Minggu, 13 September 2015

Mir'atun Nisa_perubahan sosiaol dan perilaku kesehatan masyarakat_tugas ke 1

Perubahan Sosial Dan PErilaku Kesehatan Masyarakat
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya menyangkut hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakai interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkap oleh satu faktor saja.
Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks. Tentang perubahan sosial ini, beberapa sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosial tersebut, adalah sebagai berikut :
Pengertian Perubahan Sosial Menurut Ahli
  1. William F.Ogburn mengemukakan bahwa "ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial".
  2. Kingsley Davis mengartikan "perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat".
  3. MacIver mengatakan "perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial".
  4. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan "perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat".
  5. Samuel Koenig mengatakan bahwa "perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia".f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah "segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat".
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkung an, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya[1]
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi antara manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi  dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik separti iklim, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Perilaku yang terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan respon yang merupakan faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya tempat seseorang tersebut berada. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.
Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimilus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon (teori Skinner atau teori Stimulus-Organism-Response). Berdasarkan teori S-O-R perilaku manusia dikelompokan menjadi dua, yaitu  perilaku tertutup dan perilaku terbuka.Perilaku tertutup (covert behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar.
 adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan tindakan.[2]
 


[1][1] http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
[2] http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/perilaku-kesehatan-masyarakat.html

sarah Fauziah Audina_Perubahan Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat_Tugas ke 1

Nama: Sarah Fauziah Audina

PMI 5 (Kesehatan Lingkungan)

Perubahan Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan masyarakat itu meliputi nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, norma-norma sosial, lapisan-lapisan dalam masyarakat, susunan lembaga kemasyarakatan, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.

Perubahan sosial menurut para ahli:

·         Gillin: suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologis maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat

·         Samuel Koening: merupakan modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi ini terjadi karena faktor internal (dari dalam) maupun faktor eksternal (dari luar).

·         Selo Soemardjan: segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.

Sementara itu ciri-ciri perubahan sosial diantaranya ialah :

1.      Ciri-ciri perubahan sosial yang pertama tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya yang disebabkan setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2.      Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3.      Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri

4.      Perubahan yang tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

5.      Perubahan sosial yang secara tipologis dapat dikategorikan sebagai proses sosial, segmentasi, perubahan struktural, dan perubahan struktur kelompok.[1]

Sementara itu definisi kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisieni dengan menggerakan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari, oleh, dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan[2].


Perilaku kesehatan memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga yang menjadi faktor utama ialah masalah kesehatan sebagai akibat masih rendahnya pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Proses terbentuknya sebuah perilaku kesehatan masyarakat yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan  yang diperoleh dari pendidikan kesehatan.

Sikap setuju terhadap suatu perilaku kesehatan masyarakat dapat terbentuk bila pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang dilandasi motif. Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat.

Faktor rendahnya tingkat  kesehatan masyarakat akibat perubahan sosial yang terjadi di masyarakat meliputi :

1.      Masalah kesehatan lingkungan: merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga berperilaku positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masayarakat yang optimum pula.

2.      Penyehatan lingkungan pemukiman: pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan populasi lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta masalah kesehatan. Tidak terpenuhinya syarat rumah sehat dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental maupun sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial.

3.      Penyediaan air bersih: kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, madi, masak dan mencuci. Sumber-sumber air tersebut memiliki karateristik masing-masing yang membutuhkan pengelolaan sederhana sampai modern agar layak diminum. Tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit gigi dan mulut, dan lain-lainnya.

4.      Pengelolaan limbah sampah: pengelolaan limbah dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan masyarakat. Pengelolaan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi syarat agar tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta menimbulkan polusi bau dan mengganggu estetika.  

Karena menurut Gillin perubahan sosial ialah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologis maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. 4 fator diatas ialah perubahan sosial yang terjadi karena saat ini kondisi geografis di indonesia telat mengalami perubahan yang sangat jauh dari sebelumnya. Banyaknya pembangunan yang dilakukan saat ini tidak mementingkan fator kesehatan padahal kesehatan masyarakat dimulai dari lingkungan yang sehat dan karena saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan secara gratis masyarakat merasa tidak peduli lagi dengan lingkungan yang sehat. Padahal masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibawah standar.

Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggerakan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugasan kesehatan. Upaya merubah perilaku kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

·         Dra Mundiatun, M.Si dan drs. Daryanto. 2015. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

·         www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-ciri-danbentukperubahan.html?m=1 Diakses pada 13 September 2015. Pukul 20.00



[2] Dra Mundiatun, M.Si dan drs. Daryanto. 2015. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal 85

Nur syamsiyah_Sosiologi Kesehatan_tugas 1

Perubahan Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat. Perubahan sosial merupakan salah satu kajian ilmu sosiologi. Perubahan sosial mencakup perubahan pada norma-norma sosial, nilai-nilai sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, susunan kekuasaan, dan wewenang. Menurut Prof. Selo Soemardjan:
"Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya".
Emile Durkheim:
"Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik".

Dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi dalam suatu lingkungan sosial yang meliputi berbagai unsur dan menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem sosial dalam lingkungan tersebut. Perubahan Sosial meliputi perubahan struktur dan fungsi masyarakat, termasuk diantaranya nilai–nilai sosial, norma, dan berbagai pola dalam kehidupan manusia.

Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya periaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya.

Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan tindakan.

Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive), domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor).

Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.

Terdapat beberapa teori determinan perilaku, atau faktor yang menentukan atau membentuk perilaku menurut misalnya teori Green, dan teori WHO. Berdasarkan teori Green (didasarkan pada masalah kesehatan), membedakan dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku  (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors ). Sedangkan faktor pembentuk perilaku, antara lain : Predisposing factors, adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor berikutnya adalah enabling faktor, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumberdaya. Sedangkan faktor terakhir berupa faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.

Sedangkan menurut teori WHO, beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) atau pertimbangan pribadi seseorang terhadap objek atau stimulus. Faktor selanjutnya adalah faktor  personal references, faktor sumber daya (resourcesserta faktor sosial budaya (culture) setempat.

Martini_ Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial_ Tugas 2

Nama   :Martini

NIM    :11150510000009

Kelas   : KPI 1A

 

KOMUNITAS, ORGANISASI, DAN KELOMPOK SOSIAL

 

Sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat lepas dari intertaksi dengan orang lain. Berinteraksi dan bersosialisasi merupakan kebutuhan dasar yang telah ada pada diri setiap manusia sejak lahir ke dunia. Dalam berinteraksi, kita memerlukan kebersamaan dan kekompakan untuk menjaga kerukunan satu sama lain. Hal ini sangat penting artinya dalam menjaga hubungan interaksi sosial agar dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari berbagai konflik. Saling pengertian antar individu mutlak diperlukan untuk mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam suatu masyarakat.

Ada beberapa cara untuk mempererat kebersamaan dan kekompakan yang dapat kita lakukan, diantaranya adalah melalui komunitas dan organisasi. Kedua hal ini memiliki peran penting untuk memupuk kebersamaan dan kekompakan bagi anggotanya.

 

A.      Penertian Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial dalam Perspektif Sosiologi

Istilah kata komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berasal dari kata communis yang artinya masyarakat, publik, atau banyak orang. Komunitas berarti kumpulan beberapa individu. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Soenarno (2002) mendefinisikan komunitas sebagai sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Sedangkan menurut Kertajaya Hermawan (2008), komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, di mana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest (ketertarikan) atau values (nilai-nilai).

Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dalam suatu wadah tertentu dan biasanya bersifat formal serta bernaungan hukum. Suatu organisasi dibentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan bukan hanya kepuasan indvidual, tetapi kepuasan dan manfaat bersama.

Kalau berbicara tentang organisasi, maka sebagian dari para ahli berpendapat bahwa organisasi ditinjau dari segi etimologis (bahasa) berasal dari kata 'organ' yang berarti susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan. Jika ditinjau dari terminologi (istilah) sebagaimana dikemukakan oleh James D Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

            Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Sedangkan menurut George Homans, kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik.

           

 

B.       Persamaan dan Perbedaan Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial

 

Baik komunitas, organisasi, maupun kelompok sosial tentu mempunyai anggota yang menyadari akan perannya dalam kelompok tersebut. Keanggotaan didasari karena adanya kesamaan antar anggota hingga membentuk sebuah perkumpulan. Kesamaan tersebut baik berupa hobi, pekerjaan, atau hal-hal lainnya. Terbentuknya kelompok juga tentu karena tiap-tiap anggota mempunyai tujuan yang sama.

Namun antara komunitas dan organisasi memiliki perbedaan dari segi formalitas. Komunitas lebih bersifat informal dan cenderung bebas karena hanya sekedar ekspresi jiwa. Komunitas tidak perlu memiliki badan hukum atau legalitas, sekretariat yang tetap serta anggaran dasar dan rumah tangga, ketiga hal ini hanya diperuntukan bagi sebuah organisasi.

 

 

C.      Contoh Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

 

1)                  Komunitas:

§  Komunitas Pecinta Alam

§  Komunitas Pecinta Sepeda Ontel

§  Jakmania (Komunitas Pecinta Persija)

§  Smash Blast (Komunitas Pecinta Smash)

2)                  Organisasi

§  Organisasi Karang Taruna

§  Organisasi Siswa Intra Sekolah

§  Organisasi Remaja Masjid Fathullah

§  PKK

3)                  Kelompok Sosial

§   Kelompok belajar Sosiologi

§   Kelompok Sosial Peduli Kanker

 

 

D.      Sumber

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

 

Atikah Rahmah jurnalistik 1 B "KOMUNITAS, ORGANISASI, dan KELOMPOK SOSIAL"


Ilsya Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial tugas 2

Nama   : Muhammad Aulia Ilsya

NIM    : 11150510000019

Tema   : Komunitas, Organisasi, dan Kelompok Sosial

Tugas 2

1)      Definisi Komunitas, Organisasi dan Kelompok Sosial dalam perspektif sosiologi

A.    Komunitas

Istilah komunitas atau Community diambil dari  bahasa latin (communire) yang berarti kelompok atau perkumpulan. Dan dapat diartikan sebagai "masyarakat setempat". Apabila anggota-anggota kelompok tersebut, kecil maupun besar hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan  bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut maka ini yang disebut sebagai komunitas. Dapat disimpulkan secara singkat bahwa komunitas adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu dengan dasar-dasar lkalitas dan perasaan. Unsur-unsur komunitas antara lain :

a)      Seperasaan

b)      Sepenanggungan

c)      Saling memerlukan

B.     Organisasi

Organisasi adalah suatu kelompok orang yang ada dan bekerja dalam suatu lingkup tertentu untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama  pula. Hidup organisasi biasanya lama, walaupun terjadi perubahan-perubahan tapi tanpa mengubah identitas yang menjadi strukturnya. Usaha-usaha kolektif para anggota organisasi disebut sebagai melakukan hal-hal yang bersifat formal. Kelompok formal merupakan organisasi kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk dtaati serta mengatur hubungan antar anggota. Karena merupakan organisasi yang resmi maka dengan sendirinya dikenal adanya struktur organisasinya, sehingga terdapat hierarki diantara anggota-anggotanya oleh karena itu terdapat pembatasan tugas dan wewenang. Karakterisitik organisasi menurut Schein adalah memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya. Adapun ciri-ciri dari sebuah organisasi adalah:
a)Adanya komponen (atasan dan bawahan).
b) Adanya kerjasama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang).
c) Adanya tujuan.
d) Adanya sasaran.
e) Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
f) Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.

C.    Kelompok Sosial

Kelompok-kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan individu-individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal balik yang cukup intensif dan teratur, sehingga adanya pembagian tugas, struktur dan norma norma tertentu yang berlaku bagi mereka. Kelompok sosial yang paling sederhana yaitu keluarga dan hampir semua manusia pada mulanya menjadi anggota kelompok kleuarga. Walaupun setiap saat para anggotanya menyebar, tetapi mereka pada saat saat tertentu berkumpul kembali dan saling bertukar pengalaman, sehingga pada akhirnya dalam keluarga akan terjadi perubahan - perubahan. Oleh sebab itu, maka kelompok-kelompok sosial itu akan mengalami perubahan - perubahan, baik dalam bentuk maupun aktivitasnya. Menurut George Homans Kelompok sosial yaitu kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi & memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi & berhubungan timbal balik. Dengan kata lain,  setiap kumpulan individu tak dapat disebut kelompok sosial selama belum memenuhi syarat-syarat berikut:

a)      Setiap individu harus merupakan bagian dari kesatuan sosial

b)      Terdapat hubungan timbal balik

c)      Adanya kesamaan faktor yang dapat mempererat hubungan kelompok

d)     Memiliki pola perilaku

e)      Berproses

2)      Perbedaan dan Persamaan antara Komunitas, Organisasi dan Kelompok Sosial

Persamaan

Persamaan komunitas, organisasi maupun kelompok sosial yaitu sama-sama melibatkan individu dengan individu lainnya, sama - sama sekumpulan manusia yang mempunyai tujuannya masing - masing. Jadi antar ketiga itu saling mempunyai hubungan yang signifikan karena tidak bisa hanya individu saja yang terlibat. Sebagai makhluk sosial manusia pastinya terlibat dalam tiga cakupan tersebut.

Perbedaan

Perbedaan komunitas, organisasi dan kelompok sosial yaitu terletak pada tujuannya misalkan komunitas itu bertujuan sekedar ekspresi jiwa, tergantung chemistry anggota-anggotanya. Sedangkan organisasi bertujuan yang sama dalam suatu wadah tertentu dan biasanya bersifat formal serta bernaungan hukum. Kelompok sosialpun bertujuan untuk mengabungkan suatu manusia dalam suatu wadah.

 

3)      Contoh Komunitas, Organisasi dan Kelompok Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

a.      Komunitas

- Komunitas pencinta basket

- Komunitas sepeda

- Komunitas pencinta alam

- Masyarakat Situ Gintung

- Suku Bangsa

b.      Organisasi

- OSIS

- PSSI

- FORSA

- DEMA

- Karang Taruna

- PBB

- ASEAN

c.       Kelompok Sosial

- Kerumunan

- Paguyuban

- Kelompok Ronda

- Keluarga

- Kelompok Bermain

- Kelompok Belajar

- Patembayan

Sumber:  Narko,Dwi-Suyanto Bagong. 2007. SOSIOLOGI Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Perdana Media

 

 

 

 

 

Cari Blog Ini