manusia memerlukan hiburan untuk meregangkan otak dan menyegarkan pikiran sehingga dapat bekerja kembali dengan optimal. Oleh karena itu menusia memerlukan hiburan.

 

Dewasa ini berbagai macam hiburan ditawarkan. Salah satu cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah menonton televisi. Mulai dari anak-anak, remaja, dan para orang tua banyak yang menghabiskan waktu luangnya untuk menonton televisi. Sebab hampir di setiap rumah warga Indonesia memiliki televisi.

 

Televisi menayangkan berbagai acara yang dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. Seperti sinetron, komedi, film, kuis, reality show, dan lain-lain. Dari tayangan-tayangan tersebut yang paling banyak ditayangkan adalah sinetron. Para penggemar sinetron terutama kaum hawa merasa terhibur dan puas dengan sinetron yang ditayangan hampir setiap hari. Bahkan hampir semua stasiun televisi swasta menayangkan sinetron. Namun masih ada satu atau dua stasiun televisi swasta yang tidak menayangkan sinetron.

 

Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan. Kaum remaja menjadi sasaran empuk penikmat sajian ini. Hal ini tidak mengherankan karena masa remaja adalah masa puber. Masa dimana mengenal cinta dengan lawan jenis. Oleh karena itu cerita sinetron di Indonesia lebih didominasi dengan percintaan di kalangan remaja.

 

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut Jika tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.

 

Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan mental remaja menjadi rusak. Oleh karena itu untuk mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi untuk mengatasinya. Solusi yang melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini. Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. 

 

·         Pentingnya Penelitian

Perubahan sikap, tingkah laku remaja di masa modern ini, banyak dipengaruhi oleh sinetron – sinetron yang hampir setiap hari mereka tonton. Bukan berubah ke arah positif justru lebih ke arah negative. Hal ini berpengaruh pada masa depan remaja nantinya. Namun, hiburan dari  televisi yang salah satunya sinetron tidak dapat dihindari oleh kebanyakan remaja. "Sekali nonton jadi penasaran nantinya." Oleh karena itu, hal ini penting untuk di teliti.

·         Asumsi

Keluhan masyarakat terhadap perubahan sikap pada anak remaja zaman sekarang yang dipengaruhi oleh sinetron – sinetron dengan karakter dan jalur cerita yang tidak mendidik.

 

b.      Teori Penelitian

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Emile Durkheim, karena subjek yang di teliti adalah kelompok orang tua dan menggunakan cara observasi, serta menghasilkan output dengan bentuk narasi atau sebuah penjelasan yang dihasilkan dari observasi yang sudah dilakukan.

 

c.       Metode Penelitian

v  Kualitatif

Penggunaan metode kualitatif berdasarkan observasi yang dilakukan ini karena ingin mengetahui bagaimana orang tua menyikapi perubahan perilaku anak – anak mereka yang disebabkan oleh sinetron atau tontonan dari televisi yang kenyataannya tidak banyak mengubah perilaku remaja ke arah yang positif namun justru banyak ke arah negative. Sehingga, dapat diketahui bagaimana jalan keluar agar perubahan tersebut tidak menjadi sesuatu yang buruk dan dapat merugikan banyak orang.

 

d.      Rumusan Masalah

1.       Bagaimana orang tua menyikapi sinetron – sinetron yang dapat mengubah perilaku, sikap anak – anak mereka?

2.       Bila sudah terlanjur, bagaimana orang tua menyikapi perubahan yang ada dalam perilaku anak – anak mereka karena sinetron?

II.     Laporan Penelitian

v  Pertanyaan

1.       Apa yang di tonton anak – anak ibu?

2.       Bagaimana menurut ibu tontonan zaman sekarang?

3.       Adakah perubahan dalam perilaku anak ibu setelah menonton?

4.       Bagaimana ibu menyikapi perubahan yang terjadi?

 

v  Jawaban

Tontonan yang kebanyakan ditonton oleh remaja dari orang tua yang saya wawancara adalah reality show dan sinetron. Sinetron remaja dewasa ini, banyak mengangkat tema percintaan atau bahkan permusuhan. Hal – hal tersebut yang membuat kebanyakan remaja mencontoh karakter yang dimainkan dalam sinetron. Bukan bersahabat justru bermusuh – musuhan. Hal negatif yang di contohkan para pemain bisa jadi hal buruk dalam kehidupan remaja.

 

Pelarangan yang sudah dilakukan orang tua bahkan tidak diacuhkan anak – anak karena sudah tenggelam oleh cerita sinetron. Kesalahan yang dapat merubah sikap remaja ini terletak dari orang tua yang awalnya membebaskan anaknya menonton apa saja yang mereka suka tanpa memilah mana yang baik mana yang buruk. Namun, apabila sudah terlanjur hal ini dapat dirubah dengan memfasilitasi anak – anak dengan media televisi kabel yang menayangkan acara – acara yang positif.

 

Perubahan yang terjadi dalam remaja dapat disikapi dengan banyak menasihati dan mengajari yang lebih positif. Seperti mengajarkan sopan santun dalam berbicara dengan orang yang lebih tua atau menyayangi pada yang lebih muda. Serta mengajarkan bagaimana menahan emosi apabila mengahadapi suatu hal yang menjengkelkan. Dimulai dari hal – hal yang kecil maka akan membuahkan hasil yang besar dan bermanfaat.

 

v  Narasumber

1.       Nama              : Susi

Umur              : 32 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

2.       Nama              : Fitri

Umur              : 27 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

III.  Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa dimana kebanyakan anak – anak yang sedang mencari jati diri dan mudah terpengaruh dari hal – hal yang bersifat mempengaruhi. Perubahan yang terjadi dalam diri remaja banyak dipengaruhi oleh tontonan seperti sinetron menjadi hiburan mereka sehari – hari. Hal tersebut termasuk salah satu permasalahan yang mengkhawatirkan orang tua karena bisa saja mempengaruhi masa depan mereka yang bisa buruk karena hal kecil. Maka dari itu, orang tua agaknya memperhatikan apa yang di tonton oleh anak – anak mereka terutama pada masa remaja. Dan juga memberikan alternatif lain supaya tidak menonton sinetron yang dapat merubah perilaku mereka. 

Noor Rachmawaty_Tugas 7_TOR dan HASIL PENELITIAN

NOOR RACHMAWATY

1113054100036

KESEJAHTERAAN SOSIAL 2A

 

TEMA : WANITA  MENJADI OBJEK PENYIMPANGAN  SOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Maraknya angkutan bus dijalanan semakin tidak terkendali akhirnyapun banyak sekali penyimpangan sosial yang terjadi dijalanan. Penyimpangan sosial perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Bruce J. Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah nya tetapi menurut pengertian umum nya yaitu  melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi. Contoh nya seperti seorang wanita yang menjadi kenek atau kondektur bus metro mini. Faktor seorang wanita yang melakukan penyimpangan tersebut karna ada nya faktor ekonomi yang sangat mendesak sekali sehingga seorang wanita nekat melakukan menjadi kondektur bus metro mini. Penyimpangan sosial ini sudah banyak sekali terjadi khusus nya di ibu kota Jakarta.

 

II. MENGAPA PENELITIAN ITU PENTING?

Saya menganggap penelitian ini penting karena dampak dari pekerjaan ini sangat tidak bagus dan memungkinkan untuk dikerjakan oleh seorang wanita dan resiko bahaya nya itu juga sangat mengkhawatirkan.

 

III. ASUMSI

Terjadinya penyimpangan sosial pada wanita ini membuat keresahan pada sejumlah pihak keluarga dan penumpang karena ketidak cemasan mental dan fisik si kondektur wanita ini.

 

 

IV. TEORI SOSIOLOGI YANG DI GUNAKAN

Teori yang saya gunakan dalam penelitian kali ini adalah menggunakan teori Max Weber dimana teori itu menjelaskan bahwa berusaha memperkenalkan pendekatan pemahaman, tujuan, kepercayaan, menelusuri nilai dan sikap yang menjadi penuntun perilaku masyarakat yang melahirkan interaksi sosial. Dalam penelitian kali ini saya menggunakan metode weber yaitu metode observasi.

 

V. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Apa yang menyebabkan terjadinya kondektur wanita pada bus metro mini?

2. Apa tanggapan dari kondektur wanita bus metro mini?

 

VI. AREA RISET

Penelitian ini terjadi di kawasan daerah Blok M Jakarta Selatan

Objek yang dituju adalah salah satu bus metro mini 610 jurusan pondok labu blok m

Narasumber nya  yaitu salah satu kondektur wanita bus metro mini 610

 

VII. METODE YANG DI GUNAKAN

Dalam penelitian kali ini saya menggunakan metode kualitatif yaitu metode yang mengutamakan bahan atau informasi yang nantinya akan diuji berdasarkan tingkat kualitas data. Metode ini juga lebih mengutamakan cara kerja yang nyata lalu dijabarkan secara urut atau beraturan. Metode ini dipergunakan apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran-ukuran lain. Metode kualitatif ini juga lebih mengutamakan bahan atau hasil penelitian yang sulit untuk diukur dengan angka-angka atau ukuran yang lain meskipun kejadian-kejadian itu terjadi nyata didalam masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

VIII. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Nama ibu siapa?

2. Umur ibu berapa?

3. Mengapa ibu nekat melakukan pekerjaan yang membahayakan ini?

4. Berapa penghasilan ibu perbulan?

5. Apa keluh kesah ibu menjadi kondektur bus metro mini ini?

6. Apakah ada rasa malu ibu menjadi kondektur bus metro mini ini?

7. Menurut ibu apa keuntungan ibu menjadi kondektur bus metro mini ini?

8. Kalau boleh tau ibu mempunyai anak dan suami berapa?

9. Ibu tinggal dimana?

10. Mengapa ibu memilih untuk menjadi kondektur bus dibanding menjadi ibu rumah tangga?

11. Kalau ibu sedang menjadi kondektur bus seperti ini lalu anak ibu bagaimana?

 

IX. JAWABAN HASIL PENELITIAN

Nama saya ibu rosmiyati, umur saya alhamdulilah umur saya saat ini menginjak 38 tahun. Saya melakukan pekerjaan yang bisa dibilang sangat extream atau membahayakan ini karena adanya tuntutan keluarga dan ekonomi yang  mendesak, suami saya sakit keras dirumah sedangkan di sisi lain saya harus  membiayakan kedua anak saya yang masih sekolah dan mencari uang untuk biaya pengobatan suami saya. Penghasilan saya setiap bulan rata-rata alhamdulilah 2.000.000 perbulannya. Keluh kesah saya selama menjadi kondektur bus ini adalah debu yang betebaran dimana-mana lalu panasnya hidup dijalanan kendaraan yang melintas dimana-lama lalu dengan kadang penuhnya penumpang bus sehingga saya harus berdesak-desakan dengan para penumpang lainnya untuk menarikan ongkos penumpang. Ya, dulu saya merasa malu menjadi kondektur bus metro mini ini karena memang tidak pantas seorang wanita yang harusnya bekerja dirumah mengurus anak dan suami sekarang saya malah lebih memilih hidup dijalanan tetapi malah rasa malu itu yang membuat saya menjadi kuat untuk lebih semangat mencari sesuap nasi dan uang demi menafkahi keluarga saya. Keuntungan  menjadi kondektur bus seperti ini kalau di ambil dari sisi positifnya sangat banyak seperti kita lebih bisa mengenal masyarakat lalu mengajarkan kita untuk disiplin pentingnya menghargai waktu. Saya mempunyai 2 anak perempuan yang satu berumur 10 tahubn dan yang satu berumur 5 tahun dan saya mempunya 1 orang suami yang begitu menyayangi saya dan anak-anak saya. Saya tinggal di daerah ciledug tepatnya di dekat itc cipulir. Saya memilih menjadi kondektur bus metro mini seperti ini karena saat saya mencari pekerjaan seperti menjadi tukang cuci baju itu tidak ada dan saya juga kepept di biaya kehidupan karena menjadi kondektur bus yang paling mudah di dapati maka saya memilih menjadi kondektur bus saja. Kalau saya sedang bekerja ya paling anak-anak saya dirumah terutama yang paling kecil yang berumur 5 tahun ini merawat ayahnya yang sedang sakit lalu yang pertama yang berumur 10 tahun ini bersekolah.

 

 

 

X. PROFIL NARASUMBER

NAMA : IBU SUMIYATI

UMUR : 38 TAHUN

PEKERJAAN : KONDEKTUR BUS METRO MINI

Ridwan Efendi_Tugas7_TOR dan Hasil Penelitian Tema ke-3

Tema : Pembangunan Perumahan membuat Lahan Pertanian dan Perkebunan Berkurang
1.      Latar Belakang
Maraknya pembangunan yang dilakukan di daerah pedesaan khususnya desa bedahan, kec.sawangan, kota depok. Baik pembangunan perumahan, perkantoran, ruko-ruko, dan pembangunan yang lainnya. Akibatnya masyarakat desa kehilangan lahan pertanian dan perkebunan yang merupakan sumber penghasilan masyarakat desa ini.
Sehingga julukan kota pertanian yang selama ini melekat pada Kota Depok, kini hanya isapan jempol semata. Pasalnya, banyak lahan pertanian dan perkebunan yang ada seperti menghilang tergerus oleh banyaknya pembangunan perumahan. Akibatnya sentra pertanian berupa buah-buahan, sayur mayur, hingga beras pun harus diimpor dari berbagai wilayah di Indonesia.
2.      Pertanyaan Penelitian
a.       Apa sebab dan akibat dari maraknya pembangunan perumahan di desa?
b.      Bagaimana kondisi saat ini setelah banyaknya pembangunan perumahan?
3.      Metode Penelitian
Metode yang digunakan ialah metode Kualitatif. Karena datanya berdasarkan cara kerja dan cenderung menggunakan analisis dan tidak menggunakan uji statistik atau menghitung.
Pengamatan tentang individu, suatu kelompok masyarakat ataupun lembaga-lembaga. Yang digunakan dalam metode ini ialah wawancara, pertanyaan-pertanyaan, dan keterlibatan juga peneliti dalam kehidupan sehari-hari dengan apa yang diamati.
4.      Teori
Menurut Max Weber sebuah tindakan manusia dapat berubah makna menjadi sebuah bentuk tindakan yang bermakna social, manakala tindakan itu ditujukan pada orang lain. Tindakan yang bermakna sosial itu dalam bahasa yang lebih khusus oleh Max Weber disebutnya sebagai tindakan sosial. Tindakan ini terjadi dibawah pengaruh keadaan emosional seseorang. Sama seperti tindakan tradisional, tindakan afektif juga memiliki sifat naluriah, tidak sadar atau tidak dapat dimengerti dan hanya dapat dijelaskan oleh psikologi dan psikoanalisa. Tindakan afektif ditandai dengan fakta bahwa tindakan tersebut tidak membawa tujuan untuk berakhir, tetapi sebagai tujuan itu sendiri dan murni untuk kepentingan dirinya sendiri. Tindakan ini juga bersifat irrasional.
5.      Area Riset
Penelitian dilakukan di daerah Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini didapatkan setelah mengamati beberapa tempat dan juga mewawancarai beberapa masyarakat sekitar.
Hasil Penelitian
Pertanyaan Lapangan Penelitian :
a.       Apa penyebab dari maraknya pembangunan perumahan?
b.      Apa saja akibat dari maraknya pembangunan terhadap warga desa?
c.       Bagaimana kondisi ekonomi yang ada sekarang dalam kehidupan sehari-hari?
d.      Apa upaya yang bisa dilakukan oleh warga dalam menangani kondisi saat ini?
Jawaban Penelitian Lapangan :
Penyebab dari maraknya pembangunan yang banyak terjadi dibeberapa tahun belakangan di daerah ini lantaran geliatnya pembangunan yang digalakan oleh Pemerintah Kota Depok, baik pembangunan perumahan, perkantoran, pusat belanja, ruko-ruko, dan pembangunan yang lainnya. Akibatnya banyak warga yang kehilangan lahan pertanian dan perkebunan yang merupakan sumber penghasilan mata pencaharian warga di sini. Bahkan, pertanian berupa buah-buahan, sayur mayur, hingga yang lainnya sudah sangat sedikit lantaran lahannya yang semakin berkurang.
Kondisi ekonomi yang ada pun terpengaruh, seperti pendapatan para warga yang memanfaaatkan lahan pertanian dan perkebunan mengalami berkurangnya penghasilan untuk kehidupannya bersama keluarganya. Upaya yang dapat dilakukan oleh kebanyakan warga sekarang adalah dengan cara memanfaatkan lahan pertanian dan perkebunan yang ada dengan sebaik mungkin, serta dengan cara mengolahnya dengan baik agar lahan tersebut dapat terawat dan tidak sia-sia.
Narasumber :
1.      Nama         : Jamhur
Usia           : 52 tahun
Pekerjaan   : bertani dan beternak
2.      Nama         : Sandy
Usia           : 23 tahun
Pekerjaan   : Karyawan
 
Nama   : Ridwan Efendi
NIM    : 1113054100020
Kelas   : Kessos 2A

Cari Blog Ini